PENERBIT ALQURAN, Kandungan Surat Al Anfal ayat 12 menggambarkan sebuah momen penting dalam sejarah Islam, di mana Allah SWT memberikan dukungan kepada para malaikat dalam pertempuran. Ayat ini mengajarkan kepada umat Islam untuk tetap teguh dalam iman mereka, karena Allah selalu bersama-sama dengan mereka.
Arab-Latin: Iż yụḥī rabbuka ilal-malāikati annī ma’akum fa ṡabbitullażīna āmanụ, saulqī fī qulụbillażīna kafarur-ru’ba faḍribụ fauqal-a’nāqi waḍribụ min-hum kulla banān
Artinya: (Ingatlah), ketika Tuhanmu mewahyukan kepada para malaikat: “Sesungguhnya Aku bersama kamu, maka teguhkan (pendirian) orang-orang yang telah beriman”. Kelak akan Aku jatuhkan rasa ketakutan ke dalam hati orang-orang kafir, maka penggallah kepala mereka dan pancunglah tiap-tiap ujung jari mereka.
Kandungan Surat Al Anfal Ayat 12
Dalam ayat ini Allah mengingatkan kaum Muslimin kepada pertolongan-Nya, yang lain lagi dalam Perang Badar, yaitu pada saat Allah SWT mewahyukan kepada para malaikat untuk memberikan bantuan kepada kaum Muslimin. Malaikat-malaikat diperintahkan Allah agar menyertai kaum Muslimin untuk sewaktu-waktu dapat memberikan bantuan. Bantuan itu adalah memantapkan hati kaum Muslimin dalam pertempuran.
Dan meyakinkan mereka agar Allah menciptakan ketakutan di dalam hati orang-orang kafir, lantaran mereka melihat jumlah malaikat yang menyertai tentara Islam itu. Dengan demikian kaum Muslimin dapat menguasai pertempuran, mereka dapat maju dengan tangkas dan dengan mudah pula mereka mematahkan serangan musuh.
Penerbit Al Quran, Hutang Ramadhan Belum Lunas — Dekatnya bulan suci Ramadhan adalah momen yang dinantikan oleh umat Islam di seluruh dunia. Ramadhan bukan hanya tentang puasa fisik, tetapi juga tentang spiritualitas, introspeksi, dan ketaatan kepada Allah SWT.
Namun, bagi beberapa orang, dekatnya Ramadhan juga memunculkan kekhawatiran tersendiri, terutama jika mereka masih memiliki hutang puasa dari tahun sebelumnya yang belum terlunasi. Lantas, bagaimana hukumnya dalam Islam?
Kewajiban Puasa Ramadhan
Puasa Ramadhan adalah salah satu dari lima rukun Islam yang wajib dilaksanakan oleh setiap Muslim dewasa dan sehat secara fisik dan mental, kecuali dalam kondisi-kondisi tertentu yang dikecualikan oleh syariat. Kewajiban ini jelas diatur dalam Al-Qur’an dan hadis-hadis Rasulullah SAW. Menunaikan puasa Ramadhan dengan penuh keikhlasan dan ketundukan adalah kewajiban yang tak bisa diabaikan.
Tanggung Jawab Terhadap Hutang Puasa
Bagi mereka yang memiliki hutang puasa dari Ramadhan sebelumnya, penting untuk memahami bahwa kewajiban ini harus dipenuhi sesegera mungkin. Rasulullah SAW bersabda:
“Barangsiapa yang memiliki hutang puasa, maka wajib baginya untuk melunasinya sebelum dia meninggal dunia.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Keterlambatan dan Kompensasi
Jika seseorang tidak dapat melunasi puasa yang tertunda sebelum datangnya Ramadhan berikutnya, maka dia diwajibkan untuk mengganti puasa yang tertunda tersebut, sekaligus membayar fidyah, yaitu memberi makan seorang miskin untuk setiap hari puasa yang tertunda. Fidyah ini bertujuan untuk menggantikan puasa yang tertunda tersebut dan sebagai bentuk tebusan atas keterlambatan tersebut.
Penting bagi setiap Muslim yang memiliki hutang puasa untuk menyadari pentingnya melunasinya secepat mungkin. Kehadiran Ramadhan adalah peluang yang sangat berharga untuk membersihkan diri, memperbaiki hubungan dengan Allah, dan memperbaiki hubungan sosial. Dengan menunaikan kewajiban puasa, seseorang tidak hanya memenuhi perintah Allah, tetapi juga membuka pintu keberkahan dan rahmat-Nya.
Jadi, Hutang puasa Ramadhan adalah tanggung jawab yang harus ditunaikan oleh setiap Muslim. Keterlambatan melunasi hutang tersebut bisa menimbulkan konsekuensi serius di hadapan Allah. Oleh karena itu, penting bagi setiap Muslim untuk menyadari kewajiban mereka dan bertindak sesuai dengan ajaran Islam. Dengan demikian, Ramadhan bisa dijalani dengan hati yang tenang dan pikiran yang jernih, tanpa beban hutang yang mengganggu. Semoga kita semua diberikan kemampuan dan kekuatan untuk memenuhi kewajiban kita sebagai hamba Allah SWT. Aamiin.
Penerbit Jabal Spesialis Menerbitkan Al Quran Sejak Tahun 2004
Jangan lupa bahwa jika Anda membutuhkan sumber pengetahuan dan inspirasi lebih lanjut tentang Islam, terutama dalam bentuk Al-Qur’an dan buku-buku Islam.
Penerbit Jabal menyediakan beragam Al-Qur’an dan buku Islam yang dapat membantu Anda menjalani kehidupan dengan lebih bijaksana dan mendalam.
Informasi dan Pemesanan pemesanan silahkan klik “Chat Via WhatsApp” di bawah ini.
Penerbit Al Quran Bandung, Hukum Puasa Qadha Di Bulan Syaban — Ramadhan merupakan bulan dimana semua umat muslim yang telah mencapai akil baligh diwajibkan untuk menunaikan ibadah puasa. Dalam Bahasa Arab, puasa berasal dari kata shaum atau shiyam yang memiliki arti menahan.
Perintah untuk menunaikan ibadah puasa juga termaktub dalam salah satu ayat yang pastinya sudah tak asing lagi di telinga kita, begini bunyinya:
“Yaa ayyuhallazina amanụ kutiba ‘alaikumuṣ-ṣiyamu kama kutiba ‘alallazina ming qablikum la’allakum tattaqụn.”
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kalian berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kalian bertakwa.” (QS. Al-Baqarah: 183)
Jika tidak ada udzur syar’i, maka hukumnya dosa apabila seorang muslim meninggalkan puasa Ramadhan. Namun, jika ada udzur syar’i atau ia sedang berada dalam kondisi tertentu, maka seorang muslim diperbolehkan untuk tidak berpuasa. Udzur syar’i tersebut misalnya karena sakit, haid, nifas, atau sedang dalam perjalanan jauh, atau hamil dan menyusui.
Mereka yang tidak bisa menunaikan ibadah puasa karena udzur syar’i, maka diwajibkan untuk mengganti puasanya setelah bulan Ramadhan berakhir. Adapun istilah yang dipakai untuk mengganti puasa Ramadhan yaitu disebut sebagai qadha.
Qadha Puasa di Bulan Sya’ban
Alangkah baiknya untuk kita supaya tidak menunda-nunda meng-qadha puasa Ramadhan apabila kita tidak memiliki udzur syar’i. Kenapa? Sebab, meng-qadha puasa diibaratkan sebagai membayar utang. Dan yang namanya utang itu wajib dibayar atau diganti. Hukumnya dosa, apabila utang puasa itu tidak dibayar, apalagi puasa Ramadhan hukumnya yang memiliki hukum wajib.
Lantas, bagaimana apabila kita baru bisa dan sempat meng-qadha puasa saat memasuki bulan Sya’ban alias baru bisa menyelesaikan qadha sebelum memasuki bulan Ramadhan?
Menyikapi hal tersebut, ternyata pernah terjadi pada Aisyah r.a. istri Rasulullah SAW. Di dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim, Aisyah r.a. pernah berkata:
“Aku punya utang puasa Ramadhan, aku Tidak dapat meng-qadha-nya kecuali di bulan Sya’ban karena sibuk melayani Nabi” (H.R. Bukhari dan Muslim).
Dari hadis di atas, Aisyah r.a. sengaja mengundur waktu meng-qadha puasa Ramadhan sampai bulan Sya’ban bukan karena tanpa alasan. Hal ini dikarenakan beliau sibuk melayani Rasulullah SAW., maka akhirnya Aisyah r.a. mengakhirkan waktu meng-qadha puasa Ramadhan.
Maka, sebenarnya tidak masalah apabila kita menunaikan qadha puasa Ramadhan di bulan Sya’ban atau sebelum memasuki bulan Ramadhan. Asalkan memang memiliki udzur yang syar’i.
Maisalnya karena sakit, hamil, melahirkan dan menyusui bayi, bekerja sangat berat hingga menguras banyak tenaga, atau misalnya melakukan perjalanan panjang yang membuat kita kesulitan untuk meng-qadha puasa Ramadhan.
Intinya, jika memang kondisinya memungkinkan untuk menunaikan qadha puasa lebih cepat (misalnya di bulan Syawal), maka hal tersebut akan jauh lebih baik.
Seperti yang telah dibahas sebelumnya, qadha itu adalah utang. Dan kita juga tidak tahu kapan ajal akan menghampiri kita. Alangkah baiknya apabila kita melunasi segala utang (termasuk qadha puasa Ramadhan) sebelum kita wafat.
Bagi seorang muslim yang sama sekali tidak mampu menunaikan ibadah puasa dan membayar qadha, ada cara lain untuk membayar utang tersebut yaitu dengan membayar fidyah. Fidyah merupakan tebusan atau ganti yang harus dibayarkan oleh mereka yang sama sekali tidak mampu menunaikan ibadah puasa Ramadhan.
Cara membayar fidyah itu sendiri adalah dengan memberi makan fakir miskin sebanyak hari puasa yang ditinggalkan atau bisa juga dalam bentuk uang tunai seharga seporsi makan yang biasa dimakan oleh orang yang akan mengeluarkan fidyah. Fidyah berlaku bagi mereka yang termasuk ke dalam golongan berikut:
Penerbit Jabal Spesialis Menerbitkan Al Quran Sejak Tahun 2004
Jangan lupa bahwa jika Anda membutuhkan sumber pengetahuan dan inspirasi lebih lanjut tentang Islam, terutama dalam bentuk Al-Qur’an dan buku-buku Islam.
Penerbit Jabal menyediakan beragam Al-Qur’an dan buku Islam yang dapat membantu Anda menjalani kehidupan dengan lebih bijaksana dan mendalam.
Informasi dan Pemesanan pemesanan silahkan klik “Chat Via WhatsApp” di bawah ini.
Penerbit Alquran, Kapan Batas Waktu Membayar Hutang Puasa — Membayar hutang puasa adalah salah satu kewajiban bagi umat Muslim yang memiliki hutang puasa dari bulan Ramadan sebelumnya.
Namun, terkadang ada situasi di mana seseorang tidak dapat melaksanakan puasa pada bulan Ramadan karena alasan tertentu seperti sakit atau perjalanan yang panjang.
Dalam hal ini, mereka diwajibkan untuk mengganti puasa yang mereka tinggalkan atau membayar fidyah (pengganti puasa bagi yang tidak mampu berpuasa) sesuai dengan kemampuan mereka. Namun, terkadang karena berbagai faktor, seseorang bisa memiliki hutang puasa yang tertunda.
Dalam Islam, ada beberapa pedoman yang harus diikuti terkait dengan membayar hutang puasa ini. Di antaranya:
1. Tidak Ada Batasan Waktu yang Spesifik
Mayoritas ulama sepakat bahwa tidak ada batasan waktu yang spesifik untuk membayar hutang puasa Ramadan. Artinya, tidak ada tanggal atau bulan tertentu yang telah ditentukan untuk melunasinya. Namun demikian, disarankan agar membayar hutang puasa secepatnya setelah memiliki kesempatan dan kemampuan untuk melakukannya.
2. Membayar Sebelum Ramadan Berikutnya
Meskipun tidak ada batasan waktu yang pasti, disarankan agar hutang puasa Ramadan dibayar sebelum datangnya bulan Ramadan berikutnya. Ini penting karena puasa Ramadan adalah kewajiban tahunan bagi umat Islam, dan membayar hutang sebelum Ramadan berikutnya menunjukkan keseriusan dan tanggung jawab dalam menjalankan kewajiban agama.
3. Pentingnya Melunasi Hutang Puasa
Menunda pembayaran hutang puasa Ramadan bisa menjadi masalah serius dalam pandangan agama Islam. Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa meninggalkan puasa Ramadan tanpa udzur dan tanpa membayar (hutangnya), maka dia tidak akan pernah mampu membayar (hutangnya) itu meskipun dia berpuasa selama-lamanya.” (HR. Bukhari dan Muslim). Dengan demikian, melunasi hutang puasa adalah suatu keharusan agama yang tidak boleh diabaikan.
4. Konsultasi dengan Ulama
Jika ada kebingungan atau pertanyaan tentang kewajiban membayar hutang puasa Ramadan, sangat disarankan untuk berkonsultasi dengan seorang ulama atau otoritas agama Islam yang berwenang. Mereka dapat memberikan nasihat dan panduan yang sesuai berdasarkan situasi individu serta pemahaman yang lebih mendalam tentang ajaran Islam.
Dalam kesimpulan, meskipun tidak ada batasan waktu yang spesifik untuk membayar hutang puasa Ramadan, sangat dianjurkan untuk melunasinya secepat mungkin, terutama sebelum datangnya bulan Ramadan berikutnya. Hal ini merupakan bagian dari tanggung jawab agama yang harus dipenuhi oleh setiap Muslim.
Penerbit Jabal Spesialis Menerbitkan Al Quran Sejak Tahun 2004
Jangan lupa bahwa jika Anda membutuhkan sumber pengetahuan dan inspirasi lebih lanjut tentang Islam, terutama dalam bentuk Al-Qur’an dan buku-buku Islam.
Penerbit Jabal menyediakan beragam Al-Qur’an dan buku Islam yang dapat membantu Anda menjalani kehidupan dengan lebih bijaksana dan mendalam.
Informasi dan Pemesanan pemesanan silahkan klik “Chat Via WhatsApp” di bawah ini.
Penerbit Alquran, Kandungan Quran Surat Al Bayyinah Ayat 5 – Surat ini memiliki kandungan bahwa Rasulullah SAW dan Al Quran merupakan bukti nyata dari Allah SWT.
Kita dapat mengambil satu pelajaran dari surat Al-Bayyinah, yaitu bahwa sebagai umat muslim harus menjaga keimanan kepada Allah SWT serta Al Quran.
A. Lafal Bacaan Quran Surat Al-Bayyinah Ayat 5 Beserta Terjemahannya
”Padahal mereka hanya diperintah menyembah Allah SWT dengan ikhlas mentaati-Nya semata-mata karena (menjalankan) agama, dan juga agar melaksanakan shalat serta menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus (benar).” (QS. Al-Bayyinah : 5) // Kandungan Quran Surat Al Bayyinah Ayat 5
B. Kandungan Quran Surat Al Bayyinah Ayat 5
Surat Al-Bayyinah merupakan surat ke 98 yang terdiri dari 8 ayat. Isi pokok dari surat Al-Bayyinah adalah tentang pernyataan ahli kitab dan orang musyrik, bahwa mereka akan tetap sampai datang Nabi yang dijanjikan Allah SWT.
Setelah Nabi Muhammad SAW datang dengan membawa bukti nyata, mereka terbagi dua, ada yang beriman dan ada yang tetap dalam kekufuran. // Kandungan Quran Surat Al Bayyinah Ayat 5
Adapun kandungan surat Al-Bayyinah ayat 5 adalah sebagai berikut :
1. Perintah untuk beribadah kepada Allah SWT (tidak bercampur dengan riya’ dan syirik). Seseorang yang melaksanakan ibadah, tetapi masih mempercayai adanya kekuatan selain Allah SWT, seperti mempercayai dukun atau benda-benda yang dianggap keramat ,maka orang tersebut dikatakan musyrik.
2. Sebagai Muslim, wajib hukumnya untuk mendirikan shalat lima waktu dalam sehari semalam. Shalat fardhu ini sangat besar maknanya, sebab merupakan tiang agama.
3. Perintah untuk menunaikan zakat.
Dari segi bentuknya ibadah dibedakan menjadi 5, yaitu :
1. Ibadah qauliyah (ucapan), seperti membaca Al-Qur’an, berdo’a dan berdzikir.
2. Ibadah jismiyah (fisik), seperti berpuasa dan menolong orang.
3. Ibadah maliyah (melibatkan harta), seperti memberi zakat, infaq, sedekah.
4. Ibadah qauliyah wa jismiyah (ucapan dan perbuatan), seperti shalat.
5. Ibadah qauliyah, jismiyah, dan maliyah (bacaan, perbuatan dan harta), seperti haji.
Ditinjau dari cakupannya ibadah dibedakan menjadi dua, yaitu :
1. Ibadah ‘ammah (umum), yaitu segala perbuatan yang dilakukan semata-mata karena Allah SWT, untuk mendapatkan ridha-Nya seperti, menolong orang, mencari nafkah, menyerukan kebaikan serta mencegah kejahatan. Ibadah seperti ini disebut juga dengan ibadah gairu mahdah.
2. Ibadah khassah (khusus), yaitu ibadah yang telah ditetapkan oleh nash tentang kaifiyah (tata cara) pelaksanaanya, seperti shalat, puasa, zakat dan haji. Ibadah seperti ini disebut juga dengan ibadah mahdah.
Dengan demikian, segala bentuk ibadah yang telah diperintahkan oleh Allah SWT baik itu shalat, puasa ataupun zakat, haruslah disertai keikhlasan hanya kepada Allah SWT.
Dengan keikhlasan dalam beribadah, menjadikan manusia selalu ingat pada Allah SWT dan menjalankan segala perintah-Nya dalam kehidupan sehari hari. // Kandungan Quran Surat Al Bayyinah Ayat 5
Tertarik untuk memesanan alquran atau buku-buku islam di Penerbit Jabal? Silahkan buka website kami www.penerbitjabal.com. Selanjutnya, sampaikan kebutuhan pesanan Anda kepada admin kami.
Kontak Penerbit Jabal
HP/WA: 0853 1512 9995 Jl. Desa Cipadung No 47 Cibiru Bandung Jawa Barat, Indonesia
Penerbit Alquran, Kandungan Quran Surat Al Humazah – Surah Al-Humazah merupakan surah ke104 dalam Al Quran yang terdiri atas 9 ayat serta tergolong surah Makkiyah.
Pokok isi surat Al-Humazah adalah ancaman Allah SWT terhadap orang-orang yang suka mencela orang lain, suka mengumpat dan suka mengumpulkan harta tetapi tidak menafkahkannya di jalan Allah SWT.
A. Bacaan Quran Surat Al Humazah Beserta Artinya
وَيْلٌ لِكُلِّ هُمَزَةٍ لُمَزَةٍ
Wailul likulli humazatil lumazah
“Kecelakaanlah bagi setiap pengumpat lagi pencela”
الَّذِي جَمَعَ مَالًا وَعَدَّدَهُ
Al Ladzii jama’a maalaw wa’ad dadah
“yang mengumpulkan harta dan menghitung-hitung”
يَحْسَبُ أَنَّ مَالَهُ أَخْلَدَهُ
Yahsabu anna maalahu akhladah
“Dia mengira bahwa hartanya itu dapat mengkekalkannya”
كَلَّا ۖ لَيُنْبَذَنَّ فِي الْحُطَمَةِ
Kallaa layunbadzanna fil huthamah
“Sekali-kali tidak! Sesungguhnya dia benar-benar akan dilemparkan ke dalam Huthamah”
وَمَا أَدْرَاكَ مَا الْحُطَمَةُ
Wa maa adraaka mal huthamah
“Dan tahukah kamu apa Huthamah itu?”
نَارُ اللَّهِ الْمُوقَدَةُ
Naarullaahil muuqadah
“(yaitu) api (yang disediakan) Allah yang dinyalakan”
الَّتِي تَطَّلِعُ عَلَى الْأَفْئِدَةِ
Al latii taththali’u alal af-idah
“Yang (membakar) sampai ke hati”
إِنَّهَا عَلَيْهِمْ مُؤْصَدَةٌ
Innahaa ‘alaihim mu’shadah
“Sesungguhnya api itu ditutup rapat atas mereka”
فِي عَمَدٍ مُمَدَّدَةٍ
Fii ‘amadin mumaddadah
“(sedang mereka itu) diikat pada tiang-tiang yang panjang”
B. Kandungan Quran Surat Al-Humazah
Pokok isi surat Al-Humazah adalah ancaman Allah SWT terhadap orang-orang yang suka mencela orang lain, suka mengumpat dan suka mengumpulkan harta tetapi tidak menafkahkannya di jalan Allah SWT.
Asbabun Nuzul Surah Al Humazah
Dalam satu riwayat dikatakan, bahwa Utsman dan Ibnu Umar berkata :
“Masih segar terngiang di telinga kami bahwa ayat ini (surah Al-Humazah ayat 1-2) turun berkenaan dengan Ubay bin Khalaf, seorang tokoh Quraisy yang kaya raya dan selalu mengejek dan menghina rasul dengan kekayaannya.” // Kandungan Quran Surat Al Humazah
Demikianlah yang diriwayatkan Ibnu Abi Hatim yang bersumber dari Utsman dan Ibnu ‘Umar.
Penjelasan Ayat
Surah Al-Humazah termasuk golongan Surah Makiyyah yang terdiri dari sembilan ayat. Al-Humazah artinya pengumpat, yaitu salah satu sifat tercela dan dilarang oleh agama. // Kandungan Quran Surat Al Humazah
Pokok isi kandungan surat Al Humazah sebagai berikut :
Ayat 1, menjelaskan tentang orang yang suka mencela dan mengumpat akan celaka.
Ayat 2, menjelaskan tentang perilaku orang kafir yang gemar mengumpulkan harta dan sibuk menghitung kekayaannya, mereka lebih berkonsentrasi pada kehidupan dunia yang fana.
Ayat 3, menjelaskan tentang perilaku orang kafir yang menganggap bahwa harta yang dimiliki bisa membawa pada kesenangan selama-lamanya. // Kandungan Quran Surat Al Humazah
Ayat 4, Allah SWT menjelaskan bahwa semua anggapan orang kafir itu salah. Kekayaan yang mereka miliki tidak bermanfaat. Mereka akan mendapat balasan dari perbuatannya, yaitu dilempar ke neraka Hutamah.
Ayat 5-7, menjelaskan tentang tempat bagi pencela dan pengumpat, yaitu neraka Hutamah merupakan api neraka yang akan membakar hingga masuk ke dalam hati mereka.
Ayat 8-9, menjelaskan keadaan mereka ketika berada di neraka hutamah, yaitu tidak dapat keluar karena sudah ditutup rapat dan mereka diikat di tiang-tiang panjang. // Kandungan Quran Surat Al Humazah
Ancaman bagi orang-orang yang tidak mampu menghindari sifat-sifat buruk yang terungkap dalam surah Al-Humazah adalah neraka Hutamah, sifat api Hutamah berbeda dengan api yang berada di dunia.
Api Hutamah dapat menyusup masuk ke rongga badan hingga membakar hati. Hati merupakan anggota badan yang sangat sensitif, jika hati terbakar tentunya rasa sakitnya tiada terkira.
Neraka tersebut terkunci rapat, sehingga setiap kali mereka hendak keluar karena merasakan kesengsaraan, niscaya mereka dikembalikan ke dalamnya lagi, begitulah penderitaan yang mereka alami.
Yakinlah bahwa kita mampu dan mohonlah perlindungan dari Allah SWT, karena Allah SWT adalah sebaik-baik tempat berlindung. // Kandungan Quran Surat Al Humazah
Tertarik untuk memesanan alquran atau buku-buku islam di Penerbit Jabal? Silahkan buka website kami www.penerbitjabal.com. Selanjutnya, sampaikan kebutuhan pesanan Anda kepada admin kami.
Kontak Penerbit Jabal
HP/WA: 0853 1512 9995 Jl. Desa Cipadung No 47 Cibiru Bandung Jawa Barat, Indonesia
Al Quran memiliki kedudukan yang suci bagi umat Islam dan menjadi panduan dalam kehidupan sehari-hari. Selain memberikan petunjuk dalam beribadah, Al Quran juga memberikan banyak manfaat dan keistimewaan bagi umat Islam.
Salah satu bentuk pengabdian yang sangat penting dalam Islam adalah wakaf Al Quran. Dalam artikel ini, kita akan membahas mengapa wakaf Al Quran penting.
