penerbit alquran

Janji Surga Bagi Orang Mukmin dalam Surat At Taubah Ayat 72

Penerbit Alquran, Janji Surga Bagi Orang Mukmin dalam Surat At Taubah Ayat 72 — Surat At Taubah merupakan surat ke-9 dalam Al Quran. Surat ini termasuk dalam kategori surat Madaniyah yang terdiri dari 129 ayat.

Dalam surat ini, Allah menyampaikan berbagai petunjuk, peringatan, dan janji bagi umat Islam. Ayat 72 menjadi salah satu puncaknya dengan memberikan janji surgawi bagi orang mukmin. Ayat ini menggambarkan pahala luar biasa bagi mereka yang sungguh-sungguh beriman dan teguh dalam kepercayaan mereka kepada Allah.

Baca Juga Artikel : Segala Penyakit Ada Obatnya

Bacaan Surah At Taubah Ayat 72 Dan Terjemahan

وَعَدَ ٱللَّهُ ٱلْمُؤْمِنِينَ وَٱلْمُؤْمِنَٰتِ جَنَّٰتٍ تَجْرِى مِن تَحْتِهَا ٱلْأَنْهَٰرُ خَٰلِدِينَ فِيهَا وَمَسَٰكِنَ طَيِّبَةً فِى جَنَّٰتِ عَدْنٍ ۚ وَرِضْوَٰنٌ مِّنَ ٱللَّهِ أَكْبَرُ ۚ ذَٰلِكَ هُوَ ٱلْفَوْزُ ٱلْعَظِيمُ

Artinya: Allah menjanjikan kepada orang-orang mukmin, lelaki dan perempuan, (akan mendapat) surga yang dibawahnya mengalir sungai-sungai, kekal mereka di dalamnya, dan (mendapat) tempat-tempat yang bagus di surga ‘Adn. Dan keridhaan Allah adalah lebih besar; itu adalah keberuntungan yang besar.

Janji Surga Bagi Orang Mukmin dalam Surat At Taubah Ayat 72

Allah SWT menjanjikan surga bagi orang-orang mukmin, baik lelaki maupun perempuan, yang benar-benar mantap dalam iman mereka. Surga tersebut digambarkan sebagai tempat yang luar biasa indah, di mana sungai-sungai mengalir di bawahnya. Keindahan dan kelimpahan surga yang Allah janjikan kepada mereka tidak terhingga.

Asbabun Nuzul Surat At Taubah Ayat 72

Surat At Taubah Ayat 72 turun sebagai respons terhadap perasaan dan situasi yang dihadapi oleh sejumlah sahabat Rasulullah, terutama para perempuan mukmin, setelah kemenangan besar dalam Perang Tabuk. Mereka memiliki keimanan yang kokoh dan menghadapi tantangan besar dalam mendukung misi Islam. Dalam kondisi sulit itu, Allah memberikan janji surga yang abadi kepada mereka sebagai bentuk penghargaan atas keimanannya yang teguh dan pengorbanan mereka dalam menegakkan agama Allah.

Kandungan Surat At Taubah Ayat 72

Kandungan ayat ini memaparkan janji Allah untuk memberikan surga kepada para mukmin yang memiliki keimanan yang kuat, baik laki-laki maupun perempuan. Surga tersebut dihiasi dengan sungai-sungai yang mengalir, menawarkan keindahan dan kenikmatan yang tak terbayangkan. Pada tingkat yang lebih mendalam, ayat ini menekankan bahwa nikmat surga tidak hanya bersifat material, tetapi juga mencakup keridhaan Allah yang menjadi keberuntungan sejati. Kepastian akan kekekalan di dalam surga ‘Adn juga menggambarkan bahwa janji Allah adalah janji yang pasti dan kebahagiaan yang tak terhingga bagi mereka yang teguh dalam iman dan ketaqwaan.

Baca Juga Artikel : Bahaya Jika Tidak Ada Hafalan Al Quran Satu Pun di Dalam Hati

Penerbit Jabal Spesialis Menerbitkan Al Quran Sejak Tahun 2004

Informasi dan Pemesanan pemesanan silahkan klik “Chat Via WhatsApp” di bawah ini.

Lihat Juga Artikel Lainnya :

penerbit alquran

Perintah Mohon Pertolongan Allah dalam Surat At Taubah Ayat 40

Penerbit Al Quran, Perintah Mohon Pertolongan Allah dalam Surat At Taubah Ayat 40 — Kehidupan manusia sering kali diuji dengan berbagai cobaan yang dapat mengguncang iman dan keteguhan hati. Dalam menghadapi kesulitan, seorang Muslim diajarkan untuk senantiasa memohon pertolongan kepada Allah. Hal ini tercermin dengan jelas dalam Surat At Taubah ayat 40.

Baca Juga Artikel : Kandungan Quran Surat At-Taubah Ayat 105

Bacaan Surah At Taubah Ayat 40 Dan Terjemahan

اِلَّا تَـنۡصُرُوۡهُ فَقَدۡ نَصَرَهُ اللّٰهُ اِذۡ اَخۡرَجَهُ الَّذِيۡنَ كَفَرُوۡا ثَانِىَ اثۡنَيۡنِ اِذۡ هُمَا فِى الۡغَارِ اِذۡ يَقُوۡلُ لِصَاحِبِهٖ لَا تَحۡزَنۡ اِنَّ اللّٰهَ مَعَنَا‌ ۚ فَاَنۡزَلَ اللّٰهُ سَكِيۡنَـتَهٗ عَلَيۡهِ وَاَ يَّدَهٗ بِجُنُوۡدٍ لَّمۡ تَرَوۡهَا وَجَعَلَ كَلِمَةَ الَّذِيۡنَ كَفَرُوا السُّفۡلٰى‌ ؕ وَكَلِمَةُ اللّٰهِ هِىَ الۡعُلۡيَا ؕ وَاللّٰهُ عَزِيۡزٌ حَكِيۡمٌ

Artinya: Jika kamu tidak menolongnya (Muhammad), sesungguhnya Allah telah menolongnya (yaitu) ketika orang-orang kafir mengusirnya (dari Mekah); sedang dia salah seorang dari dua orang ketika keduanya berada dalam gua, ketika itu dia berkata kepada sahabatnya, “Jangan engkau bersedih, sesungguhnya Allah bersama kita.” Maka Allah menurunkan ketenangan kepadanya (Muhammad) dan membantu dengan bala tentara (malaikat-malaikat) yang tidak terlihat olehmu, dan Dia menjadikan seruan orang-orang kafir itu rendah. Dan firman Allah itulah yang tinggi. Allah Mahaperkasa, Mahabijaksana.

Perintah Allah untuk Memohon Pertolongan

Allah SWT memberikan perintah yang tegas untuk selalu memohon pertolongan kepada-Nya, terutama dalam situasi sulit dan penuh ujian. Dalam ayat tersebut, Allah menunjukkan bahwa ketika Rasulullah diusir oleh orang-orang kafir dari Mekah, Allahlah yang memberikan pertolongan-Nya. Bahkan, ketika Rasulullah berada dalam gua bersama sahabatnya, Allah menurunkan ketenangan dan membantu dengan bala tentara malaikat yang tidak terlihat oleh manusia.

Ayat 40 mengisahkan momen ketika Rasulullah dan sahabatnya bersembunyi dalam gua. Di tengah ketidakpastian dan ancaman dari orang-orang kafir, Rasulullah menghibur sahabatnya dengan mengatakan, “Jangan engkau bersedih, sesungguhnya Allah bersama kita.” Pada saat itulah Allah menurunkan ketenangan kepada Rasulullah dan membantu dengan bala tentara malaikat yang tak terlihat.

Kandungan Surat At Taubah Ayat 40

Ayat 40 dari Surat At Taubah menyoroti perintah tegas Allah untuk memohon pertolongan-Nya, khususnya dalam menghadapi cobaan hidup. Allah menceritakan pengalaman Rasulullah Muhammad SAW dan sahabatnya yang diusir dari Mekah oleh orang-orang kafir. Ketika keduanya bersembunyi dalam gua, Rasulullah menghibur sahabatnya dengan kata-kata yang penuh keyakinan, “Jangan engkau bersedih, sesungguhnya Allah bersama kita.” Dalam momen tersebut, Allah menurunkan ketenangan kepada Rasulullah dan membantu dengan bala tentara malaikat yang tidak terlihat oleh manusia. Ayat ini mencerminkan pesan kuat bahwa dalam setiap kesulitan, umat Muslim dianjurkan untuk berserah diri dan memohon pertolongan kepada Allah, yakin bahwa Dia senantiasa siap memberikan pertolongan kepada hamba-Nya yang taat dan percaya.

Baca Juga Artikel : Bahaya Jika Tidak Ada Hafalan Al Quran Satu Pun di Dalam Hati

Penerbit Jabal Spesialis Menerbitkan Al Quran Sejak Tahun 2004

Informasi dan Pemesanan pemesanan silahkan klik “Chat Via WhatsApp” di bawah ini.

Lihat Juga Artikel Lainnya :

penerbit alquran

Pahami Makna Kontrol Diri dalam Surah Al Anfal Ayat 72

Penerbit Al Quran, Pahami Makna Kontrol Diri dalam Surah Al Anfal Ayat 72 menyampaikan pesan penting bagi umat Islam mengenai menjaga amanah dan larangan berkhianat. Allah SWT dengan tegas melarang umatnya untuk tidak mengkhianati-Nya, Rasulullah, dan amanat-amanat yang dipercayakan kepada mereka. Mari kita telaah lebih lanjut kandungan ayat yang bermakna mendalam ini.

Baca Juga Artikel : Meningkatkan Keuntungan Dengan Menjual Al-Quran Penerbit Jabal

Bacaan Surah Al Anfal Ayat 72 Dan Terjemahan

اِنَّ الَّذِیۡنَ اٰمَنُوۡا وَ ہَاجَرُوۡا وَ جٰہَدُوۡا بِاَمۡوَالِہِمۡ وَ اَنۡفُسِہِمۡ فِیۡ سَبِیۡلِ اللّٰہِ وَ الَّذِیۡنَ اٰوَوۡا وَّ نَصَرُوۡۤا اُولٰٓئِکَ بَعۡضُہُمۡ اَوۡلِیَآءُ بَعۡضٍ ؕ وَ الَّذِیۡنَ اٰمَنُوۡا وَ لَمۡ یُہَاجِرُوۡا مَا لَکُمۡ مِّنۡ وَّلَایَتِہِمۡ مِّنۡ شَیۡءٍ حَتّٰی یُہَاجِرُوۡا ۚ وَ اِنِ اسۡتَنۡصَرُوۡکُمۡ فِی الدِّیۡنِ فَعَلَیۡکُمُ النَّصۡرُ اِلَّا عَلٰی قَوۡمٍۭ بَیۡنَکُمۡ وَ بَیۡنَہُمۡ مِّیۡثَاقٌ وَ اللّٰہُ بِمَا تَعۡمَلُوۡنَ بَصِیۡرٌ

(Innal-ladziina aamanuu wahaajaruu wajaahaduu biamwaalihim wa-anfusihim fii sabiilillahi waal-ladziina aawau wanasharuu uula-ika ba’dhuhum auliyaa-u ba’dhin waal-ladziina aamanuu walam yuhaajiruu maa lakum min walaayatihim min syai-in hatta yuhaajiruu wa-iniistansharuukum fiiddiini fa’alaikumunnashru ilaa ‘ala qaumin bainakum wabainahum miitsaaqun wallahu bimaa ta’maluuna bashiirun).

Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad dengan harta dan jiwanya pada jalan Allah dan orang-orang yang memberikan tempat kediaman dan memberi pertolongan (kepada Muhajirin), mereka itu satu sama lain saling melindungi.

Dan (terhadap) orang-orang yang beriman tetapi belum berhijrah, maka tidak ada kewajiban sedikit pun bagimu melindungi mereka, sampai mereka berhijrah.

(Tetapi) jika mereka meminta pertolongan kepadamu dalam (urusan pembelaan) agama, maka kamu wajib memberikan pertolongan kecuali terhadap kaum yang telah terikat perjanjian antara kamu dengan mereka. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.” (Q. Al Anfaal: 72)

Pahami Makna Kontrol Diri dalam Surah Al Anfal Ayat 72

Ayat ini menekankan pada nilai-nilai kejujuran, keadilan, dan integritas dalam kehidupan umat Islam. Allah mengingatkan bahwa orang-orang yang beriman harus memegang teguh amanah yang diberikan kepada mereka, baik berupa janji, kepercayaan, maupun tanggung jawab yang dipercayakan oleh sesama muslim.

Larangan berkhianat juga mencakup hubungan dengan Allah dan Rasul-Nya. Umat Islam diminta untuk tetap setia dan konsisten dalam mematuhi ajaran Islam, tidak boleh melanggar perintah-Nya, dan menjauhi segala bentuk kemunafikan atau penyimpangan dari jalan yang benar.

Asbabun Nuzul

Kisah Abu Lubabah dalam asbabun nuzul ayat ini memberikan pemahaman nyata bagaimana larangan berkhianat mengandung konsekuensi serius. Abu Lubabah melakukan kesalahan besar dengan memberikan informasi palsu kepada musuh. Ketika menyadari kesalahannya, ia mengikatkan diri sendiri dan bersumpah untuk tidak makan hingga mati atau taubatnya diterima oleh Allah.

Allah menunjukkan dalam kisah ini bahwa setiap perbuatan memiliki konsekuensi, dan taubat serta kejujuran adalah jalan untuk mendapatkan pengampunan-Nya.

Tafsir Muyassar

Tafsir Muyassar memberikan penjelasan mendalam terkait kandungan ayat. Orang-orang beriman yang berhijrah dan berjihad, bersama dengan mereka yang memberikan tempat kediaman dan pertolongan, saling melindungi satu sama lain. Bagi orang yang belum berhijrah, kewajiban untuk melindungi mereka muncul ketika ada permintaan pertolongan dalam urusan pembelaan agama.

Namun, perhatikan bahwa bantuan ini tidak berlaku bagi mereka yang telah melanggar perjanjian yang ada. Allah menegaskan bahwa segala perbuatan dilihat oleh-Nya dan akan dibalas sesuai dengan niat dan amalnya.

Kesimpulan

Surah Al Anfal ayat 27 memberikan pelajaran berharga tentang pentingnya menjaga amanah, tidak mengkhianati, dan konsisten dalam melaksanakan ajaran agama. Kisah Abu Lubabah menjadi cerminan bagi kita untuk senantiasa memegang teguh nilai-nilai kejujuran dan integritas. Sebagai umat Islam, mari kita terus berupaya memahami, mengamalkan, dan menyebarkan makna positif dari ayat ini dalam kehidupan sehari-hari. // Artikel Pahami Makna Kontrol Diri dalam Surah Al Anfal Ayat 72

Baca Juga Artikel : Bahaya Jika Tidak Ada Hafalan Al Quran Satu Pun di Dalam Hati

Penerbit Jabal Spesialis Menerbitkan Al Quran Sejak Tahun 2004

Informasi dan Pemesanan pemesanan silahkan klik “Chat Via WhatsApp” di bawah ini.

Lihat Juga Artikel Lainnya :

penerbit alquran

Amanah dan Larangan Berkhianat – Tafsir Surat Al Anfal Ayat 27

PENERBIT ALQURAN, Tafsir Surat Al Anfal Ayat 27 — Surat Al-Anfal ayat 27 merupakan teguran keras dari Allah SWT kepada umat Islam, khususnya para pemimpin dan individu yang diberikan amanah. Ayat ini memuat larangan keras terhadap tindakan berkhianat, baik kepada Allah dan Rasul-Nya maupun terhadap amanat-amanat yang dipercayakan.

Baca Juga Artikel : Kandungan Surat An Nisa Ayat 36

Bacaan Surah Al Anfal Ayat 27 Dan Terjemahan

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ لَا تَخُونُوا۟ ٱللَّهَ وَٱلرَّسُولَ وَتَخُونُوٓا۟ أَمَٰنَٰتِكُمْ وَأَنتُمْ تَعْلَمُونَ

Yā ayyuhallażīna āmanụ lā takhụnullāha war-rasụla wa takhụnū amānātikum wa antum ta’lamụn

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui,” (QS. Al Anfal : 27).

Asbabun Nuzul Surat Al Anfal Ayat 27

Ayat ini turun sebagai tanggapan terhadap peristiwa tragis yang melibatkan Abu Lubabah, seorang sahabat Rasulullah yang dihadapkan pada tugas berat ketika Rasulullah memerintahkannya menemui pemimpin Bani Quraizah. Pemimpin Bani Quraizah mencoba menggoda Abu Lubabah untuk mengungkap rencana Rasulullah dan menyebarkan ketakutan.

Dalam situasi itu, Abu Lubabah, terbawa emosi, memberikan informasi palsu dan mengkhianati amanah yang diembannya. Kesalahan ini membuatnya merasa bersalah hingga ia mengikatkan diri pada tiang masjid dan bersumpah tidak akan makan hingga mati atau mendapat taubat Allah.

Pelajaran Berharga dari Ayat 27: Menunaikan Amanah dan Menghindari Khianat

  1. Tunaikan Amanah dengan Ikhlas: Ayat ini mengajarkan pentingnya menunaikan amanah dengan ikhlas dan jujur. Berapapun situasinya, amanah harus dijaga dengan penuh tanggung jawab.
  2. Larangan Berkhianat pada Setiap Amanah: Larangan berkhianat yang disampaikan oleh Allah mencakup segala bentuk amanah, baik dalam urusan kecil maupun besar. Ini mengingatkan umat Islam agar menjauhi segala bentuk penipuan dan pengkhianatan.
  3. Taubat dan Pengampunan Allah: Kisah Abu Lubabah menjadi bukti bahwa Allah Maha Pengampun. Meski ia terjatuh dalam kesalahan besar, taubat dan penyesalan yang tulus membuatnya mendapat ampunan Allah.

Baca Juga Artikel : Bahaya Jika Tidak Ada Hafalan Al Quran Satu Pun di Dalam Hati

Penerbit Jabal Spesialis Menerbitkan Al Quran Sejak Tahun 2004

Informasi dan Pemesanan pemesanan silahkan klik “Chat Via WhatsApp” di bawah ini.

Lihat Juga Artikel Lainnya :

penerbit alquran

Kandungan Surat Al Anfal Ayat 12

PENERBIT ALQURAN, Kandungan Surat Al Anfal ayat 12 menggambarkan sebuah momen penting dalam sejarah Islam, di mana Allah SWT memberikan dukungan kepada para malaikat dalam pertempuran. Ayat ini mengajarkan kepada umat Islam untuk tetap teguh dalam iman mereka, karena Allah selalu bersama-sama dengan mereka.

Lihat Juga Artikel : Kandungan Quran Surat Al Bayyinah Ayat 5

Bacaan Surah Al Anfal Ayat 12 Dan Terjemahan

إِذْ يُوحِى رَبُّكَ إِلَى ٱلْمَلَٰٓئِكَةِ أَنِّى مَعَكُمْ فَثَبِّتُوا۟ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ۚ سَأُلْقِى فِى قُلُوبِ ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ ٱلرُّعْبَ فَٱضْرِبُوا۟ فَوْقَ ٱلْأَعْنَاقِ وَٱضْرِبُوا۟ مِنْهُمْ كُلَّ بَنَانٍ

Arab-Latin: Iż yụḥī rabbuka ilal-malāikati annī ma’akum fa ṡabbitullażīna āmanụ, saulqī fī qulụbillażīna kafarur-ru’ba faḍribụ fauqal-a’nāqi waḍribụ min-hum kulla banān

Artinya: (Ingatlah), ketika Tuhanmu mewahyukan kepada para malaikat: “Sesungguhnya Aku bersama kamu, maka teguhkan (pendirian) orang-orang yang telah beriman”. Kelak akan Aku jatuhkan rasa ketakutan ke dalam hati orang-orang kafir, maka penggallah kepala mereka dan pancunglah tiap-tiap ujung jari mereka.

Kandungan Surat Al Anfal Ayat 12

Dalam ayat ini Allah mengingatkan kaum Muslimin kepada pertolongan-Nya, yang lain lagi dalam Perang Badar, yaitu pada saat Allah SWT mewahyukan kepada para malaikat untuk memberikan bantuan kepada kaum Muslimin. Malaikat-malaikat diperintahkan Allah agar menyertai kaum Muslimin untuk sewaktu-waktu dapat memberikan bantuan. Bantuan itu adalah memantapkan hati kaum Muslimin dalam pertempuran.

Dan meyakinkan mereka agar Allah menciptakan ketakutan di dalam hati orang-orang kafir, lantaran mereka melihat jumlah malaikat yang menyertai tentara Islam itu. Dengan demikian kaum Muslimin dapat menguasai pertempuran, mereka dapat maju dengan tangkas dan dengan mudah pula mereka mematahkan serangan musuh.

Baca Juga Artikel : Bahaya Jika Tidak Ada Hafalan Al Quran Satu Pun di Dalam Hati

Penerbit Jabal Spesialis Menerbitkan Al Quran Sejak Tahun 2004

Informasi dan Pemesanan pemesanan silahkan klik “Chat Via WhatsApp” di bawah ini.

Lihat Juga Artikel Lainnya :

penerbit alquran

Kandungan Quran Surat Al Humazah

Penerbit Alquran, Kandungan Quran Surat Al Humazah – Surah Al-Humazah merupakan surah ke104 dalam Al Quran yang terdiri atas 9 ayat serta tergolong surah Makkiyah.

Pokok isi surat Al-Humazah adalah ancaman Allah SWT terhadap orang-orang yang suka mencela orang lain, suka mengumpat dan suka mengumpulkan harta tetapi tidak menafkahkannya di jalan Allah SWT.

A. Bacaan Quran Surat Al Humazah Beserta Artinya

وَيْلٌ لِكُلِّ هُمَزَةٍ لُمَزَةٍ

Wailul likulli humazatil lumazah

“Kecelakaanlah bagi setiap pengumpat lagi pencela”

الَّذِي جَمَعَ مَالًا وَعَدَّدَهُ

Al Ladzii jama’a maalaw wa’ad dadah

“yang mengumpulkan harta dan menghitung-hitung”

يَحْسَبُ أَنَّ مَالَهُ أَخْلَدَهُ

Yahsabu anna maalahu akhladah

“Dia mengira bahwa hartanya itu dapat mengkekalkannya”

كَلَّا ۖ لَيُنْبَذَنَّ فِي الْحُطَمَةِ

Kallaa layunbadzanna fil huthamah

“Sekali-kali tidak! Sesungguhnya dia benar-benar akan dilemparkan ke dalam Huthamah”

وَمَا أَدْرَاكَ مَا الْحُطَمَةُ

Wa maa adraaka mal huthamah

“Dan tahukah kamu apa Huthamah itu?”

نَارُ اللَّهِ الْمُوقَدَةُ

Naarullaahil muuqadah

“(yaitu) api (yang disediakan) Allah yang dinyalakan”

الَّتِي تَطَّلِعُ عَلَى الْأَفْئِدَةِ

Al latii taththali’u alal af-idah

“Yang (membakar) sampai ke hati”

إِنَّهَا عَلَيْهِمْ مُؤْصَدَةٌ

Innahaa ‘alaihim mu’shadah

“Sesungguhnya api itu ditutup rapat atas mereka”

فِي عَمَدٍ مُمَدَّدَةٍ

Fii ‘amadin mumaddadah

“(sedang mereka itu) diikat pada tiang-tiang yang panjang”

B. Kandungan Quran Surat Al-Humazah

Pokok isi surat Al-Humazah adalah ancaman Allah SWT terhadap orang-orang yang suka mencela orang lain, suka mengumpat dan suka mengumpulkan harta tetapi tidak menafkahkannya di jalan Allah SWT.

  • Asbabun Nuzul Surah Al Humazah

Dalam satu riwayat dikatakan, bahwa Utsman dan Ibnu Umar berkata :

“Masih segar terngiang di telinga kami bahwa ayat ini (surah Al-Humazah ayat 1-2) turun berkenaan dengan Ubay bin Khalaf, seorang tokoh Quraisy yang kaya raya dan selalu mengejek dan menghina rasul dengan kekayaannya.” // Kandungan Quran Surat Al Humazah

Demikianlah yang diriwayatkan  Ibnu Abi Hatim yang bersumber dari Utsman dan Ibnu ‘Umar.

  • Penjelasan Ayat

Surah Al-Humazah termasuk golongan Surah Makiyyah yang terdiri dari sembilan ayat. Al-Humazah artinya pengumpat, yaitu salah satu sifat tercela dan dilarang oleh agama. // Kandungan Quran Surat Al Humazah

Pokok isi kandungan surat Al Humazah sebagai berikut :

Ayat 1, menjelaskan tentang orang yang suka mencela dan mengumpat akan celaka.

Ayat 2, menjelaskan tentang perilaku orang kafir yang gemar mengumpulkan harta dan sibuk menghitung kekayaannya, mereka lebih berkonsentrasi pada kehidupan dunia yang fana.

Ayat 3, menjelaskan tentang perilaku orang kafir yang menganggap bahwa harta yang dimiliki bisa membawa pada kesenangan selama-lamanya. // Kandungan Quran Surat Al Humazah

Ayat 4, Allah SWT menjelaskan bahwa semua anggapan orang kafir itu salah. Kekayaan yang mereka miliki tidak bermanfaat. Mereka akan mendapat balasan dari perbuatannya, yaitu dilempar ke neraka Hutamah. 

Ayat 5-7, menjelaskan tentang tempat bagi pencela dan pengumpat, yaitu neraka Hutamah merupakan  api neraka yang akan membakar  hingga masuk ke dalam hati mereka.

Ayat 8-9, menjelaskan keadaan mereka  ketika berada di neraka hutamah, yaitu tidak dapat keluar karena sudah ditutup rapat dan mereka diikat di tiang-tiang panjang. // Kandungan Quran Surat Al Humazah

Ancaman bagi orang-orang yang tidak mampu menghindari sifat-sifat buruk yang terungkap dalam surah Al-Humazah adalah neraka Hutamah, sifat api Hutamah berbeda dengan api yang berada di dunia.

Api Hutamah dapat menyusup masuk ke rongga badan hingga membakar hati. Hati merupakan anggota badan yang sangat sensitif, jika hati terbakar tentunya rasa sakitnya tiada terkira.

Neraka tersebut terkunci rapat, sehingga setiap kali mereka hendak keluar karena merasakan kesengsaraan, niscaya mereka dikembalikan ke dalamnya lagi, begitulah penderitaan yang mereka alami. 

Yakinlah bahwa kita mampu dan mohonlah perlindungan dari Allah SWT, karena Allah SWT adalah sebaik-baik tempat berlindung. // Kandungan Quran Surat Al Humazah

[ Rekomendasi : Penerbit Al Qur’an ]

Tertarik untuk memesanan alquran atau buku-buku islam di Penerbit Jabal? Silahkan buka website kami www.penerbitjabal.com. Selanjutnya, sampaikan kebutuhan pesanan Anda kepada admin kami.

penerbit alquran

Kontak Penerbit Jabal

HP/WA: 0853 1512 9995
Jl. Desa Cipadung No 47 Cibiru Bandung Jawa Barat, Indonesia

Baca Artikel Lainnya :

penerbit alquran

Asbabun Nuzul dan Kandungan Surat An Nisa Ayat 36

Penerbit Alquran, Asbabun Nuzul dan Kandungan Surat An Nisa Ayat 36 — Surat An Nisa ayat 36 memberikan petunjuk yang sangat jelas kepada umat Muslim tentang prinsip-prinsip penting dalam beribadah dan berbuat baik kepada sesama.

Artikel Terkait : Tafsir Surah An Nisa Ayat 4

Asbabun Nuzul dan Kandungan Surat An Nisa Ayat 36

Ayat ini bukan hanya mengajarkan monotheisme, tetapi juga menegaskan nilai-nilai kebajikan, khususnya dalam hubungan dengan keluarga, tetangga, dan masyarakat. Mari kita telaah lebih dalam Asbabun Nuzul dan kandungan ayat ini.

Bacaan Surah An Nisa Ayat 36 Dan Terjemahan

وَاعْبُدُوا اللَّهَ وَلَا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا وَبِذِي الْقُرْبَى وَالْيَتَامَى وَالْمَسَاكِينِ وَالْجَارِ ذِي الْقُرْبَى وَالْجَارِ الْجُنُبِ وَالصَّاحِبِ بِالْجَنْبِ وَابْنِ السَّبِيلِ وَمَا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ مَنْ كَانَ مُخْتَالًا فَخُورًا

Artinya: “Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun. miskin, tetangga dekat dan tetangga jauh, teman sejawat, ibnu sabil, dan hamba sahaya. Sesungguhnnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri.”

Asbabun Nuzul: Sebab Turunnya Ayat 36

Ayat ini turun sebagai respons terhadap kelompok Yahudi yang bakhil terhadap ilmu pengetahuan dan khawatir kehilangan martabat dengan menyebarkan pengetahuan. Sebagaimana hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Jarir dari Ibnu Ishak, surat An Nisa ayat 36 dan 37 turun sebagai peringatan atas kebakhilan mereka terhadap ilmu pengetahuan dan nikmat Allah yang lain.

Kandungan Surat An Nisa Ayat 36

Surat An Nisa ayat 36 dapat diuraikan sebagai berikut:

  1. Ibadah kepada Allah: Petunjuk pertama dalam ayat ini adalah untuk beribadah hanya kepada Allah dan tidak mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun. Monotheisme adalah dasar utama dalam agama Islam.
  2. Berbuat Ihsan kepada Orang Tua: Ayat ini menekankan pentingnya berbuat baik kepada kedua orang tua dengan tindakan nyata, taat, dan penghormatan. Ini mencakup segala aspek makruf dan perilaku yang baik.
  3. Kebaikan kepada Keluarga dan Sesama: Selanjutnya, Allah memerintahkan untuk berbuat baik kepada kerabat, anak yatim, orang miskin, tetangga dekat dan jauh, bahkan jika mereka non-Muslim. Ini menegaskan universalitas nilai kebajikan.
  4. Ihsan kepada Semua Lapisan Masyarakat: Ayat ini mencakup berbuat baik kepada tetangga, sahabat, ibnu sabil (orang yang dalam perjalanan dan membutuhkan bantuan), dan hamba sahaya. Semua ini menunjukkan bahwa nilai ihsan harus diterapkan dalam semua aspek kehidupan sosial dan masyarakat.

Kesimpulan

Surat An Nisa ayat 36 memberikan pedoman konkret tentang bagaimana seharusnya umat Muslim menjalani kehidupan mereka. Lebih dari sekadar ibadah formal, Islam mengajarkan nilai-nilai ihsan, kebaikan, dan penghormatan kepada sesama.

Sebagai umat Muslim, kita diajak untuk menjadi teladan dalam berbuat baik, memperlihatkan nilai-nilai agama tidak hanya dalam ritual ibadah, tetapi juga dalam interaksi sehari-hari dengan keluarga, tetangga, dan masyarakat secara luas. Dengan menghayati nilai-nilai ini, kita dapat mewujudkan harmoni dalam masyarakat dan mendekatkan diri kepada ridha Allah SWT.

Baca Juga Artikel : Pentingnya Taat Kepada Allah

Penerbit Jabal Spesialis Menerbitkan Al Quran Sejak Tahun 2004

Jangan lupa bahwa jika Anda membutuhkan sumber pengetahuan dan inspirasi lebih lanjut tentang Islam, terutama dalam bentuk Al-Qur’an dan buku-buku Islam.

Penerbit Jabal menyediakan beragam Al-Qur’an dan buku Islam yang dapat membantu Anda menjalani kehidupan dengan lebih bijaksana dan mendalam.

Informasi dan Pemesanan pemesanan silahkan klik “Chat Via WhatsApp” di bawah ini.

Lihat Juga Artikel Lainnya :

penerbit alquran

Tafsir Surah An Nisa Ayat 4 dan Isi Kandungannya Tentang Mahar

Penerbit Alquran, Tafsir Surah An Nisa Ayat 4 dan Isi Kandungannya Tentang Mahar — Pernikahan dalam Islam tidak hanya sekadar ikatan emosional antara dua insan, tetapi juga melibatkan tanggung jawab finansial yang disebut sebagai mahar atau maskawin.

Baca Juga Artikel : Pentingnya Memahami Keimanan

Tafsir Surah An Nisa Ayat 4 dan Isi Kandungannya Tentang Mahar

Surah An Nisa ayat 4 menjelaskan hukum dan tata cara pemberian mahar dalam pernikahan, sebagai tanda kasih sayang dan komitmen untuk membangun rumah tangga yang harmonis.

Bacaan Surah An Nisa Ayat 4 Dan Terjemahan

وَءَاتُوا۟ ٱلنِّسَآءَ صَدُقَٰتِهِنَّ نِحْلَةً ۚ فَإِن طِبْنَ لَكُمْ عَن شَىْءٍ مِّنْهُ نَفْسًا فَكُلُوهُ هَنِيٓـًٔا مَّرِيٓـًٔا

Arab-Latin: Wa ātun-nisāa ṣaduqātihinna niḥlah, fa in ṭibna lakum ‘an syaiim min-hu nafsan fa kulụhu hanīam marīā

Artinya: Berikanlah maskawin (mahar) kepada wanita (yang kamu nikahi) sebagai pemberian dengan penuh kerelaan. Kemudian jika mereka menyerahkan kepada kamu sebagian dari maskawin itu dengan senang hati, maka makanlah (ambillah) pemberian itu (sebagai makanan) yang sedap lagi baik akibatnya.

Mahar Menurut Islam

Dalam Islam, mahar diwajibkan sebagai bentuk pemberian dari calon suami kepada calon istri. Menurut Muhammad Karim HS. MH. dan Dr. Nurhadi, S.Pd.I., mahar bisa berupa benda atau jasa, dan dapat diberikan secara kontan atau secara bertahap sesuai dengan kesepakatan dalam akad pernikahan. Ini sejalan dengan firman Allah SWT dalam Surah An Nisa ayat 4 yang menganjurkan memberikan maskawin secara sukarela.