Mengapa Wakaf Al Quran Penting?
Wakaf Al Quran merupakan amal jariyah yang penting untuk dilakukan oleh umat Islam. Wakaf Al Quran memberikan manfaat besar bagi umat Islam, terutama dalam meningkatkan keberkahan hidup dan kemaslahatan umat. Berikut beberapa alasan mengapa wakaf Al Quran sangat penting:
1. Meningkatkan Pemahaman Agama
Wakaf Al Quran dapat membantu memperkuat pemahaman agama di masyarakat. Melalui wakaf Al Quran, umat Islam dapat membantu menyebarkan pesan-pesan kebaikan yang terkandung dalam Al Quran. Hal ini akan meningkatkan kesadaran dan kecintaan terhadap Al Quran, sehingga umat dapat mengambil manfaat dari ajarannya.
2. Memperkuat Peran Masjid dan Lembaga Keagamaan
Masjid adalah pusat kegiatan keagamaan bagi umat Islam, dan wakaf Al Quran dapat membantu memperkuat peran mereka. Selain itu, wakaf Al Quran juga dapat mendukung pengembangan lembaga keagamaan lain seperti pesantren, sekolah agama, dan lembaga dakwah. Dengan adanya Al Quran yang diwakafkan, umat Islam dapat memanfaatkannya untuk kegiatan keagamaan seperti tadarus, kajian kitab, dan pengajian.
3. Meningkatkan Kemaslahatan Umat
Wakaf Al Quran memberikan manfaat yang berkelanjutan bagi umat Islam. Dengan adanya Al Quran yang diwakafkan, umat Islam dapat memanfaatkannya untuk kegiatan keagamaan dan mempelajari isi kandungannya. Hal ini akan meningkatkan kualitas hidup umat Islam dan memberikan manfaat yang berkelanjutan bagi masyarakat.
4. Amal Jariyah
Wakaf Al Quran merupakan salah satu bentuk amal jariyah yang sangat dianjurkan dalam Islam. Dengan berwakaf Al Quran, umat Islam dapat berkontribusi dalam meningkatkan kemaslahatan umat dan memperoleh pahala yang berkelanjutan.
5. Membangun Keikhlasan
Wakaf Al Quran juga mengajarkan keikhlasan dalam beribadah. Dengan berwakaf Al Quran, umat Islam dapat berbuat kebaikan tanpa mengharapkan balasan dari orang lain, kecuali balasan dari Allah SWT. Hal ini akan memperkuat iman dan hubungan antara manusia dengan Allah SWT.
Sakit dapat dilihat sebagai berkah dari Allah dalam beberapa cara. Pertama, sakit dapat memberi kita kesempatan untuk beristirahat dan memulihkan kesehatan kita. Kedua, sakit dapat menjadi pelajaran bagi kita untuk lebih memperhatikan kesehatan kita dan merubah gaya hidup kita yang tidak sehat. Ketiga, sakit dapat menyatukan keluarga dan teman-teman kita yang merawat kita dan memberikan dukungan kepada kita. Dan keempat, sakit dapat mengajarkan kita kesabaran dan menghargai kesehatan yang kita miliki.
Dalam Islam, diyakini bahwa Allah menguji umat-Nya dengan berbagai macam cobaan, termasuk sakit, untuk menguji keimanan kita dan untuk memperbaiki kita. Allah menguji kita dengan cobaan untuk mengetahui apakah kita akan tetap setia pada-Nya dan akan terus berusaha untuk menjadi lebih baik, atau apakah kita akan menjadi putus asa dan berpaling dari-Nya.
“Dan Kami uji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan. Dan hanya kepada Kami-lah kamu akan dikembalikan.” (QS. Al-Anbiya: 35)
Oleh karena itu, sakit dapat menjadi suatu cobaan bagi kita untuk menguji kekuatan iman kita dan kemampuan kita untuk tetap tabah dan sabar.
Segala Penyakit Ada Obatnya, Simak Rahasianya Baik-Baik!
Secara umum, rahasia segala penyakit ada obatnya adalah bahwa Allah telah menciptakan obat untuk setiap penyakit yang ada. Hal ini sesuai dengan apa yang disebutkan dalam hadits Nabi Muhammad SAW:
“Sesungguhnya Allah tidak menciptakan suatu penyakit, kecuali Dia juga menciptakan obatnya, kecuali satu penyakit yaitu kematian.” (Hadits Bukhari dan Muslim)
Tips untuk meningkatkan kemungkinan sembuh dari segala penyakit
Ada beberapa cara yang dapat sahabat jabal lakukan untuk meningkatkan kemungkinan sembuh dari segala penyakit, antara lain:
Menjalani perawatan yang tepat. Menjalani perawatan yang tepat sesuai dengan anjuran dokter atau tenaga medis lainnya merupakan salah satu cara yang efektif untuk meningkatkan kemungkinan sembuh dari penyakit.
Mengikuti pola hidup sehat. Mengikuti pola hidup sehat seperti olahraga teratur, makan makanan sehat, tidur cukup, dan tidak merokok atau minum minuman keras dapat membantu dalam menjaga kesehatan dan meningkatkan kemungkinan sembuh dari penyakit.
Berdoa kepada Allah. Berdoa kepada Allah dan memohon pertolongan-Nya merupakan cara yang efektif untuk meminta pertolongan dan kesembuhan.
Menjaga kondisi emosional yang baik. Menjaga kondisi emosional yang baik seperti rasa optimis dan tidak stress dapat membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh sehingga meningkatkan kemungkinan sembuh dari penyakit.
Menjaga hubungan dengan keluarga dan teman-teman. Memiliki hubungan yang baik dengan keluarga dan teman-teman dapat memberikan dukungan emosional yang dibutuhkan selama proses penyembuhan.
Apakah Al Quran bisa Dijadikan Obat Bagi Orang Yang Sakit?
Dalam Islam, diyakini bahwa membaca Al Quran dan mempraktikkan ajaran-ajarannya dapat memberikan keberkahan dan kesembuhan bagi orang yang sakit. Hal ini sesuai dengan apa yang disebutkan dalam Al Quran, yaitu:
“Dan Sesungguhnya kitab (Al-Qur’an) ini adalah obat yang sempurna bagimu dan rahmat bagi orang-orang yang beriman” (QS. Al-Isra: 82)
Namun, meskipun Al Quran diyakini dapat memberikan keberkahan dan kesembuhan bagi orang yang sakit, tidak semua orang yang sakit dapat sembuh hanya dengan membaca Al Quran saja.
Bagi sebagian orang, mungkin diperlukan pengobatan medis untuk menyembuhkan penyakitnya. Oleh karena itu, sebaiknya selalu berkonsultasi dengan dokter atau tenaga medis lainnya untuk mendapatkan perawatan yang tepat.
Penerbit Alquran, Isi kandungan quran surat ar-rahman ayat 33 – Surah Ar Rahman ayat 33 adalah ayat yang mengingatkan bahwa manusia tak bisa lari dari kekuasaan Allah dan pertanggungjawaban kepada-Nya. Ayat ini juga memotivasi untuk menuntut ilmu dan mengembangkan teknologi. Ada tiga pendapat mengenai ayat ini.
Pertama, berkaitan dengan ketidakmampuan manusia lari dari takdir Allah dan lari dari kekuasaan-Nya. Sebagaimana dijelaskan Ibnu Katsir dalam tafsirnya.
Kedua, berkaitan dengan keadaan pada hari kiamat nanti, terutama di yaumul mahsyar. Manusia tidak akan mampu meloloskan diri di saat itu. Ibnu Katsir juga menjelaskan hal ini. Demikian pula Syaikh Wahbah Az Zuhaili dalam Tafsir Al Munir.
Ketiga, berkaitan dengan kemampuan manusia menjelajah ruang angkasa. Bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala mempersilakan jika manusia hendak melintasi langit dan bumi. | Isi kandungan quran surat ar-rahman ayat 33
Lafadz Al-Qur’an Surat Ar Rahman Ayat 33 dan Terjemahannya
yaa ma’syara ljinni wal-insi ini istatha’tum an tanfudzuu min aqthaari ssamaawaati wal-ardhi fanfudzuu laa tanfudzuuna illaa bisulthaan
Artinya : “Hai jama’ah jin dan manusia, kalau kau sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, maka lintasilah, kau tidak sanggup menembusnya kecuali dengan kekuatan.”(QS. Ar-Rahman : 33)
Isi Kandungan Quran Surat Ar Rahman Ayat 33
Isi kandungan quran surat ar-rahman ayat 33 sangat cocok untuk kalian pelajari. Alasannya, karena ayat ini menjelaskan pentingnya ilmu pengetahuan bagi kehidupan umat manusia. Manusia diberi potensi oleh Allah SWT berupa akal. Akal ini harus terus diasah, diberdayakan dengan cara mencari ilmu dan berkarya. Dengan belajar, manusia bisa mendapat ilmu dan wawasan yang baru.
Dari Anas ibn Malik r.a. ia berkata, Rasulullah SAW bersabda: “Menuntut ilmu itu yaitu kewajiban bagi setiap orang Islam.”(HR. Ibn Majah)
Tentang pentingnya menuntut ilmu, Imam Syifi‘i dalam kitab Diwan juga menegaskan:
“Barang siapa yang menghendaki dunia, maka harus dengan ilmu. Barang siapa yang menghendaki darul abadi maka harus dengan ilmu.”
Isi kandungan quran surat ar-rahman ayat 33 – Nasihat Imam Syafi‘i tersebut mengisyaratkan bahwa akomodasi dan kesuksesan hidup baik di dunia maupun di darul abadi sanggup dicapai oleh insan melalui ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan tidak akan gampang diperoleh, kecuali dengan beberapa cara dan taktik yang harus dilalui. Dalam hal ini, Imam Syafi‘i dalam kitab Diwan menegaskan:
“Saudaraku, engkau tidak akan mendapat ilmu kecuali sesudah memenuhi enam syarat, yaitu: kecerdasan, kemauan yang kuat, kesungguhan, perbekalan yang cukup, dan kedekatan dengan guru dalam waktu yang lama.”
Ungkapan Imam Syafi‘i di atas, penting diketahui oleh orang-orang yang sedang asyik menuntut ilmu. Cara ini perlu dilakukan supaya berhasil. Perlu adanya semangat juang, harus dekat, akrab, dan hormat kepada guru supaya ilmunya berkah. Terlebih, mencari ilmu juga perlu waktu yang lama.
Demikian isi kandungan quran surat ar-rahman ayat 33, mulai dari lafal bacaan, terjemahan dalam bahasa Indonesia dan isi kandungannya. Semoga bermanfaat!
Katalog Penerbit Jabal – Kandungan Quran Surat Ar Rahman Ayat 33
Cara Order Pemesanan Al Quran & Buku Islam di Penerbit Jabal
Tertarik dengan produk alquran atau buku-buku islam di Penerbit Jabal? Silahkan kunjungi website kami www.penerbitjabal.com. Kemudian, Anda dapat langsung menghubungi tim admin melalui salah satu kontak yang tercantum di website.
Jika sudah, Anda akan segera terhubung dengan admin penerbitjabal.com yang sedang bertugas dan sampaikan kebutuhan pemesanan Anda. Mulai dari produk yang diinginkan, jumlah pesanan, harga dan tenggat waktu yang disepakati.
Penerbit Jabal adalah perusahaan penerbit alquran dan buku-buku islam untuk keperluan sekolah, pengajian, wakaf ataupun keperluan yang lainnya. Serahkan kepada Penerbit Jabal sebagai spesialis menerbitkan al quran & buku islam berkualitas harga terjangkau relatif murah. | Isi kandungan quran surat ar-rahman ayat 33
Kontak Penerbit Jabal
HP/WA: 0853 1512 9995 Jl. Desa Cipadung No 47 Cibiru Bandung Jawa Barat, Indonesia
Penerbit Al Quran, Kandungan Quran Surat Ar Rahman Ayat 1-4. Surah Ar Rahman diturunkan untuk menjawab tuduhan orang-orang kafir Mekkah kepada Nabi Muhammad SAW yang beranggapan bahwa beliau telah diajari seseorang tentang Al-Qur’an.
Kemudian, surah Ar-Rahman menjawab bahwa Allah Yang Maha Rahman-lah yang telah mengajari beliau tentang itu.
A. Bacaan Quran Surat Ar Rahman Ayat 1-4 Beserta Artinya
“(Tuhan) yang Maha pemurah. yang telah mengajarkan Al Quran. Dia menciptakan manusia. mengajarnya pandai berbicara.” (QS. Ar-Rahman: 1-4)
B. Kandungan Quran Surat Ar Rahman Ayat 1-4
Surah ini diawali dengan menyebut nama Allah Ar-Rahman yang berarti Allah yang Maha Pemurah. Kemurahan Allah SWT diberikan seluruh makhluk-Nya tanpa di beda-bedakan. Semua makhluk diberi rezeki, bahkan kepada orang yang ingkar sekalipun. // Kandungan Quran Surat Ar Rahman Ayat 1-4
Penyebutan di awal surah juga untuk membuat kaum kafir tertarik, karena Allah SWT itu bukan Zat yang kejam tetapi yang Rahman, Maha Pemurah. Namun perlu diketahui, bahwa Rahim-Nya Allah (Maha Pengasih) hanya diberikan kepada makhluk-Nya yang taat/ beriman.
Al-Qur’an adalah nikmat terbesar bagi manusia dan seharusnya menjadi pedoman bagi manusia dalam hidup. Oleh karena itu, mengapa kata Al-Qur’an disebut lebih dahulu baru kemudian menyebut kata al-insan (manusia). Sebab, manusia yang paling membutuhkan petunjuk. Hal tersebut menunjukkan betapa pentingnya Al-Qur’an bagi panduan kehidupan manusia. // Kandungan Quran Surat Ar Rahman Ayat 1-4
Manusia diberi potensi oleh Allah SWT berupa diajarinya pandai berbicara, bernalar, berbahasa, mengolah dan mengungkapkan pikiran (al-Bayan). Kemampuan ini hanya bisa dilakukan oleh manusia. Dengan kemampuan inilah peradaban manusia bisa berkembang dan mengalami kemajuan pesat.
Terdapat banyak pelajaran yang menarik dari surat Ar-Rahmaan, yaitu setelah Allah SWT menguraikan beberapa nikmat yang dianugerahkan kepada manusia, Allah bertanya “maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?”. Kalimat itu diulang berkali-kali hingga 31 kali.
Hal tersebut menunjukkan bahwa nikmat yang Allah SWT berikan kepada manusia itu tidak bisa diingkari keberadaannya. Yang bisa dilakukan manusia adalah mendustakannya. Dusta berarti menyembunyikan kebenaran.
tag : Kandungan Quran Surat Ar Rahman Ayat 1-4, Bacaan Surah Ar-Rahman Ayat 1-4, Terjemah Surah Ar-Rahman Ayat 1-4, Mufradat Surah Ar-Rahman Ayat 1-4, sebab turunnya surat Ar Rahman, Surat Ar Rahman turun dimana, Tafsir Surat Ar-Rahman, Asbabun Nuzul surah Ar Rahman, Latar Belakang surah ar rahman
Tertarik untuk memesanan alquran atau buku-buku islam di Penerbit Jabal? Silahkan buka website kami www.penerbitjabal.com. Selanjutnya, sampaikan kebutuhan pesanan Anda kepada admin kami.
Kontak Penerbit Jabal
HP/WA: 0853 1512 9995 Jl. Desa Cipadung No 47 Cibiru Bandung Jawa Barat, Indonesia
Penerbit Alquran, Asbabun Nuzul dan Kandungan Surat An Nisa Ayat 36 — Surat An Nisa ayat 36 memberikan petunjuk yang sangat jelas kepada umat Muslim tentang prinsip-prinsip penting dalam beribadah dan berbuat baik kepada sesama.
Ayat ini bukan hanya mengajarkan monotheisme, tetapi juga menegaskan nilai-nilai kebajikan, khususnya dalam hubungan dengan keluarga, tetangga, dan masyarakat. Mari kita telaah lebih dalam Asbabun Nuzul dan kandungan ayat ini.
Artinya: “Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun. miskin, tetangga dekat dan tetangga jauh, teman sejawat, ibnu sabil, dan hamba sahaya. Sesungguhnnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri.”
Asbabun Nuzul: Sebab Turunnya Ayat 36
Ayat ini turun sebagai respons terhadap kelompok Yahudi yang bakhil terhadap ilmu pengetahuan dan khawatir kehilangan martabat dengan menyebarkan pengetahuan. Sebagaimana hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Jarir dari Ibnu Ishak, surat An Nisa ayat 36 dan 37 turun sebagai peringatan atas kebakhilan mereka terhadap ilmu pengetahuan dan nikmat Allah yang lain.
Kandungan Surat An Nisa Ayat 36
Surat An Nisa ayat 36 dapat diuraikan sebagai berikut:
Ibadah kepada Allah: Petunjuk pertama dalam ayat ini adalah untuk beribadah hanya kepada Allah dan tidak mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun. Monotheisme adalah dasar utama dalam agama Islam.
Berbuat Ihsan kepada Orang Tua: Ayat ini menekankan pentingnya berbuat baik kepada kedua orang tua dengan tindakan nyata, taat, dan penghormatan. Ini mencakup segala aspek makruf dan perilaku yang baik.
Kebaikan kepada Keluarga dan Sesama: Selanjutnya, Allah memerintahkan untuk berbuat baik kepada kerabat, anak yatim, orang miskin, tetangga dekat dan jauh, bahkan jika mereka non-Muslim. Ini menegaskan universalitas nilai kebajikan.
Ihsan kepada Semua Lapisan Masyarakat: Ayat ini mencakup berbuat baik kepada tetangga, sahabat, ibnu sabil (orang yang dalam perjalanan dan membutuhkan bantuan), dan hamba sahaya. Semua ini menunjukkan bahwa nilai ihsan harus diterapkan dalam semua aspek kehidupan sosial dan masyarakat.
Kesimpulan
Surat An Nisa ayat 36 memberikan pedoman konkret tentang bagaimana seharusnya umat Muslim menjalani kehidupan mereka. Lebih dari sekadar ibadah formal, Islam mengajarkan nilai-nilai ihsan, kebaikan, dan penghormatan kepada sesama.
Sebagai umat Muslim, kita diajak untuk menjadi teladan dalam berbuat baik, memperlihatkan nilai-nilai agama tidak hanya dalam ritual ibadah, tetapi juga dalam interaksi sehari-hari dengan keluarga, tetangga, dan masyarakat secara luas. Dengan menghayati nilai-nilai ini, kita dapat mewujudkan harmoni dalam masyarakat dan mendekatkan diri kepada ridha Allah SWT.
Penerbit Jabal Spesialis Menerbitkan Al Quran Sejak Tahun 2004
Jangan lupa bahwa jika Anda membutuhkan sumber pengetahuan dan inspirasi lebih lanjut tentang Islam, terutama dalam bentuk Al-Qur’an dan buku-buku Islam.
Penerbit Jabal menyediakan beragam Al-Qur’an dan buku Islam yang dapat membantu Anda menjalani kehidupan dengan lebih bijaksana dan mendalam.
Informasi dan Pemesanan pemesanan silahkan klik “Chat Via WhatsApp” di bawah ini.
Penerbit Alquran, Tafsir Surah An Nisa Ayat 4 dan Isi Kandungannya Tentang Mahar — Pernikahan dalam Islam tidak hanya sekadar ikatan emosional antara dua insan, tetapi juga melibatkan tanggung jawab finansial yang disebut sebagai mahar atau maskawin.
Tafsir Surah An Nisa Ayat 4 dan Isi Kandungannya Tentang Mahar
Surah An Nisa ayat 4 menjelaskan hukum dan tata cara pemberian mahar dalam pernikahan, sebagai tanda kasih sayang dan komitmen untuk membangun rumah tangga yang harmonis.
Arab-Latin: Wa ātun-nisāa ṣaduqātihinna niḥlah, fa in ṭibna lakum ‘an syaiim min-hu nafsan fa kulụhu hanīam marīā
Artinya: Berikanlah maskawin (mahar) kepada wanita (yang kamu nikahi) sebagai pemberian dengan penuh kerelaan. Kemudian jika mereka menyerahkan kepada kamu sebagian dari maskawin itu dengan senang hati, maka makanlah (ambillah) pemberian itu (sebagai makanan) yang sedap lagi baik akibatnya.
Mahar Menurut Islam
Dalam Islam, mahar diwajibkan sebagai bentuk pemberian dari calon suami kepada calon istri. Menurut Muhammad Karim HS. MH. dan Dr. Nurhadi, S.Pd.I., mahar bisa berupa benda atau jasa, dan dapat diberikan secara kontan atau secara bertahap sesuai dengan kesepakatan dalam akad pernikahan. Ini sejalan dengan firman Allah SWT dalam Surah An Nisa ayat 4 yang menganjurkan memberikan maskawin secara sukarela.
Pandangan Ulama Tentang Mahar
Para ulama sepakat bahwa mahar harus diserahkan oleh calon suami, baik itu langsung atau dengan pembayaran bertahap sesuai dengan perjanjian. Buku Fiqh dan Ushul Fiqh oleh Dr. Nurhayati dan Dr. Ali Imran Sinaga menjelaskan bahwa Islam tidak menetapkan jumlah mahar tertentu, dan hal ini diserahkan kepada kesepakatan antara kedua belah pihak.
Isi Kandungan Surah An Nisa Ayat 4
Berdasarkan penafsiran dalam buku Hukum dan Etika Pernikahan dalam Islam oleh Ali Manshur, terdapat beberapa isi kandungan dari Surah An Nisa ayat 4:
Menyebutkan Mahar dalam Akad Nikah: Sunnah untuk menyebutkan mahar dalam akad nikah, menunjukkan keterbukaan dan kesungguhan dalam membangun ikatan pernikahan.
Jenis Mahardan Besarannya: Terdapat dua jenis mahar, yaitu mahar musamma yang disebutkan dalam akad, dan mahar mitsli yang dapat ditentukan sesuai kesepakatan. Besaran mahar disesuaikan dengan kemampuan calon suami.
Bukan Harga Kemaluan: Islam menegaskan bahwa mahar bukanlah harga dari kemaluan wanita yang dinikahi. Pernikahan adalah bentuk musytarak, hubungan timbal balik antara suami dan istri untuk mencapai manfaat dan tujuan bersama.
Tidak Ada Batas Maksimal: Tidak ada batas maksimal dalam jumlah dan besaran mahar. Mahar diupayakan berupa sesuatu yang bermanfaat, baik berupa barang atau jasa.
Kesimpulan
Pemberian mahar dalam pernikahan Islam bukan sekadar kewajiban, tetapi juga mencerminkan nilai-nilai keadilan, kasih sayang, dan tanggung jawab. Dengan tata cara yang jelas dan prinsip-prinsip yang fleksibel, Islam memberikan kebebasan kepada pasangan untuk menentukan mahar sesuai dengan kemampuan dan kesepakatan bersama. Semua ini sejalan dengan semangat pernikahan sebagai ikatan yang membawa kebahagiaan dan keberkahan.
Penerbit Jabal Spesialis Menerbitkan Al Quran Sejak Tahun 2004
Jangan lupa bahwa jika Anda membutuhkan sumber pengetahuan dan inspirasi lebih lanjut tentang Islam, terutama dalam bentuk Al-Qur’an dan buku-buku Islam.
Penerbit Jabal menyediakan beragam Al-Qur’an dan buku Islam yang dapat membantu Anda menjalani kehidupan dengan lebih bijaksana dan mendalam.
Informasi dan Pemesanan pemesanan silahkan klik “Chat Via WhatsApp” di bawah ini.
Penerbit Al Quran, Jadikan Al Quran Sebagai Saksi Kebaikan – Al Quran merupakan kitab suci bagi umat Islam yang menjadi pedoman dalam kehidupan sehari-hari. Al Quran tidak hanya memberikan petunjuk dalam ibadah, tetapi juga memberikan banyak manfaat dan keistimewaan bagi umat Islam. Salah satunya adalah sebagai saksi kebaikan bagi mereka yang membacanya dan mempraktikkan ajarannya.
Oleh karena itu, wakaf Al Quran menjadi salah satu bentuk amal jariyah yang sangat penting untuk dilakukan. Dalam artikel ini, kita akan membahas mengapa wakaf Al Quran penting dan bagaimana cara melakukan wakaf Al Quran. Yuk, jadikan Al Quran sebagai saksi kebaikan dengan berwakaf Al Quran!
Mengapa Wakaf Al Quran Penting?
Wakaf Al Quran adalah bentuk amal jariyah yang penting dilakukan oleh umat Islam. Wakaf Al Quran dapat memberikan manfaat yang besar bagi umat Islam, terutama dalam meningkatkan keberkahan hidup dan kemaslahatan umat. Berikut adalah beberapa alasan mengapa wakaf Al Quran sangat penting:
1. Meningkatkan Literasi Keagamaan
Wakaf Al Quran dapat membantu memperkuat literasi keagamaan di masyarakat. Dengan wakaf Al Quran, umat Islam dapat membantu menyebarkan pesan-pesan kebaikan yang terkandung dalam Al Quran. Hal ini dapat membantu meningkatkan kesadaran dan kecintaan pada Al Quran, sehingga umat dapat memperoleh manfaat dari isi kandungannya.
2. Memperkuat Keberadaan Masjid dan Lembaga Keagamaan
Masjid merupakan pusat kegiatan keagamaan umat Islam, dan wakaf Al Quran dapat membantu memperkuat keberadaannya. Selain itu, wakaf Al Quran juga dapat membantu pengembangan lembaga keagamaan lainnya seperti pesantren, sekolah agama, dan lembaga dakwah lainnya. Dengan adanya Al Quran yang diwakafkan, umat Islam dapat memanfaatkannya untuk kegiatan keagamaan seperti tadarus, kajian kitab, dan pengajian.
3. Meningkatkan Kemaslahatan Umat
Wakaf Al Quran dapat memberikan manfaat yang berkelanjutan bagi umat Islam. Dengan adanya Al Quran yang diwakafkan, umat Islam dapat memanfaatkannya untuk kegiatan keagamaan dan juga mempelajari isi kandungannya. Hal ini dapat membantu meningkatkan kualitas hidup umat Islam dan memberikan manfaat yang berkelanjutan bagi masyarakat.
4. Bentuk Amal Jariyah
Wakaf Al Quran merupakan salah satu bentuk amal jariyah yang sangat dianjurkan dalam Islam. Dengan melakukan wakaf Al Quran, umat Islam dapat berkontribusi dalam meningkatkan kemaslahatan umat dan mendapatkan pahala yang berkelanjutan.
5. Mengajarkan Keikhlasan
Wakaf Al Quran juga dapat mengajarkan keikhlasan dalam beribadah. Dengan wakaf Al Quran, umat Islam dapat berbuat baik tanpa mengharapkan balasan dari orang lain, kecuali hanya balasan dari Allah SWT. Hal ini dapat membantu memperkuat iman dan memperkuat hubungan antara manusia dengan Allah SWT.
Cara Wakaf Al Quran Melalui Penerbit Al Quran
Sahabat Jabal dapat melakukan wakaf Al Quran melalui penerbit Al Quran. Salah satu penerbit Al Quran yang terpercaya di Indonesia adalah Penerbit Jabal. Penerbit Jabal menyediakan program wakaf Al Quran dengan berbagai pilihan ukuran Al Quran, mulai dari Al Quran agenda hingga Al Quran besar. Selain itu, Penerbit Jabal juga menyediakan layanan kemasan Al Quran yang cantik dan elegan bagi yang ingin memberikan Al Quran sebagai hadiah.
Kesimpulan
Dalam melakukan wakaf Al Quran, ada beberapa cara yang dapat dilakukan, mulai dari melalui lembaga wakaf, penerbit Al Quran, program wakaf online, hingga platform sosial media. Namun, bagi Anda yang ingin membeli Al Quran untuk diwakafkan, Penerbit Jabal adalah salah satu pilihan terbaik.
Penerbit Jabal tidak hanya menyediakan berbagai pilihan ukuran Al Quran yang berkualitas, tetapi juga memberikan layanan kemasan yang cantik dan elegan. Jadi, mari kita jadikan Al Quran sebagai saksi kebaikan dengan melakukan wakaf Al Quran.
Penerbit Jabal Spesialis Menerbitkan Al Quran Sejak Tahun 2004
Informasi dan Pemesanan pemesanan silahkan klik “Chat Via WhatsApp” di bawah ini. // Artikel Jadikan Al Quran Sebagai Saksi Kebaikan
Untuk cek ketersedian stock produk di penerbitjabal.com jangan sungkan untuk bertanya kepada admin kami.
Penerbit Alquran, Ciri Orang Beriman Tapi Munafik Dalam Islam — Di zaman ini, kita seringkali bertemu dengan orang-orang yang mengaku sebagai muslim namun meninggalkan kewajiban-kewajiban agama, menciptakan fenomena yang dikenal sebagai “Islam KTP.” Bagaimana kita dapat mengenali ciri-ciri orang yang beriman namun hatinya sebenarnya munafik?
“Sesungguhnya orang munafik itu hendak menipu Allah, tetapi Allah-lah yang menipu mereka. Apabila mereka berdiri untuk salat, mereka lakukan dengan malas. Mereka bermaksud ria (ingin dipuji) di hadapan manusia. Dan mereka tidak mengingat Allah kecuali sedikit sekali.”
Ciri Orang Beriman Tapi Munafik Dalam Islam
Surah An-Nisa’ Ayat 142 memberikan panduan tajam mengenai perilaku dan niat yang mencirikan kelompok ini.
Kandungan Ayat An-Nisa’ Ayat 142
Ayat ini menyajikan gambaran jelas tentang perilaku orang munafik. Dalam menjalankan ibadah, mereka berdiri untuk salat dengan malas, tanpa kesungguhan dan keikhlasan. Lebih jauh lagi, mereka melakukan ibadah ini semata-mata untuk mendapatkan pujian dari manusia, tanpa menyadari kehadiran Allah. Ciri-ciri utama munafik yang tercermin dalam ayat ini adalah:
Tipu Daya Terhadap Allah: Munafik berusaha menipu Allah dengan menyembunyikan ketidakikhlasan dan keengganannya menjalankan ibadah dengan sungguh-sungguh.
Rasa Malas dalam Ibadah: Mereka melaksanakan ibadah dengan malas, tanpa semangat dan kesungguhan, menunjukkan kurangnya keimanan yang sejati.
Ria di Hadapan Manusia: Ibadah mereka diwarnai oleh niat untuk mendapatkan pujian dan pengakuan dari manusia, bukan karena ketundukan kepada Allah.
Ketidakmampuan Mengingat Allah: Hati mereka jarang mengingat Allah, hanya sebatas pelaksanaan formalitas ibadah tanpa kehadiran kesadaran dan kecintaan kepada-Nya.
Balasan Bagi Tipu Daya Munafik
Ayat ini juga mencerminkan prinsip balasan yang adil dari Allah terhadap tipu daya orang munafik. Sebagai Allah yang Maha Mengetahui, Dia membalas tipu daya mereka sebagaimana dijelaskan dalam firman-Nya:
“Mereka membuat tipu daya, maka Allah pun membalas tipu daya. Dan Allah sebaik-baik pembalas tipu daya.” (Ali ‘Imran/3:54)
Ini mengingatkan kita akan kebijakan Allah yang adil, menanggapi setiap tindakan tipu daya dengan pembalasan yang sesuai.
Menghindari Kesesatan Munafik
Mengenali ciri-ciri orang munafik sangat penting dalam menjaga kemurnian iman dan ibadah kita. Dengan merenungkan ayat ini, mari bersama-sama menghindari kesesatan munafik dan mendekatkan hati kita kepada Allah dengan keikhlasan yang tulus dalam setiap amal ibadah. Sebagai umat Islam, marilah kita jadikan ayat ini sebagai panduan dalam memperbaiki niat dan menjalani kehidupan yang sesuai dengan nilai-nilai Islam yang sejati.
Penerbit Jabal Spesialis Menerbitkan Al Quran Sejak Tahun 2004
Jangan lupa bahwa jika Anda membutuhkan sumber pengetahuan dan inspirasi lebih lanjut tentang Islam, terutama dalam bentuk Al-Qur’an dan buku-buku Islam.
Penerbit Jabal menyediakan beragam Al-Qur’an dan buku Islam yang dapat membantu Anda menjalani kehidupan dengan lebih bijaksana dan mendalam.
Informasi dan Pemesanan pemesanan silahkan klik “Chat Via WhatsApp” di bawah ini.
Penerbit Al Quran, Kandungan Surat Ali Imran Ayat 190-191 — Kandungan surat dalam Al-Quran berisi petunjuk dan pedoman hidup bagi umat Islam. Seperti yang terdapat pada bacaan surat Ali Imran ayat 190-191 tentang berpikir kritis.
Berpikir kritis adalah sebuah proses yang digunakan untuk menafsirkan dan mengevaluasi informasi. Berpikir kritis merupakan proses dengan cara mengenal dan menganalisis suatu hal. Nah, untuk mengetahui lebih jela tentang makna dari surat Ali Imran 190-191 simak artikel berikut ini.
إن في خلق السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَالخيلاب الليل والنهار لآنات الأولى الألباب . اللين بأكثرون الله قيناها وقعود وعلى جنوهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ في خلق السماوات والأرض ولنا ما خلقت لهذا نا طلا سبحانك قليلا عذاب النار
Artinya: “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang, terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah Swt) bagi orang-orang yang berakal, yaitu orang-orang yang senantiasa mengingat Allah Swt dalam keadaan berdiri, duduk, dan berbaring, dan memikirkan penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), “Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau ciptakan semua ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, lindungilah kami dari siksa api neraka” (QS. Ali Imran 3:190-191).
Kandungan Surat Ali Imran Ayat 190-191
Quran Surat Ali Imran ayat 190 menjelaskan bahwa dalam penciptaan langit dan bumi serta silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah SWT bagi ulul albab alias orang-orang yang berakal. Orang-orang yang mau berpikir. Orang-orang yang mau memperhatikan alam. Orang-orang yang kritis.
Sedangkan ayat 191 menjelaskan bahwa ulul albab adalah orang yang banyak berdzikir dan bertafakur. Ia berdzikir dalam segala kondisi baik saat berdiri, duduk ataupun berbaring, la juga mentafakuri (memikirkan) penciptaan alam ini, hingga sampai pada kesimpulan bahwa Allah SWT. menciptakan alam tidak ada yang sia-sia. Maka ia pun berdoa kepada Allah Swt. memohon perlindungan dari siksa neraka.
Hikmah dan Manfaat Berpikir Kritis
Adapun hikmah dan manfaat berpikir kritis adalah sebagai berikut:
Dapat memahami makna-makna yang tersembunyi dibalik penciptaan alam semesta dan fenomena yang terjadi.
Dapat memanfaatkan alam untuk kepentingan umat.
Semakin tertantang untuk melakukan penelitian terhadap fenomena alam yang terjadi.
Semakin bersyukur kepada Allah Swt. atas anugerah berupa akal sehat.
Mampu mengembangkan IPTEK dengan mengambil inspirasi dari segala ciptaan Allah Swt.
Menemukan jawaban dari misteri penciptaan alam melalui penelitian.
Semakin bertambah keyakinan tentang adanya hari pembalasan.
Semakin termotivasi untuk menjadi orang yang visioner.
Semakin bersemangat dalam mengumpulkan bekal untuk akhirat.
Penerbit Jabal Spesialis Menerbitkan Al Quran Sejak Tahun 2004
Jangan lupa bahwa jika Anda membutuhkan sumber pengetahuan dan inspirasi lebih lanjut tentang Islam, terutama dalam bentuk Al-Qur’an dan buku-buku Islam.
Penerbit Jabal menyediakan beragam Al-Qur’an dan buku Islam yang dapat membantu Anda menjalani kehidupan dengan lebih bijaksana dan mendalam.
Informasi dan Pemesanan pemesanan silahkan klik “Chat Via WhatsApp” di bawah ini.
Penerbit Alquran — Kandungan Surat Ali ‘Imran Ayat 31 memuat pesan penting tentang cinta kepada Allah dan jalan untuk mendapatkan kasih sayang dan ampunan-Nya. Ayat ini menggambarkan bagaimana mencintai Allah dan mengikuti ajaran-Nya akan membawa kita kepada kasih sayang-Nya dan pengampunan-Nya.
Artinya: Katakanlah: “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu”. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Isi Kandungan Surat Ali ‘Imran Ayat 31
Ayat ini mengandung beberapa pesan penting. Pertama, ia menekankan pentingnya cinta kepada Allah sebagai landasan utama dalam kehidupan seorang mukmin. Cinta kepada Allah harus menjadi motivasi utama dalam setiap tindakan dan keputusan kita.
Kedua, ayat ini mengarahkan kita untuk mengikuti jejak Rasulullah Muhammad SAW. Mengikuti Nabi adalah manifestasi nyata dari cinta kita kepada Allah. Nabi Muhammad adalah contoh teladan yang sempurna dalam segala aspek kehidupan, dan mengikuti ajaran-ajaran-Nya adalah jalan menuju rahmat dan pengampunan Allah.
Mengapa Pesan Ini Penting?
Ayat ini memiliki relevansi yang besar dalam kehidupan sehari-hari umat Islam. Pesan ayat ini mengingatkan kita bahwa cinta kepada Allah harus tercermin dalam tindakan nyata, bukan sekadar pernyataan kata-kata. Hal ini mendorong kita untuk terus belajar dan mengamalkan ajaran Islam, mengikuti nilai-nilai yang diwariskan oleh Rasulullah, dan menjalani kehidupan sesuai dengan petunjuk Allah.
Pesan ini juga mengingatkan kita bahwa Allah adalah Maha Pengampun, dan Dia mengampuni dosa-dosa kita jika kita sungguh-sungguh bertaubat dan mengikuti petunjuk-Nya. Jika kita mencintai Allah, kita harus berusaha untuk mengikuti ajaran-Nya, dan dengan demikian, kita akan mendapatkan cinta dan pengampunan-Nya.
Kesimpulan
Surat Ali ‘Imran Ayat 31 adalah pengingat penting bagi semua muslim tentang pentingnya mencintai Allah dengan mengikuti ajaran dan teladan Rasulullah Muhammad SAW. Ini juga mengingatkan kita tentang sifat Allah yang penuh kasih dan pengampunan. Dalam kehidupan sehari-hari, ayat ini menjadi panduan dalam berusaha menjadi pribadi yang lebih baik dan lebih mencintai sesama, seperti yang diajarkan oleh Rasulullah.
Sahabat Jabal, inilah saat yang tepat bagi kita untuk melakukan introspeksi terhadap segala perbuatan yang telah dilakukan di sepanjang tahun 2023 tahun ini, agar dapat dijadikan bekal berharga di tahun baru yang akan segera kita sambut.
Melalui muhasabah diri, kita dapat mengidentifikasi kekurangan yang mungkin terjadi pada diri kita selama tahun 2023. Hal ini penting agar kita dapat memperbaiki diri dan berkomitmen untuk lebih baik di tahun 2024 mendatang. Jika kita telah memiliki kebiasaan baik dan positif, mari tingkatkan keistiqomahannya di tahun yang akan datang.
Meskipun muhasabah diri ini seharusnya dilakukan secara berlanjut, namun seringkali kesibukan dan aktivitas sehari-hari membuat manusia terkadang lupa untuk melakukannya. Oleh karena itu, menyisihkan waktu di akhir tahun sebagai momen khusus untuk bermuhasabah dapat menjadi langkah yang sangat tepat.
Muhasabah Diri dalam Pandangan Al-Qur’an dan Hadits
Ternyata, muhasabah diri merupakan perintah yang dijelaskan dalam Al-Qur’an, hadis Nabi, dan praktik yang dilakukan oleh para ulama salafusshalih. Dalam Al-Qur’an, Allah Swt. menekankan bahwa orang-orang yang beriman seharusnya selalu mempersiapkan diri untuk akhirat.
Allah SWT berfirman:
“Wahai orang-orang yang beriman. Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Hasyr: 18)
Ada juga hadits yang menguatkan pentingnya muhasabah diri. Rasulullah SAW menyatakan, sebagaimana yang diriwayatkan oleh Imam Al Ghazali dalam Ihya Ulumuddin, “Seorang hamba tidak bisa disebut (golongan) orang yang bertakwa hingga ia bisa mengoreksi dirinya dirinya.”
Penjelasan ini memberikan pengertian mengenai urgensi muhasabah diri. Tanpa melakukan muhasabah diri, seseorang tidak akan menyadari kualitas dan jumlah ibadah, baik itu merupakan perbuatan baik maupun kesalahan yang telah dilakukan di hari-hari atau tahun sebelumnya.
Muhasabah Diri sebagai Sarana Untuk Menjadi Pribadi yang Lebih Baik
Sahabat, banyak orang yang secara rutin melakukan muhasabah setiap harinya. Ini memungkinkan mereka mengetahui ibadah dan kebaikan apa yang telah mereka lakukan sebelumnya, dan dengan demikian, mereka dapat menambahkan amal kebaikan di hari-hari berikutnya. Bahkan, mereka merasa malu kepada Allah SWT jika tidak ada peningkatan kebaikan dibandingkan dengan hari-hari sebelumnya.
Demikianlah penjelasan mengenai pentingnya melakukan muhasabah diri di akhir tahun. Semoga tahun baru yang akan datang membawa berkah dan manfaat bagi kita semua, serta menjadi tahun yang lebih bermutu daripada tahun-tahun sebelumnya, baik dalam aspek ibadah, kebaikan, ekonomi, maupun segala hal lainnya. Aamiin Yaa Rabbal’alaamiin ..
Penerbit Jabal Spesialis Menerbitkan Al Quran Sejak Tahun 2004
Jangan lupa bahwa jika Anda membutuhkan sumber pengetahuan dan inspirasi lebih lanjut tentang Islam, terutama dalam bentuk Al-Qur’an dan buku-buku Islam.
Penerbit Jabal menyediakan beragam Al-Qur’an dan buku Islam yang dapat membantu Anda menjalani kehidupan dengan lebih bijaksana dan mendalam.
Informasi dan Pemesanan pemesanan silahkan klik “Chat Via WhatsApp” di bawah ini.
Penerbit Al Quran, Kandungan Al Maidah Ayat 90 — Konsumsi minuman keras dan berjudi merupakan perbuatan terlarang. Dalam Al Quran, hal ini tertuang dalam surat Al Maidah ayat 90. Selain tidak baik bagi kesehatan, dua hal tersebut juga tidak memberikan syafaat apa pun.
Sebaliknya, kedua kebiasaan tersebut justru menimbulkan banyak kerugian. Simak bacaan dan kandungan lengkap surat Al Maidah ayat 90 berikut ini, yuk!
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, sesungguhnya minuman keras, berjudi, (berkurban untuk) berhala, dan mengundi nasib dengan anak panah adalah perbuatan keji (dan) termasuk perbuatan setan. Maka, jauhilah (perbuatan-perbuatan) itu agar kamu beruntung.” (QS. Al Maidah: 90)
Kandungan Surat Al Maidah Ayat 90
Melansir tafsir lengkap dari Kementerian Agama, dalam ayat ini Allah menjelaskan hukum-hukum mengenai empat macam perbuatan setan, antara lain:
Mengharamkan Minuman Keras
Terdapat empat tahap hukum meminum khamar atau minuman keras dalam Alquran, yaitu:
Informasi tentang kandungan alkohol pada buah anggur
Hal ini tertuang dalam surat An Nahl ayat 67, yang berbunyi:
(Wa min ṡamarātin nakhīli wal-a‘nābi tattakhiżūna minhu sakaraw wa rizqan ḥasanā(n), inna fī żālika la’āyatal liqaumiy ya‘qilūn(a))
Artinya: “Dari buah kurma dan anggur, kamu membuat minuman yang memabukkan dan rezeki yang baik. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang mengerti.” (QS. An Nahl: 67)
Manfaat dan mudharat minuman keras
Sebagian kaum muslimin telah meninggalkan kebiasaan meminum minuman keras. Namun, sebagian lagi masih melanjutkan kebiasaan tersebut. Sebab, belum ada larangan yang mengharamkan untuk meminum khamar dan diyakini jika minuman ini memberikan manfaat bagi manusia.
Larangan shalat ketika mabuk
Sejak turun ayat yang melarang salat ketika mabuk, banyak yang tidak lagi meminum khamar sejak sebelum zuhur hingga selesai shalat isya. Mereka hanya mendapatkan kesempatan minum khamar setelah salat isya dan sesudah salat subuh.
Penetapan larangan minuman khamar
Setelah iman dan kejiwaan mereka semakin kuat, maka Allah menurunkan surat Al Maidah ayat 90. Ayat ini memberikan ketegasan bahwa meminum khamar termasuk ke dalam perbuatan setan yang haram dan tak patut dilakukan jika beriman kepada Allah.
Alkohol atau minuman keras memiliki banyak kemudharatan apabila dikonsumsi. Di Indonesia, alkohol adalah salah satu penyumbang penyebab tindakan kriminal seperti pembunuhan, perampokan, kecelakaan lalu lintas, hingga pemerkosaan.
2. Mengharamkan Judi
Judi dapat merusak moral dan kepribadian masyarakat, khususnya untuk generasi muda. Oleh sebab itu, judi sering disebut sebagai penyakit masyarakat. Judi pun merupakan perbuatan yang bertentangan dengan norma dan hukum.
Dalam bahasa Arab, istilah judi biasa disebut dengan qimar yang artinya perjanjian jika pemenang akan mendapatkan sesuatu dari yang kalah. Judi dapat memicu kemarahan, perampokan, hingga pembunuhan. Seseorang yang telah ketagihan judi juga kerap menjadi malas untuk mengerjakan ibadah.
Judi akan membentuk tabiat jahat dalam hidupnya, mulai dari menjadi pemalas, pemarah, hingga akhirnya mampu merusak akhlaknya. Kegiatan berjudi juga dapat membuatnya miskin. Kekalahan yang ia alami akan merusak seluruh hartanya, bahkan menelantarkan kebutuhan anak dan istrinya.
Penerbit Jabal Spesialis Menerbitkan Al Quran Sejak Tahun 2004
Jangan lupa bahwa jika Anda membutuhkan sumber pengetahuan dan inspirasi lebih lanjut tentang Islam, terutama dalam bentuk Al-Qur’an dan buku-buku Islam.
Penerbit Jabal menyediakan beragam Al-Qur’an dan buku Islam yang dapat membantu Anda menjalani kehidupan dengan lebih bijaksana dan mendalam.
Informasi dan Pemesanan pemesanan silahkan klik “Chat Via WhatsApp” di bawah ini.
Penerbit Jabal — Surat Al Maidah ayat 3 adalah ayat tentang kesempurnaan Islam. Berikut ini arti, tafsir dan kandungan Surat Al Maidah ayat 3.
Surat Al Maidah (المائدة) termasuk madaniyah. Imam Ahmad meriwayatkan, surat ini turun ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sedang naik unta. Hampir saja paha unta itu patah karena begitu beratnya wahyu yang diterima Rasulullah.
Ayat 3 ini merupakan ayat terakhir yang turun dalam masalah hukum. Sekaligus menegaskan kesempurnaan Islam. Setelahnya tidak turun ayat hukum lagi hingga Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam wafat.
Artinya:Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang terpukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya, dan (diharamkan bagimu) yang disembelih untuk berhala. Dan (diharamkan juga) mengundi nasib dengan anak panah, (mengundi nasib dengan anak panah itu) adalah kefasikan. Pada hari ini orang-orang kafir telah putus asa untuk (mengalahkan) agamamu, sebab itu janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku. Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu. Maka barang siapa terpaksa karena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Asbabun Nuzul Surat Al Maidah Ayat 3
Surat Al Maidah ayat 3 ini turun pada hari Arafah saat haji wada’ dan sesudahnya tidak turun lagi ayat mengenai halal dan haram.
Asma binti Umais menceritakan, “Aku ikut haji bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dalam haji tersebut (haji wada’). Ketika kami sedang berjalan, tiba-tiba Malaikat Jibril datang kepada beliau dengan membawa wahyu. Maka Rasulullah membungkuk di atas untanya. Unta itu hampir tidak kuat menopang diri Rasulullah karena beratnya wahyu yang sedang turun ….”
Pernah seorang Yahudi berkata kepada Khalifah Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu, “Wahai Amirul Mukminin, sesungguhnya engkau biasa membaca ayat dalam kitabmu, seandainya hal itu diturunkan kepada kami orang-orang Yahudi, niscaya kami akan menjadikan hari itu sebagai hari raya.”
Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku,
Umar berkata, “Demi Allah, sesungguhnya aku benar-benar mengetahui ayat ini diturunkan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pada sore hari Arafah yang jatuh pada hari Jum’at.”
Demikian jawaban cerdas Umar yang Yahudi itu sebelumnya tidak tahu. Sore hari Arafah artinya menjelang Idul Adha yang merupakan hari raya bagi kaum muslimin. Demikian pula hari Jum’at merupakan hari raya pekanan umat Islam.
Kandungan Surat Al Maidah Ayat 3
Berikut ini adalah isi kandungan Surat Al Maidah ayat 3:
Pengharaman bangkai.
Pengharaman darah.
Pengharaman babi.
Pengharaman hewan yang disembelih atas nama selain Allah.
Pengharaman hewan yang mati tercekik.