Pandangan Ulama Tentang Mahar

Para ulama sepakat bahwa mahar harus diserahkan oleh calon suami, baik itu langsung atau dengan pembayaran bertahap sesuai dengan perjanjian. Buku Fiqh dan Ushul Fiqh oleh Dr. Nurhayati dan Dr. Ali Imran Sinaga menjelaskan bahwa Islam tidak menetapkan jumlah mahar tertentu, dan hal ini diserahkan kepada kesepakatan antara kedua belah pihak.

Isi Kandungan Surah An Nisa Ayat 4

Berdasarkan penafsiran dalam buku Hukum dan Etika Pernikahan dalam Islam oleh Ali Manshur, terdapat beberapa isi kandungan dari Surah An Nisa ayat 4:

  1. Menyebutkan Mahar dalam Akad Nikah: Sunnah untuk menyebutkan mahar dalam akad nikah, menunjukkan keterbukaan dan kesungguhan dalam membangun ikatan pernikahan.
  2. Jenis Mahardan Besarannya: Terdapat dua jenis mahar, yaitu mahar musamma yang disebutkan dalam akad, dan mahar mitsli yang dapat ditentukan sesuai kesepakatan. Besaran mahar disesuaikan dengan kemampuan calon suami.
  3. Bukan Harga Kemaluan: Islam menegaskan bahwa mahar bukanlah harga dari kemaluan wanita yang dinikahi. Pernikahan adalah bentuk musytarak, hubungan timbal balik antara suami dan istri untuk mencapai manfaat dan tujuan bersama.
  4. Tidak Ada Batas Maksimal: Tidak ada batas maksimal dalam jumlah dan besaran mahar. Mahar diupayakan berupa sesuatu yang bermanfaat, baik berupa barang atau jasa.

Kesimpulan

Pemberian mahar dalam pernikahan Islam bukan sekadar kewajiban, tetapi juga mencerminkan nilai-nilai keadilan, kasih sayang, dan tanggung jawab. Dengan tata cara yang jelas dan prinsip-prinsip yang fleksibel, Islam memberikan kebebasan kepada pasangan untuk menentukan mahar sesuai dengan kemampuan dan kesepakatan bersama. Semua ini sejalan dengan semangat pernikahan sebagai ikatan yang membawa kebahagiaan dan keberkahan.

Artikel Terkait : Bahaya Jika Tidak Ada Hafalan Al Quran Satu Pun di Dalam Hati

Penerbit Jabal Spesialis Menerbitkan Al Quran Sejak Tahun 2004

Jangan lupa bahwa jika Anda membutuhkan sumber pengetahuan dan inspirasi lebih lanjut tentang Islam, terutama dalam bentuk Al-Qur’an dan buku-buku Islam.

Penerbit Jabal menyediakan beragam Al-Qur’an dan buku Islam yang dapat membantu Anda menjalani kehidupan dengan lebih bijaksana dan mendalam.

Informasi dan Pemesanan pemesanan silahkan klik “Chat Via WhatsApp” di bawah ini.

Lihat Juga Artikel Lainnya :

penerbit alquran

Ciri Orang Beriman Tapi Munafik Dalam Islam

Penerbit Alquran, Ciri Orang Beriman Tapi Munafik Dalam Islam — Di zaman ini, kita seringkali bertemu dengan orang-orang yang mengaku sebagai muslim namun meninggalkan kewajiban-kewajiban agama, menciptakan fenomena yang dikenal sebagai “Islam KTP.” Bagaimana kita dapat mengenali ciri-ciri orang yang beriman namun hatinya sebenarnya munafik?

Baca Juga Artikel : Asbabun Nuzul dan Kandungan Surat An Nisa Ayat 36

Ayat An-Nisa’ 142: Ciri Orang Beriman Tapi Munafik Dalam Islam

اِنَّ الْمُنٰفِقِيْنَ يُخٰدِعُوْنَ اللّٰهَ وَهُوَ خَادِعُهُمْۚ وَاِذَا قَامُوْٓا اِلَى الصَّلٰوةِ قَامُوْا كُسَالٰىۙ يُرَاۤءُوْنَ النَّاسَ وَلَا يَذْكُرُوْنَ اللّٰهَ اِلَّا قَلِيْلًاۖ

“Sesungguhnya orang munafik itu hendak menipu Allah, tetapi Allah-lah yang menipu mereka. Apabila mereka berdiri untuk salat, mereka lakukan dengan malas. Mereka bermaksud ria (ingin dipuji) di hadapan manusia. Dan mereka tidak mengingat Allah kecuali sedikit sekali.”

Ciri Orang Beriman Tapi Munafik Dalam Islam

Surah An-Nisa’ Ayat 142 memberikan panduan tajam mengenai perilaku dan niat yang mencirikan kelompok ini.

Kandungan Ayat An-Nisa’ Ayat 142

Ayat ini menyajikan gambaran jelas tentang perilaku orang munafik. Dalam menjalankan ibadah, mereka berdiri untuk salat dengan malas, tanpa kesungguhan dan keikhlasan. Lebih jauh lagi, mereka melakukan ibadah ini semata-mata untuk mendapatkan pujian dari manusia, tanpa menyadari kehadiran Allah. Ciri-ciri utama munafik yang tercermin dalam ayat ini adalah:

  1. Tipu Daya Terhadap Allah: Munafik berusaha menipu Allah dengan menyembunyikan ketidakikhlasan dan keengganannya menjalankan ibadah dengan sungguh-sungguh.
  2. Rasa Malas dalam Ibadah: Mereka melaksanakan ibadah dengan malas, tanpa semangat dan kesungguhan, menunjukkan kurangnya keimanan yang sejati.
  3. Ria di Hadapan Manusia: Ibadah mereka diwarnai oleh niat untuk mendapatkan pujian dan pengakuan dari manusia, bukan karena ketundukan kepada Allah.
  4. Ketidakmampuan Mengingat Allah: Hati mereka jarang mengingat Allah, hanya sebatas pelaksanaan formalitas ibadah tanpa kehadiran kesadaran dan kecintaan kepada-Nya.

Balasan Bagi Tipu Daya Munafik

Ayat ini juga mencerminkan prinsip balasan yang adil dari Allah terhadap tipu daya orang munafik. Sebagai Allah yang Maha Mengetahui, Dia membalas tipu daya mereka sebagaimana dijelaskan dalam firman-Nya:

“Mereka membuat tipu daya, maka Allah pun membalas tipu daya. Dan Allah sebaik-baik pembalas tipu daya.” (Ali ‘Imran/3:54)

Ini mengingatkan kita akan kebijakan Allah yang adil, menanggapi setiap tindakan tipu daya dengan pembalasan yang sesuai.

Menghindari Kesesatan Munafik

Mengenali ciri-ciri orang munafik sangat penting dalam menjaga kemurnian iman dan ibadah kita. Dengan merenungkan ayat ini, mari bersama-sama menghindari kesesatan munafik dan mendekatkan hati kita kepada Allah dengan keikhlasan yang tulus dalam setiap amal ibadah. Sebagai umat Islam, marilah kita jadikan ayat ini sebagai panduan dalam memperbaiki niat dan menjalani kehidupan yang sesuai dengan nilai-nilai Islam yang sejati.

Baca Juga Artikel : Pentingnya Taat Kepada Allah

Penerbit Jabal Spesialis Menerbitkan Al Quran Sejak Tahun 2004

Jangan lupa bahwa jika Anda membutuhkan sumber pengetahuan dan inspirasi lebih lanjut tentang Islam, terutama dalam bentuk Al-Qur’an dan buku-buku Islam.

Penerbit Jabal menyediakan beragam Al-Qur’an dan buku Islam yang dapat membantu Anda menjalani kehidupan dengan lebih bijaksana dan mendalam.

Informasi dan Pemesanan pemesanan silahkan klik “Chat Via WhatsApp” di bawah ini.

Lihat Juga Artikel Lainnya :

penerbit alquran

Kandungan Surat Ali Imran Ayat 190-191, Tentang Berpikir Kritis

Penerbit Al Quran, Kandungan Surat Ali Imran Ayat 190-191 — Kandungan surat dalam Al-Quran berisi petunjuk dan pedoman hidup bagi umat Islam. Seperti yang terdapat pada bacaan surat Ali Imran ayat 190-191 tentang berpikir kritis.

Berpikir kritis adalah sebuah proses yang digunakan untuk menafsirkan dan mengevaluasi informasi. Berpikir kritis merupakan proses dengan cara mengenal dan menganalisis suatu hal. Nah, untuk mengetahui lebih jela tentang makna dari surat Ali Imran 190-191 simak artikel berikut ini.

Baca Juga Artikel : Tips Terbaik Menyikapi Takdir Buruk Menurut Ibnu Qayyim

Bacaan Surah Al Maidah Ayat 90 Dan Terjemahan

إن في خلق السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَالخيلاب الليل والنهار لآنات الأولى الألباب . اللين بأكثرون الله قيناها وقعود وعلى جنوهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ في خلق السماوات والأرض ولنا ما خلقت لهذا نا طلا سبحانك قليلا عذاب النار

Artinya: “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang, terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah Swt) bagi orang-orang yang berakal, yaitu orang-orang yang senantiasa mengingat Allah Swt dalam keadaan berdiri, duduk, dan berbaring, dan memikirkan penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), “Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau ciptakan semua ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, lindungilah kami dari siksa api neraka” (QS. Ali Imran 3:190-191).

Kandungan Surat Ali Imran Ayat 190-191

Quran Surat Ali Imran ayat 190 menjelaskan bahwa dalam penciptaan langit dan bumi serta silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah SWT bagi ulul albab alias orang-orang yang berakal. Orang-orang yang mau berpikir. Orang-orang yang mau memperhatikan alam. Orang-orang yang kritis.

Sedangkan ayat 191 menjelaskan bahwa ulul albab adalah orang yang banyak berdzikir dan bertafakur. Ia berdzikir dalam segala kondisi baik saat berdiri, duduk ataupun berbaring, la juga mentafakuri (memikirkan) penciptaan alam ini, hingga sampai pada kesimpulan bahwa Allah SWT. menciptakan alam tidak ada yang sia-sia. Maka ia pun berdoa kepada Allah Swt. memohon perlindungan dari siksa neraka.

Hikmah dan Manfaat Berpikir Kritis

Adapun hikmah dan manfaat berpikir kritis adalah sebagai berikut:

  1. Dapat memahami makna-makna yang tersembunyi dibalik penciptaan alam semesta dan fenomena yang terjadi.
  2. Dapat memanfaatkan alam untuk kepentingan umat.
  3. Semakin tertantang untuk melakukan penelitian terhadap fenomena alam yang terjadi.
  4. Semakin bersyukur kepada Allah Swt. atas anugerah berupa akal sehat.
  5. Mampu mengembangkan IPTEK dengan mengambil inspirasi dari segala ciptaan Allah Swt.
  6. Menemukan jawaban dari misteri penciptaan alam melalui penelitian.
  7. Semakin bertambah keyakinan tentang adanya hari pembalasan.
  8. Semakin termotivasi untuk menjadi orang yang visioner.
  9. Semakin bersemangat dalam mengumpulkan bekal untuk akhirat.

Artikel Terkait : Siapakah Manusia Yang Paling Bahagia?

Penerbit Jabal Spesialis Menerbitkan Al Quran Sejak Tahun 2004

Jangan lupa bahwa jika Anda membutuhkan sumber pengetahuan dan inspirasi lebih lanjut tentang Islam, terutama dalam bentuk Al-Qur’an dan buku-buku Islam.

Penerbit Jabal menyediakan beragam Al-Qur’an dan buku Islam yang dapat membantu Anda menjalani kehidupan dengan lebih bijaksana dan mendalam.

Informasi dan Pemesanan pemesanan silahkan klik “Chat Via WhatsApp” di bawah ini.

Lihat Juga Artikel Lainnya :

Kandungan Surat Ali 'Imran Ayat 31

Kandungan Surat Ali ‘Imran Ayat 31, Jalan Cinta Kepada Allah

Penerbit Alquran — Kandungan Surat Ali ‘Imran Ayat 31 memuat pesan penting tentang cinta kepada Allah dan jalan untuk mendapatkan kasih sayang dan ampunan-Nya. Ayat ini menggambarkan bagaimana mencintai Allah dan mengikuti ajaran-Nya akan membawa kita kepada kasih sayang-Nya dan pengampunan-Nya.

Artikjel Terkait : Kandungan Surat Ali Imran Ayat 200

Bacaan Ayat Al-Quran Surat Ali ‘Imran Ayat 31

قُلْ إِن كُنتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ ۗ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَّحِيمٌ

Artinya: Katakanlah: “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu”. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Isi Kandungan Surat Ali ‘Imran Ayat 31

Ayat ini mengandung beberapa pesan penting. Pertama, ia menekankan pentingnya cinta kepada Allah sebagai landasan utama dalam kehidupan seorang mukmin. Cinta kepada Allah harus menjadi motivasi utama dalam setiap tindakan dan keputusan kita.

Kedua, ayat ini mengarahkan kita untuk mengikuti jejak Rasulullah Muhammad SAW. Mengikuti Nabi adalah manifestasi nyata dari cinta kita kepada Allah. Nabi Muhammad adalah contoh teladan yang sempurna dalam segala aspek kehidupan, dan mengikuti ajaran-ajaran-Nya adalah jalan menuju rahmat dan pengampunan Allah.

Mengapa Pesan Ini Penting?

Ayat ini memiliki relevansi yang besar dalam kehidupan sehari-hari umat Islam. Pesan ayat ini mengingatkan kita bahwa cinta kepada Allah harus tercermin dalam tindakan nyata, bukan sekadar pernyataan kata-kata. Hal ini mendorong kita untuk terus belajar dan mengamalkan ajaran Islam, mengikuti nilai-nilai yang diwariskan oleh Rasulullah, dan menjalani kehidupan sesuai dengan petunjuk Allah.

Pesan ini juga mengingatkan kita bahwa Allah adalah Maha Pengampun, dan Dia mengampuni dosa-dosa kita jika kita sungguh-sungguh bertaubat dan mengikuti petunjuk-Nya. Jika kita mencintai Allah, kita harus berusaha untuk mengikuti ajaran-Nya, dan dengan demikian, kita akan mendapatkan cinta dan pengampunan-Nya.

Kesimpulan

Surat Ali ‘Imran Ayat 31 adalah pengingat penting bagi semua muslim tentang pentingnya mencintai Allah dengan mengikuti ajaran dan teladan Rasulullah Muhammad SAW. Ini juga mengingatkan kita tentang sifat Allah yang penuh kasih dan pengampunan. Dalam kehidupan sehari-hari, ayat ini menjadi panduan dalam berusaha menjadi pribadi yang lebih baik dan lebih mencintai sesama, seperti yang diajarkan oleh Rasulullah.

Artikel Terkait : Pahala Tanpa Batas Bagi Orang Yang Sabar

Penerbit Jabal Spesialis Menerbitkan Al Quran Sejak Tahun 2004

Penerbit Jabal menyediakan beragam Al-Qur’an dan buku Islam yang dapat membantu Anda menjalani kehidupan dengan lebih bijaksana dan mendalam

Informasi dan Pemesanan pemesanan silahkan klik “Chat Via WhatsApp” di bawah ini.

Lihat Juga Artikel Lainnya :

penerbit alquran

Isi Kandungan Surat Al A’raf Ayat 178

Penerbit Al Quran Bandung, Isi Kandungan Surat Al A’raf Ayat 178 — Allah SWT menjelaskan di dalam Surah Al-A’raf Ayat 178 bahwa barangsiapa yang ingin diberi Hidayah oleh Allah, maka tidak ada satupun yang dapat menghalanginya. Maka siapa saja yang disesatkan oleh Allah, maka ia pasti merugi.

Artikel Terkait : Makna Surat Al A’raf Ayat 136

Bacaan Surah Al A’raf Ayat 178 Dan Terjemahan

مَنۡ يَّهۡدِ اللّٰهُ فَهُوَ الۡمُهۡتَدِىۡ‌ۚ وَمَنۡ يُّضۡلِلۡ فَاُولٰۤٮِٕكَ هُمُ الۡخٰسِرُوۡنَ

mai yahdil laahu fa huwal muhtadii wa mai yudlil fa ulaaa’ika humul khaasiruun

Barangsiapa diberi petunjuk oleh Allah, maka dialah yang mendapat petunjuk; dan barangsiapa disesatkan Allah, maka merekalah orang-orang yang rugi.

Kandungan Makna Surat Al A’raf Ayat 178

Dalam ayat ini, Allah menjelaskan bahwa orang-orang yang mendapat hidayat dari Allah ialah orang yang diberi bimbingan oleh-Nya dalam mempergunakan akal pikirannya, inderanya, dan tenaganya sesuai dengan fitrahnya dan tuntunan agama sendiri. Dia syukuri nikmat Allah, dia tunaikan kewajiban-kewajiban agama, maka berbahagialah dia di dunia dan di akhirat.