Pengharaman hewan yang mati terpukul benda tumpul.
Pengharaman hewan yang mati terjatuh.
Pengharaman hewan yang mati tertanduk binatang buas.
Pengharaman hewan yang disembelih untuk berhala.
Binatang yang tercekik, terpukul, terjatuh, dan tertanduk bisa halal jika masih hidup dan sempat disembelih.
Larangan mengundi nasib dengan anak panah maupun metode sejenisnya.
Segala yang dilarang oleh Allah adalah kefasikan.
Orang-orang kafir telah berputus asa untuk mengalahkan kaum muslimin.
Tidak boleh takut kepada orang-orang kafir.
Perintah untuk takut dan taqwa kepada Allah semata.
Allah telah menyempurnakan agama-Nya, maka Islam adalah agama yang sempurna.
Nikmat terbesar adalah nikmat Islam.
Islam adalah agama yang Allah ridhai. Selain Islam, Allah tidak meridhainya.
Islam memberikan keringanan bagi orang-orang yang dalam kondisi darurat untuk memakan makanan haram yang jika tidak dilakukannya bisa mengakibatkan kematian.
Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Demikian Surat Al Maidah ayat 3 mulai dari tulisan Arab dan terjemah dalam bahasa Indonesia, tafsir dan isi kandungan maknanya. Semoga bermanfaat dan membuat kita menjauhi apa yang Allah haramkan serta membuat kita semakin bangga dan mencintai Islam.
Penerbit Jabal Spesialis Menerbitkan Al Quran Sejak Tahun 2004
Jangan lupa bahwa jika Anda membutuhkan sumber pengetahuan dan inspirasi lebih lanjut tentang Islam, terutama dalam bentuk Al-Qur’an dan buku-buku Islam.
Penerbit Jabal menyediakan beragam Al-Qur’an dan buku Islam yang dapat membantu Anda menjalani kehidupan dengan lebih bijaksana dan mendalam.
Informasi dan Pemesanan pemesanan silahkan klik “Chat Via WhatsApp” di bawah ini.
Penerbit Al Quran Bandung, Isi Kandungan Surat Al A’raf Ayat 178 — Allah SWT menjelaskan di dalam Surah Al-A’raf Ayat 178 bahwa barangsiapa yang ingin diberi Hidayah oleh Allah, maka tidak ada satupun yang dapat menghalanginya. Maka siapa saja yang disesatkan oleh Allah, maka ia pasti merugi.
mai yahdil laahu fa huwal muhtadii wa mai yudlil fa ulaaa’ika humul khaasiruun
Barangsiapa diberi petunjuk oleh Allah, maka dialah yang mendapat petunjuk; dan barangsiapa disesatkan Allah, maka merekalah orang-orang yang rugi.
Kandungan Makna Surat Al A’raf Ayat 178
Dalam ayat ini, Allah menjelaskan bahwa orang-orang yang mendapat hidayat dari Allah ialah orang yang diberi bimbingan oleh-Nya dalam mempergunakan akal pikirannya, inderanya, dan tenaganya sesuai dengan fitrahnya dan tuntunan agama sendiri. Dia syukuri nikmat Allah, dia tunaikan kewajiban-kewajiban agama, maka berbahagialah dia di dunia dan di akhirat.
Sebaliknya yang merugi di dunia dan di akhirat ialah mereka yang dijauhkan dari pedoman yang ditetapkan Allah dalam mempergunakan akal pikirannya, indranya, dan tenaganya, dia ikuti hawa nafsunya, tidak mau memahami ayat-ayat Allah dan tidak mau mensyukuri nikmat yang diberikan Allah kepadanya.
Sesungguhnya jalan kepada petunjuk Allah itu hanyalah satu, yaitu beribadah kepada-Nya dengan amal kebajikan yang lahir karena iman itu. Sedangkan jalan yang menuju kepada kesesatan banyak ragamnya, karena manusia berpecah-belah, satu sama lain saling bermusuhan, dan menimbulkan pada bermacam-macam kejahatan.
Allah tidak meninggikan derajat siapa yang yang dibicarakan keadaannya oleh ayat-ayat yang lalu, karena yang bersangkutan enggan memanfaatkan petunjuk Allah yang telah diraihnya, sehingga Allah pun tidak memberinya kemampuan untuk mengamalkan petunjuk itu.
Ketetapan Allah yang berlaku adalah barang siapa diberi petunjuk oleh Allah berupa kemampuan untuk mengikuti kebenaran, maka dialah yang benar-benar mendapat petunjuk dan memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat. Dan barangsiapa disesatkan Allah, dengan dijauhkan dari petunjuk karena selalu mengikuti hawa nafsunya, maka mereka itulah orang-orang yang benar-benar rugi.
Penerbit Jabal Spesialis Menerbitkan Al Quran Sejak Tahun 2004
Informasi dan Pemesanan pemesanan silahkan klik “Chat Via WhatsApp” di bawah ini.
Penerbit Alquran, Makna Surat Al A’raf Ayat 22 — Surat Al A’raaf yang berjumlah 206 ayat termasuk golongan surat Makkiyah, diturunkan sebelum turunnya surat Al An’aam dan termasuk golongan surat Assab ‘uththiwaal (tujuh surat yang panjang).
Dinamakan Al A’raaf karena perkataan Al A’raaf terdapat dalam ayat 46 yang mengemukakan tentang keadaan orang-orang yang berada di atas Al A’raaf yaitu: tempat yang tertinggi di batas surga dan neraka.
Fantaqamnaa minhum fa aghraqnaahum kazzabuu bi Aayaatinaa wa kaanuu ‘anhaa ghaafiliin
Maka Kami hukum sebagian di antara mereka, lalu Kami tenggelamkan mereka di laut karena mereka telah mendustakan ayat-ayat Kami dan melalaikan ayat-ayat Kami.
Kandungan Makna Surat Al A’raf Ayat 136
Pada ayat ini Allah menceritakan tentang datangnya saat kebinasaan bagi Firaun dan kaumnya, setelah berbagai azab yang ditimpakan kepada mereka sebelumnya ternyata tidak mengubah sikap dan perbuatan mereka, lantaran kekufuran dan kezaliman mereka.
Firaun dan kaumnya telah mengingkari janji untuk membiarkan Bani Israil meninggalkan negeri Mesir bersama Nabi Musa. Oleh sebab itu, ketika Nabi Musa membawa kaumnya meninggalkan negeri itu menuju Palestina melalui Laut Merah, Firaun dan kaumnya mengejar mereka. Musa dan kaumnya selamat menyeberangi Laut Merah, tetapi Firaun dan kaumnya tenggelam ketika berada di tengah-tengah laut itu, maka mereka binasa.
Pada akhir ayat ini Allah menjelaskan bahwa hukuman tersebut dijatuhkan lantaran mereka senantiasa mendustakan ayat-ayat-Nya, dan tidak mau menyadari akibat yang menimpa mereka lantaran kekufuran dan kezaliman mereka, baik malapetaka di dunia ini, maupun azab sengsara di akhirat kelak. Sebagian dari kaum Firaun telah binasa bersamanya, karena mengikuti kesesatan dan kekufurannya. Sedang sebagiannya lagi binasa karena kekejaman dan kezaliman Firaun terhadap mereka.
Penerbit Jabal Spesialis Menerbitkan Al Quran Sejak Tahun 2004
Informasi dan Pemesanan pemesanan silahkan klik “Chat Via WhatsApp” di bawah ini.
PENERBIT ALQURAN, Isi Kandungan Surat Al A’raf Ayat 56 — Surah Al-A’raf adalah surah ke-7 dalam Al Qur’an. Surah ini terdiri atas 206 ayat dan termasuk pada golongan surah Makkiyah. Surah ini diturunkan sebelum turunnya surah Al-An’am dan termasuk golongan surah Assab ‘uththiwaal.
Surat Al-A’raf Ayat 56 mengandung pesan penting tentang tanggung jawab manusia terhadap bumi dan pentingnya berperilaku baik dalam menjaga alam semesta. Ayat ini mengajarkan prinsip-prinsip dasar yang mendorong manusia untuk menjadi pelindung lingkungan dan berkontribusi pada kesejahteraan bumi.
Bacaan Latin : Wa lā tufsidụ fil-arḍi ba’da iṣlāḥihā wad’ụhu khaufaw wa ṭama’ā, inna raḥmatallāhi qarībum minal-muḥsinīn
Artinya : Dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi, setelah diciptakan dengan baik. Berdo`alah kepada-Nya dengan rasa takut dan penuh harap. Sesungguhnya rahmat Allah sangat dekat kepada orang yang berbuat kebaikan.
Kandungan Surat Al A’raf Ayat 56
Berikut adalah isi kandungan dari Surat Al-A’raf Ayat 56:
Larangan Merusak Bumi: Ayat ini mengawali pesannya dengan larangan keras terhadap tindakan merusak bumi. Manusia dilarang melakukan perbuatan yang merusak ekosistem dan lingkungan alam.
Bumi Ciptaan Allah Yang Indah: Ayat ini mengingatkan manusia bahwa bumi adalah ciptaan Allah yang indah. Manusia harus menghormati dan menjaga keindahan alam ini.
Kewajiban Berdoa dan Bertindak: Ayat ini memerintahkan manusia untuk berdoa kepada Allah dengan rasa takut dan harapan. Hal ini menunjukkan bahwa manusia harus memiliki kesadaran dan tanggung jawab terhadap perbuatan mereka dalam menjaga bumi.
Pentingnya Kesadaran Lingkungan: Surat Al-A’raf Ayat 56 menciptakan kesadaran lingkungan yang kuat. Manusia diberikan pesan tentang kebutuhan untuk menjaga bumi sebagai bentuk pengabdian kepada Allah.
Rahmat Allah Yang Dekat: Ayat ini mengungkapkan bahwa rahmat Allah dekat bagi orang-orang yang berbuat baik dan bertanggung jawab dalam menjaga alam. Ini adalah pengingat bahwa tindakan menjaga bumi mendapat pahala dari Allah.
Hikmah Surah Al A’raf Ayat 56
Ayat ini memberikan pengingat penting akan tanggung jawab manusia terhadap alam. Hikmahnya mengajarkan bahwa merusak bumi setelah diatur dengan baik adalah bertentangan dengan kehendak Tuhan.
Pesan ini menekankan perlunya menjaga lingkungan dengan harapan dan rasa takut kepada Allah, serta memperlihatkan dekatnya rahmat-Nya bagi mereka yang melakukan kebaikan. Ini juga menggambarkan peran manusia sebagai khalifah di bumi yang memiliki tanggung jawab besar dalam merawat ciptaan Tuhan.
Penerbit Jabal Spesialis Menerbitkan Al Quran Sejak Tahun 2004
Informasi dan Pemesanan pemesanan silahkan klik “Chat Via WhatsApp” di bawah ini.
Penerbit Alquran, Isi Kandungan Surat Al A’raf Ayat 22 — Ayat 22 dari Surat Al-A’raf adalah bagian penting dari kisah Nabi Adam dan Hawa di dalam Taman Surga. Ayat ini menggambarkan saat di mana mereka diperdaya oleh Iblis (syaitan) untuk memakan buah dari pohon terlarang di surga.
Arab-Latin: Fa dallāhumā bigurụr, fa lammā żāqasy-syajarata badat lahumā sau`ātuhumā wa ṭafiqā yakhṣifāni ‘alaihimā miw waraqil-jannah, wa nādāhumā rabbuhumā a lam an-hakumā ‘an tilkumasy-syajarati wa aqul lakumā innasy-syaiṭāna lakumā ‘aduwwum mubīn
Artinya: Maka syaitan membujuk keduanya (untuk memakan buah itu) dengan tipu daya. Tatkala keduanya telah merasai buah kayu itu, nampaklah bagi keduanya aurat-auratnya, dan mulailah keduanya menutupinya dengan daun-daun surga. Kemudian Tuhan mereka menyeru mereka: “Bukankah Aku telah melarang kamu berdua dari pohon kayu itu dan Aku katakan kepadamu: “Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi kamu berdua?”
Kandungan Surat Al A’raf Ayat 22
Surat Al-A’raf adalah surat ke-7 dalam Al-Quran, dan ayat 22 dari surah ini adalah bagian dari kisah Nabi Adam dan Hawa yang diperdaya oleh Iblis. Dalam ayat ini, Allah menggambarkan bagaimana syaitan menggoda keduanya untuk memakan buah dari pohon terlarang di surga. Setelah memakan buah tersebut, aurat keduanya terbuka, membuat mereka merasa malu. Keduanya kemudian menutupinya dengan daun-daun surga.
Ayat ini juga menegaskan peringatan dari Allah kepada mereka berdua bahwa mereka tidak seharusnya memakan buah tersebut, dan bahwa Iblis adalah musuh nyata bagi mereka. Kisah ini mengandung pelajaran tentang pengaruh syaitan, konsekuensi dosa, dan pentingnya taat pada perintah Allah. Kisah ini mengingatkan manusia akan akibat dari tindakan tidak patuh dan perlunya untuk menghindari godaan syaitan.
Isi kandungan Surat Al-A’raf Ayat 22 menggambarkan pentingnya taat pada perintah Allah, konsekuensi dari tindakan yang tidak taat, dan peringatan untuk menjauhi godaan syaitan. Ayat ini memberikan pelajaran tentang perlunya untuk menjalani kehidupan dengan kesadaran akan perintah Allah dan untuk menghindari godaan dosa.
Hikmah Surah Al A’raf Ayat 22
Hikmah yang dapat dipetik dari Surat Al-A’raf Ayat 22 adalah pelajaran tentang pentingnya ketaatan pada perintah Allah, waspada terhadap godaan syaitan, serta kesadaran akan konsekuensi dari perbuatan tidak taat. Ayat ini menunjukkan bahwa ketaatan kepada perintah Allah penting, karena tindakan tidak patuh akan membawa akibat yang merugikan. Kesadaran akan pengaruh buruk syaitan juga menegaskan perlunya untuk terus menjaga diri dari godaan dosa. Ini semua mengingatkan kita untuk hidup dalam kesadaran akan perintah Allah, menjauhi godaan dosa, dan mengambil pelajaran dari kisah Nabi Adam dan Hawa dalam surat ini.
Penerbit Jabal Spesialis Menerbitkan Al Quran Sejak Tahun 2004
Informasi dan Pemesanan pemesanan silahkan klik “Chat Via WhatsApp” di bawah ini.
Penerbit Alquran, Surat An Nisa Ayat 136, Memahami Pentingnya Keimanan — Surat An Nisa ayat 136 merupakan ayat yang menjelaskan tentang orang beriman dan orang sesat. Apa saja isi kandungan surat An Nisa ayat 136, berikut ini penjelasannya.
Keseluruhan Surat An Nisa (النساء) merupakan surat madaniyah. Bunda Aisyah radhiyallahu ‘anha mengatakan, Allah menurunkan surat ini setelah Rasulullah serumah dengan Aisyah di Madinah. Demikian pula ayat 136 ini juga termasuk ayat madaniyah.
(Yaa ayyuhal ladziina aamanuu aaminuu billaahi warosuulihi wal kitaabil ladzii nazzala ‘ala rosuulihi wal kitaabil ladzii anzala min qobl. Wa may yakfur billaahi wa malaaikatihi wa kutubihi wa rusulihi wal yaumil aakhiri faqod dlolla dlolaalam ba’iidaa)
Artinya: Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya. Barangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya.
Asbabun Nuzul Surat An Nisa Ayat 136
Syaikh Wahbah Az Zuhaili mencantumkan asbabun nuzul Surat An Nisa ayat 136 ini dalam Tafsir Al Munir. Ibnu Abbas mengatakan bahwa ayat ini turun berkenaan dengan Abdullah bin Salam, Asad bin Ka’ab, dan Yamin bin Yamin.
Mereka menemui Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan mengatakan:
“Kami beriman kepada Anda, kepada kitab Anda, kepada Musa, kepada Taurat dan kepada Uzair. Namun, kitab-kitab dan rasul-rasul selain itu tidak.”
Lalu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Tidak boleh seperti itu. Namun, kalian harus beriman kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, Rasul-Nya, Al-Qur’an, dan kepada setiap kitab yang ada sebelum Al-Qur’an.”
Mereka berkata, “Tidak mau.” Lalu Allah menurunkan ayat ini dan mereka pun akhirnya beriman.
Isi Kandungan Surat An Nisa Ayat 136
Berikut ini adalah isi kandungan Surat An Nisa ayat 136:
Orang-orang yang beriman hendaklah menjaga dan menyempurnakan imannya.
Iman bisa bertambah dan berkurang.
Pokok-pokok iman adalah iman kepada Allah, Rasul-Nya, dan kitab-kitab-Nya. Secara lengkap, rukun iman adalah iman kepada Allah, iman kepada malaikat, iman kepada kitab, iman kepada rasul, iman kepada hari kiamat, dan iman kepada qadha’ dan qadar.
Keseluruhan rukun iman itu adalah satu paket, tidak boleh beriman kepada sebagian tetapi kafir kepada sebagian. Misalnya iman kepada rasul tetapi tidak beriman kepada malaikat, sebab hal itu tersesat.
Orang yang tidak beriman kepada seluruh rukun iman, ia tersesat dengan kesesatan yang sangat jauh.
Penerbit Jabal Spesialis Menerbitkan Al Quran Sejak Tahun 2004
Jangan lupa bahwa jika Anda membutuhkan sumber pengetahuan dan inspirasi lebih lanjut tentang Islam, terutama dalam bentuk Al-Qur’an dan buku-buku Islam.
Penerbit Jabal menyediakan beragam Al-Qur’an dan buku Islam yang dapat membantu Anda menjalani kehidupan dengan lebih bijaksana dan mendalam.
Informasi dan Pemesanan pemesanan silahkan klik “Chat Via WhatsApp” di bawah ini.
Penerbit Al Quran, Kandungan Surat An Nisa Ayat 59 — Dalam surat An Nisa ayat 59 ini menjelaskan tentang taat dan patuh kepada perintah Allah SWT dan Rasulullah SAW.
Kemudian dalam surat An Nisa ayat 59 juga disebutkan jika terjadi perbedaan pendapat tentang sesuatu masalah yang tidak dapat dipertemukan, maka kembalikanlah kepada nilai-nilai dan jiwa firman Allah, yakni Al Quran dan Sunnah Rasulullah sebagai bukti benar-benar beriman kepada Allah, Rasul dan hari Kemudian.
Bacaan latin: Yaaa ayyuhal ladziina aamanuu athii’ullaaha wa athii’ur rasuula wa ulil amri minkum fa in tanaza’tum fii syai in farudduuhu ilallaahi war rasuuli in kuntum tuminuuna billaahi wal yaumil aakhir dzaalika khairun wahsanu ta wiilaa.
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Taatilah Allah dan taatilah Rasul (Muhammad), dan Ulil Amri (pemegang kekuasaan) di antara kamu. Kemudian, jika kamu berbeda pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah kepada Allah (Al-Qur’an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik.” (QS. An Nisa ayat 59)
Isi Kandungan Surat An Nisa Ayat 59
1 . Dalam surat An Nisa ayat 59 menjelaskan tentang taat dan patuh kepada perintah Allah dengan mengamalkan isi Kitab suci Al Quran, melaksanakan hukum-hukum yang telah ditetapkan-Nya sekalipun dirasa berat dan tidak sesuai dengan keinginan dan kehendak pribadi. Namun sebenarnya segala yang diperintahkan Allah itu mengandung maslahat dan apa yang dilarang-Nya mengandung mudarat.
2. Dalam ayat ini juga melaksanakan ajaran-ajaran yang dibawa Rasulullah SAW pembawa amanat dari Allah untuk dilaksanakan oleh segenap hamba-Nya. Yang mana Dia ditugaskan untuk menjelaskan kepada manusia isi Al-Qur’an.
Allah berfirman: “Dan Kami turunkan Adz-dzikr (Al-Qur’an) kepadamu, agar engkau menerangkan kepada manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka.” (an-Nahl/16:44).
3. Kemudian dalam ayat ini juga menjelaskan agar patuh kepada ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan ulil amri yaitu orang-orang yang memegang kekuasaan di antara mereka.
Namun apabila mereka telah sepakat dalam suatu hal, maka kaum Muslimin berkewajiban untuk melaksanakannya dengan syarat bahwa keputusan mereka tidak bertentangan dengan Kitab Al Quran dan hadits.
Namun jika tidak demikian halnya, maka kita tidak wajib melaksanakannya bahkan wajib menentangnya. Sebab tidak dibenarkan seseorang itu taat dan patuh kepada sesuatu yang merupakan dosa dan maksiat pada Allah.
Sebagaimana Nabi Muhammad saw bersabda: “Tidak (dibenarkan) taat kepada makhluk di dalam hal-hal yang merupakan maksiat kepada Khalik (Allah swt).” (Riwayat Ahmad).
4. Selanjutnya dalam ayat ini juga dijelaskan kalau ada sesuatu yang diperselisihkan dan tidak tercapai kata sepakat, maka wajib dikembalikan kepada Al Quran dan hadits.
Jika tidak terdapat di dalamnya haruslah disesuaikan dengan (di kiaskan kepada) hal-hal yang ada persamaan dan penyesuaiannya di dalam Al Quran dan sunah Rasulullah SAW.
Penerbit Jabal Spesialis Menerbitkan Al Quran Sejak Tahun 2004
Jangan lupa bahwa jika Anda membutuhkan sumber pengetahuan dan inspirasi lebih lanjut tentang Islam, terutama dalam bentuk Al-Qur’an dan buku-buku Islam.
Penerbit Jabal menyediakan beragam Al-Qur’an dan buku Islam yang dapat membantu Anda menjalani kehidupan dengan lebih bijaksana dan mendalam. // Artikel Kandungan Surat An Nisa Ayat 59
Informasi dan Pemesanan pemesanan silahkan klik “Chat Via WhatsApp” di bawah ini.
Surat Ali Imran ayat 200 adalah salah satu ayat yang penuh makna dalam Al-Qur’an. Dalam ayat ini, Allah SWT memberikan pesan penting kepada orang-orang yang beriman. Dalam artikel ini, Penerbit Jabal akan membahas kandungan Surat Ali Imran ayat 200, menjelaskan maknanya, dan bagaimana pesan ini dapat bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari.
Latin: “Yā ayyuhallażīna āmanuṣbirụ wa ṣābirụ wa rābiṭụ, wattaqullāha la’allakum tufliḥụn.”
Terjemahan dalam Bahasa Indonesia: “Wahai orang-orang yang beriman! Bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap-siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah agar kamu beruntung.” (QS Ali Imran: 200)
Kandungan Surat Ali Imran Ayat 200
Pesan Kesabaran: Ayat ini pertama-tama mengajak umat Islam untuk bersabar. Ini adalah pesan penting karena kehidupan sering kali penuh dengan cobaan dan tantangan. Dalam menghadapi kesulitan, bersabar adalah kunci untuk tetap tenang dan kuat.
Kuatkan Kesabaran: Ayat ini tidak hanya meminta kita untuk bersabar, tetapi juga untuk memperkuat kesabaran kita. Ini mengingatkan kita bahwa kesabaran adalah sifat yang perlu diasah dan diperkuat seiring waktu.
Bersiap-siaga: Bagian ketiga ayat ini menyebutkan “rābiṭụ” yang dapat diartikan sebagai “bersiap-siaga.” Ini mengingatkan kita untuk selalu siap menghadapi segala situasi, terutama dalam mempertahankan keyakinan dan prinsip kita.
Takwa kepada Allah: Ayat ini juga menegaskan pentingnya takwa kepada Allah. Takwa adalah kesadaran tentang Allah, kepatuhan kepada-Nya, dan menjauhi segala perbuatan yang dapat mendekatkan kita kepada-Nya.
Harapan Untuk Kesuksesan: Ayat ini mengakhiri dengan harapan bahwa dengan bersabar, memperkuat kesabaran, bersiap-siaga, dan memiliki takwa kepada Allah, kita akan mencapai kesuksesan sejati dalam hidup.
Mengapa Pesan Ini Penting?
Dalam kehidupan kita yang penuh dengan ujian dan tantangan, pesan dalam kandungan Surat Ali Imran ayat 200 adalah seperti cahaya dalam kegelapan. Mengapa hal ini begitu penting? Yuk, mari kita lihat lebih dekat!
1. Navigasi di Laut Badai Hidup. Kehidupan seringkali seperti lautan badai yang tak pernah lepas dari ombak besar. Dalam situasi-situasi sulit, pesan ini adalah kompas yang membantu kita tetap di jalur yang benar, yaitu dengan bersabar.
2. Kekuatan dalam Ketenangan. Dalam menghadapi masalah, pikiran yang tenang adalah kekuatan yang luar biasa. Pesan ini mengajak kita untuk memperkuat kemampuan bersikap tenang dalam menghadapi tantangan.