Sebaliknya yang merugi di dunia dan di akhirat ialah mereka yang dijauhkan dari pedoman yang ditetapkan Allah dalam mempergunakan akal pikirannya, indranya, dan tenaganya, dia ikuti hawa nafsunya, tidak mau memahami ayat-ayat Allah dan tidak mau mensyukuri nikmat yang diberikan Allah kepadanya.

Sesungguhnya jalan kepada petunjuk Allah itu hanyalah satu, yaitu beribadah kepada-Nya dengan amal kebajikan yang lahir karena iman itu. Sedangkan jalan yang menuju kepada kesesatan banyak ragamnya, karena manusia berpecah-belah, satu sama lain saling bermusuhan, dan menimbulkan pada bermacam-macam kejahatan.

Baca Juga Artikel : Isi Kandungan Surat Al A’raf Ayat 56

Tafsir

Allah tidak meninggikan derajat siapa yang yang dibicarakan keadaannya oleh ayat-ayat yang lalu, karena yang bersangkutan enggan memanfaatkan petunjuk Allah yang telah diraihnya, sehingga Allah pun tidak memberinya kemampuan untuk mengamalkan petunjuk itu.

Ketetapan Allah yang berlaku adalah barang siapa diberi petunjuk oleh Allah berupa kemampuan untuk mengikuti kebenaran, maka dialah yang benar-benar mendapat petunjuk dan memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat. Dan barangsiapa disesatkan Allah, dengan dijauhkan dari petunjuk karena selalu mengikuti hawa nafsunya, maka mereka itulah orang-orang yang benar-benar rugi.

Penerbit Jabal Spesialis Menerbitkan Al Quran Sejak Tahun 2004

Informasi dan Pemesanan pemesanan silahkan klik “Chat Via WhatsApp” di bawah ini.

Lihat Juga Artikel Lainnya :

penerbit alquran

Makna Surat Al A’raf Ayat 136: Pentingnya Taat Kepada Allah

Penerbit Alquran, Makna Surat Al A’raf Ayat 22 — Surat Al A’raaf yang berjumlah 206 ayat termasuk golongan surat Makkiyah, diturunkan sebelum turunnya surat Al An’aam dan termasuk golongan surat Assab ‘uththiwaal (tujuh surat yang panjang).

Dinamakan Al A’raaf karena perkataan Al A’raaf terdapat dalam ayat 46 yang mengemukakan tentang keadaan orang-orang yang berada di atas Al A’raaf yaitu: tempat yang tertinggi di batas surga dan neraka.

Artikel Terkait : Isi Kandungan Surat Al A’raf Ayat 56

Bacaan Surah Al A’raf Ayat 136 Dan Terjemahan

فَانْتَقَمۡنَا مِنۡهُمۡ فَاَغۡرَقۡنٰهُمۡ فِى الۡيَمِّ بِاَنَّهُمۡ كَذَّبُوۡا بِاٰيٰتِنَا وَكَانُوۡا عَنۡهَا غٰفِلِيۡنَ

Fantaqamnaa minhum fa aghraqnaahum kazzabuu bi Aayaatinaa wa kaanuu ‘anhaa ghaafiliin

Maka Kami hukum sebagian di antara mereka, lalu Kami tenggelamkan mereka di laut karena mereka telah mendustakan ayat-ayat Kami dan melalaikan ayat-ayat Kami.

Kandungan Makna Surat Al A’raf Ayat 136

Pada ayat ini Allah menceritakan tentang datangnya saat kebinasaan bagi Firaun dan kaumnya, setelah berbagai azab yang ditimpakan kepada mereka sebelumnya ternyata tidak mengubah sikap dan perbuatan mereka, lantaran kekufuran dan kezaliman mereka.

Firaun dan kaumnya telah mengingkari janji untuk membiarkan Bani Israil meninggalkan negeri Mesir bersama Nabi Musa. Oleh sebab itu, ketika Nabi Musa membawa kaumnya meninggalkan negeri itu menuju Palestina melalui Laut Merah, Firaun dan kaumnya mengejar mereka. Musa dan kaumnya selamat menyeberangi Laut Merah, tetapi Firaun dan kaumnya tenggelam ketika berada di tengah-tengah laut itu, maka mereka binasa.

Pada akhir ayat ini Allah menjelaskan bahwa hukuman tersebut dijatuhkan lantaran mereka senantiasa mendustakan ayat-ayat-Nya, dan tidak mau menyadari akibat yang menimpa mereka lantaran kekufuran dan kezaliman mereka, baik malapetaka di dunia ini, maupun azab sengsara di akhirat kelak. Sebagian dari kaum Firaun telah binasa bersamanya, karena mengikuti kesesatan dan kekufurannya. Sedang sebagiannya lagi binasa karena kekejaman dan kezaliman Firaun terhadap mereka.

Penerbit Jabal Spesialis Menerbitkan Al Quran Sejak Tahun 2004

Informasi dan Pemesanan pemesanan silahkan klik “Chat Via WhatsApp” di bawah ini.

Lihat Juga Artikel Lainnya :

penerbit alquran

Isi Kandungan Surat Al A’raf Ayat 56

PENERBIT ALQURAN, Isi Kandungan Surat Al A’raf Ayat 56 — Surah Al-A’raf adalah surah ke-7 dalam Al Qur’an. Surah ini terdiri atas 206 ayat dan termasuk pada golongan surah Makkiyah. Surah ini diturunkan sebelum turunnya surah Al-An’am dan termasuk golongan surah Assab ‘uththiwaal.

Surat Al-A’raf Ayat 56 mengandung pesan penting tentang tanggung jawab manusia terhadap bumi dan pentingnya berperilaku baik dalam menjaga alam semesta. Ayat ini mengajarkan prinsip-prinsip dasar yang mendorong manusia untuk menjadi pelindung lingkungan dan berkontribusi pada kesejahteraan bumi.

Baca Juga Artikel : Isi Kandungan Surat Al A’raf Ayat 22

Bacaan Surah Al A’raf Ayat 56 Dan Terjemahan

وَلَا تُفْسِدُوْا فِى الْاَرْضِ بَعْدَ اِصْلَاحِهَا وَادْعُوْهُ خَوْفًا وَّطَمَعًاۗ اِنَّ رَحْمَتَ اللّٰهِ قَرِيْبٌ مِّنَ الْمُحْسِنِيْنَ

Bacaan Latin : Wa lā tufsidụ fil-arḍi ba’da iṣlāḥihā wad’ụhu khaufaw wa ṭama’ā, inna raḥmatallāhi qarībum minal-muḥsinīn

Artinya : Dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi, setelah diciptakan dengan baik. Berdo`alah kepada-Nya dengan rasa takut dan penuh harap. Sesungguhnya rahmat Allah sangat dekat kepada orang yang berbuat kebaikan.

Kandungan Surat Al A’raf Ayat 56

Berikut adalah isi kandungan dari Surat Al-A’raf Ayat 56:

  • Larangan Merusak Bumi: Ayat ini mengawali pesannya dengan larangan keras terhadap tindakan merusak bumi. Manusia dilarang melakukan perbuatan yang merusak ekosistem dan lingkungan alam.
  • Bumi Ciptaan Allah Yang Indah: Ayat ini mengingatkan manusia bahwa bumi adalah ciptaan Allah yang indah. Manusia harus menghormati dan menjaga keindahan alam ini.
  • Kewajiban Berdoa dan Bertindak: Ayat ini memerintahkan manusia untuk berdoa kepada Allah dengan rasa takut dan harapan. Hal ini menunjukkan bahwa manusia harus memiliki kesadaran dan tanggung jawab terhadap perbuatan mereka dalam menjaga bumi.
  • Pentingnya Kesadaran Lingkungan: Surat Al-A’raf Ayat 56 menciptakan kesadaran lingkungan yang kuat. Manusia diberikan pesan tentang kebutuhan untuk menjaga bumi sebagai bentuk pengabdian kepada Allah.
  • Rahmat Allah Yang Dekat: Ayat ini mengungkapkan bahwa rahmat Allah dekat bagi orang-orang yang berbuat baik dan bertanggung jawab dalam menjaga alam. Ini adalah pengingat bahwa tindakan menjaga bumi mendapat pahala dari Allah.

Hikmah Surah Al A’raf Ayat 56

Ayat ini memberikan pengingat penting akan tanggung jawab manusia terhadap alam. Hikmahnya mengajarkan bahwa merusak bumi setelah diatur dengan baik adalah bertentangan dengan kehendak Tuhan.

Pesan ini menekankan perlunya menjaga lingkungan dengan harapan dan rasa takut kepada Allah, serta memperlihatkan dekatnya rahmat-Nya bagi mereka yang melakukan kebaikan. Ini juga menggambarkan peran manusia sebagai khalifah di bumi yang memiliki tanggung jawab besar dalam merawat ciptaan Tuhan.

Penerbit Jabal Spesialis Menerbitkan Al Quran Sejak Tahun 2004

Informasi dan Pemesanan pemesanan silahkan klik “Chat Via WhatsApp” di bawah ini.

Lihat Juga Artikel Lainnya :

penerbit alquran

Isi Kandungan Surat Al A’raf Ayat 22

Penerbit Alquran, Isi Kandungan Surat Al A’raf Ayat 22 — Ayat 22 dari Surat Al-A’raf adalah bagian penting dari kisah Nabi Adam dan Hawa di dalam Taman Surga. Ayat ini menggambarkan saat di mana mereka diperdaya oleh Iblis (syaitan) untuk memakan buah dari pohon terlarang di surga.

Baca Juga Artikel : Kandungan Al Maidah Ayat 90

Bacaan Surah Al A’raf Ayat 22 Dan Terjemahan

فَدَلَّىٰهُمَا بِغُرُورٍ ۚ فَلَمَّا ذَاقَا ٱلشَّجَرَةَ بَدَتْ لَهُمَا سَوْءَٰتُهُمَا وَطَفِقَا يَخْصِفَانِ عَلَيْهِمَا مِن وَرَقِ ٱلْجَنَّةِ ۖ وَنَادَىٰهُمَا رَبُّهُمَآ أَلَمْ أَنْهَكُمَا عَن تِلْكُمَا ٱلشَّجَرَةِ وَأَقُل لَّكُمَآ إِنَّ ٱلشَّيْطَٰنَ لَكُمَا عَدُوٌّ مُّبِينٌ

Arab-Latin: Fa dallāhumā bigurụr, fa lammā żāqasy-syajarata badat lahumā sau`ātuhumā wa ṭafiqā yakhṣifāni ‘alaihimā miw waraqil-jannah, wa nādāhumā rabbuhumā a lam an-hakumā ‘an tilkumasy-syajarati wa aqul lakumā innasy-syaiṭāna lakumā ‘aduwwum mubīn

Artinya: Maka syaitan membujuk keduanya (untuk memakan buah itu) dengan tipu daya. Tatkala keduanya telah merasai buah kayu itu, nampaklah bagi keduanya aurat-auratnya, dan mulailah keduanya menutupinya dengan daun-daun surga. Kemudian Tuhan mereka menyeru mereka: “Bukankah Aku telah melarang kamu berdua dari pohon kayu itu dan Aku katakan kepadamu: “Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi kamu berdua?”

Kandungan Surat Al A’raf Ayat 22

Surat Al-A’raf adalah surat ke-7 dalam Al-Quran, dan ayat 22 dari surah ini adalah bagian dari kisah Nabi Adam dan Hawa yang diperdaya oleh Iblis. Dalam ayat ini, Allah menggambarkan bagaimana syaitan menggoda keduanya untuk memakan buah dari pohon terlarang di surga. Setelah memakan buah tersebut, aurat keduanya terbuka, membuat mereka merasa malu. Keduanya kemudian menutupinya dengan daun-daun surga.

Ayat ini juga menegaskan peringatan dari Allah kepada mereka berdua bahwa mereka tidak seharusnya memakan buah tersebut, dan bahwa Iblis adalah musuh nyata bagi mereka. Kisah ini mengandung pelajaran tentang pengaruh syaitan, konsekuensi dosa, dan pentingnya taat pada perintah Allah. Kisah ini mengingatkan manusia akan akibat dari tindakan tidak patuh dan perlunya untuk menghindari godaan syaitan.

Isi kandungan Surat Al-A’raf Ayat 22 menggambarkan pentingnya taat pada perintah Allah, konsekuensi dari tindakan yang tidak taat, dan peringatan untuk menjauhi godaan syaitan. Ayat ini memberikan pelajaran tentang perlunya untuk menjalani kehidupan dengan kesadaran akan perintah Allah dan untuk menghindari godaan dosa.

Hikmah Surah Al A’raf Ayat 22

Hikmah yang dapat dipetik dari Surat Al-A’raf Ayat 22 adalah pelajaran tentang pentingnya ketaatan pada perintah Allah, waspada terhadap godaan syaitan, serta kesadaran akan konsekuensi dari perbuatan tidak taat. Ayat ini menunjukkan bahwa ketaatan kepada perintah Allah penting, karena tindakan tidak patuh akan membawa akibat yang merugikan. Kesadaran akan pengaruh buruk syaitan juga menegaskan perlunya untuk terus menjaga diri dari godaan dosa. Ini semua mengingatkan kita untuk hidup dalam kesadaran akan perintah Allah, menjauhi godaan dosa, dan mengambil pelajaran dari kisah Nabi Adam dan Hawa dalam surat ini.

Penerbit Jabal Spesialis Menerbitkan Al Quran Sejak Tahun 2004

Informasi dan Pemesanan pemesanan silahkan klik “Chat Via WhatsApp” di bawah ini.

Lihat Juga Artikel Lainnya :

Kandungan Surat Ali Imran Ayat 200

Kandungan Surat Ali Imran Ayat 200

Surat Ali Imran ayat 200 adalah salah satu ayat yang penuh makna dalam Al-Qur’an. Dalam ayat ini, Allah SWT memberikan pesan penting kepada orang-orang yang beriman. Dalam artikel ini, Penerbit Jabal akan membahas kandungan Surat Ali Imran ayat 200, menjelaskan maknanya, dan bagaimana pesan ini dapat bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari.

Rekomendasi : Penerbit Al Qur’an

Bacaan Surah Ali Imran Ayat 200 Dan Terjemahan

“يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اصْبِرُوا وَصَابِرُوا وَرَابِطُوا وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ”

Latin: “Yā ayyuhallażīna āmanuṣbirụ wa ṣābirụ wa rābiṭụ, wattaqullāha la’allakum tufliḥụn.”

Terjemahan dalam Bahasa Indonesia: “Wahai orang-orang yang beriman! Bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap-siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah agar kamu beruntung.” (QS Ali Imran: 200)

Kandungan Surat Ali Imran Ayat 200

Kandungan Surat Ali Imran Ayat 200
  • Pesan Kesabaran: Ayat ini pertama-tama mengajak umat Islam untuk bersabar. Ini adalah pesan penting karena kehidupan sering kali penuh dengan cobaan dan tantangan. Dalam menghadapi kesulitan, bersabar adalah kunci untuk tetap tenang dan kuat.
  • Kuatkan Kesabaran: Ayat ini tidak hanya meminta kita untuk bersabar, tetapi juga untuk memperkuat kesabaran kita. Ini mengingatkan kita bahwa kesabaran adalah sifat yang perlu diasah dan diperkuat seiring waktu.
  • Bersiap-siaga: Bagian ketiga ayat ini menyebutkan “rābiṭụ” yang dapat diartikan sebagai “bersiap-siaga.” Ini mengingatkan kita untuk selalu siap menghadapi segala situasi, terutama dalam mempertahankan keyakinan dan prinsip kita.
  • Takwa kepada Allah: Ayat ini juga menegaskan pentingnya takwa kepada Allah. Takwa adalah kesadaran tentang Allah, kepatuhan kepada-Nya, dan menjauhi segala perbuatan yang dapat mendekatkan kita kepada-Nya.
  • Harapan Untuk Kesuksesan: Ayat ini mengakhiri dengan harapan bahwa dengan bersabar, memperkuat kesabaran, bersiap-siaga, dan memiliki takwa kepada Allah, kita akan mencapai kesuksesan sejati dalam hidup.

Mengapa Pesan Ini Penting?

Dalam kehidupan kita yang penuh dengan ujian dan tantangan, pesan dalam kandungan Surat Ali Imran ayat 200 adalah seperti cahaya dalam kegelapan. Mengapa hal ini begitu penting? Yuk, mari kita lihat lebih dekat!

1. Navigasi di Laut Badai Hidup. Kehidupan seringkali seperti lautan badai yang tak pernah lepas dari ombak besar. Dalam situasi-situasi sulit, pesan ini adalah kompas yang membantu kita tetap di jalur yang benar, yaitu dengan bersabar.

2. Kekuatan dalam Ketenangan. Dalam menghadapi masalah, pikiran yang tenang adalah kekuatan yang luar biasa. Pesan ini mengajak kita untuk memperkuat kemampuan bersikap tenang dalam menghadapi tantangan.

3. Siap Siaga Menuju Masa Depan. Hidup adalah perjalanan, dan pesan ini adalah peta jalan kita. Kita perlu selalu siap menghadapi apa pun yang mungkin ada di depan, termasuk mempertahankan nilai-nilai kita.

4. Melalui Lensa Kebaikan. Takwa kepada Allah adalah seperti lensa kacamata yang membantu kita melihat dunia dengan cara yang lebih baik. Ini membantu kita menjauhi perbuatan yang salah dan mendekatkan diri kepada Allah.

5. Harapan untuk Keberuntungan. Pesan ini juga membawa pesan positif bahwa jika kita mengikuti panduan ini, kita memiliki peluang yang lebih besar untuk mencapai keberuntungan sejati dalam hidup kita.

Implementasi dalam Kehidupan Sehari-hari

Sekarang, mari kita lihat bagaimana kita bisa menghadirkan pesan yang berharga ini dalam kehidupan sehari-hari kita.

Pertama, kesabaran adalah kuncinya. Ketika kita menghadapi momen sulit, coba hentikan sejenak dan tarik napas dalam-dalam. Ini akan membantu kita tetap tenang dan menemukan solusi yang lebih baik.

Kedua, perkuat diri Anda melalui pengetahuan dan pengalaman. Setiap hari adalah kesempatan untuk belajar dan tumbuh. Ketika kita menjadi lebih kuat, kita dapat menghadapi tantangan dengan lebih percaya diri. Terakhir, cobalah untuk selalu hidup dengan integritas dan takwa. Ini akan membantu Anda menjauhi hal-hal yang salah dan menjadikan Anda pribadi yang lebih baik. Dengan menerapkan pesan ini, Anda bisa merasakan perubahan positif dalam hidup Anda.

Kesimpulan

Kandungan Surat Ali Imran ayat 200 adalah pesan penting dalam Al-Qur’an yang mengajak umat Islam untuk bersabar, memperkuat kesabaran, bersiap-siaga, dan memiliki takwa kepada Allah. Pesan ini memiliki relevansi besar dalam kehidupan sehari-hari dan dapat membantu individu menghadapi tantangan dengan lebih baik. Dengan mengikuti pesan ini, kita dapat mencapai kesuksesan sejati dalam hidup kita, baik di dunia maupun di akhirat.

Artikel Terkait : Pahala Tanpa Batas Bagi Orang Yang Sabar

Penerbit Jabal Spesialis Menerbitkan Al Quran Sejak Tahun 2004

Dalam menghadapi berbagai cobaan dalam hidup, pesan dalam Surat Ali Imran ayat 200 menjadi panduan berharga untuk menjalani hidup dengan lebih bijaksana.

Jangan lupa bahwa jika Anda membutuhkan sumber pengetahuan dan inspirasi lebih lanjut tentang Islam, terutama dalam bentuk Al-Qur’an dan buku-buku Islam.

Penerbit Jabal menyediakan beragam Al-Qur’an dan buku Islam yang dapat membantu Anda menjalani kehidupan dengan lebih bijaksana dan mendalam

Informasi dan Pemesanan pemesanan silahkan klik “Chat Via WhatsApp” di bawah ini.

Tags: Kandungan Surat Ali Imran Ayat 200, Kesabaran, Kuatkan Kesabaran, Bersiap-siaga, Takwa kepada Allah, Keberuntungan.

Lihat Juga Artikel Lainnya :

Isi Kandungan Surat Ali ‘Imran Ayat 116

Kandungan Surat Ali ‘Imran Ayat 116, Menghadapi Azab Allah

Penerbit Al Quran — Kandungan Surat Ali ‘Imran Ayat 116 menyajikan gambaran yang sangat kuat tentang nasib orang-orang yang kafir. Ayat ini mengingatkan kita tentang pentingnya beriman kepada Allah dan konsekuensi berat bagi mereka yang menolak iman.

Di dalam artikel ini, kita akan merinci isi kandungan ayat, melakukan tafsirnya, menjelaskan mengapa ayat ini memiliki signifikansi dalam kehidupan sehari-hari, dan menyimpulkan pesan yang bisa diambil dari ayat ini.

Artikel Terkait : Kandungan Surat Ali ‘Imran Ayat 31

Bacaan Ayat Al-Quran Surat Ali ‘Imran Ayat 116

إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا لَنْ تُغْنِيَ عَنْهُمْ أَمْوَالُهُمْ وَلَا أَوْلَادُهُمْ مِنَ اللَّهِ شَيْئًا ۖ وَأُولَٰئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ ۚ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ

Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang kafir baik harta mereka maupun anak-anak mereka, sekali-kali tidak dapat menolak azab Allah dari mereka sedikitpun. Dan mereka adalah penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.”

Isi Kandungan Surat Ali ‘Imran Ayat 116

Ayat ini memaparkan konsekuensi keras bagi mereka yang menolak keimanan dan kebenaran. Tidak ada perlindungan apa pun, baik harta maupun keturunan, yang dapat melindungi seseorang dari azab Allah jika mereka dengan sengaja menolak-Nya. Ayat ini menekankan bahwa azab Allah adalah pasti dan tidak akan terhindarkan bagi orang-orang yang kafir.

Tafsir Ayat

Tafsir dari ayat ini menggarisbawahi kepentingan iman dan kepatuhan kepada Allah dalam hidup manusia. Ayat ini memberikan pemahaman tentang keadilan dan hukuman Allah terhadap perbuatan manusia. Tidak ada yang bisa memberikan perlindungan atau memberi imunitas dari azab Allah, kecuali dengan beriman dan bertaubat kepada-Nya.

Mengapa Ayat Ini Penting dalam Kehidupan Sehari-Hari

Ayat ini mengingatkan kita akan pentingnya iman dan kepatuhan kepada Allah dalam hidup kita sehari-hari. Kita harus menyadari bahwa harta benda dan keturunan bukanlah jaminan keselamatan akhirat. Keimanan dan amal baik yang dilandaskan pada agama adalah kunci untuk mendapatkan rahmat dan keampunan Allah.

Ayat ini juga menegaskan keadilan Allah. Tidak ada yang dapat melarikan diri dari hukuman-Nya jika mereka secara sengaja menolak iman dan kebenaran. Oleh karena itu, ayat ini menjadi pengingat bagi kita untuk selalu mendekatkan diri kepada Allah dan mengikuti ajaran-Nya.

Kesimpulan

Ayat Ali ‘Imran Ayat 116 menyiratkan pesan penting tentang konsekuensi bagi mereka yang menolak iman. Ini adalah pengingat bahwa harta benda dan keturunan tidak akan melindungi seseorang dari azab Allah jika mereka dengan sengaja mengingkari-Nya. Oleh karena itu, ayat ini memotivasi kita untuk memperkuat keimanan dan menjalani kehidupan yang taat kepada Allah, dengan harapan mendapatkan rahmat-Nya.

Bacaan Juga Artikel : Benarkah Sakaratul Maut Itu Menyakitkan?

Penerbit Jabal Spesialis Menerbitkan Al Quran Sejak Tahun 2004

Penerbit Jabal menyediakan beragam Al-Qur’an dan buku Islam yang dapat membantu Anda menjalani kehidupan dengan lebih bijaksana dan mendalam.

Informasi dan Pemesanan pemesanan silahkan klik “Chat Via WhatsApp” di bawah ini.

Lihat Juga Artikel Lainnya :

Tafsir Surat Al Baqarah Ayat 286, Doa Dan Tawakal

Tafsir Surat Al Baqarah Ayat 286, Doa Dan Tawakal

Penerbit Alquran, Surat Al Baqarah ayat 286 adalah ayat penutup dari surah ini. Dalam ayat ini, Allah memberikan pesan-pesan penting kepada umat manusia. Ayat ini mengandung prinsip-prinsip pokok dalam Islam yang relevan dengan kehidupan sehari-hari. Artikel ini akan membahas isi dari Surat Al Baqarah Ayat 286 dan mengapa pesan ini sangat penting.

Artikel Terkait : Surat Al Baqarah Ayat 118 – 120

Bacaan Surat Al Baqarah Ayat 286 dan Terjemahan

لَا يُكَلِّفُ اللّٰهُ نَفۡسًا اِلَّا وُسۡعَهَا ‌ؕ لَهَا مَا كَسَبَتۡ وَعَلَيۡهَا مَا اكۡتَسَبَتۡ‌ؕ رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذۡنَاۤ اِنۡ نَّسِيۡنَاۤ اَوۡ اَخۡطَاۡنَا ‌ۚ رَبَّنَا وَلَا تَحۡمِلۡ عَلَيۡنَاۤ اِصۡرًا كَمَا حَمَلۡتَهٗ عَلَى الَّذِيۡنَ مِنۡ قَبۡلِنَا ‌‌ۚرَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلۡنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهٖ‌ ۚ وَاعۡفُ عَنَّا وَاغۡفِرۡ لَنَا وَارۡحَمۡنَا ۚ اَنۡتَ مَوۡلٰٮنَا فَانۡصُرۡنَا عَلَى الۡقَوۡمِ الۡكٰفِرِيۡنَ

La yukallifullahu nafsan illa wusaha, laha ma kasabat wa alaiha maktasabat, rabbana la tu’akhizna in nasina au akhta’na, rabbana wa la tahmil alaina isran kama hamaltahu alal-lazina min qablina, rabbana wa la tuhammilna ma la taqata lana bih(i), wafu anna, wagfir lana, warhamna, anta maulana fansurna alal qaumil-kafirin

286. Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Dia mendapat (pahala) dari (kebajikan) yang dikerjakannya dan dia mendapat (siksa) dari (kejahatan) yang diperbuatnya. (Mereka berdoa), “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami melakukan kesalahan. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebani kami dengan beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tidak sanggup kami memikulnya. Maafkanlah kami, ampunilah kami, dan rahmatilah kami. Engkaulah pelindung kami, maka tolonglah kami menghadapi orang-orang kafir.”

Isi Kandungan Surat Al Baqarah Ayat 286

Ayat 286 dari Surat Al-Baqarah adalah ayat yang penuh makna dalam Al-Qur’an. Ayat ini mengandung pesan-pesan penting yang berkaitan dengan ketentuan Allah, keadilan-Nya, dan doa-doa umat Muslim. Mari kita telaah isi dan pentingnya ayat ini.

Allah dalam ayat ini menegaskan bahwa Dia tidak membebani seseorang melebihi kapasitasnya. Ini adalah bukti dari rahmat dan keadilan Allah terhadap hamba-hamba-Nya. Setiap individu diberi ujian dan tanggung jawab sesuai dengan kemampuan dan kapasitasnya. Hal ini mengingatkan kita untuk tidak merasa terbebani oleh ujian hidup atau tanggung jawab yang kita hadapi. Kita hanya akan diuji sesuai dengan apa yang mampu kita lakukan.

Ayat ini juga mengingatkan bahwa setiap individu akan memperoleh balasan sesuai dengan perbuatan baik dan buruk yang telah dilakukan. Ini menunjukkan pentingnya melakukan perbuatan baik, berbuat adil, dan menjauhi perbuatan dosa. Allah akan membalas semua perbuatan, baik yang terlihat oleh manusia maupun yang tersembunyi.

Dalam ayat ini, umat Muslim diajarkan untuk berdoa kepada Allah. Mereka memohon kepada Tuhan agar Dia tidak menghukum mereka jika mereka lupa atau melakukan kesalahan. Ini menunjukkan belas kasih Allah dan kesediaan-Nya untuk menerima tobat dan memaafkan hamba-hamba-Nya. Doa ini adalah ungkapan ketakutan dan kerendahan hati sekaligus permohonan ampunan.

Baca Artikel Lainnya : Surat Al Baqarah Ayat 30, Manusia Sebagai Khalifah Di Bumi

Penerbit Jabal Spesialis Menerbitkan Al Quran Sejak Tahun 2004

Informasi dan Pemesanan pemesanan silahkan klik “Chat Via WhatsApp” di bawah ini.

Lihat Artikel Lainnya :

Surat Al Baqarah Ayat 264

Surat Al Baqarah Ayat 264, Pentingnya Sedekah Dan Niat Ikhlas

Surat Al Baqarah Ayat 264 mengajarkan kepada kita pentingnya memberikan sedekah dengan ikhlas, tanpa menyebut-nyebutnya atau menyakiti perasaan penerima sedekah. Ayat ini memberi kita perumpamaan tentang seseorang yang berinfak dengan cara riya kepada manusia, tanpa iman kepada Allah dan hari akhir.

Lihat Rekomendasi : Penerbit Quran

Bacaan Surat Al Baqarah Ayat 264 dan Terjemahan

يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡا لَا تُبۡطِلُوۡا صَدَقٰتِكُمۡ بِالۡمَنِّ وَالۡاَذٰىۙ كَالَّذِىۡ يُنۡفِقُ مَالَهٗ رِئَآءَ النَّاسِ وَلَا يُؤۡمِنُ بِاللّٰهِ وَالۡيَوۡمِ الۡاٰخِرِ‌ؕ فَمَثَلُهٗ كَمَثَلِ صَفۡوَانٍ عَلَيۡهِ تُرَابٌ فَاَصَابَهٗ وَابِلٌ فَتَرَكَهٗ صَلۡدًا ‌ؕ لَا يَقۡدِرُوۡنَ عَلٰى شَىۡءٍ مِّمَّا كَسَبُوۡا ‌ؕ وَاللّٰهُ لَا يَهۡدِى الۡقَوۡمَ الۡـكٰفِرِيۡنَ

Ya ayyuhal-lazina amanu la tubtilu sadaqatikum bil-manni wal-aza, kal-lazi yunfiqu malahu ri’a’an-nasi wa la yu’minu billahi wal-yaumil-akhir(i), fa masaluhu kamasali safwanin alaihi turabun fa’asabahu wabilun fatarakahu salda(n), la yaqdiruna ala syai’im mimma kasabu, wallahu la yahdil-qaumal-kafirin

264. Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu merusak sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan penerima), seperti orang yang menginfakkan hartanya karena ria (pamer) kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari akhir. Perumpamaannya (orang itu) seperti batu yang licin yang di atasnya ada debu, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, maka tinggallah batu itu licin lagi. Mereka tidak memperoleh sesuatu apa pun dari apa yang mereka kerjakan. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang kafir.

Baca Juga Artikel : Surat Al Baqarah Ayat 107

Isi Kandungan Surat Al Baqarah Ayat 264

Ayat 264 dalam Surat Al-Baqarah menyampaikan pesan yang sangat penting tentang pentingnya memberikan sedekah dengan niat yang murni dan ikhlas. Allah dalam ayat ini membandingkan dua jenis orang yang memberikan sedekah. Pertama, ada orang yang memberikan sedekah dengan menyebut-nyebutnya dan ingin dilihat oleh manusia. Mereka melakukannya agar mendapatkan pujian dan pengakuan dari sesama manusia. Namun, di dalam hati mereka, iman kepada Allah dan hari akhir tidak kuat. Mereka seperti batu yang dilapisi debu. Kedua, ada orang yang memberikan sedekah dengan niat yang benar-benar ikhlas untuk mendapatkan keridhaan Allah. Mereka tidak mencari pengakuan manusia dan memberikan sedekah semata-mata karena cinta kepada Allah dan rasa tanggung jawab mereka sebagai hamba-Nya. Allah menggambarkan mereka sebagai batu yang licin yang hujan tidak bisa menghilangkan debunya.

Pesan yang sangat penting yang disampaikan dalam ayat ini adalah bahwa amal ibadah, termasuk memberikan sedekah, haruslah dilakukan dengan tulus dan ikhlas semata-mata untuk Allah. Riya, yaitu memamerkan amal baik di depan manusia, adalah perilaku yang sangat dilarang dalam Islam karena bisa merusak niat dan mengurangi nilai amal ibadah tersebut di mata Allah. Oleh karena itu, ayat ini mengingatkan umat Muslim untuk selalu memeriksa niat mereka saat memberikan sedekah dan berbagai amal lainnya, sehingga amal-amal tersebut benar-benar dapat mendekatkan mereka kepada Allah dan mendapatkan pahala-Nya.

Mengapa Pesan Ini Penting?

Pesan yang disampaikan dalam ayat 264 dari Surat Al-Baqarah sangat penting karena menggarisbawahi prinsip-prinsip inti dalam Islam tentang niat, ikhlas, dan tawakal kepada Allah. Ada beberapa alasan mengapa pesan ini penting:

  • Tawakal dan Ikhlas. Pesan ini menekankan pentingnya tawakal, yaitu bergantung sepenuhnya pada Allah, serta ikhlas, yaitu melakukan amal ibadah hanya untuk mendapatkan keridhaan-Nya. Ini adalah prinsip dasar dalam Islam yang membantu umat Muslim memperkuat iman dan memahami bahwa semua tindakan mereka harus dilakukan dengan niat yang benar-benar tulus hanya untuk Allah.
  • Mencegah Riya. Pesan ini memperingatkan terhadap riya, yaitu memamerkan amal baik di depan manusia untuk mendapatkan pujian dan pengakuan. Riya adalah dosa besar dalam Islam karena bisa merusak niat dan mengurangi nilai amal ibadah. Oleh karena itu, pesan ini mengingatkan umat Muslim untuk selalu melakukan amal-amal mereka dengan niat yang murni dan tanpa mencari pengakuan manusia.
  • Mengingatkan tentang Tujuan Utama. Ayat ini mengingatkan bahwa tujuan utama dari amal ibadah, termasuk memberikan sedekah, adalah mendekatkan diri kepada Allah dan mencari keridhaan-Nya. Hal ini mencegah umat Muslim dari berpikir bahwa mereka dapat “menggantung” amal kebaikan mereka pada pengakuan manusia, yang sementara dan tidak pasti.
  • Pentingnya Niat dan Kesadaran. Pesan ini juga menekankan pentingnya kesadaran akan niat dalam setiap tindakan. Dengan lebih sadar akan niat, umat Muslim dapat lebih baik menghindari segala bentuk riya dan menjaga amal ibadah mereka agar benar-benar tulus untuk Allah.