3. Siap Siaga Menuju Masa Depan. Hidup adalah perjalanan, dan pesan ini adalah peta jalan kita. Kita perlu selalu siap menghadapi apa pun yang mungkin ada di depan, termasuk mempertahankan nilai-nilai kita.
4. Melalui Lensa Kebaikan. Takwa kepada Allah adalah seperti lensa kacamata yang membantu kita melihat dunia dengan cara yang lebih baik. Ini membantu kita menjauhi perbuatan yang salah dan mendekatkan diri kepada Allah.
5. Harapan untuk Keberuntungan. Pesan ini juga membawa pesan positif bahwa jika kita mengikuti panduan ini, kita memiliki peluang yang lebih besar untuk mencapai keberuntungan sejati dalam hidup kita.
Implementasi dalam Kehidupan Sehari-hari
Sekarang, mari kita lihat bagaimana kita bisa menghadirkan pesan yang berharga ini dalam kehidupan sehari-hari kita.
Pertama, kesabaran adalah kuncinya. Ketika kita menghadapi momen sulit, coba hentikan sejenak dan tarik napas dalam-dalam. Ini akan membantu kita tetap tenang dan menemukan solusi yang lebih baik.
Kedua, perkuat diri Anda melalui pengetahuan dan pengalaman. Setiap hari adalah kesempatan untuk belajar dan tumbuh. Ketika kita menjadi lebih kuat, kita dapat menghadapi tantangan dengan lebih percaya diri. Terakhir, cobalah untuk selalu hidup dengan integritas dan takwa. Ini akan membantu Anda menjauhi hal-hal yang salah dan menjadikan Anda pribadi yang lebih baik. Dengan menerapkan pesan ini, Anda bisa merasakan perubahan positif dalam hidup Anda.
Kesimpulan
Kandungan Surat Ali Imran ayat 200 adalah pesan penting dalam Al-Qur’an yang mengajak umat Islam untuk bersabar, memperkuat kesabaran, bersiap-siaga, dan memiliki takwa kepada Allah. Pesan ini memiliki relevansi besar dalam kehidupan sehari-hari dan dapat membantu individu menghadapi tantangan dengan lebih baik. Dengan mengikuti pesan ini, kita dapat mencapai kesuksesan sejati dalam hidup kita, baik di dunia maupun di akhirat.
Penerbit Jabal Spesialis Menerbitkan Al Quran Sejak Tahun 2004
Dalam menghadapi berbagai cobaan dalam hidup, pesan dalam Surat Ali Imran ayat 200 menjadi panduan berharga untuk menjalani hidup dengan lebih bijaksana.
Jangan lupa bahwa jika Anda membutuhkan sumber pengetahuan dan inspirasi lebih lanjut tentang Islam, terutama dalam bentuk Al-Qur’an dan buku-buku Islam.
Penerbit Jabal menyediakan beragam Al-Qur’an dan buku Islam yang dapat membantu Anda menjalani kehidupan dengan lebih bijaksana dan mendalam
Informasi dan Pemesanan pemesanan silahkan klik “Chat Via WhatsApp” di bawah ini.
Tags: Kandungan Surat Ali Imran Ayat 200, Kesabaran, Kuatkan Kesabaran, Bersiap-siaga, Takwa kepada Allah, Keberuntungan.
Penerbit Al Quran — Kandungan Surat Ali ‘Imran Ayat 116 menyajikan gambaran yang sangat kuat tentang nasib orang-orang yang kafir. Ayat ini mengingatkan kita tentang pentingnya beriman kepada Allah dan konsekuensi berat bagi mereka yang menolak iman.
Di dalam artikel ini, kita akan merinci isi kandungan ayat, melakukan tafsirnya, menjelaskan mengapa ayat ini memiliki signifikansi dalam kehidupan sehari-hari, dan menyimpulkan pesan yang bisa diambil dari ayat ini.
Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang kafir baik harta mereka maupun anak-anak mereka, sekali-kali tidak dapat menolak azab Allah dari mereka sedikitpun. Dan mereka adalah penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.”
Isi Kandungan Surat Ali ‘Imran Ayat 116
Ayat ini memaparkan konsekuensi keras bagi mereka yang menolak keimanan dan kebenaran. Tidak ada perlindungan apa pun, baik harta maupun keturunan, yang dapat melindungi seseorang dari azab Allah jika mereka dengan sengaja menolak-Nya. Ayat ini menekankan bahwa azab Allah adalah pasti dan tidak akan terhindarkan bagi orang-orang yang kafir.
Tafsir Ayat
Tafsir dari ayat ini menggarisbawahi kepentingan iman dan kepatuhan kepada Allah dalam hidup manusia. Ayat ini memberikan pemahaman tentang keadilan dan hukuman Allah terhadap perbuatan manusia. Tidak ada yang bisa memberikan perlindungan atau memberi imunitas dari azab Allah, kecuali dengan beriman dan bertaubat kepada-Nya.
Mengapa Ayat Ini Penting dalam Kehidupan Sehari-Hari
Ayat ini mengingatkan kita akan pentingnya iman dan kepatuhan kepada Allah dalam hidup kita sehari-hari. Kita harus menyadari bahwa harta benda dan keturunan bukanlah jaminan keselamatan akhirat. Keimanan dan amal baik yang dilandaskan pada agama adalah kunci untuk mendapatkan rahmat dan keampunan Allah.
Ayat ini juga menegaskan keadilan Allah. Tidak ada yang dapat melarikan diri dari hukuman-Nya jika mereka secara sengaja menolak iman dan kebenaran. Oleh karena itu, ayat ini menjadi pengingat bagi kita untuk selalu mendekatkan diri kepada Allah dan mengikuti ajaran-Nya.
Kesimpulan
Ayat Ali ‘Imran Ayat 116 menyiratkan pesan penting tentang konsekuensi bagi mereka yang menolak iman. Ini adalah pengingat bahwa harta benda dan keturunan tidak akan melindungi seseorang dari azab Allah jika mereka dengan sengaja mengingkari-Nya. Oleh karena itu, ayat ini memotivasi kita untuk memperkuat keimanan dan menjalani kehidupan yang taat kepada Allah, dengan harapan mendapatkan rahmat-Nya.
Penerbit Alquran, Surat Al Baqarah ayat 286 adalah ayat penutup dari surah ini. Dalam ayat ini, Allah memberikan pesan-pesan penting kepada umat manusia. Ayat ini mengandung prinsip-prinsip pokok dalam Islam yang relevan dengan kehidupan sehari-hari. Artikel ini akan membahas isi dari Surat Al Baqarah Ayat 286 dan mengapa pesan ini sangat penting.
La yukallifullahu nafsan illa wusaha, laha ma kasabat wa alaiha maktasabat, rabbana la tu’akhizna in nasina au akhta’na, rabbana wa la tahmil alaina isran kama hamaltahu alal-lazina min qablina, rabbana wa la tuhammilna ma la taqata lana bih(i), wafu anna, wagfir lana, warhamna, anta maulana fansurna alal qaumil-kafirin
286. Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Dia mendapat (pahala) dari (kebajikan) yang dikerjakannya dan dia mendapat (siksa) dari (kejahatan) yang diperbuatnya. (Mereka berdoa), “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami melakukan kesalahan. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebani kami dengan beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tidak sanggup kami memikulnya. Maafkanlah kami, ampunilah kami, dan rahmatilah kami. Engkaulah pelindung kami, maka tolonglah kami menghadapi orang-orang kafir.”
Isi Kandungan Surat Al Baqarah Ayat 286
Ayat 286 dari Surat Al-Baqarah adalah ayat yang penuh makna dalam Al-Qur’an. Ayat ini mengandung pesan-pesan penting yang berkaitan dengan ketentuan Allah, keadilan-Nya, dan doa-doa umat Muslim. Mari kita telaah isi dan pentingnya ayat ini.
Allah dalam ayat ini menegaskan bahwa Dia tidak membebani seseorang melebihi kapasitasnya. Ini adalah bukti dari rahmat dan keadilan Allah terhadap hamba-hamba-Nya. Setiap individu diberi ujian dan tanggung jawab sesuai dengan kemampuan dan kapasitasnya. Hal ini mengingatkan kita untuk tidak merasa terbebani oleh ujian hidup atau tanggung jawab yang kita hadapi. Kita hanya akan diuji sesuai dengan apa yang mampu kita lakukan.
Ayat ini juga mengingatkan bahwa setiap individu akan memperoleh balasan sesuai dengan perbuatan baik dan buruk yang telah dilakukan. Ini menunjukkan pentingnya melakukan perbuatan baik, berbuat adil, dan menjauhi perbuatan dosa. Allah akan membalas semua perbuatan, baik yang terlihat oleh manusia maupun yang tersembunyi.
Dalam ayat ini, umat Muslim diajarkan untuk berdoa kepada Allah. Mereka memohon kepada Tuhan agar Dia tidak menghukum mereka jika mereka lupa atau melakukan kesalahan. Ini menunjukkan belas kasih Allah dan kesediaan-Nya untuk menerima tobat dan memaafkan hamba-hamba-Nya. Doa ini adalah ungkapan ketakutan dan kerendahan hati sekaligus permohonan ampunan.
Surat Al Baqarah Ayat 264 mengajarkan kepada kita pentingnya memberikan sedekah dengan ikhlas, tanpa menyebut-nyebutnya atau menyakiti perasaan penerima sedekah. Ayat ini memberi kita perumpamaan tentang seseorang yang berinfak dengan cara riya kepada manusia, tanpa iman kepada Allah dan hari akhir.
Ya ayyuhal-lazina amanu la tubtilu sadaqatikum bil-manni wal-aza, kal-lazi yunfiqu malahu ri’a’an-nasi wa la yu’minu billahi wal-yaumil-akhir(i), fa masaluhu kamasali safwanin alaihi turabun fa’asabahu wabilun fatarakahu salda(n), la yaqdiruna ala syai’im mimma kasabu, wallahu la yahdil-qaumal-kafirin
264. Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu merusak sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan penerima), seperti orang yang menginfakkan hartanya karena ria (pamer) kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari akhir. Perumpamaannya (orang itu) seperti batu yang licin yang di atasnya ada debu, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, maka tinggallah batu itu licin lagi. Mereka tidak memperoleh sesuatu apa pun dari apa yang mereka kerjakan. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang kafir.
Ayat 264 dalam Surat Al-Baqarah menyampaikan pesan yang sangat penting tentang pentingnya memberikan sedekah dengan niat yang murni dan ikhlas. Allah dalam ayat ini membandingkan dua jenis orang yang memberikan sedekah. Pertama, ada orang yang memberikan sedekah dengan menyebut-nyebutnya dan ingin dilihat oleh manusia. Mereka melakukannya agar mendapatkan pujian dan pengakuan dari sesama manusia. Namun, di dalam hati mereka, iman kepada Allah dan hari akhir tidak kuat. Mereka seperti batu yang dilapisi debu. Kedua, ada orang yang memberikan sedekah dengan niat yang benar-benar ikhlas untuk mendapatkan keridhaan Allah. Mereka tidak mencari pengakuan manusia dan memberikan sedekah semata-mata karena cinta kepada Allah dan rasa tanggung jawab mereka sebagai hamba-Nya. Allah menggambarkan mereka sebagai batu yang licin yang hujan tidak bisa menghilangkan debunya.
Pesan yang sangat penting yang disampaikan dalam ayat ini adalah bahwa amal ibadah, termasuk memberikan sedekah, haruslah dilakukan dengan tulus dan ikhlas semata-mata untuk Allah. Riya, yaitu memamerkan amal baik di depan manusia, adalah perilaku yang sangat dilarang dalam Islam karena bisa merusak niat dan mengurangi nilai amal ibadah tersebut di mata Allah. Oleh karena itu, ayat ini mengingatkan umat Muslim untuk selalu memeriksa niat mereka saat memberikan sedekah dan berbagai amal lainnya, sehingga amal-amal tersebut benar-benar dapat mendekatkan mereka kepada Allah dan mendapatkan pahala-Nya.
Mengapa Pesan Ini Penting?
Pesan yang disampaikan dalam ayat 264 dari Surat Al-Baqarah sangat penting karena menggarisbawahi prinsip-prinsip inti dalam Islam tentang niat, ikhlas, dan tawakal kepada Allah. Ada beberapa alasan mengapa pesan ini penting:
Tawakal dan Ikhlas. Pesan ini menekankan pentingnya tawakal, yaitu bergantung sepenuhnya pada Allah, serta ikhlas, yaitu melakukan amal ibadah hanya untuk mendapatkan keridhaan-Nya. Ini adalah prinsip dasar dalam Islam yang membantu umat Muslim memperkuat iman dan memahami bahwa semua tindakan mereka harus dilakukan dengan niat yang benar-benar tulus hanya untuk Allah.
Mencegah Riya. Pesan ini memperingatkan terhadap riya, yaitu memamerkan amal baik di depan manusia untuk mendapatkan pujian dan pengakuan. Riya adalah dosa besar dalam Islam karena bisa merusak niat dan mengurangi nilai amal ibadah. Oleh karena itu, pesan ini mengingatkan umat Muslim untuk selalu melakukan amal-amal mereka dengan niat yang murni dan tanpa mencari pengakuan manusia.
Mengingatkan tentang Tujuan Utama. Ayat ini mengingatkan bahwa tujuan utama dari amal ibadah, termasuk memberikan sedekah, adalah mendekatkan diri kepada Allah dan mencari keridhaan-Nya. Hal ini mencegah umat Muslim dari berpikir bahwa mereka dapat “menggantung” amal kebaikan mereka pada pengakuan manusia, yang sementara dan tidak pasti.
Pentingnya Niat dan Kesadaran. Pesan ini juga menekankan pentingnya kesadaran akan niat dalam setiap tindakan. Dengan lebih sadar akan niat, umat Muslim dapat lebih baik menghindari segala bentuk riya dan menjaga amal ibadah mereka agar benar-benar tulus untuk Allah.
Dalam inti pesan ini, ada pelajaran mendalam tentang keikhlasan, integritas spiritual, dan arti sejati dari beribadah dalam Islam. Melalui pemahaman dan praktik pesan ini, umat Muslim diingatkan untuk menghidupkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari mereka dan mendekatkan diri kepada Allah dengan tulus ikhlas.
Penerbit Al Quran — Surat Al Baqarah Ayat 173 memberikan panduan tentang makanan halal dan haram dalam agama Islam. Ayat ini menguraikan larangan mengonsumsi bangkai, darah, daging babi, dan hewan yang disembelih dengan menyebut nama selain Allah. Dalam artikel ini, Penerbit Jabal akan membahas kandungan Surat Al Baqarah ayat 373, terjemahan dalam bahasa Indonesia, dan pesan penting tentang larangan makanan dalam Islam.
Innamaa harrama ‘alaikumul maitata waddama wa lahmal khinziiri wa maaa uhilla bihii lighairil laahi famanid turra ghaira baaghinw wa laa ‘aadin falaaa isma ‘alaih; innal laaha Ghafuurur Rahiim
173. Sesungguhnya Dia hanya mengharamkan atasmu bangkai, darah, daging babi, dan (daging) hewan yang disembelih dengan (menyebut nama) selain Allah. Tetapi barangsiapa terpaksa (memakannya), bukan karena menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, maka tidak ada dosa baginya. Sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.
Isi Kandungan Surat Al Baqarah Ayat 173
Ayat ini berbicara tentang makanan halal dan haram dalam Islam. Allah dengan jelas melarang umat Islam untuk mengonsumsi bangkai, darah, daging babi, dan hewan yang disembelih dengan menyebut nama selain Allah. Namun, ayat ini memberikan pengecualian bagi mereka yang dalam keadaan terdesak, seperti dalam situasi kelaparan, di mana mereka diperbolehkan memakan makanan haram asalkan mereka melakukannya bukan karena keinginan dan tidak melampaui batas.
Ayat ini menekankan bahwa Allah adalah Maha Pengampun dan Maha Penyayang. Allah memahami kondisi dan kesulitan umat-Nya, dan Dia memberikan keringanan dalam situasi-situasi darurat. Namun, peraturan makanan halal dan haram tetap berlaku dan merupakan bagian penting dari prinsip-prinsip agama Islam.
Mengapa Pesan Ini Penting?
Makanan Halal dan Haram. Ayat ini menjelaskan prinsip-prinsip makanan halal dan haram dalam Islam, yang merupakan bagian penting dari kehidupan sehari-hari umat Islam. Memahami peraturan makanan ini adalah kewajiban, dan menghindari makanan haram adalah tuntutan agama.
Keringanan dalam Darurat. Ayat ini menggambarkan kebijaksanaan Allah dalam memberikan keringanan dalam situasi darurat. Ini mengingatkan bahwa Islam adalah agama yang penuh rahmat dan pengertian terhadap kesulitan umat-Nya.
Tobat dan Pengampunan. Ayat ini juga menekankan bahwa Allah adalah Maha Pengampun dan Maha Penyayang. Ini mengingatkan umat Islam bahwa jika seseorang dalam keadaan terpaksa melanggar peraturan makanan halal dan haram, tobat sungguh-sungguh dan niat baik dapat membawa pengampunan dari Allah.
Jadi, Surat Al-Baqarah Ayat 173 memiliki makna yang mendalam dalam konteks makanan halal dan haram dalam Islam serta pentingnya pemahaman dan pengamalan peraturan ini dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam kesimpulan, Surat Al Baqarah Ayat 173 menguraikan prinsip-prinsip makanan halal dan haram dalam Islam. Allah dengan tegas memerintahkan umat-Nya untuk menghindari bangkai, darah, daging babi, dan hewan yang disembelih dengan menyebut nama selain Allah sebagai makanan yang haram. Namun, ayat ini juga memberikan pengecualian dalam situasi darurat, menekankan bahwa Islam adalah agama yang penuh rahmat dan pengertian terhadap kesulitan umat-Nya.
Pentingnya ayat ini tidak hanya terletak dalam pengertian peraturan makanan halal dan haram, tetapi juga dalam pengenalan akan rahmat dan kemurahan hati Allah. Selain itu, ayat ini mengingatkan umat Islam tentang pentingnya berpikir bijak dalam pemilihan makanan dan menjunjung tinggi nilai-nilai agama. Selalu mematuhi peraturan makanan yang ditetapkan oleh Allah adalah tuntutan agama yang harus dipegang teguh, dan seseorang yang melakukan kesalahan dalam hal ini dapat mencari pengampunan melalui tobat yang sungguh-sungguh.
Keseluruhan, Surat Al Baqarah Ayat 173 mengingatkan umat Islam tentang pentingnya menjaga kepatuhan terhadap peraturan makanan halal dan haram, serta bahwa Allah adalah Maha Pengampun bagi mereka yang bertobat dan menjalani kehidupan sesuai dengan ajaran agama. Menerapkan prinsip-prinsip ini dalam kehidupan sehari-hari adalah salah satu cara untuk mendekatkan diri kepada Allah dan menjalani kehidupan yang bermakna sesuai dengan ajaran Islam.
Penerbit Al Quran — Surat Al Baqarah ayat 118 hingga 120 dalam Al-Qur’an berbicara tentang tanggapan orang-orang yang tidak percaya dan memberikan pesan kepada Nabi Muhammad. Artikel ini akan membahas kandungan dari ayat-ayat ini, terjemahan dalam bahasa Indonesia, dan pesan yang terkandung di dalamnya.
Bacaan Surat Al Baqarah Ayat 118 – 120 dan Terjemahan
Wa qoolal laziina laa ya’lamuuna law laa yukallimunal laahu aw taatiinaaa aayah; kazaalika qoolal laziina min qablihim misla qawlihim; tashaabahat quluubuhum; qad baiyannal aayaati liqawminy yuuqinuun
118. “Dan orang-orang yang tidak mengetahui berkata, ‘Mengapa Allah tidak berbicara dengan kita atau datang tanda-tanda (kekuasaan-Nya) kepada kita?’ Demikian pula orang-orang yang sebelum mereka telah berkata seperti ucapan mereka itu. Hati mereka serupa. Sesungguhnya telah Kami jelaskan tanda-tanda (kekuasaan Kami) kepada orang-orang yang yakin.”
Innaaa arsalnaaka bilhaqqi bashiiranw wa naziiranw wa laa tus’alu ‘am Ashaabil Jahiim
119. “Sungguh, Kami telah mengutusmu (Muhammad) dengan kebenaran, sebagai pembawa berita gembira dan pemberi peringatan. Dan engkau tidak akan diminta (pertanggungjawaban) tentang penghuni-penghuni neraka.”
Wa lan tardaa ‘ankal Yahuudu wa lan Nasaaraa hattaa tattabi’a millatahum; qul inna hudal laahi huwalhudaa; wa la’init taba’ta ahwaaa’ahum ba’dal lazii jaaa’aka minal ‘ilmimaa laka minal laahi minw waliyyinw wa laa nasiir
120. “Dan orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan rela kepadamu (Muhammad) sebelum engkau mengikuti agama mereka. Katakanlah, ‘Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang sebenarnya).’ Dan jika engkau mengikuti keinginan mereka setelah ilmu (kebenaran) sampai kepadamu, tidak akan ada bagimu pelindung dan penolong dari Allah.”
Ayat 118 mencerminkan skeptisisme orang-orang yang tidak percaya terhadap Allah. Mereka meragukan mengapa Allah tidak berbicara atau menunjukkan tanda-tanda kekuasaan-Nya kepada mereka. Ayat ini menunjukkan bahwa pendekatan skeptis seperti ini telah dilakukan oleh orang-orang sebelum mereka.
Ayat 119 menguatkan utusan Nabi Muhammad sebagai pembawa berita gembira dan pemberi peringatan. Ini adalah pengingat bahwa tugas Nabi adalah menyampaikan kebenaran kepada umat manusia, dan bukan tugasnya untuk mempertanggungjawabkan keyakinan individu.
Ayat 120 mencerminkan bahwa orang-orang Yahudi dan Nasrani mungkin tidak akan menerima Islam kecuali jika Nabi Muhammad mengikuti agama mereka. Namun, ayat ini menegaskan bahwa petunjuk Allah adalah yang sebenarnya, dan mengikuti keinginan manusia setelah menerima ilmu kebenaran tidak akan memberikan perlindungan atau pertolongan dari Allah.
Mengapa Pesan Ini Penting?
Pesan dalam ayat-ayat ini mengingatkan kita tentang pentingnya iman, kepatuhan kepada Allah, dan tugas para utusan-Nya. Ini juga menyoroti skeptisisme yang bisa timbul dalam hati manusia dan bagaimana pesan Allah mengatasi keraguan tersebut.
Kesimpulan:
Surat Al Baqarah ayat 118 – 120 memberikan pandangan tentang respons skeptisisme manusia terhadap agama dan pesan Allah. Ayat ini juga menegaskan kebenaran utusan Allah dan pentingnya mengikuti petunjuk-Nya.
Surat Al Baqarah ayat 107 dalam Al-Qur’an menekankan fakta bahwa Allah adalah pemilik kerajaan langit dan bumi. Artikel ini akan membahas kandungan Surah Baqarah ayat 107, terjemahan dalam bahasa Indonesia, dan pesan yang terkandung dalam ayat ini.
Alam ta’lam annallaaha lahuu mulkus samaawaati wal ard; wa maa lakum min duunil laahi minw waliyyinw wa laa nasiir
107. “Tidakkah kamu tahu bahwa Allah memiliki kerajaan langit dan bumi? Dan tidak ada bagimu pelindung dan penolong selain Allah.”
Kandungan Surat Al Baqarah Ayat 107
Ayat ini mengingatkan kita tentang kedaulatan Allah atas seluruh alam semesta. Allah adalah pemilik segala sesuatu di langit dan di bumi, termasuk segala kekuasaan dan otoritas. Manusia tidak memiliki pelindung atau penolong selain Allah. Pesan ini mencerminkan pentingnya mengakui kekuasaan Allah dan ketergantungan kita kepada-Nya.
Mengapa Pesan Ini Penting?
Pesan dalam kandungan surat Al-Baqarah ayat 107 adalah pengingat tentang keagungan Allah dan posisi-Nya sebagai Pemilik segala sesuatu. Ini menunjukkan bahwa kita sebagai manusia harus tunduk dan patuh kepada Allah, karena hanya Dia lah yang memiliki kendali mutlak atas seluruh alam semesta.
Ayat ini juga mengajarkan kita untuk menghindari menyekutukan Allah atau mencari perlindungan dari selain-Nya, karena hanya Allah yang dapat memberikan perlindungan sejati dan pertolongan.
Kesimpulan
Ayat 107 mengingatkan kita tentang kedaulatan Allah sebagai pemilik langit dan bumi. Ini adalah pengingat akan kekuasaan-Nya yang mutlak dan pentingnya tunduk kepada-Nya. Manusia tidak memiliki pelindung atau penolong selain Allah, dan ini adalah pesan yang mengajarkan kita untuk mengakui dan menghormati keagungan-Nya.
PENERBIT AL QURAN, Surat Al Baqarah ayat 88 – 90 dalam Al Qur’an menggambarkan ketidakpatuhan dan kemurkaan Allah terhadap sekelompok orang yang telah menolak kebenaran dan memilih kekafiran.
Dalam artikel ini, Penerbit Jabal akan membahas kandungan Surat Al-Baqarah ayat 88, 89, dan 90, terjemahan dalam bahasa Indonesia, serta pesan yang terkandung dalam ayat-ayat ini.
88. “Dan mereka berkata: ‘Hati kami tertutup’. Tetapi sebenarnya Allah telah mengutuk mereka karena keingkaran mereka; maka sedikit sekali mereka yang beriman.”
89. “Dan setelah datang kepada mereka Al Quran dari Allah yang membenarkan apa yang ada pada mereka, padahal sebelumnya mereka biasa memohon (kedatangan Nabi) untuk mendapat kemenangan atas orang-orang kafir, maka setelah datang kepada mereka apa yang telah mereka ketahui, mereka lalu ingkar kepadanya. Maka laknat Allah-lah atas orang-orang yang ingkar itu.”
90. “Alangkah buruknya (hasil perbuatan) mereka yang menjual dirinya sendiri dengan kekafiran kepada apa yang telah diturunkan Allah, karena dengki bahwa Allah menurunkan karunia-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya diantara hamba-hamba-Nya. Karena itu mereka mendapat murka sesudah (mendapat) kemurkaan. Dan untuk orang-orang kafir siksaan yang menghinakan.”
Kandungan Surat Al Baqarah Ayat 88 – 90
Ayat-ayat ini menggambarkan nasib sekelompok orang yang menolak kebenaran dan memilih jalan kekafiran. Mereka berpura-pura bahwa hati mereka tertutup, namun sebenarnya Allah telah mengutuk mereka karena keingkaran mereka. Mereka hanya sedikit yang beriman, sementara mayoritas memilih untuk berpaling dari kebenaran.
Ayat-ayat ini juga mengisahkan bagaimana orang-orang ini telah meminta Allah untuk memberikan kemenangan atas orang-orang kafir sebelum datangnya Al Quran. Namun, setelah Al Quran diturunkan dan menguatkan apa yang telah mereka ketahui, mereka justru menolaknya. Ini adalah bentuk kemurkaan Allah terhadap perilaku yang menunjukkan ketidakpatuhan dan kekafiran.
Mengapa Pesan Ini Penting?
Pesan dalam Surat Al-Baqarah ayat 88, 89, dan 90 mengingatkan kita tentang pentingnya ketundukan dan ketaatan kepada Allah. Ketidakpatuhan, kekafiran, dan keengganan untuk menerima kebenaran dapat menyebabkan murka Allah. Ayat ini juga menunjukkan bahwa Allah memberikan karunia-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan dengki adalah tindakan yang sangat merugikan.
Ini adalah pengingat bagi kita untuk selalu mencari kebenaran, merenungkan Al Quran, dan menjalani kehidupan dalam ketaatan kepada Allah. Ketidakpatuhan dan kekafiran dapat mengakibatkan konsekuensi yang sangat serius dan menghancurkan.
Kesimpulan:
Kandungan Surat Al Baqarah ayat 88 – 90 menggambarkan ketidakpatuhan dan kemurkaan Allah terhadap sekelompok orang yang menolak kebenaran. Pesan ini mencatat pentingnya ketundukan kepada Allah, penerimaan kebenaran, dan menjauhi kekafiran. Ayat ini mengingatkan kita tentang konsekuensi serius dari ketidakpatuhan dan keengganan untuk mengikuti jalan yang benar.
Surat Al Baqarah ayat 30 dari Al-Qur’an mengungkapkan makna mendalam tentang peran manusia sebagai khalifah di bumi. Dalam artikel ini, Penerbit Jabal akan membahas kandungan Surat Al Baqarah ayat 30, terjemahan dalam bahasa Indonesia, dan pesan penting tentang tanggung jawab manusia sebagai pemimpin bumi.
Artinya : “Ingatlah dikala Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak mengakibatkan seorang khalifah di muka bumi”. Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak mengakibatkan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kau ketahui”. (QS. Al-Baqarah : 30)
Kandungan Surat Al Baqarah Ayat 30
Ayat ini menggambarkan momen ketika Allah mengumumkan rencana-Nya untuk menciptakan seorang khalifah (pemimpin) di muka bumi. Ketika para Malaikat mengekspresikan keraguan mereka tentang apakah manusia benar-benar pantas menjadi khalifah, mereka menyatakan khawatir bahwa manusia akan membuat kerusakan dan menumpahkan darah.
Allah menjawab bahwa Dia lebih mengetahui daripada para Malaikat. Pesan yang dapat diambil dari ayat ini adalah bahwa manusia diberikan tanggung jawab sebagai pemimpin bumi dan khalifah Allah. Ini adalah tugas yang serius yang memerlukan kebijaksanaan, keadilan, dan tanggung jawab.
Mengapa Pesan Ini Penting?
Pesan dalam Surat Al Baqarah ayat 30 mengingatkan kita tentang peran manusia sebagai khalifah di bumi. Manusia memiliki tanggung jawab untuk menjaga bumi, berlaku adil, dan menghindari perbuatan yang merusak. Ini menciptakan kesadaran tentang pentingnya pelestarian lingkungan, perdamaian, dan keadilan dalam pandangan Islam.
Ayat ini juga mengingatkan kita bahwa Allah memberi manusia keleluasaan dalam pengambilan keputusan dan tanggung jawab atas perbuatan mereka. Ini menunjukkan pentingnya etika dan moralitas dalam tindakan manusia.
Kesimpulan
Kandungan surat Al Baqarah ayat 30 menyampaikan pesan tentang peran manusia sebagai khalifah di bumi. Ini adalah panggilan untuk menjaga lingkungan, bertindak adil, dan menghindari perbuatan merusak. Manusia memiliki tanggung jawab besar sebagai pemimpin bumi, dan pesan ini mengingatkan kita akan pentingnya menjalankan tugas ini dengan bijaksana dan penuh tanggung jawab.
Surat Al-Baqarah ayat 10 mengandung pesan mendalam tentang kondisi hati seseorang yang terkena penyakit. Dalam artikel ini, penerbit Jabal akan menjelaskan kandungan Surat Al Baqarah ayat 10, terjemahan dalam bahasa Indonesia, dan makna dari ayat ini yang dapat membimbing kita dalam memahami pentingnya hati yang sehat dalam pandangan Islam.
Arab-Latin: “Fī qulụbihim maraḍun fa zādahumullāhu maraḍā, wa lahum ‘ażābun alīmum bimā kānụ yakżibụn.”
Artinya: “Dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta.”
Ayat ini menggambarkan bahwa beberapa orang memiliki penyakit dalam hati mereka. Penyakit ini tidak hanya bersifat fisik, tetapi lebih pada penyakit hati yang dapat mencakup kebohongan, kecemburuan, atau sifat-sifat negatif lainnya. Allah menggambarkan bahwa penyakit dalam hati ini ditambahkan oleh-Nya sebagai konsekuensi dari perilaku dan perbuatan buruk yang dilakukan oleh individu tersebut.
Kandungan Surat Al Baqarah Ayat 10
Pesan yang terkandung dalam Surat Al Baqarah ayat 10 sangat relevan dalam Islam. Ayat ini mengingatkan kita tentang pentingnya menjaga kebersihan hati dan jiwa. Hati yang bersih dan sehat adalah salah satu prinsip utama dalam Islam. Ketika hati seseorang terinfeksi oleh penyakit seperti kebohongan, kecurangan, atau iri hati, itu dapat merusak hubungan dengan Allah dan dengan sesama.
Ayat ini juga mengingatkan kita tentang konsekuensi dari perbuatan buruk. Ketika seseorang berdusta atau melakukan tindakan negatif lainnya, hal itu dapat menyebabkan “penyakit” dalam hati mereka. Penambahan penyakit ini adalah bentuk hukuman ilahi, yang bertujuan untuk memberikan pelajaran kepada individu tersebut agar mereka merenungkan perbuatan mereka dan merubah perilaku mereka ke arah yang lebih baik.
Pesan dalam Surat Al Baqarah ayat 10 menggarisbawahi pentingnya moralitas, kejujuran, dan hati yang bersih dalam Islam. Menjaga hati yang bersih adalah salah satu kunci untuk mendekati Allah dan mencapai keselamatan. Penyakit hati dapat merusak hubungan dengan Allah dan juga dapat merugikan hubungan sosial dengan sesama.
Ayat ini juga mengingatkan kita bahwa perbuatan buruk dan kebohongan tidak pernah tanpa konsekuensi. Hukuman Allah adalah ilahi dan dapat berupa “penyakit” dalam hati, yang merupakan siksaan batin. Oleh karena itu, menjaga hati dan perilaku yang baik adalah penting dalam menjalani hidup sesuai dengan prinsip-prinsip Islam.
Kesimpulan
Surat Al Baqarah ayat 10 mengandung pesan tentang pentingnya menjaga hati yang bersih dan moralitas dalam Islam. Pesan ini menekankan konsekuensi dari perbuatan buruk dan kebohongan, yang dapat mengakibatkan “penyakit” dalam hati. Dengan menjalani hidup dengan kejujuran, moralitas, dan hati yang bersih, kita dapat mendekati Allah dan mencapai keselamatan.
Surat Al Baqarah adalah salah satu surat dalam Al-Qur’an yang penuh dengan hikmah dan pedoman bagi umat Islam. Ayat 1-5 dari surat ini adalah lima ayat pertama yang memiliki makna yang mendalam. Dalam artikel ini, kita akan membahas kandungan Surat Al Baqarah ayat 1-5, menjelaskan maknanya, dan bagaimana pesan ini dapat membimbing kita dalam hidup.
Arab-latin: allażīna yu`minụna bil-gaibi wa yuqīmụnaṣ-ṣalāta wa mimmā razaqnāhum yunfiqụn
Artinya: “(yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat, dan menafkahkan sebahagian rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka.”
Arab-latin: wallażīna yu`minụna bimā unzila ilaika wa mā unzila ming qablik, wa bil-ākhirati hum yụqinụn
Artinya: “dan mereka yang beriman kepada Kitab (Al Quran) yang telah diturunkan kepadamu dan Kitab-kitab yang telah diturunkan sebelummu, serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat.”
Arab-latin: ulā`ika ‘alā hudam mir rabbihim wa ulā`ika humul-mufliḥụn
Artinya: “Mereka itulah yang tetap mendapat petunjuk dari Tuhan mereka, dan merekalah orang-orang yang beruntung.”
Kandungan Surat Al-Baqarah Ayat 1-5
Ibnu Katsir dalam tafsirnya menjelaskan, menurut suatu pendapat, alif lām mīm pada permulaan surat tersebut merupakan salah satu nama Allah SWT. Asy Sya’bi mengatakan fawatihus suwar adalah asma-asma Allah.
Hal yang sama dikatakan pula oleh Salim ibnu Abdullah dan Ismail ibnu Abdur Rahman As-Saddiyyul Kabir. Syu’bah mengatakan dari As-Saddi, telah sampai kepadanya suatu berita bahwa Ibnu Abbas mengatakan, “Alif lam mim merupakan salah satu asma Allah Yang Teragung.” Demikian pula yang diriwayatkan oleh Ibnu Abu Hatim melalui hadis Syu’bah.
Ayat kedua menegaskan bahwa Al Quran adalah kitab yang tidak memuat keraguan. Ini adalah petunjuk yang jelas bagi mereka yang bertakwa, yang menjalani hidup dengan kesadaran akan Allah dan berusaha untuk hidup sesuai dengan petunjuk-Nya.
Ayat-ayat ketiga dan keempat menekankan pentingnya iman kepada yang ghaib, pelaksanaan shalat, dan juga memberikan pesan tentang berbagi rezeki kepada yang membutuhkan. Ini adalah panggilan untuk hidup dalam keimanan dan berbagi dengan sesama, tindakan yang sangat dihargai dalam Islam.
Ayat kelima menunjukkan bahwa orang-orang yang memegang petunjuk Tuhan dan beriman adalah orang-orang yang beruntung. Mereka yang memiliki keyakinan dalam Al Quran dan mengikuti petunjuk-Nya adalah yang akan mencapai keberhasilan sejati.
Implementasi dalam Kehidupan Sehari-hari
Bagaimana kita bisa mengimplementasikan pesan dalam Surat Al-Baqarah ayat 1-5 dalam kehidupan sehari-hari?
Pertama, kita harus berusaha untuk menjadi orang yang bertakwa, yaitu dengan memperkuat iman kepada Allah, menjalankan kewajiban shalat dengan tekun, dan memberikan sebagian rezeki kita kepada yang membutuhkan.
Kedua, kita harus menjalani kehidupan dengan keyakinan kuat pada Al-Qur’an dan ajaran-ajaran Allah yang telah diturunkan kepada kita. Ini juga mencakup keyakinan akan kehidupan akhirat.
Dengan mengikuti petunjuk dan pesan dalam Surat Al-Baqarah ayat 1-5, kita bisa menjalani hidup dengan lebih bermakna, berdasarkan keyakinan yang kuat dan petunjuk yang jelas dari Allah. Hal ini akan membawa kita menuju kebahagiaan dan kesuksesan sejati dalam hidup ini dan di akhirat.
Kesimpulan
Ayat 1-5 dalam Surat Al-Baqarah adalah pesan yang mengingatkan kita akan kekuatan, kebijaksanaan, dan petunjuk yang terkandung dalam Al-Qur’an. Dalam menghadapi kehidupan sehari-hari, kita dapat menjalani prinsip-prinsip yang terkandung dalam ayat ini untuk menjadi pribadi yang lebih baik, lebih berarti, dan lebih mendekatkan diri kepada Allah.
Penerbit Jabal Spesialis Menerbitkan Al Quran Sejak Tahun 2004
Dalam menjalani hidup sejalan dengan petunjuk Al-Quran, kita kadang-kadang membutuhkan sumber pengetahuan dan inspirasi lebih lanjut tentang Islam.
Jika Anda ingin menjelajahi lebih dalam tentang ajaran agama, mencari pemahaman yang lebih mendalam tentang Al-Quran, atau memperoleh buku-buku Islam berkualitas, jangan ragu untuk menghubungi Penerbit Jabal.
Informasi dan Pemesanan pemesanan silahkan klik “Chat Via WhatsApp” di bawah ini.
Tags: Kandungan Surat Al Baqarah Ayat 1-5, Bertakwa, Petunjuk, Keyakinan, Kebahagiaan
Penerbit Al Quran, Tips Terbaik Menyikapi Takdir Buruk Menurut Ibnu Qayyim — Takdir buruk merupakan peristiwa pahit yang Allah SWT takdirkan untuk terjadi kepada makhluk-Nya. Terkadang, manusia harus mengalami hal tersebut, seperti sakit keras, orang tua meninggal, dizalimi teman atau rekan kerja dan bahkan disebarkan fitnah buruk tentang dirinya hingga merasa sakit hati.
Tips Terbaik Menyikapi Takdir Buruk Menurut Ibnu Qayyim
Nah, bagaimanakah sikap seorang mukmin yang benar untuk menyikapi hal tersebut? Berikut ini beberapa tipsnya dari Ibnu Qayyim!
Tips 1
Di dalam kitab Al-Fawaid, Imam Ibnul Qoyyim rahimahullah bertutur:
إذا جرى على العبد مقدور يكرهه فله فيه ستّة مشاهد
Jika sebuah takdir yang buruk menimpa seorang hamba, maka ia memiliki enam sikap dan sisi pandang:
الأوّل: مشهد التوحيد، وأن الله هو الذي قدّره وشاءه وخلقه، وما شاء الله كان وما لم يشأ لم يكن
Pertama: Pandangan (kaca mata) Tauhid. Bahwa Allahlah yang menakdirkan, menghendaki dan menciptakan kejadian tersebut. Segala sesuatu yang Allah kehendaki pasti terjadi, dan segala sesuatu yang tidak Allah kehendaki tidak akan terjadi.
Allah lah yang memilih kita menjadi korban fitnah ini. Radhiitu billahi Rabbaa, saya ridha Allah menjadi Rabbku dan Sang Pengaturku. Saya tidak akan memprotes takdir-Nya. Karena setiap hari seorang hamba berpeluang tertimpa musibah, maka pantaslah prinsip hidup yang seperti ini dalam Islam disyari’atkan untuk diwujudkan dalam ucapan dzikir pagi dan sore, bahkan disyari’atkan untuk diucapkan 3 kali,
رضيت بالله رباً، وبالإسلام ديناً، وبمحمد صلى الله عليه و سلم نبيا
“Aku rela Allah sebagai Rabb-ku, Islam sebagai agamaku dan Nabi Muhammad shalllallahu ‘alaihi wa sallam sebagai Nabiku” (HR. Ahmad dan yang lainnya, dishahihkan oleh Al-Hakim dan disetujui oleh Adz-Dzahabi).
Tips 2
Imam Ibnul Qoyyim rahimahullah melanjutkan:
الثاني: مشهد العدل، وأنه ماض فيه حكمه، عدل فيه قضاؤه
Kedua: Kacamata keadilan. Bahwa dalam kejadian tersebut berlaku hukum-Nya dan adil ketentuan takdir-Nya.
Penjelasan
Setiap peristiwa yang ditakdirkan terjadi pada diri seorang hamba pastilah Allah selalu adil dan tidak pernah zalim kepadanya, karena Allah menentukan takdir bagi seorang hamba selalu sesuai dengan tuntutan hikmah-Nya dan sesuai dengan ilmu-Nya.
“Dan apa saja musibah yang menimpa kalian maka adalah disebabkan oleh perbuatan tangan kalian sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahan kalian)” (Asy-Syuuraa: 30).
Tips 3
Kemudian Imam Ibnul Qoyyim rahimahullah berkata:
الثالث: مشهد الرحمة،وأن رحمته في هذا المقدور غالبة لغضبه وانتقامه، ورحمته حشوه
Ketiga: Kacamata kasih sayang. Bahwa rahmat-Nya dalam peristiwa pahit tersebut mengalahkan kemurkaan dan siksaan-Nya yang keras, serta rahmat-Nya memenuhinya.
Penjelasan:
Tidaklah Allah menakdirkan atas diri seorang mukmin sebuah peristiwa yang pahit, kecuali didasari kasih sayang-Nya kepada hamba tersebut. Dan kasih sayang-Nya mengalahkan murka-Nya.
Allah SWT berfirman:
وَرَحْمَتِي وَسِعَتْ كُلَّ شَيْءٍ
“Dan rahmat-Ku meliputi segala sesuatu”(Al-A’raaf:156)
الرابع: مشهد الحكمة، وأن حكمته سبحانه اقتضت ذلك، لم يقدّره سدى ولا قضاه عبثا
Keempat: Kacamata hikmah. Hikmah-Nya Subhanahu menuntut menakdirkan kejadian itu, tidaklah Dia menakdirkan begitu saja tanpa tujuan dan tidaklah pula Dia memutuskan suatu ketentuan takdir dengan tanpa hikmah.
Penjelasan:
Hikmah pentakdiran pastilah ada. Namun hikmah tersebut terkadang kita tahu, namun terkadang pula kita tidak tahu. Namun, ketidaktahuan kita terhadap suatu hikmah dari kejadian tertentu , tidaklah menghalangi kita berbaik sangka kepada Allah Ta’ala. Bahwa dengan hikmah Allah, Allah memutuskan suatu takdir. Jadi, kita meyakini bahwa Allah Ta’ala Maha Bijaksana dalam menetapkan takdir-Nya.
“Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami?” (QS. Al Mukminuun: 115).
Allah SWT juga berfirman,
أَيَحْسَبُ الْإِنْسَانُ أَنْ يُتْرَكَ سُدًى
“Apakah manusia mengira, bahwa ia akan dibiarkan begitu saja (tanpa pertanggung jawaban)?”(Al-Qiyaamah: 36)
Tips 5
Imam Ibnul Qoyyim rahimahullah bertutur:
الخامس: مشهد الحمد، وأن له سبحانه الحمد التام على ذلك من جميع وجوهه
Kelima: Kacamata pujian. Bahwa Dia Subhanahu terpuji dengan pujian sempurna atas penakdiran kejadian tersebut, dari segala sisi.
Penjelasan:
Allah terpuji dari segala sisi, terpuji dzat, nama, sifat maupun perbuatan-Nya, termasuk terpuji saat menakdirkan suatu takdir yang pahit, karena semua itu berdasarkan ilmu dan tuntutan hikmah-Nya.
“Do’a mereka di dalamnya ialah subhanakallahumma dan salam penghormatan mereka ialah salam. Dan penutup doa mereka ialah segala puji hanya bagi Allah Rabb semesta alam.”(Yuunus: 10)
Penerbit Alquran, Kira-kira di dunia ini siapakah manusia yang paling bahagia? Pertanyaan tersebut adalah pertanyaan yang telah lama menjadi fokus perenungan banyak orang.
Dalam pandangan berbagai tradisi agama dan filosofi, ada satu perspektif yang sering muncul sebagai jawaban atas pertanyaan ini, yaitu orang-orang yang berusaha untuk menciptakan dampak positif yang berkelanjutan dalam hidup mereka dan hidup orang lain.
Ibnu Qudamah, menyatakan bahwa orang yang paling bahagia adalah mereka yang “berhenti nafasnya tapi tidak berhenti pahalanya.”
Hal ini menunjukkan bahwa kebahagiaan sejati tidak hanya terkait dengan kenikmatan dunia semata, tetapi juga dengan akumulasi amal baik yang terus berlanjut bahkan setelah seseorang meninggal.
Pandangan ini juga ditemukan dalam sebuah hadis diriwayatkan oleh Imam Muslim, dikutip dari kitab Syarah Riyadhus Shalihin Jilid 3 oleh Imam an-Nawawi, dari Abu Hurairah r.a., ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda:
“Apabila anak adam (manusia) telah meninggal dunia, maka terputuslah amalnya darinya, kecuali tiga perkara, yaitu sedekah jariyah (sedekah yang pahalanya terus mengalir), ilmu yang bermanfaat, atau anak saleh yang selalu mendoakannya.” (HR Muslim)
Siapakah Manusia Yang Paling Bahagia?
Orang yang paling bahagia, dalam perspektif Islam, adalah mereka yang memberikan sedekah jariyah, atau amal kebaikan yang berlanjut memberi manfaat kepada orang lain setelah mereka pergi. Sedekah jariyah bisa berupa sumbangan untuk pembangunan masjid, sekolah, rumah sakit, atau proyek kemanusiaan lainnya yang terus memberikan manfaat bagi masyarakat.
Selain itu, ilmu yang bermanfaat juga menjadi sumber kebahagiaan. Orang yang menyebarkan pengetahuan yang bermanfaat, mengajar, atau menyumbangkan ilmu kepada generasi berikutnya akan terus merasakan kebahagiaan melalui pengaruh positif yang mereka tinggalkan di dunia.
Anak saleh yang selalu mendoakan orang yang telah meninggal juga memiliki peran penting dalam pemeliharaan kebahagiaan. Doa anak yang saleh adalah sumber penghiburan dan berkat bagi orang yang telah pergi.
Maka dapat disimpulkan bahwa manusia yang paling bahagia adalah mereka yang tidak hanya mengejar kebahagiaan pribadi, tetapi juga berkontribusi pada kesejahteraan masyarakat dan manusia lainnya. Mereka yang meninggalkan jejak positif, baik dalam bentuk sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, atau anak saleh yang mendoakan mereka, akan merasakan kebahagiaan yang berlanjut bahkan setelah mereka tiada. Dengan demikian, kebahagiaan yang ia rasapun tidak hanya terbatas pada dunia ini saja, tetapi juga menjadi investasi untuk kebahagiaan nya di akhirat kelak.
Penerbit Jabal Spesialis Menerbitkan Al Quran Sejak Tahun 2004
Harga bisa berubah sewaktu-waktu. Informasi dan Pemesanan pemesanan silahkan klik “Chat Via WhatsApp” di bawah ini.
Untuk cek ketersedian stock produk di penerbitjabal.com jangan sungkan untuk bertanya kepada admin kami. // Artikel Siapakah Manusia Yang Paling Bahagia
Penerbit Al Quran, Hikmah Dan Doa Nabi Sulaiman — Nabi Sulaiman as adalah anak dari Nabi Daud as dan merupakan salah satu dari para nabi yang diutus oleh Allah SWT.