Dalam inti pesan ini, ada pelajaran mendalam tentang keikhlasan, integritas spiritual, dan arti sejati dari beribadah dalam Islam. Melalui pemahaman dan praktik pesan ini, umat Muslim diingatkan untuk menghidupkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari mereka dan mendekatkan diri kepada Allah dengan tulus ikhlas.

Artikel Terkait : Surat Al Baqarah Ayat 88 – 90, Ketidakpatuhan dan Murka Allah

Penerbit Jabal Spesialis Menerbitkan Al Quran Sejak Tahun 2004

Informasi dan Pemesanan pemesanan silahkan klik “Chat Via WhatsApp” di bawah ini.

Lihat Artikel Lainnya :

Surat Al Baqarah Ayat 173, Larangan Makanan dalam Islam

Surat Al Baqarah Ayat 173, Larangan Makanan dalam Islam

Penerbit Al Quran — Surat Al Baqarah Ayat 173 memberikan panduan tentang makanan halal dan haram dalam agama Islam. Ayat ini menguraikan larangan mengonsumsi bangkai, darah, daging babi, dan hewan yang disembelih dengan menyebut nama selain Allah. Dalam artikel ini, Penerbit Jabal akan membahas kandungan Surat Al Baqarah ayat 373, terjemahan dalam bahasa Indonesia, dan pesan penting tentang larangan makanan dalam Islam.

Artikel Terkait : Surat Al Baqarah Ayat 107

Bacaan Surat Al Baqarah Ayat 173 dan Terjemahan

اِنَّمَا حَرَّمَ عَلَيۡکُمُ الۡمَيۡتَةَ وَالدَّمَ وَلَحۡمَ الۡخِنۡزِيۡرِ وَمَآ اُهِلَّ بِهٖ لِغَيۡرِ اللّٰهِ‌ۚ فَمَنِ اضۡطُرَّ غَيۡرَ بَاغٍ وَّلَا عَادٍ فَلَاۤ اِثۡمَ عَلَيۡهِ‌ؕ اِنَّ اللّٰهَ غَفُوۡرٌ رَّحِيۡمٌ

Innamaa harrama ‘alaikumul maitata waddama wa lahmal khinziiri wa maaa uhilla bihii lighairil laahi famanid turra ghaira baaghinw wa laa ‘aadin falaaa isma ‘alaih; innal laaha Ghafuurur Rahiim

173. Sesungguhnya Dia hanya mengharamkan atasmu bangkai, darah, daging babi, dan (daging) hewan yang disembelih dengan (menyebut nama) selain Allah. Tetapi barangsiapa terpaksa (memakannya), bukan karena menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, maka tidak ada dosa baginya. Sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.

Isi Kandungan Surat Al Baqarah Ayat 173

Ayat ini berbicara tentang makanan halal dan haram dalam Islam. Allah dengan jelas melarang umat Islam untuk mengonsumsi bangkai, darah, daging babi, dan hewan yang disembelih dengan menyebut nama selain Allah. Namun, ayat ini memberikan pengecualian bagi mereka yang dalam keadaan terdesak, seperti dalam situasi kelaparan, di mana mereka diperbolehkan memakan makanan haram asalkan mereka melakukannya bukan karena keinginan dan tidak melampaui batas.

Ayat ini menekankan bahwa Allah adalah Maha Pengampun dan Maha Penyayang. Allah memahami kondisi dan kesulitan umat-Nya, dan Dia memberikan keringanan dalam situasi-situasi darurat. Namun, peraturan makanan halal dan haram tetap berlaku dan merupakan bagian penting dari prinsip-prinsip agama Islam.

Mengapa Pesan Ini Penting?

  • Makanan Halal dan Haram. Ayat ini menjelaskan prinsip-prinsip makanan halal dan haram dalam Islam, yang merupakan bagian penting dari kehidupan sehari-hari umat Islam. Memahami peraturan makanan ini adalah kewajiban, dan menghindari makanan haram adalah tuntutan agama.
  • Keringanan dalam Darurat. Ayat ini menggambarkan kebijaksanaan Allah dalam memberikan keringanan dalam situasi darurat. Ini mengingatkan bahwa Islam adalah agama yang penuh rahmat dan pengertian terhadap kesulitan umat-Nya.
  • Tobat dan Pengampunan. Ayat ini juga menekankan bahwa Allah adalah Maha Pengampun dan Maha Penyayang. Ini mengingatkan umat Islam bahwa jika seseorang dalam keadaan terpaksa melanggar peraturan makanan halal dan haram, tobat sungguh-sungguh dan niat baik dapat membawa pengampunan dari Allah.

Jadi, Surat Al-Baqarah Ayat 173 memiliki makna yang mendalam dalam konteks makanan halal dan haram dalam Islam serta pentingnya pemahaman dan pengamalan peraturan ini dalam kehidupan sehari-hari.

Baca Juga Artikel : Surat Al Baqarah Ayat 118 – 120

Kesimpulan

Dalam kesimpulan, Surat Al Baqarah Ayat 173 menguraikan prinsip-prinsip makanan halal dan haram dalam Islam. Allah dengan tegas memerintahkan umat-Nya untuk menghindari bangkai, darah, daging babi, dan hewan yang disembelih dengan menyebut nama selain Allah sebagai makanan yang haram. Namun, ayat ini juga memberikan pengecualian dalam situasi darurat, menekankan bahwa Islam adalah agama yang penuh rahmat dan pengertian terhadap kesulitan umat-Nya.

Pentingnya ayat ini tidak hanya terletak dalam pengertian peraturan makanan halal dan haram, tetapi juga dalam pengenalan akan rahmat dan kemurahan hati Allah. Selain itu, ayat ini mengingatkan umat Islam tentang pentingnya berpikir bijak dalam pemilihan makanan dan menjunjung tinggi nilai-nilai agama. Selalu mematuhi peraturan makanan yang ditetapkan oleh Allah adalah tuntutan agama yang harus dipegang teguh, dan seseorang yang melakukan kesalahan dalam hal ini dapat mencari pengampunan melalui tobat yang sungguh-sungguh.

Keseluruhan, Surat Al Baqarah Ayat 173 mengingatkan umat Islam tentang pentingnya menjaga kepatuhan terhadap peraturan makanan halal dan haram, serta bahwa Allah adalah Maha Pengampun bagi mereka yang bertobat dan menjalani kehidupan sesuai dengan ajaran agama. Menerapkan prinsip-prinsip ini dalam kehidupan sehari-hari adalah salah satu cara untuk mendekatkan diri kepada Allah dan menjalani kehidupan yang bermakna sesuai dengan ajaran Islam.

Rekomendasi : Buku Ringkasan Shahih Bukhari

Penerbit Jabal Spesialis Menerbitkan Al Quran Sejak Tahun 2004

Informasi dan Pemesanan pemesanan silahkan klik “Chat Via WhatsApp” di bawah ini.

Lihat Artikel Lainnya :

penerbit alquran

Surat Al Baqarah Ayat 118 – 120

Penerbit Al Quran — Surat Al Baqarah ayat 118 hingga 120 dalam Al-Qur’an berbicara tentang tanggapan orang-orang yang tidak percaya dan memberikan pesan kepada Nabi Muhammad. Artikel ini akan membahas kandungan dari ayat-ayat ini, terjemahan dalam bahasa Indonesia, dan pesan yang terkandung di dalamnya.

Bacaan Surat Al Baqarah Ayat 118 – 120 dan Terjemahan

وَقَالَ الَّذِيۡنَ لَا يَعۡلَمُوۡنَ لَوۡلَا يُكَلِّمُنَا اللّٰهُ اَوۡ تَاۡتِيۡنَآ اٰيَةٌ ‌ ؕ كَذٰلِكَ قَالَ الَّذِيۡنَ مِنۡ قَبۡلِهِمۡ مِّثۡلَ قَوۡلِهِمۡؕ‌ تَشَابَهَتۡ قُلُوۡبُهُمۡ‌ؕ قَدۡ بَيَّنَّا الۡاٰيٰتِ لِقَوۡمٍ يُّوۡقِنُوۡنَ

Wa qoolal laziina laa ya’lamuuna law laa yukallimunal laahu aw taatiinaaa aayah; kazaalika qoolal laziina min qablihim misla qawlihim; tashaabahat quluubuhum; qad baiyannal aayaati liqawminy yuuqinuun

118. “Dan orang-orang yang tidak mengetahui berkata, ‘Mengapa Allah tidak berbicara dengan kita atau datang tanda-tanda (kekuasaan-Nya) kepada kita?’ Demikian pula orang-orang yang sebelum mereka telah berkata seperti ucapan mereka itu. Hati mereka serupa. Sesungguhnya telah Kami jelaskan tanda-tanda (kekuasaan Kami) kepada orang-orang yang yakin.”

اِنَّاۤ اَرۡسَلۡنٰكَ بِالۡحَـقِّ بَشِيۡرًا وَّنَذِيۡرًا ۙ‌ وَّلَا تُسۡـَٔـلُ عَنۡ اَصۡحٰبِ الۡجَحِيۡمِ

Innaaa arsalnaaka bilhaqqi bashiiranw wa naziiranw wa laa tus’alu ‘am Ashaabil Jahiim

119. “Sungguh, Kami telah mengutusmu (Muhammad) dengan kebenaran, sebagai pembawa berita gembira dan pemberi peringatan. Dan engkau tidak akan diminta (pertanggungjawaban) tentang penghuni-penghuni neraka.”

وَلَنۡ تَرۡضٰى عَنۡكَ الۡيَهُوۡدُ وَلَا النَّصٰرٰى حَتّٰى تَتَّبِعَ مِلَّتَهُمۡ‌ؕ قُلۡ اِنَّ هُدَى اللّٰهِ هُوَ الۡهُدٰى‌ؕ وَلَٮِٕنِ اتَّبَعۡتَ اَهۡوَآءَهُمۡ بَعۡدَ الَّذِىۡ جَآءَكَ مِنَ الۡعِلۡمِ‌ۙ مَا لَـكَ مِنَ اللّٰهِ مِنۡ وَّلِىٍّ وَّلَا نَصِيۡرٍ

Wa lan tardaa ‘ankal Yahuudu wa lan Nasaaraa hattaa tattabi’a millatahum; qul inna hudal laahi huwalhudaa; wa la’init taba’ta ahwaaa’ahum ba’dal lazii jaaa’aka minal ‘ilmimaa laka minal laahi minw waliyyinw wa laa nasiir

120. “Dan orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan rela kepadamu (Muhammad) sebelum engkau mengikuti agama mereka. Katakanlah, ‘Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang sebenarnya).’ Dan jika engkau mengikuti keinginan mereka setelah ilmu (kebenaran) sampai kepadamu, tidak akan ada bagimu pelindung dan penolong dari Allah.”

Baca Juga Artikel : Surat Al Baqarah Ayat 107

Kandungan Surat Al Baqarah Ayat 118, 119, dan 120

Ayat 118 mencerminkan skeptisisme orang-orang yang tidak percaya terhadap Allah. Mereka meragukan mengapa Allah tidak berbicara atau menunjukkan tanda-tanda kekuasaan-Nya kepada mereka. Ayat ini menunjukkan bahwa pendekatan skeptis seperti ini telah dilakukan oleh orang-orang sebelum mereka.

Ayat 119 menguatkan utusan Nabi Muhammad sebagai pembawa berita gembira dan pemberi peringatan. Ini adalah pengingat bahwa tugas Nabi adalah menyampaikan kebenaran kepada umat manusia, dan bukan tugasnya untuk mempertanggungjawabkan keyakinan individu.

Ayat 120 mencerminkan bahwa orang-orang Yahudi dan Nasrani mungkin tidak akan menerima Islam kecuali jika Nabi Muhammad mengikuti agama mereka. Namun, ayat ini menegaskan bahwa petunjuk Allah adalah yang sebenarnya, dan mengikuti keinginan manusia setelah menerima ilmu kebenaran tidak akan memberikan perlindungan atau pertolongan dari Allah.

Mengapa Pesan Ini Penting?

Pesan dalam ayat-ayat ini mengingatkan kita tentang pentingnya iman, kepatuhan kepada Allah, dan tugas para utusan-Nya. Ini juga menyoroti skeptisisme yang bisa timbul dalam hati manusia dan bagaimana pesan Allah mengatasi keraguan tersebut.

Kesimpulan:

Surat Al Baqarah ayat 118 – 120 memberikan pandangan tentang respons skeptisisme manusia terhadap agama dan pesan Allah. Ayat ini juga menegaskan kebenaran utusan Allah dan pentingnya mengikuti petunjuk-Nya.

Artikel Terkait : Surat Al Baqarah Ayat 88 – 90, Ketidakpatuhan dan Murka Allah

Penerbit Jabal Spesialis Menerbitkan Al Quran Sejak Tahun 2004

Informasi dan Pemesanan pemesanan silahkan klik “Chat Via WhatsApp” di bawah ini.

Lihat Artikel Lainnya :

Surat Al Baqarah Ayat 107, Allah Pemilik Kerajaan Langit dan Bumi

Surat Al Baqarah Ayat 107, Allah Pemilik Kerajaan Langit dan Bumi

Surat Al Baqarah ayat 107 dalam Al-Qur’an menekankan fakta bahwa Allah adalah pemilik kerajaan langit dan bumi. Artikel ini akan membahas kandungan Surah Baqarah ayat 107, terjemahan dalam bahasa Indonesia, dan pesan yang terkandung dalam ayat ini.

Lihat Rekomendasi : Penerbit Al Quran

Bacaan Surat Al Baqarah Ayat 107 dan Terjemahan

اَلَمۡ تَعۡلَمۡ اَنَّ اللّٰهَ لَهٗ مُلۡكُ السَّمٰوٰتِ وَالۡاَرۡضِ‌ؕ وَمَا لَـکُمۡ مِّنۡ دُوۡنِ اللّٰهِ مِنۡ وَّلِىٍّ وَّلَا نَصِيۡرٍ

Alam ta’lam annallaaha lahuu mulkus samaawaati wal ard; wa maa lakum min duunil laahi minw waliyyinw wa laa nasiir

107. “Tidakkah kamu tahu bahwa Allah memiliki kerajaan langit dan bumi? Dan tidak ada bagimu pelindung dan penolong selain Allah.”

Kandungan Surat Al Baqarah Ayat 107

Ayat ini mengingatkan kita tentang kedaulatan Allah atas seluruh alam semesta. Allah adalah pemilik segala sesuatu di langit dan di bumi, termasuk segala kekuasaan dan otoritas. Manusia tidak memiliki pelindung atau penolong selain Allah. Pesan ini mencerminkan pentingnya mengakui kekuasaan Allah dan ketergantungan kita kepada-Nya.

Mengapa Pesan Ini Penting?

Pesan dalam kandungan surat Al-Baqarah ayat 107 adalah pengingat tentang keagungan Allah dan posisi-Nya sebagai Pemilik segala sesuatu. Ini menunjukkan bahwa kita sebagai manusia harus tunduk dan patuh kepada Allah, karena hanya Dia lah yang memiliki kendali mutlak atas seluruh alam semesta.

Ayat ini juga mengajarkan kita untuk menghindari menyekutukan Allah atau mencari perlindungan dari selain-Nya, karena hanya Allah yang dapat memberikan perlindungan sejati dan pertolongan.

Kesimpulan

Ayat 107 mengingatkan kita tentang kedaulatan Allah sebagai pemilik langit dan bumi. Ini adalah pengingat akan kekuasaan-Nya yang mutlak dan pentingnya tunduk kepada-Nya. Manusia tidak memiliki pelindung atau penolong selain Allah, dan ini adalah pesan yang mengajarkan kita untuk mengakui dan menghormati keagungan-Nya.

Artikel Terkait : Surat Al Baqarah Ayat 88 – 90, Ketidakpatuhan dan Murka Allah

Penerbit Jabal Spesialis Menerbitkan Al Quran Sejak Tahun 2004

Informasi dan Pemesanan pemesanan silahkan klik “Chat Via WhatsApp” di bawah ini.

Lihat Juga Artikel Lainnya :

Surat Al Baqarah Ayat 88 - 90, Ketidakpatuhan dan Murka Allah

Surat Al Baqarah Ayat 88 – 90, Ketidakpatuhan dan Murka Allah

PENERBIT AL QURAN, Surat Al Baqarah ayat 88 – 90 dalam Al Qur’an menggambarkan ketidakpatuhan dan kemurkaan Allah terhadap sekelompok orang yang telah menolak kebenaran dan memilih kekafiran.