Nabi Sulaiman dikenal dengan kebijaksanaan, keadilan, dan kemampuan uniknya untuk berbicara dengan makhluk-makhluk lain, termasuk binatang dan jin.
Keajaiban utama dalam kehidupan Nabi Sulaiman adalah saat dia meminta kepada Allah SWT sebuah kerajaan yang tak tertandingi oleh siapa pun. Allah SWT memenuhi permintaannya dan memberinya kekuasaan atas seluruh makhluk, baik manusia maupun jin.
Lantas, apa Doa yang senantiasa dibaca oleh Nabi Sulaiman AS yang dapat kita panjatkan kepada Allah SWT?
Artinya: “Maka dia (Sulaiman) tersenyum lalu tertawa karena (mendengar) perkataan semut itu. Dan dia berdoa, “Ya Tuhanku, anugerahkanlah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada kedua orang tuaku dan agar aku mengerjakan kebajikan yang Engkau ridai; dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh.” (QS. An-Naml: 19)
Dari doa tersebut, mencerminkan kebijaksanaan dan keinginan Nabi Sulaiman AS untuk meminta kepada Allah SWT agar diberikan hukum yang adil dan bergabung dengan orang-orang yang saleh.
Ini menunjukkan tekadnya untuk menjalankan pemerintahannya dengan adil dan berusaha selalu berada di antara orang-orang yang taat kepada Allah SWT.
Hikmah dari Doa Nabi Sulaiman AS
Nabi Sulaiman AS tidak hanya meminta kekuasaan atau kekayaan, tetapi dia meminta agar diberikan hukum yang adil dan bergabung dengan orang-orang yang saleh. Ini adalah pengingat bahwa dalam doa kita sehari-hari, kita sebaiknya meminta yang baik dan yang bermanfaat bagi diri kita dan orang lain.
Bukan hanya itu, doa Nabi Sulaiman AS pun mencerminkan ketaatannya kepada Allah SWT. Dia menyadari bahwa kekuasaan dan kebijaksanaan sejati datang dari Allah SWT, dan dia selalu berusaha untuk berada di antara orang-orang yang saleh.
Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barang siapa yang membaca satu huruf dari kitab Allah, maka baginya satu kebaikan. Satu kebaikan itu dibalas dengan sepuluh kali lipatnya. Aku tidak mengatakan alif laam miim itu satu huruf, tetapi aliif itu satu huruf, laam itu satu huruf, dan miim itu satu huruf.” (HR. Tirmidzi, no. 2910. Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini hasan sahih). [HR. Tirmidzi, no. 2910. Syaikh Salim bin ‘Ied Al-Hilaly mengatakan bahwa sanad hadits ini sahih].
Faedah hadits
Luasnya rahmat dan karunia Allah karena pahala seorang muslim ketika beramal dilipatgandakan.
Hadits ini memotivasi agar menambah kebaikan dan semangat membaca Al-Quran.
Huruf itu berbeda dengan kata. Pahala membaca Al-Quran itu dihitung per huruf, bukan per kata.
Penerbit Jabal Spesialis Menerbitkan Al Quran Sejak Tahun 2004
Informasi dan Pemesanan pemesanan silahkan klik “Chat Via WhatsApp” di bawah ini. // Artikel Satu Huruf yang Dibaca dari Al Quran Dibalas Sepuluh Kebaikan
Untuk cek ketersedian stock produk di penerbitjabal.com jangan sungkan untuk bertanya kepada admin kami.
Penerbit Al Quran, Rahasia Mendapat Berkah Rezeki — Sedekah adalah salah satu amalan yang sangat dianjurkan dalam agama Islam. Tidak hanya sebagai bentuk ibadah, sedekah juga memiliki kekuatan luar biasa dalam mendatangkan berkah dan kebaikan dalam kehidupan kita.
Seringkali kita terjebak dalam perangkap menghitung-hitung ketika memberikan sedekah, tanpa menyadari bahwa menghitung-hitung sedekah dapat mengurangi nilai spiritual dari amalan tersebut.
Dalam Hadits Riwayat Bukhari Rasulullah SAW bersabda:
“Berinfaklah dan jangan menghitung-hitung, niscaya Allah akan menghitung-hitung rizki-Nya padamu. Dan jangan kamu menahan-nahan, niscaya Allah akan menahan-nahan rezeki-Nya padamu.”
Sabda Rasulullah SAW ini mengandung pesan yang dalam tentang bagaimana kita seharusnya mendekati amalan sedekah.
Menghitung-hitung sedekah seringkali berarti kita hanya memberikan sedekah dengan perhitungan yang matematis. Kita mungkin berpikir:
“Saya hanya bisa memberikan sekian persen dari pendapatan saya,” atau “Saya akan memberikan sedekah asalkan saya mendapatkan imbalan tertentu dalam hidup ini.”
Sikap seperti ini dapat membuat sedekah kita menjadi sekadar rutinitas tanpa makna yang mendalam.
Allah mengajarkan kita untuk berinfak tanpa menghitung, artinya memberikan dengan tulus ikhlas tanpa mengharapkan sesuatu dalam balikannya. Ketika kita memberikan sedekah dengan tulus, itu adalah bentuk kepercayaan kita kepada Allah yang Maha Pemberi. Kita yakin bahwa Allah akan membalas dengan lebih baik daripada yang kita berikan.
Selain itu, kita juga dilarang menahan-nahan rizki kita. Ini berarti kita tidak boleh pelit atau kikir dalam memberikan sedekah. Kita harus bersedia berbagi dengan orang-orang yang membutuhkan, tanpa merasa rugi atau kehilangan.
Ketika kita menerapkan prinsip ini dalam kehidupan sehari-hari, kita akan merasakan berkah yang luar biasa. Rizki kita akan datang dalam berbagai bentuk, termasuk dalam bentuk kebahagiaan, kesejahteraan, dan ketentraman hati. Allah akan menghitung-hitung berlipat ganda rizki-Nya kepada kita sebagai hadiah atas kebaikan dan ketulusan kita.
Jadi, mari tinggalkan sikap menghitung-hitung saat memberikan sedekah. Berinfaklah dengan tulus, dan biarkan Allah yang mengatur segalanya. Dengan demikian, kita akan merasakan berkah rizki yang melimpah dan mendalam dalam hidup kita, serta mendekatkan diri kepada Allah dalam keikhlasan amalan.
Hal ini tercermin dalam kutipan bijak dari Syaikh Muhammad Utsaimin yang mengatakan:
“Akan kamu temui bahwa orang yang paling kuat imannya kepada Allah dan paling yakin pada ganti yang bakal Allah berikan (bagi yang berinfak); ialah mereka yang paling rajin bersedekah.”
Pesan ini mengingatkan kita akan pentingnya motivasi sedekah dalam kehidupan sehari-hari.
Sedekah bukan hanya tindakan memberi harta, tetapi juga tindakan memberi kasih sayang, waktu, atau bahkan kata-kata penyemangat. Ini adalah manifestasi cinta dan kepedulian terhadap sesama. Ketika kita memberi dengan ikhlas, kita berpartisipasi dalam meningkatkan kesejahteraan bersama dan menciptakan ikatan sosial yang kuat.
Salah satu motivasi utama bersedekah adalah kepercayaan pada Allah. Dalam Islam, sedekah dipandang sebagai bentuk pengabdian kepada Sang Pencipta. Ketika kita memberi, kita melepaskan cinta kita kepada harta duniawi dan mengungkapkan keyakinan bahwa Allah akan memberikan ganti yang lebih baik. Hal ini dapat menguatkan iman kita dan menghubungkan kita secara lebih dalam dengan Allah SWT.
Selain itu, sedekah juga memiliki kekuatan untuk membersihkan jiwa. Ketika kita memberi tanpa mengharapkan imbalan, kita membersihkan hati dari sifat-sifat negatif seperti keserakahan dan sifat egois. Ini membantu kita menjadi lebih baik sebagai individu dan lebih mendekatkan diri pada Allah.
Sebagai motivasi, sedekah juga berkaitan dengan rasa syukur. Ketika kita memberi kepada mereka yang membutuhkan, kita menghargai nikmat-nikmat yang Allah berikan kepada kita. Ini membantu kita menghindari mengeluh tentang kekurangan kita sendiri dan melihat hidup dengan perspektif yang lebih positif.
Selain itu, sedekah juga membuka pintu-pintu rezeki yang tidak terduga. Allah telah menjanjikan bahwa setiap harta yang kita keluarkan sebagai sedekah akan digantikan-Nya dengan yang lebih baik. Oleh karena itu, kita tidak pernah kekurangan dengan memberi. Motivasi ini mengingatkan kita bahwa Allah adalah Ar-Razzaq, Pemberi Rezeki, dan bahwa Dia akan selalu menjaga kita.
Sedekah adalah tentang merasakan kebahagiaan dan kepuasan dalam memberi. Ketika kita membantu orang lain, kita merasakan kepuasan batin yang tidak dapat diukur dengan harta materi. Kebahagiaan ini adalah hadiah yang Allah berikan kepada kita sebagai balasan atas tindakan baik kita.
Maka bisa disimpulkan bahwa sedekah adalah tindakan mulia yang dianjurkan dalam Islam. Motivasi sedekah didorong oleh kepercayaan pada Allah, cinta kepada sesama, dan rasa syukur. Melalui sedekah, kita tidak hanya membantu mereka yang membutuhkan tetapi juga memperkuat iman kita dan merasakan kebahagiaan yang mendalam. Oleh karena itu, mari kita terus bersemangat dalam berbuat baik dan bersedekah, karena dalam memberi, kita menerima banyak berkat dari Allah.
Dalam tulisan ini, amila akan mengupas tentang berbagai manfaat dari berwakaf yang dapat memberikan dampak positif bagi semua pihak.
1. Edukasi dan Penelitian Lebih Lanjut
Berwakaf dalam bidang pendidikan dan penelitian telah menjadi motor penggerak dalam mendorong peningkatan kualitas ilmu pengetahuan.
Melalui wakaf, banyak lembaga pendidikan dan penelitian yang dapat memperoleh dana yang stabil untuk mengembangkan kurikulum inovatif, membangun fasilitas modern, dan memberikan beasiswa bagi para mahasiswa berprestasi.
Ini tidak hanya memberikan akses pendidikan yang lebih baik bagi generasi mendatang, tetapi juga berkontribusi terhadap kemajuan ilmu pengetahuan.
2. Peningkatan Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial
Berwakaf juga memiliki potensi besar dalam mendukung sektor kesehatan dan kesejahteraan sosial. Rumah sakit, pusat kesehatan, dan lembaga medis lainnya dapat mendapatkan dana dari wakaf untuk mengembangkan fasilitas medis yang lebih canggih, mengadakan program kesehatan masyarakat, serta memberikan pelayanan kesehatan kepada mereka yang membutuhkan. Hal ini berdampak langsung pada peningkatan kualitas hidup masyarakat secara keseluruhan.
3. Pembangunan Infrastruktur Sosial dan Ekonomi
Wakaf juga dapat dimanfaatkan untuk mendukung pembangunan infrastruktur sosial dan ekonomi. Dengan dana dari wakaf, proyek-proyek seperti pembangunan jalan, jembatan, air bersih, dan sanitasi dapat dijalankan untuk meningkatkan aksesibilitas dan kualitas hidup di daerah-daerah yang kurang berkembang. Ini berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi dan pemerataan pembangunan.
4. Pemberdayaan Masyarakat
Berwakaf dapat menjadi alat pemberdayaan masyarakat dengan memberikan pelatihan, dukungan usaha mikro, serta program-program pelatihan keterampilan. Ini membantu masyarakat dalam mengembangkan potensi mereka dan meningkatkan taraf hidup mereka sendiri. Dengan cara ini, berwakaf tidak hanya memberikan bantuan finansial, tetapi juga memberikan kemampuan untuk masyarakat untuk mandiri secara ekonomi.
5. Penanggulangan Bencana dan Kemanusiaan
Dalam situasi bencana alam atau kemanusiaan, wakaf dapat menjadi sumber dana yang cepat dan efektif untuk memberikan bantuan kepada mereka yang terdampak. Lembaga-lembaga kemanusiaan dan yayasan dapat menggunakan dana wakaf untuk memberikan bantuan makanan, perlengkapan, tempat tinggal sementara, serta layanan kesehatan yang diperlukan.
Kesimpulannya, berwakaf memiliki berbagai manfaat yang melampaui dimensi spiritual. Dari pendidikan hingga kesehatan, dari pembangunan infrastruktur hingga pemberdayaan masyarakat, dan dari penanggulangan bencana hingga dukungan kemanusiaan, wakaf memiliki potensi besar dalam memberikan dampak positif yang luas bagi masyarakat dan kemanusiaan secara keseluruhan. Semakin banyak individu dan lembaga yang berpartisipasi dalam berwakaf, semakin besar pula kontribusi positif yang dapat diberikan kepada masyarakat dan dunia pada umumnya.
Penerbit Quran, Peran Wakaf Al Quran Dalam Meningkatkan Penyebaran Ilmu — Wakaf Al Quran merupakan salah satu bentuk wakaf yang khusus ditujukan untuk memajukan ilmu pengetahuan, serta memperluas akses terhadap Al-Quran dan kebaikan-kebaikan lainnya dalam masyarakat Muslim.
Peran Wakaf Al Quran Dalam Meningkatkan Penyebaran Ilmu
Dengan mengalokasikan sebagian harta untuk wakaf Quran, umat Muslim dapat berkontribusi secara berkelanjutan dalam upaya penyebaran ilmu dan kemaslahatan bagi sesama.
Dari Abu Hurairah ra. dia berkata, Rasulullah ﷺ bersabda:
“Barangsiapa menghidupkan satu ilmu dari ilmu-ilmu agama, maka akan menjadi pahala bagi dirinya dan orang yang mengamalkannya, tanpa mengurangi sedikit pun dari pahala orang yang mengamalkannya.” (HR. Muslim)
Meningkatkan Pendidikan Islam
Wakaf Al-Quran juga berperan dalam meningkatkan pendidikan Islam. Lembaga pendidikan seperti madrasah, pesantren, dan institusi keagamaan lainnya dapat memanfaatkan dana wakaf ini untuk menyediakan fasilitas belajar yang memadai, buku-buku ilmiah, dan menyambut para pengajar dan guru berkualitas.
Selain itu, wakaf Al-Quran juga dapat digunakan untuk membiayai beasiswa bagi siswa berbakat yang kurang mampu secara finansial, sehingga mereka dapat meneruskan studi ke tingkat yang lebih tinggi dan menjadi agen perubahan dalam masyarakat.
Dari Abu Hurairah ra. Rasulullah ﷺ bersabda:
“Barangsiapa yang membantu saudaranya dalam suatu kebutuhan, maka Allah akan membantu keperluannya pada hari kiamat.” (HR. Muslim)
Wakaf Al-Quran memiliki peran yang sangat penting dalam meningkatkan penyebaran ilmu dan kebajikan dalam masyarakat Muslim. Dengan mengalokasikan sebagian harta untuk wakaf Al-Quran, umat Muslim dapat memberikan kontribusi yang berkelanjutan dalam penyebaran Al-Quran, pendidikan Islam, pelayanan sosial, riset keislaman, dan upaya kemaslahatan bagi sesama.
Dengan mengikuti tuntunan Rasulullah ﷺ dan menanamkan semangat berbagi dalam hati, kita dapat menjadikan wakaf Al-Quran sebagai sarana untuk meraih pahala abadi dan manfaat yang berkesinambungan di dunia dan akhirat.
Penerbit Al Quran, Keutamaan Sedekah Di Waktu Sempit — Sedekah adalah salah satu amalan yang dicintai oleh Allah, memiliki berbagai keutamaan yang dijelaskan baik dalam Al-Qur’an maupun hadits Nabi Muhammad SAW.
Meskipun amalan ini lebih mudah dilakukan bagi mereka yang memiliki kekayaan berlimpah, tetapi bagaimana jika seseorang dalam kondisi sempit, apakah masih mampu bersedekah?
Allah Ta’ala berfirman : “(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.” (QS. Ali Imran ayat 134)
Sedekah adalah tindakan memberikan sebagian harta kepada yang membutuhkan. Hukumnya dalam Islam adalah sunnah, dan banyak hadits yang menunjukkan keutamaan sedekah.
Salah satu ayat yang juga banyak kita ketahui adalah dari Surah Al-Baqarah ayat 261 yang menyatakan bahwa Allah akan melipatgandakan pahala bagi mereka yang bersedekah di jalan-Nya.
Ayat tersebut menyiratkan bahwa pahala sedekah bisa berlipat-lipat, bahkan hingga tujuh ratus kali lipat.
Keutamaan Sedekah Di Waktu Sempit
Keutamaan-keutamaan bersedekah antara lain:
Menghapus Dosa dan Meringankan Sakaratul Maut: Sedekah bisa menghapus dosa-dosa masa lalu, dan dalam saat-saat sakaratul maut, amalan ini dapat memberikan kenyamanan dan meredakan kesakitan.
Tidak Mengurangi Rezeki: Bersedekah tidak akan mengurangi rezeki seseorang, bahkan bisa menambahnya. Rasulullah SAW telah mengatakan bahwa sedekah tidak akan mengurangi harta.
Ganjaran Berlipat: Allah akan melipatgandakan pahala bagi mereka yang bersedekah, seperti yang dijelaskan dalam Surah Al-Baqarah ayat 261 dan Surah Saba ayat 39.
Malaikat Mendoakan: Ketika seseorang bersedekah, malaikat akan mendoakan baik untuk mereka yang bersedekah maupun untuk yang tidak. Hal ini membawa kebaikan dan menjauhkan siksa.
Keselamatan di Hari Akhir: Kisah nyata tentang seorang wanita miskin yang memberikan sedekah dengan tulus dan mengorbankan dirinya, menggambarkan bagaimana sedekah dapat membawa seseorang menuju surga.
Namun, siapa yang sebaiknya mendapatkan sedekah? Meskipun tidak ada urutan pasti seperti dalam zakat, Rasulullah menganjurkan untuk memberikan sedekah kepada kerabat dan sanak saudara terlebih dahulu. Sedekah juga adalah amalan yang meringankan, dan meskipun tidak ada dosa dalam tidak melakukannya, sedekah diwaktu sempit dapat menjadi ciri orang yang bertaqwa.
Ketika seseorang bersedekah, ia tidak hanya memberi manfaat kepada yang menerima sedekah, tetapi juga memperoleh keutamaan dan pahala dari Allah. Oleh karena itu, sedekah haruslah menjadi bagian integral dalam kehidupan seorang Muslim, baik dalam keadaan lapang maupun sempit.
Penerbit Al Quran, Inilah Tiga Perkara Yang Harus Selalu Ada Dalam Hidup — Apakah Anda pernah merasa terjebak dalam kehidupan yang penuh dengan tekanan, tantangan, dan ketidakpastian? Saat kita berjalan melalui lorong yang berliku-liku ini, terdapat tiga perkara yang selalu harus ada dalam hidup.
Inilah Tiga Perkara Yang Harus Selalu Ada Dalam Hidup
Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi makna dan pentingnya ketiga elemen tersebut, serta bagaimana kehadiran mereka dapat memberikan arti yang mendalam dan keberkahan dalam kehidupan kita.
Doa sebagai Keberkahan
Dalam menjalani kehidupan, terdapat tiga perkara yang sangat penting untuk senantiasa hadir dalam hidup kita. Doa, sabar, dan tawakal adalah tiga elemen yang tak terpisahkan dan dapat memberikan makna serta keberkahan dalam setiap perjalanan hidup.
Doa adalah komunikasi langsung kita dengan Sang Pencipta. Dalam doa, kita mengungkapkan kebutuhan, harapan, dan ketakutan kepada-Nya. Doa adalah sarana yang memperkuat ikatan kita dengan Tuhan dan membawa ketenangan serta kekuatan saat menghadapi tantangan hidup. Dalam kehidupan yang penuh dengan ketidakpastian, doa memberikan harapan dan keyakinan bahwa kita tidak pernah sendirian.
Sabar sebagai Benteng Ketenangan
Sabar merupakan sikap yang sangat penting dalam menghadapi cobaan dan kesulitan hidup. Dalam situasi yang sulit, sabar menjadi benteng ketenangan yang menjaga pikiran dan hati agar tetap stabil. Dengan sabar, kita belajar mengendalikan emosi dan menjaga kesabaran dalam mencapai tujuan.
Sabar juga melibatkan kemampuan untuk menerima dan menghadapi kegagalan, kekecewaan, dan tantangan dengan sikap positif. Dengan bersikap sabar, kita mampu belajar dari setiap pengalaman dan tumbuh menjadi pribadi yang lebih kuat dan bijaksana.
Tawakal sebagai Keyakinan pada Rencana Ilahi
Tawakal adalah keyakinan sepenuh hati bahwa segala sesuatu yang terjadi dalam hidup kita adalah hasil dari kehendak Allah SWT. Dengan tawakal, kita melepaskan diri dari kekhawatiran dan kecemasan yang berlebihan, karena kita percaya bahwa Allah selalu mengetahui apa yang terbaik bagi kita.
Tawakal bukan berarti kita pasif atau berhenti berusaha. Namun, tawakal mengajarkan kita untuk melakukan yang terbaik dalam setiap situasi dan kemudian berserah diri pada kehendak-Nya. Ini memberikan kelegaan dan kedamaian batin, karena kita tahu bahwa hasil akhir tidak sepenuhnya tergantung pada usaha kita sendiri, melainkan pada kebijaksanaan dan rahmat Allah.
Penerbit Jabal Spesialis Menerbitkan Al Quran Sejak Tahun 2004
Informasi dan Pemesanan pemesanan silahkan klik “Chat Via WhatsApp” di bawah ini.
Untuk cek ketersedian stock produk di penerbitjabal.com jangan sungkan untuk bertanya kepada admin kami. // Artikel Tiga Perkara Yang Harus Selalu Ada Dalam Hidup
Penerbitjabal.com, Perbanyak Syukur Kurangi Mengeluh – Sebagai manusia biasa yang penuh dengan kekurangan serta jauh dari kata sempurna seringkali kita mengeluh.
Memang wajar rasanya jika kita mengeluh. Namun jika porsinya terlalu banyak, kita haruslah senantiasa mengingat seberapa banyak Allah SWT telah memberikan nikmat yang amat luar biasa kepada kita semua. Jadi, perlu bagi kita untuk bertanya terhadap diri sendiri apakah kita akan terus mengeluh?
Mengeluh pada dasarnya muncul akibat sesuatu hal buruk atau hal yang tidak diinginkan terjadi. Namun, apakah Sahabat sudah bersyukur atas nikmat yang telah Allah SWT berikan? Sudahkah kita menyadari itu semua?
Cobalah sesekali renungkan, betapa banyak, betapa besar nikmat yang hingga kini masih kita rasakan, yang bahkan kita sendiri pun tak akan mampu atau sangup untuk melakukan perhitungan atas nikmat yang telah Allah SWT berikan. // artikel perbanyak syukur kurangi mengeluh
Maka dari itu, perlu untuk kita semua untuk mensyukuri hal tersebut, Tahukah Sahabat Jabal? Jika kita merasa kurang bersyukur terus menerus, maka hal tersebut akan membuat kita tersesat dalam kegelapan duniawi. Sebab, apa yang kita dapatkan atau raih, akan terus terasa kurang dan kita pun tidak menikmatinya.
Allah SWT berfirman:
“Dan Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur.” (QS. Ali ‘imran [3]:145)
Di dalam diri seorang hamba yang kurang bersyukur, maka akan dipenuhi dengan rasa cemas dan gelisah di hatinya.
Sedangkan, Allah SWT sendiri padahal telah menjamin semua hamba-Nya pasti memiliki rezeki serta nikmatnya masing-masing.
Malah yang sering kita temui, bahkan kerap terjadi kepada diri sendiri, bahwa kurang bersyukur tersebut menimbulkan rasa kurang memuji kebesaran Allah SWT. // artikel perbanyak syukur kurangi mengeluh
“Agar engkau lupa bagaimana caranya mengeluh. Siapa yang berkeluh kesah, hidupnya tambah susah. Siapa yang sabar, hatinya longgar…” (Ustaz Abul Aswad Al Bayaty)
Nah, Sahabat, mari kita renungkan sejenak, bahwa betapa banyak dan luar biasanya nikmat yang telah Allah SWT berikan kepada kita semua. Janganlah mengeluh terus percayalah bahwa Allah SWT sang Pencipta Alam Semesta memiliki rencana yang lebih indah daripada rencana kita, manusia biasa.
Semangat terus ya, Sahabat Jabal!
PENERBIT JABAL : Spesialis Menerbitkan Al Quran & Buku Islam Sejak Tahun 2004
Indonesia menjadi salah satu negara yang berpenduduk dengan jumlah muslim terbanyak di dunia. Maka untuk lebih menyebarkan syiar Islam, Al Quran harus dicetak sebanyak mungkin guna mengenalkan Al Quran sebagai panduan hidup bagi umat Islam.