Dalam artikel ini, Penerbit Jabal akan membahas kandungan Surat Al-Baqarah ayat 88, 89, dan 90, terjemahan dalam bahasa Indonesia, serta pesan yang terkandung dalam ayat-ayat ini.

Artikel Terkait : Surat Al Baqarah Ayat 30, Manusia Sebagai Khalifah Di Bumi

Bacaan Surat Al Baqarah Ayat 88, 89, 90 dan Terjemahan

وَقَالُوا قُلُوبُنَا غُلْفٌ ۚ بَلْ لَعَنَهُمُ اللَّهُ بِكُفْرِهِمْ فَقَلِيلًا مَا يُؤْمِنُونَ

88. “Dan mereka berkata: ‘Hati kami tertutup’. Tetapi sebenarnya Allah telah mengutuk mereka karena keingkaran mereka; maka sedikit sekali mereka yang beriman.”

وَلَمَّا جَاءَهُمْ كِتَابٌ مِنْ عِنْدِ اللَّهِ مُصَدِّقٌ لِمَا مَعَهُمْ وَكَانُوا مِنْ قَبْلُ يَسْتَفْتِحُونَ عَلَى الَّذِينَ كَفَرُوا فَلَمَّا جَاءَهُمْ مَا عَرَفُوا كَفَرُوا بِهِ ۚ فَلَعْنَةُ اللَّهِ عَلَى الْكَافِرِينَ

89. “Dan setelah datang kepada mereka Al Quran dari Allah yang membenarkan apa yang ada pada mereka, padahal sebelumnya mereka biasa memohon (kedatangan Nabi) untuk mendapat kemenangan atas orang-orang kafir, maka setelah datang kepada mereka apa yang telah mereka ketahui, mereka lalu ingkar kepadanya. Maka laknat Allah-lah atas orang-orang yang ingkar itu.”

بِئْسَمَا اشْتَرَوْا بِهِ أَنْفُسَهُمْ أَنْ يَكْفُرُوا بِمَا أَنْزَلَ اللَّهُ بَغْيًا أَنْ يُنَزِّلَ اللَّهُ مِنْ فَضْلِهِ عَلَىٰ مَنْ يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ ۖ فَبَاءُوا بِغَضَبٍ عَلَىٰ غَضَبٍ ۚ وَلِلْكَافِرِينَ عَذَابٌ مُهِينٌ

90. “Alangkah buruknya (hasil perbuatan) mereka yang menjual dirinya sendiri dengan kekafiran kepada apa yang telah diturunkan Allah, karena dengki bahwa Allah menurunkan karunia-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya diantara hamba-hamba-Nya. Karena itu mereka mendapat murka sesudah (mendapat) kemurkaan. Dan untuk orang-orang kafir siksaan yang menghinakan.”

Kandungan Surat Al Baqarah Ayat 88 – 90

Ayat-ayat ini menggambarkan nasib sekelompok orang yang menolak kebenaran dan memilih jalan kekafiran. Mereka berpura-pura bahwa hati mereka tertutup, namun sebenarnya Allah telah mengutuk mereka karena keingkaran mereka. Mereka hanya sedikit yang beriman, sementara mayoritas memilih untuk berpaling dari kebenaran.

Ayat-ayat ini juga mengisahkan bagaimana orang-orang ini telah meminta Allah untuk memberikan kemenangan atas orang-orang kafir sebelum datangnya Al Quran. Namun, setelah Al Quran diturunkan dan menguatkan apa yang telah mereka ketahui, mereka justru menolaknya. Ini adalah bentuk kemurkaan Allah terhadap perilaku yang menunjukkan ketidakpatuhan dan kekafiran.

Mengapa Pesan Ini Penting?

Pesan dalam Surat Al-Baqarah ayat 88, 89, dan 90 mengingatkan kita tentang pentingnya ketundukan dan ketaatan kepada Allah. Ketidakpatuhan, kekafiran, dan keengganan untuk menerima kebenaran dapat menyebabkan murka Allah. Ayat ini juga menunjukkan bahwa Allah memberikan karunia-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan dengki adalah tindakan yang sangat merugikan.

Ini adalah pengingat bagi kita untuk selalu mencari kebenaran, merenungkan Al Quran, dan menjalani kehidupan dalam ketaatan kepada Allah. Ketidakpatuhan dan kekafiran dapat mengakibatkan konsekuensi yang sangat serius dan menghancurkan.

Kesimpulan:

Kandungan Surat Al Baqarah ayat 88 – 90 menggambarkan ketidakpatuhan dan kemurkaan Allah terhadap sekelompok orang yang menolak kebenaran. Pesan ini mencatat pentingnya ketundukan kepada Allah, penerimaan kebenaran, dan menjauhi kekafiran. Ayat ini mengingatkan kita tentang konsekuensi serius dari ketidakpatuhan dan keengganan untuk mengikuti jalan yang benar.

Artikel Terkait : Kandungan Surat Al Baqarah Ayat 10

Penerbit Jabal Spesialis Menerbitkan Al Quran Sejak Tahun 2004

Informasi dan Pemesanan pemesanan silahkan klik “Chat Via WhatsApp” di bawah ini.

Lihat Juga Artikel Lainnya :

Surat Al Baqarah Ayat 30, Manusia Sebagai Khalifah Di Bumi

Surat Al Baqarah Ayat 30, Manusia Sebagai Khalifah Di Bumi

Surat Al Baqarah ayat 30 dari Al-Qur’an mengungkapkan makna mendalam tentang peran manusia sebagai khalifah di bumi. Dalam artikel ini, Penerbit Jabal akan membahas kandungan Surat Al Baqarah ayat 30, terjemahan dalam bahasa Indonesia, dan pesan penting tentang tanggung jawab manusia sebagai pemimpin bumi.

Rekomendasi : Penerbit Al Quran

Bacaan Surat Al Baqarah Ayat 30 dan Terjemahan

وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَٰٓئِكَةِ إِنِّى جَاعِلٌ فِى ٱلْأَرْضِ خَلِيفَةً ۖ قَالُوٓا۟ أَتَجْعَلُ فِيهَا مَن يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ ٱلدِّمَآءَ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ ۖ قَالَ إِنِّىٓ أَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُونَ

wa-idz qaala rabbuka lilmalaa-ikati innii jaa’ilun fii l-ardhi khaliifatan qaaluu ataj’alu fiihaa man yufsidu fiihaa wayasfiku ddimaa-a wanahnu nusabbihu bihamdika wanuqaddisu laka qaala innii a’lamu maa laa ta’lamuun

Artinya : “Ingatlah dikala Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak mengakibatkan seorang khalifah di muka bumi”. Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak mengakibatkan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kau ketahui”. (QS. Al-Baqarah : 30)

Kandungan Surat Al Baqarah Ayat 30

Surat Al Baqarah Ayat 30, Manusia Sebagai Khalifah Di Bumi

Ayat ini menggambarkan momen ketika Allah mengumumkan rencana-Nya untuk menciptakan seorang khalifah (pemimpin) di muka bumi. Ketika para Malaikat mengekspresikan keraguan mereka tentang apakah manusia benar-benar pantas menjadi khalifah, mereka menyatakan khawatir bahwa manusia akan membuat kerusakan dan menumpahkan darah.

Allah menjawab bahwa Dia lebih mengetahui daripada para Malaikat. Pesan yang dapat diambil dari ayat ini adalah bahwa manusia diberikan tanggung jawab sebagai pemimpin bumi dan khalifah Allah. Ini adalah tugas yang serius yang memerlukan kebijaksanaan, keadilan, dan tanggung jawab.

Mengapa Pesan Ini Penting?

Pesan dalam Surat Al Baqarah ayat 30 mengingatkan kita tentang peran manusia sebagai khalifah di bumi. Manusia memiliki tanggung jawab untuk menjaga bumi, berlaku adil, dan menghindari perbuatan yang merusak. Ini menciptakan kesadaran tentang pentingnya pelestarian lingkungan, perdamaian, dan keadilan dalam pandangan Islam.

Ayat ini juga mengingatkan kita bahwa Allah memberi manusia keleluasaan dalam pengambilan keputusan dan tanggung jawab atas perbuatan mereka. Ini menunjukkan pentingnya etika dan moralitas dalam tindakan manusia.

Kesimpulan

Kandungan surat Al Baqarah ayat 30 menyampaikan pesan tentang peran manusia sebagai khalifah di bumi. Ini adalah panggilan untuk menjaga lingkungan, bertindak adil, dan menghindari perbuatan merusak. Manusia memiliki tanggung jawab besar sebagai pemimpin bumi, dan pesan ini mengingatkan kita akan pentingnya menjalankan tugas ini dengan bijaksana dan penuh tanggung jawab.

Artikel Terkait : Kandungan Surat Al Baqarah Ayat 10

Penerbit Jabal Spesialis Menerbitkan Al Quran Sejak Tahun 2004

Informasi dan Pemesanan pemesanan silahkan klik “Chat Via WhatsApp” di bawah ini.

Tags: Surat Al Baqarah Ayat 30, Khalifah di Bumi, Tanggung Jawab Manusia, Peran dalam Islam

Lihat Juga Artikel Lainnya :

Kandungan Surat Al Baqarah Ayat 10

Kandungan Surat Al Baqarah Ayat 10

Surat Al-Baqarah ayat 10 mengandung pesan mendalam tentang kondisi hati seseorang yang terkena penyakit. Dalam artikel ini, penerbit Jabal akan menjelaskan kandungan Surat Al Baqarah ayat 10, terjemahan dalam bahasa Indonesia, dan makna dari ayat ini yang dapat membimbing kita dalam memahami pentingnya hati yang sehat dalam pandangan Islam.

Rekomendasi : Penerbit Al Qur’an

Bacaan Surat Al Baqarah Ayat 10 dan Terjemahan

فِى قُلُوبِهِم مَّرَضٌ فَزَادَهُمُ ٱللَّهُ مَرَضًا ۖ وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌۢ بِمَا كَانُوا۟ يَكْذِبُونَ

Arab-Latin: “Fī qulụbihim maraḍun fa zādahumullāhu maraḍā, wa lahum ‘ażābun alīmum bimā kānụ yakżibụn.”

Artinya: “Dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta.”

Ayat ini menggambarkan bahwa beberapa orang memiliki penyakit dalam hati mereka. Penyakit ini tidak hanya bersifat fisik, tetapi lebih pada penyakit hati yang dapat mencakup kebohongan, kecemburuan, atau sifat-sifat negatif lainnya. Allah menggambarkan bahwa penyakit dalam hati ini ditambahkan oleh-Nya sebagai konsekuensi dari perilaku dan perbuatan buruk yang dilakukan oleh individu tersebut.

Kandungan Surat Al Baqarah Ayat 10

Kandungan Surat Al Baqarah Ayat 10

Pesan yang terkandung dalam Surat Al Baqarah ayat 10 sangat relevan dalam Islam. Ayat ini mengingatkan kita tentang pentingnya menjaga kebersihan hati dan jiwa. Hati yang bersih dan sehat adalah salah satu prinsip utama dalam Islam. Ketika hati seseorang terinfeksi oleh penyakit seperti kebohongan, kecurangan, atau iri hati, itu dapat merusak hubungan dengan Allah dan dengan sesama.

Ayat ini juga mengingatkan kita tentang konsekuensi dari perbuatan buruk. Ketika seseorang berdusta atau melakukan tindakan negatif lainnya, hal itu dapat menyebabkan “penyakit” dalam hati mereka. Penambahan penyakit ini adalah bentuk hukuman ilahi, yang bertujuan untuk memberikan pelajaran kepada individu tersebut agar mereka merenungkan perbuatan mereka dan merubah perilaku mereka ke arah yang lebih baik.

Rekomendasi : Buku Obat Penyakit Hati

Mengapa Pesan Ini Penting?

Pesan dalam Surat Al Baqarah ayat 10 menggarisbawahi pentingnya moralitas, kejujuran, dan hati yang bersih dalam Islam. Menjaga hati yang bersih adalah salah satu kunci untuk mendekati Allah dan mencapai keselamatan. Penyakit hati dapat merusak hubungan dengan Allah dan juga dapat merugikan hubungan sosial dengan sesama.

Ayat ini juga mengingatkan kita bahwa perbuatan buruk dan kebohongan tidak pernah tanpa konsekuensi. Hukuman Allah adalah ilahi dan dapat berupa “penyakit” dalam hati, yang merupakan siksaan batin. Oleh karena itu, menjaga hati dan perilaku yang baik adalah penting dalam menjalani hidup sesuai dengan prinsip-prinsip Islam.

Kesimpulan

Surat Al Baqarah ayat 10 mengandung pesan tentang pentingnya menjaga hati yang bersih dan moralitas dalam Islam. Pesan ini menekankan konsekuensi dari perbuatan buruk dan kebohongan, yang dapat mengakibatkan “penyakit” dalam hati. Dengan menjalani hidup dengan kejujuran, moralitas, dan hati yang bersih, kita dapat mendekati Allah dan mencapai keselamatan.

Artikel Terkait : Kandungan Surat Al Baqarah Ayat 1-5

Penerbit Jabal Spesialis Menerbitkan Al Quran Sejak Tahun 2004

Informasi dan Pemesanan pemesanan silahkan klik “Chat Via WhatsApp” di bawah ini.

Tags: Kandungan Surat Al-Baqarah 10, Penyakit dalam Hati, Konsekuensi Perbuatan, Moralitas Islam.

Lihat Juga Artikel Lainnya :

Kandungan Surat Al Baqarah Ayat 1-5

Kandungan Surat Al Baqarah Ayat 1-5

Surat Al Baqarah adalah salah satu surat dalam Al-Qur’an yang penuh dengan hikmah dan pedoman bagi umat Islam. Ayat 1-5 dari surat ini adalah lima ayat pertama yang memiliki makna yang mendalam. Dalam artikel ini, kita akan membahas kandungan Surat Al Baqarah ayat 1-5, menjelaskan maknanya, dan bagaimana pesan ini dapat membimbing kita dalam hidup.

Rekomendasi : Penerbit Al Qur’an

Bacaan Surat Al Baqarah Ayat 1-5 dan Terjemahan

الٓمٓ

Arab-latin: alif lām mīm

Artinya: “Alif laam miim.”

ذَٰلِكَ ٱلْكِتَٰبُ لَا رَيْبَ ۛ فِيهِ ۛ هُدًى لِّلْمُتَّقِينَ

Arab-latin: żālikal-kitābu lā raiba fīh, hudal lil-muttaqīn

Artinya: “Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa,”

ٱلَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِٱلْغَيْبِ وَيُقِيمُونَ ٱلصَّلَوٰةَ وَمِمَّا رَزَقْنَٰهُمْ يُنفِقُونَ

Arab-latin: allażīna yu`minụna bil-gaibi wa yuqīmụnaṣ-ṣalāta wa mimmā razaqnāhum yunfiqụn

Artinya: “(yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat, dan menafkahkan sebahagian rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka.”

وَٱلَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِمَآ أُنزِلَ إِلَيْكَ وَمَآ أُنزِلَ مِن قَبْلِكَ وَبِٱلْءَاخِرَةِ هُمْ يُوقِنُونَ

Arab-latin: wallażīna yu`minụna bimā unzila ilaika wa mā unzila ming qablik, wa bil-ākhirati hum yụqinụn

Artinya: “dan mereka yang beriman kepada Kitab (Al Quran) yang telah diturunkan kepadamu dan Kitab-kitab yang telah diturunkan sebelummu, serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat.”

أُو۟لَٰٓئِكَ عَلَىٰ هُدًى مِّن رَّبِّهِمْ ۖ وَأُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلْمُفْلِحُونَ

Arab-latin: ulā`ika ‘alā hudam mir rabbihim wa ulā`ika humul-mufliḥụn

Artinya: “Mereka itulah yang tetap mendapat petunjuk dari Tuhan mereka, dan merekalah orang-orang yang beruntung.”

Kandungan Surat Al-Baqarah Ayat 1-5

Kandungan Surat Al Baqarah Ayat 1-5

Ibnu Katsir dalam tafsirnya menjelaskan, menurut suatu pendapat, alif lām mīm pada permulaan surat tersebut merupakan salah satu nama Allah SWT. Asy Sya’bi mengatakan fawatihus suwar adalah asma-asma Allah.

Hal yang sama dikatakan pula oleh Salim ibnu Abdullah dan Ismail ibnu Abdur Rahman As-Saddiyyul Kabir. Syu’bah mengatakan dari As-Saddi, telah sampai kepadanya suatu berita bahwa Ibnu Abbas mengatakan, “Alif lam mim merupakan salah satu asma Allah Yang Teragung.” Demikian pula yang diriwayatkan oleh Ibnu Abu Hatim melalui hadis Syu’bah.

Ayat kedua menegaskan bahwa Al Quran adalah kitab yang tidak memuat keraguan. Ini adalah petunjuk yang jelas bagi mereka yang bertakwa, yang menjalani hidup dengan kesadaran akan Allah dan berusaha untuk hidup sesuai dengan petunjuk-Nya.

Ayat-ayat ketiga dan keempat menekankan pentingnya iman kepada yang ghaib, pelaksanaan shalat, dan juga memberikan pesan tentang berbagi rezeki kepada yang membutuhkan. Ini adalah panggilan untuk hidup dalam keimanan dan berbagi dengan sesama, tindakan yang sangat dihargai dalam Islam.

Ayat kelima menunjukkan bahwa orang-orang yang memegang petunjuk Tuhan dan beriman adalah orang-orang yang beruntung. Mereka yang memiliki keyakinan dalam Al Quran dan mengikuti petunjuk-Nya adalah yang akan mencapai keberhasilan sejati.

Implementasi dalam Kehidupan Sehari-hari

Bagaimana kita bisa mengimplementasikan pesan dalam Surat Al-Baqarah ayat 1-5 dalam kehidupan sehari-hari?

Pertama, kita harus berusaha untuk menjadi orang yang bertakwa, yaitu dengan memperkuat iman kepada Allah, menjalankan kewajiban shalat dengan tekun, dan memberikan sebagian rezeki kita kepada yang membutuhkan.

Kedua, kita harus menjalani kehidupan dengan keyakinan kuat pada Al-Qur’an dan ajaran-ajaran Allah yang telah diturunkan kepada kita. Ini juga mencakup keyakinan akan kehidupan akhirat.

Dengan mengikuti petunjuk dan pesan dalam Surat Al-Baqarah ayat 1-5, kita bisa menjalani hidup dengan lebih bermakna, berdasarkan keyakinan yang kuat dan petunjuk yang jelas dari Allah. Hal ini akan membawa kita menuju kebahagiaan dan kesuksesan sejati dalam hidup ini dan di akhirat.

Kesimpulan

Ayat 1-5 dalam Surat Al-Baqarah adalah pesan yang mengingatkan kita akan kekuatan, kebijaksanaan, dan petunjuk yang terkandung dalam Al-Qur’an. Dalam menghadapi kehidupan sehari-hari, kita dapat menjalani prinsip-prinsip yang terkandung dalam ayat ini untuk menjadi pribadi yang lebih baik, lebih berarti, dan lebih mendekatkan diri kepada Allah.

Artikel Terkait : Kandungan Quran Surat Al-Baqarah Ayat 219

Penerbit Jabal Spesialis Menerbitkan Al Quran Sejak Tahun 2004

Dalam menjalani hidup sejalan dengan petunjuk Al-Quran, kita kadang-kadang membutuhkan sumber pengetahuan dan inspirasi lebih lanjut tentang Islam.

Jika Anda ingin menjelajahi lebih dalam tentang ajaran agama, mencari pemahaman yang lebih mendalam tentang Al-Quran, atau memperoleh buku-buku Islam berkualitas, jangan ragu untuk menghubungi Penerbit Jabal.

Informasi dan Pemesanan pemesanan silahkan klik “Chat Via WhatsApp” di bawah ini.

Tags: Kandungan Surat Al Baqarah Ayat 1-5, Bertakwa, Petunjuk, Keyakinan, Kebahagiaan

Lihat Juga Artikel Lainnya :

Kandungan Quran Surat Al-Hujurat ayat 10 sampai 13

Kandungan Quran Surat Al-Hujurat Ayat 10-13

Penerbit Al Quran, Kandungan Quran Surat Al-Hujurat Ayat 10-13.

Surah Al Hujurat ayat 10-13 menyajikan pesan mendalam tentang pentingnya persaudaraan yang berlandaskan iman, atau yang dikenal dengan istilah ukhuwah imaniyah.

Kandungan Quran Surat Al-Hujurat Ayat 10-13

Ayat-ayat ini menekankan betapa pentingnya menjalin hubungan harmonis dan penuh kasih sayang antara sesama Muslim, dengan landasan keimanan yang kuat.

Melalui penjelasan ini, diharapkan kita dapat memahami lebih dalam pesan yang ingin disampaikan oleh Allah SWT tentang betapa pentingnya menjaga persatuan dan kesatuan umat Islam di bawah naungan iman dan takwa.

Lafal Bacaan Surat Al-Hujurat Ayat 10-13 Beserta Artinya

إِنَّمَا ٱلْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا۟ بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ ۚ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ

innamaa lmu’minuuna ikhwatun fa-ashlihuu bayna akhawaykum wattaquu laaha la’allakum turhamuun

Artinya : “Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, alasannya itu damaikanlah antara kedua saudaramu (yang berselisih) dan bertakwalah kepada Allah biar kau mendapat rahmat.” (QS. Al-Hujurat : 10) 

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ لَا يَسْخَرْ قَوْمٌ مِّن قَوْمٍ عَسَىٰٓ أَن يَكُونُوا۟ خَيْرًا مِّنْهُمْ وَلَا نِسَآءٌ مِّن نِّسَآءٍ عَسَىٰٓ أَن يَكُنَّ خَيْرًا مِّنْهُنَّ ۖ وَلَا تَلْمِزُوٓا۟ أَنفُسَكُمْ وَلَا تَنَابَزُوا۟ بِٱلْأَلْقَٰبِ ۖ بِئْسَ ٱلِٱسْمُ ٱلْفُسُوقُ بَعْدَ ٱلْإِيمَٰنِ ۚ وَمَن لَّمْ يَتُبْ فَأُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلظَّٰلِمُونَ

Yā ayyuhallażīna āmanụ lā yaskhar qaumum ming qaumin ‘asā ay yakụnụ khairam min-hum wa lā nisāum min nisāin ‘asā ay yakunna khairam min-hunn, wa lā talmizū anfusakum wa lā tanābazụ bil-alqāb, bisa lismul-fusụqu ba’dal-īmān, wa mal lam yatub fa ulāika humuẓ-ẓālimụn

Artinya : “Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok) dan jangan pula perempuan-perempuan (mengolok-olokkan) perempuan lain (karena) boleh jadi perempuan (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari perempuan (yang mengolok-olok). Janganlah kau saling mencela satu sama lain dan janganlah saling memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan yaitu (panggilan) yang jelek (fasik) sehabis beriman. Dan barang siapa tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.” (QS. Al-Hujurat : 11) 

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱجْتَنِبُوا۟ كَثِيرًا مِّنَ ٱلظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ ٱلظَّنِّ إِثْمٌ ۖ وَلَا تَجَسَّسُوا۟ وَلَا يَغْتَب بَّعْضُكُم بَعْضًا ۚ أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَن يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ ۚ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ تَوَّابٌ رَّحِيمٌ

Yā ayyuhallażīna āmanujtanibụ kaṡīram minaẓ-ẓanni inna ba’ḍaẓ-ẓanni iṡmuw wa lā tajassasụ wa lā yagtab ba’ḍukum ba’ḍā, a yuḥibbu aḥadukum ay ya`kula laḥma akhīhi maitan fa karihtumụh, wattaqullāh, innallāha tawwābur raḥīm

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang. (QS. Al-Hujurat : 12) 

يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَٰكُم مِّن ذَكَرٍ وَأُنثَىٰ وَجَعَلْنَٰكُمْ شُعُوبًا وَقَبَآئِلَ لِتَعَارَفُوٓا۟ ۚ إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِندَ ٱللَّهِ أَتْقَىٰكُمْ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ

yaa ayyuhaa nnaasu innaa khalaqnaakum min dzakarin wauntsaa waja’alnaakum syu’uuban waqabaa-ila lita’aarafuu inna akramakum ‘inda laahi atqaakum inna laaha ‘aliimun khabiir

Artinya : “Wahai manusia! Sungguh, Kami telah membuat kau dari seorang pria dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kau berbangsa-bangsa dan bersuku-suku biar kau saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kau di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Mahateliti.” (QS. Al-Hujurat : 13)

Isi Kandungan Quran Surat Al-Hujurat Ayat 10 dan Asbabun-Nuzul

Isi kandungan quran surat al-hujurat – Pada ayat 10, Allah SWT menegaskan walaupun ummat muslim itu berbeda-beda bangsa, etnis, bahasa, warna kulit, kebiasaan serta stratifikasi sosialnya. Namun, mereka yaitu satu dalam persaudaraan Islam. Persaudaraan yang diibaratkan laksana ratusan atau bahkan ribuan lidi yang diikat menjadi satu, sehingga tidak mudah dipatahkan. Oleh sebab itu, sesama ummat muslim harus memiliki jiwa persaudaraan dan persatuan yang kokoh sebagaimana ajaran agama Islam.

Persaudaraan memang merupakan kunci sukses dalam membuat dan melestarikan tata kehidupan masyarakat yang baik, terhormat dan bermartabat. Sejarah telah mencatat manfaat aktual dari persaudaraan tersebut, sebagaimana dicontohkan oleh Rasulullah yang telah mempersatukan kaum Muhajirin (dari Makkah) dengan kaum Anṣar (penduduk orisinil Madinah). Abu Bakar as-Siddiq ia persaudarakan dengan Hariṡah bin Zaid, ‘Umar bin Khattab ia persaudarakan dengan ‘Itbah bin Malik, demikian juga dengan sobat yang lain.

Berdasarkan hal itu, terdapat suatu pepatah yang menyampaikan “bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh”. Begitu juga dengan suatu citra atau iktibar yang menandakan bahwa seorang muslim itu menyerupai sebatang lidi maka ia akan gampang dipatahkan. Berbeda bilamana ia bersatu dengan muslim lainnya diikat dalam satu ikatan laksana seratus atau ribuan lidi, maka sangat berat untuk dipatahkannya.

Kandungan Quran Surat Al-Hujurat Ayat 11

Kandungan quran surat al-hujurat ayat 11 merupakan konsekuensi logis dari ayat 10, yaitu Allah SWT melarang ummat islam untuk mencela dirinya sendiri, yang sebagian mufassir mengartikan melarang mencela saudara mukmin lainnya. Karena orang mukmin itu menyerupai satu tubuh, sehingga jika ia mukmin lainnya berarti ia mencela dirinya sendiri.

Dalam ayat ini, Allah SWT juga melarang ummat islam memanggil orang mukmin lainnya dengan panggilan yang buruk, seperti panggilan jelek yang tidak disenangi. Dan pada penggalan simpulan ayat ini, Allah SWT memperingatkan orang yang melaksanakan hal tersebut untuk sesegera mungkin bertaubat. Dengan cara tidak melakukan kembali kesalahan yang telah dilakukan.

Asbabun nuzul (sebab turun) QS. Al-Hujurat ayat 11 sebagaimana diriwayatkan di dalam kitab Sunan yang empat (Sunan Abu Dawud, Sunan At-Tirmizi, Sunan An Nasa’i dan Sunan Ibnu Majah), yang bersumber dari Abu Jubair Ad-Dahhak.

Menurut Imam At-Tirmizi:

“Mengemukakan bahwa seorang laki laki memiliki dua atau tiga nama. Orang itu sering dipanggil dengan panggilan tertentu yang tidak ia senangi. Ayat ini (QS. al-Hujurat  : 11) turun sebagai larangan menggelari orang dengan nama-nama yang tidak menyenangkan”.

Diriwayatkan oleh Al-Hakim dan lain-lain, yang bersumber dari Abu Jubair Ad- Dahhak: 

“Mengemukakan nama-nama gelar di zaman jahiliyah sangat banyak. Ketika Nabi memanggil seseorang dengan gelarnya, ada orang yang memberitahukan ke- pada ia bahwa gelar itu tidak disukainya. Maka turunlah ayat ini (QS. al-Hujurat  : 11) yang melarang orang memanggil orang dengan gelar yang tidak disukainya”.

Diriwayatkan oleh Aḥmad yang bersumber dari Abu Jubair Ad-Dahhak: 

“Mengemukakan bahwa ayat ini (QS. al-Hujurat  : 11) turun berkenaan dengan Bani Salamah. Nabi datang di Madinah pada ketika orang biasanya memiliki dua atau tiga nama. Pada suatu ketika Rasulullah memanggil seseorang dengan salah satu namanya, tetapi ada orang yang berkata: “Ya Rasulullah!” Sesungguhnya ia murka dengan panggilan itu”.

Kandungan Quran Surat Al-Hujurat Ayat 12

Dalam ayat 12 ini, menjelaskan tentang membina persaudaraan ummat islam. Allah SWT melarang orang-orang yang beriman cepat berprasangka. Sebab, sebagian dari prasangka yaitu dosa yang harus dijauhi. Disamping itu juga, melarang untuk mencari-cari kesalahan orang lain, menggunjing atau ghibah.

Sebab turunnya QS. Al-Hujurat ayat 12, diriwayatkan Ibnu Al-Munzir yang bersumber dari Ibnu Juraij: 

“Dia mengemukakan bahwa ayat ini (QS. al-Hujurat  :12) turun berkenaan dengan Salman al-Farisi yang bila selesai makan, suka terus tidur dan mendengkur. Pada waktu ada orang yang menggunjingkan perbuatannya. Maka turunlah ayat ini (QS. al-Hujurat  : 12) yang melarang seseorang mengumpat dan menceritakan keaiban orang lain”.

Kandungan Quran Surat Al-Hujurat Ayat 13

Kandungan quran surat al-hujurat ayat 13 ini, menegaskan kepada semua insan bahwa mereka diciptakan Allah SWT dari seorang pria dan seorang perempuan. Allah Swt Maha Kuasa dan Pencipta yang baik. Menciptakan insan secara pluralistik, berbangsa, bersuku yang beragam dengan keanekaragaman dan kemajemukan. Bukan untuk berpecah belah, saling merasa paling benar, melainkan untuk saling mengenal, bersilaturrahmi, berkomunikasi saling memberi dan menerima.

Seorang mukmin harus mengikuti perintah-Nya dengan penuh kesadaran dan mengakui bahwa semua insan disisi Allah SWT yaitu sama, yang membedakan derajat mereka yaitu Ketakwaannya kepada Allah SWT. Orang yang paling mulia disisi Allah SWT, yaitu oang yang paling taqwa kepada-Nya.

Sebab turunnya QS. Al-Hujurat ayat 13, diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim al-Hakim yang bersumber dari Ibnu Abi Mulaikah, dia mengemukakan: 

“Ketika Fatḥu Makkah (penaklukan kota Makkah), Bilal naik ke atas Ka’bah untuk mengumandangkan azan. 

Beberapa orang berkata: “Apakah pantas budak hitam ini ażan di atas Ka’bah?” 

Maka berkatalah yang lainnya: “Sekiranya Allah membenci orang ini, pastilah Dia akan menggantikannya”. Ayat ini (QS. al- al-Hujurat  : 13) turun sebagai penegasan bahwa dalam Islam tidak ada diskriminasi, yang paling mulia yaitu yang paling bertaqwa.

Ibnu ‘Asakir meriwayatkan dalam Kitab Mubhamat-nya (yang ditulis tangan oleh Ibnu Basykuwal), yang bersumber dari Abu Bakr bin Abi Dawud di dalam tafsirnya. Mengemukakan bahwa ayat ini turun berkenaan dengan Abu Hind yang dikawinkan oleh Rasulullah kepada seorang perempuan Bani Bayaḍah.

Bani Bayaḍah berkata: 

“Wahai Rasulullah, pantaskah jikalau kami mengawinkan putri-putri kami kepada bekasbekas budak kami?” 

Ayat ini (QS. al-Hujurat  :13) turun sebagai klarifikasi bahwa dalam Islam tidak ada perbedaan antara bekas budak dan orang merdeka.

Penerbit Alquran – Grosir Buku Islam Best Seller

Jual Buku Islam Kitab Asbabun Nuzul – Penyusun Imam Jalaludin As-Suyuthi

Kandungan Quran Surat Al-Hujurat ayat 10 sampai 13

Harga: 99 Ribu
Penyusun: Imam Jalaludin As-Suyuthi

Alhamdulillah, buku baru Penerbitjabal.com telah hadir. Karya klasik yang Insya Allah sangat dibutuhkan ummat Islam. Diterjemahkan dari kitab “Lubabun Nuqul fi Asbabin Nuzul” atau yang dikenal singkat dengan nama Asbabun Nuzul karya Imam Jalaluddin As Suyuthi, berisi sebab-sebab turunnya ayat Al Quran.

Dengan mengetahui sebab turunnya ayat, kesulitan dalam memahami ayat akan berkurang. Karena itulah para ulama sepakat bahwa Asbabun Nuzul adalah salah satu ilmu Al Quran yang sangat penting untuk dipelajari.

Manfaatnya :

  • Mengetahui pelaku yang menyebabkan turunnya ayat Al Qur’an
  • Memudahkan untuk menghafal
  • Menegaskan bahwa Al Qur’an benar-benar dari Allah SWT dan bukan buatan manusia
  • Mengetahui secara jelas hikmah disyariatkannya suatu hukum

Isi Kandungan Quran Surat Al-Hujurat Ayat 10-13 | PENERBIT ALQURAN

Kontak Penerbit Jabal
WhatsApp Admin 1: 0853 1512 9995
WhatsApp Admin 2: 087777 500 661

Artikel Lain Yang Bermanfaat Untuk Dibaca :