Bagi Anda yang ingin bermitra ataupun ingin membeli produk Al Quran berkualitas terbitan Penerbit Jabal dengan harga murah, silahkan datang ke Jalan Desa Cipadung No 47 Cibiru Kota Bandung, Jawa Barat, Indonesia.
Informasi dan Pemesanan pemesanan silahkan klik “Chat Via WhatsApp” di bawah ini.
Untuk cek ketersedian stock produk di penerbitjabal.com jangan sungkan untuk bertanya kepada admin kami.
PENERBITJABAL.COM, Syafaat Bagi Penghafal Al Quran – Tahukah Sahabat Jabal? Bahwa mukjizat serta keberkahan dari Al Quran sungguh menakjubkan.
Syafaat Bagi Penghafal Al Quran
Tak hanya bagi si pembaca dan penghafalnya saja, mereka yang mengimani dan mengamalkan isi Al Quran pun mendapatkan keuntungan serta manfaatnya. Namun, khusus untuk para penghafal Al Quran, Allah SWT telah memberikan keistimewaan, dan salah satunya dapat memberikan syafaat kepada anggkota keluarganya.
Hal tersebut ini sebagaimana disabdakan oleh Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.
عَن عَلِيٍ رَضَي اللٌهُ عَنهُ وَ كَرٌمَ اللٌهُ وَجهَة قَالَ رَسُولُ اللٌهِ صَلٌيُ اللٌهُ عَلَيهَ وَسَلَمَ مَن قَرأ القُرانَ فَاستَظهَرَه فَحَلٌ حَلآلَه وَحَرٌمَ حَرَامَهُ اَدخَلَهُ اللٌهُ الجَنٌةَ وَشَفٌعَه فيِ عَشَرةَ مِن اَهلِ بَيِته كُلٌهٌم قَد وَجبت لَهُ النٌارُ.(رواه أحمد والترمذي وقال هذا حديث غريب وحفص بن سليمان الراوي ليس هو بالتقوى يضعف في الحديث ورواه أبن ماجه والدارمي).
Artinya : Dari Ali karramallaahu wajhah, ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa membaca Al-Qur’an dan menghafalnya, lalu menghalalkan apa yang dihalalkannya dan mengharamkan apa yang diharamkannya, maka Allah Ta’ala akan memasukannya ke dalam Surga dan Allah menjaminnya untuk memberi syafaat kepada sepuluh orang keluarganya yang kesemuanya telah diwajibkan masuk neraka.” (HR Imam Ahmad dan Tirmidzi)
Dalam Kitab Fadhail Quran karya Syeikh Maulana Zakariyya Al-Kandahlawy dijelaskan, hafizh Quran memiliki keutamaan masuk surga pertama kali. Bahkan seorang hafizh Quran dapat memberi syafaat kepada sepuluh orang yang fasik dan banyak berbuat dosa besar, tetapi tidak untuk kaum musyrikin.
Syafaat seorang hafizh hanya terbatas bagi kaum muslimin yang harus masuk neraka karena dosa-dosa mereka. Karena itu, barangsiapa ingin selamat dari api neraka, sedangkan ia bukan seorang hafizh dan tidak mampu menjadi seorang hafizh, maka sekurang-kurangnya hendaklah ia berusaha menjadikan salah seorang di antara keluarganya atau kerabatnya hafizh Quran. // Artikel Syafaat Bagi Penghafal Al Quran
Namun di samping itu, ia sendiri harus selalu berusaha menjauhi segala dosa sehingga terhindar dari azab. Dalam hadits yang diriwayatkan Imam Thabrani dari Anas ra bahwa Rasulullah SAW bersabda:
“Barangsiapa mengajarkan anaknya membaca Al Quran, maka dosa-dosanya yang akan datang dan yang telah lalu akan diampuni. Dan barangsiapa mengajarkan Al Quran pada anaknya sehingga menjadi Hafizh Quran, maka pada hari Kiamat ia akan dibangkitkan dengan wajah yang bercahaya seperti cahaya bulan purnama, dan dikatakan kepada anaknya: “Mulailah membaca Al Quran!” Ketika anaknya mulai membaca satu ayat Al Quran , maka ayahnya dinaikkan satu derajat, demikian terus ditinggikan derajatnya hingga tamat bacaannya”.
PENERBIT JABAL : Spesialis Menerbitkan Al Quran & Buku Islam Sejak Tahun 2004
Indonesia menjadi salah satu negara yang berpenduduk dengan jumlah muslim terbanyak di dunia. Maka untuk lebih menyebarkan syiar Islam, Al Quran harus dicetak sebanyak mungkin guna mengenalkan Al Quran sebagai panduan hidup bagi umat Islam.
Bagi Anda yang ingin bermitra ataupun ingin membeli produk Al Quran berkualitas terbitan Penerbit Jabal dengan harga murah, silahkan datang ke Jalan Desa Cipadung No 47 Cibiru Kota Bandung, Jawa Barat, Indonesia.
Harga bisa berubah sewaktu-waktu. Informasi dan Pemesanan pemesanan silahkan klik “Chat Via WhatsApp” di bawah ini.
Untuk cek ketersedian stock produk di penerbitjabal.com jangan sungkan untuk bertanya kepada admin kami. // Artikel Syafaat Bagi Penghafal Al Quran
Penerbitjabal.com, Perbedaan Tilawah Dan Qiroah – Mendengar kata Tilawah dan Qiroah, mungkin banyak yang masih merasa bingung dan belum mengerti perbedaannya. Padahal, kedua konsep ini sangat penting dalam memahami Al-Qur’an.
Mengetahui perbedaan Tilawah dan Qiroah adalah hal yang penting bagi setiap Muslim yang ingin memahami dan membudayakan Al-Qur’an dalam hidupnya. Karena dengan memahami perbedaan kedua bentuk membaca ini, kita akan lebih memahami bagaimana membaca Al-Qur’an dengan tepat dan benar.
Tak hanya itu, memahami perbedaan keduanya juga akan membantu kita memahami bagaimana mengaplikasikan Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, marilah kita lanjutkan membahas perbedaan Tilawah dan Qiroah dengan lebih mendalam.
Perbedaan Tilawah Dan Qiroah
Perbedaan lain antara Tilawah dan Qiroah adalah cara membacanya. Dalam Tilawah, fokus utama adalah melafalkan Al-Qur’an dengan benar dan baik sesuai tata cara yang ditentukan. Sedangkan dalam Qiroah, fokus utama adalah memperhatikan irama dan nada saat membaca Al-Qur’an. Kedua bentuk membaca ini memiliki teknik dan aturan tersendiri yang harus dipahami dan dilatih agar bisa diterapkan dengan baik. Oleh karena itu, memahami perbedaan keduanya sangat penting bagi setiap Muslim yang ingin memahami dan membudayakan Al-Qur’an dalam hidupnya.
Rekomendasi Al Quran Untuk Belajar Tilawah Dan Qiroah
Menemukan Al-Qur’an terbitan yang tepat dan berkualitas sangat penting bagi setiap Muslim yang ingin memahami dan membudayakan Al-Qur’an dalam hidupnya. Jika Anda sedang mencari Al-Qur’an terbitan yang berkualitas dan terpercaya, maka Penerbit Jabal adalah pilihan yang tepat. Sejak tahun 2004, Penerbit Jabal telah menjadi spesialis dalam menerbitkan Al-Qur’an yang berkualitas dan memenuhi standar tata bahasa Arab.
Kini, Penerbit Jabal mempersembahkan Al-Qur’an terbitan mereka yang cocok untuk membantu Anda dalam mempelajari Tilawah dan Qiroah. Dengan membeli Al-Qur’an terbitan Penerbit Jabal, Anda akan memiliki bahan bacaan yang berkualitas dan memenuhi standar tata bahasa Arab yang dibutuhkan dalam mempelajari Tilawah dan Qiroah.
Harga Al-Qur’an terbitan Penerbit Jabal sangat terjangkau dan dapat dikirim ke seluruh Indonesia. Jangan ragu untuk membeli Al-Qur’an terbitan Penerbit Jabal sekarang juga dan mulai memahami dan membudayakan Al-Qur’an dalam hidup Anda.
Selain itu, bagi Anda yang ingin bermitra ataupun ingin membeli produk terbitan Penerbit Jabal dengan harga murah, silahkan datang ke Jalan Desa Cipadung No 47 Cibiru Kota Bandung, Jawa Barat, Indonesia.
Artikel ini diterbitkan 16 Agustus 2023 Harga bisa berubah sewaktu-waktu. Informasi dan Pemesanan pemesanan silahkan klik “Chat Via WhatsApp” di bawah ini. // ArtikelPerbedaan Tilawah Dan Qiroah
Untuk cek ketersedian stock produk di penerbitjabal.com jangan sungkan untuk bertanya kepada admin kami.
Penerbit Alquran, Pentingnya Sedekah Subuh — Sedekah subuh adalah tindakan mulia yang dilakukan oleh banyak umat muslim pada waktu subuh, atau menjelang matahari terbit.
Tindakan ini memiliki makna mendalam dan penting dalam kehidupan sehari-hari, serta memberikan berbagai manfaat spiritual dan sosial bagi individu maupun masyarakat secara keseluruhan.
Dalam tulisan ini, kita akan menjelajahi mengapa sedekah subuh begitu penting dan bagaimana tindakan ini dapat membawa berkah serta keberkahan dalam hidup kita.
1. Ketaatan kepada Allah
Sedekah subuh adalah salah satu bentuk ketaatan kepada Allah. Melakukan sedekah pada waktu subuh menunjukkan komitmen dan kecintaan kepada-Nya. Ini adalah tanda bahwa sejak pagi hari, kita sudah memberikan perhatian kepada hubungan kita dengan Sang Pencipta. Dengan melibatkan diri dalam tindakan ini, kita mengakui bahwa segala yang kita miliki sebenarnya adalah titipan dari-Nya, dan kita bersedia berbagi dengan sesama sebagai bentuk rasa syukur.
2. Membersihkan Harta dan Jiwa
Sedekah subuh juga memiliki makna membersihkan harta dan jiwa kita. Pada saat-saat awal pagi, ketika masih banyak orang yang belum bangun, kita dapat memilih untuk berbagi sebagian dari harta kita kepada yang membutuhkan. Ini adalah tindakan membersihkan harta dari sifat kikir dan materialisme. Selain itu, sedekah subuh juga dapat membantu membersihkan jiwa dari sifat egois dan mendorong kita untuk lebih peduli terhadap kebutuhan sesama.
3. Mendatangkan Berkah
Salah satu aspek penting dari sedekah subuh adalah janji berkah yang terkait dengannya. Rasulullah Muhammad ﷺ bersabda,
“Sedekah subuh adalah pemberian Allah kepada hamba-Nya yang bersedekah dalam bentuk sesuatu yang berkah di dalamnya.” (HR. At-Tirmidzi)
Berkah yang dijanjikan ini tidak hanya berupa berkah materi, tetapi juga berkah spiritual dan keberuntungan dalam segala aspek kehidupan.
4. Memberi Dampak Sosial Positif
Sedekah subuh juga memiliki dampak sosial yang positif. Tindakan ini dapat membantu mereka yang kurang beruntung dan membutuhkan. Dalam masyarakat di mana kesenjangan ekonomi sering terjadi, sedekah subuh menjadi sarana untuk mengurangi ketidaksetaraan dan membantu mengatasi masalah kemiskinan. Dengan berbagi pada saat-saat awal pagi, kita dapat memberikan harapan dan bantuan kepada mereka yang membutuhkan, memperkuat ikatan sosial, dan menciptakan lingkungan yang lebih peduli.
5. Mengasah Kedisiplinan Diri
Melakukan sedekah subuh juga melibatkan komitmen dan disiplin diri. Kita harus bangun lebih awal untuk menunaikan shalat subuh, dan dalam kesempatan ini, kita juga dapat melakukan sedekah. Ini mengajarkan kita pentingnya pengaturan waktu, mengasah disiplin diri, dan menghargai setiap momen berharga yang Allah anugerahkan kepada kita.
6. Membentuk Sikap Kedermawanan
Sedekah subuh adalah salah satu cara untuk membentuk sikap kedermawanan yang lebih baik. Dengan melakukan sedekah secara teratur, kita dapat melatih diri untuk lebih peka terhadap kebutuhan orang lain dan menjadi pribadi yang lebih dermawan. Sikap kedermawanan ini akan tercermin dalam berbagai aspek kehidupan, tidak hanya dalam urusan materi, tetapi juga dalam memberikan perhatian, waktu, dan bantuan kepada sesama.
Penerbit Jabal Spesialis Menerbitkan Al Quran Sejak Tahun 2004
Artikel ini diterbitkan 10 Agustus 2023 Harga bisa berubah sewaktu-waktu. Informasi dan Pemesanan pemesanan silahkan klik “Chat Via WhatsApp” di bawah ini.
Untuk cek ketersedian stock produk di penerbitjabal.com jangan sungkan untuk bertanya kepada admin kami. // Artikel Pentingnya Sedekah Subuh
Penerbit Alquran, Iman Akan Terlihat Pengaruhnya, Ketika Kuatnya Ujian Datang Menghampiri Hidup — Iman adalah inti dari kepercayaan dan keyakinan kita sebagai umat manusia.
Iman Akan Terlihat Pengaruhnya, Ketika Kuatnya Ujian Datang Menghampiri Hidup
Ketika iman kita semakin kuat, pengaruhnya akan tercermin dalam cara kita menjalani kehidupan, terutama saat menghadapi ujian dan cobaan. Bukti sejarah dan pengalaman pribadi menunjukkan bahwa semakin kuat iman seseorang, semakin besar pula ujian yang dia hadapi. Fenomena ini dapat dijelaskan melalui dalil atau hadits yang menjadi landasan bagi keyakinan ini.
Salah satu hadits yang berkaitan adalah hadits riwayat Imam Ahmad, Abu Dawud, dan Tirmidzi dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah ﷺ bersabda:
Artinya, “Tidaklah seorang muslim mendapatkan rasa lelah, sakit, kegelisahan, kesedihan, bahkan duri yang melukainya, kecuali Allah akan menghapus kesalahan-kesalahannya dengannya.”
Hadits ini menegaskan bahwa ujian dan cobaan yang kita alami dapat menjadi penyucian bagi jiwa kita. Semakin besar ujian yang kita tanggung, semakin banyak pula dosa yang dihapus oleh Allah sebagai balasannya. Inilah salah satu hikmah dari ujian yang kita hadapi ketika iman kita kuat, yaitu kesempatan untuk membersihkan diri dari dosa-dosa kita.
Namun, saat menghadapi ujian yang berat, kita perlu menghadapinya dengan ketabahan dan keteguhan iman. Allah berfirman dalam Surah Al-Baqarah [2:286]:
Artinya, “Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.”
Allah memberikan ujian sesuai dengan kapasitas kekuatan iman kita. Semakin kuat iman kita, semakin besar pula ujian yang Allah percayakan kepada kita. Ini sekaligus menjadi bukti bahwa Allah mempercayai kemampuan kita untuk melewati ujian tersebut dengan bantuan-Nya.
Dalam menghadapi ujian hidup, kita harus senantiasa memperkuat iman dan memohon pertolongan kepada Allah. Dengan kesabaran, keyakinan, dan keteguhan hati, kita dapat menghadapi dan melewati ujian-ujian tersebut dengan baik. Jika kita mampu menjalani ujian dengan iman yang kuat, bukan hanya kesulitan yang akan kita atasi, tetapi juga semakin mendekatkan diri kita pada Allah dan meningkatkan derajat spiritual kita.
Penerbit Jabal Spesialis Menerbitkan Al Quran Sejak Tahun 2004
Artikel ini diterbitkan 8 Agustus 2023 Harga bisa berubah sewaktu-waktu. Informasi dan Pemesanan pemesanan silahkan klik “Chat Via WhatsApp” di bawah ini.
Untuk cek ketersedian stock produk di penerbitjabal.com jangan sungkan untuk bertanya kepada admin kami. // Artikel Iman Akan Terlihat Pengaruhnya
Penerbit Al Quran , Bacaan Dzikir Setelah Shalat Fardhu Menurut Anjuran Rasulullah SAW — Sahabat Jabal, doa setelah sholat fardhu dapat diamalkan rutin setiap hari. Selain mendapatkan keberkahan, mengamalkan doa setelah sholat fardhu juga termasuk anjuran Rasulullah SAW kepada umat muslim.
Bacaan Dzikir Setelah Shalat Fardhu Menurut Anjuran Rasulullah
Dengan mengamalkan doa setelah sholat fardhu setiap harinya adalah bentuk berserah diri kepada Allah SWT. Berdoa merupakan cara lain untuk berkomunikasi dengan Allah SWT, apalagi berdoanya dengan khusyuk dan khidmat maka doa kita akan didengar. Berikut urutannya!
1. Membaca Istighfar
Sebelum berdoa, dianjurkan untuk membaca istighfar sebanyak tiga kali setelah selesai salat:
Astaghfirullah hal’adzim, aladzi laailaha illahuwal khayyul qoyyuumu wa atuubu ilaiih
2. Dilanjutkan dengan bacaan dzikir seperti berikut:
Allahu laa ilaaha illaa huwal hayyul qayyum. Laa ta’khudzuhuu sinatuw wa laa naum. Lahuu maa fis samaawaati wa maa fil ardh. Man dzal ladzii yasyfa’u ‘indahuu illaa bi idznih. Ya’lamu maa bayna aidiihim wa maa khalfahum. Wa laa yuhiithuuna bi syai-im min ‘ilmihii illaa bimaa syaa-a. Wasi’a kursiyyuhus samaawaati wal ardh walaa ya-uuduhuu hifzhuhumaa Wahuwal ‘aliyyul ‘azhiim.
“Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah Tuhan seru sekalian alam. Dengan puji yang sebanding dengan nikmat-Nya dan menjamin tambahannya. Ya Allah Tuhan Kami, bagi-Mu segala puji dan segala apa yang patut atas keluhuran DzatMu dan Keagungan kekuasaanMu. “Ya Allah! Limpahkanlah rahmat dan salam atas junjungan kita Nabi Muhammad dan sanak keluarganya.
Ya Allah terima salat kami, puasa kami, ruku kami, sujud kami, duduk rebah kami, khusyu’ kami, pengabdian kami, dan sempurnakanlah apa yang kami lakukan selama salat ya Allah. Tuhan seru sekalian alam.
Ya Allah, Kami telah aniaya terhadap diri kami sendiri, karena itu ya Allah jika tidak dengan limpahan ampunan-Mu dan rahmat-Mu niscaya kami akan jadi orang yang sesat. Ya Allah Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan atas diri kami beban yang berat sebagaimana yang pernah Engkau bebankan kepada orang yang terdahulu dari kami. Ya Allah Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan atas diri kami apa yang di luar kesanggupan kami. Ampunilah dan limpahkanlah rahmat ampunan terhadap diri kami ya Allah. Ya Allah Tuhan kami, berilah kami pertolongan untuk melawan orang yang tidak suka kepada agamaMu.
Ya Allah Tuhan kami, janganlah engkau sesatkan hati kami sesudah mendapat petunjuk, berilah kami karunia. Engkaulah yang maha Pemurah.
Ya Allah Ya Tuhan kami, ampunilah dosa kami dan dosa dosa orang tua kami, dan bagi semua orang Islam laki-laki dan perempuan, orang orang mukmin laki-laki dan perempuan. Sesungguhnya Engkau dzat Yang Maha Kuasa atas segala-galanya.
Maha suci Engkau, Tuhan segala kemuliaan. Suci dari segala apa yang dikatakan oleh orang-orang kafir. Semoga kesejahteraan atas para Rasul dan segala puji bagi Allah Tuhan seru sekalian alam.”
Imam Ibnul Qayyim (2004) dalam kitabnya, Al-Wabil Ash-Shayyib Minal Kalim Ath-Thayyib menyatakan bahwa manfaat berdzikir dan doa bisa mencapai seratus lebih. Berikut adalah lima manfaat yang dapat diperoleh umat muslim, antara lain:
1. Sumber keberuntungan di dunia dan di akhirat.
2. Penenang jiwa dan penguat hati.
3. Orang yang rutin berdzikir senantiasa mendapatkan ampunan dan kebaikan dari Allah SWT.
Penerbit Jabal Spesialis Menerbitkan Al Quran Sejak Tahun 2004
Artikel ini diterbitkan 28 Juli 2023 Harga bisa berubah sewaktu-waktu. Informasi dan Pemesanan pemesanan silahkan klik “Chat Via WhatsApp” di bawah ini.
Untuk cek ketersedian stock produk di penerbitjabal.com jangan sungkan untuk bertanya kepada admin kami. // Artikel Bacaan Dzikir Setelah Shalat Fardhu
Penerbit Al Quran, Surat Ali Imran 26-27 — Tahukah Sahabat Jabal? Surat Ali Imran ayat 26-27 mengandung bacaan doa agar diberi kemampuan dalam membayar utang. Hal ini sebagaimana yang diriwayatkan dalam salah satu sabda Rasulullah SAW.
Surat Ali Imran 26-27, Doa Agar Mampu Membayar Hutang
Surat yang tergolong surat Madaniyah ini berjumlah 200 ayat dan mengangkat kisah keluarga Ali Imran. Surat ini mengisahkan keluarga Ali Imran yang mempunyai anak perempuan bernama Maryam. Maryam ini sendiri merupakan sosok wanita mulia sekaligus ibunda dari Nabi Isa AS.
Melansir dari Asbabun Nuzul: Sebab-sebab Turunnya Ayat Al Quran yang ditulis oleh Imam As-Suyuthi, Ibnu Ishaq pernah bercerita kepada Muhammad bin Sahal bin Abi Umamah tentang asbabun nuzul atau sebab turun dari surat ini.
Ia berkata:
“Ketika penduduk Najran datang kepada Rasulullah SAW menanyakan tentang Isa bin Maryam, turun pada mereka ayat awal dari surat Ali Imran hingga ayat delapan puluhan.” (HR Al Baihaqi, Kitab Dalail An Nubuwwah).
Selain itu, salah satu kandungannya pada ayat 26-27 ternyata juga mengandung bacaan doa yang dapat dipanjatkan untuk memohon kepada Allah SWT agar diberi kemampuan untuk membayar utang. Berikut bacaan lengkapnya,
26. Qulillāhumma mālikal-mulki tu`til-mulka man tasyā`u wa tanzi’ul-mulka mim man tasyā`u wa tu’izzu man tasyā`u wa tużillu man tasyā`, biyadikal-khaīr, innaka ‘alā kulli syai`ing qadīr
27. Tụlijul-laila fin-nahāri wa tụlijun-nahāra fil-laili wa tukhrijul-ḥayya minal-mayyiti wa tukhrijul-mayyita minal-ḥayyi wa tarzuqu man tasyā`u bigairi ḥisāb
Artinya: “26. Katakanlah (Muhammad), “Wahai Tuhan pemilik kekuasaan, Engkau berikan kekuasaan kepada siapa pun yang Engkau kehendaki, dan Engkau cabut kekuasaan dari siapa pun yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan siapa pun yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan siapa pun yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sungguh, Engkau Mahakuasa atas segala sesuatu.
27. Engkau masukkan malam ke dalam siang dan Engkau masukkan siang ke dalam malam. Dan Engkau keluarkan yang hidup dari yang mati, dan Engkau keluarkan yang mati dari yang hidup. Dan Engkau berikan rezeki kepada siapa yang Engkau kehendaki tanpa perhitungan.”
Surat Ali Imran 26-27, Doa Agar Mampu Membayar Hutang
Melansir buku Doa Para Nabi oleh Nurul Huda serta Rosul 100 Jejak Peribadi Rasulullah karya Muhd Nasruddin Dasuki, Rasulullah SAW mengajarkan doa untuk diberikan kemampuan membayar utang kepada salah satu sahabatnya. Kala itu, dari kalangan sahabat Muaz RA pernah mengadu pada Rasulullah SAW mengenai utangnya kepada seorang Yahudi. Kemudian, Rasulullah mengajarkannya untuk membaca ayat dalam Al Quran surat Ali Imran ayat 26-27. Hal ini diriwayatkan oleh Al Tabrani dalam salah satu haditsnya.
Untuk metode membacanya, buku tersebut juga menyarankan untuk dibaca sebelum tidur. Meskipun ada doa untuk memohon kemampuan membayar utang, tetap disarankan bagi para pemilik utang untuk berusaha dan ikhtiar sebaik mungkin.
Penerbit Jabal Spesialis Menerbitkan Al Quran Sejak Tahun 2004
Artikel ini diterbitkan 27 Juli 2023 Harga bisa berubah sewaktu-waktu. Informasi dan Pemesanan pemesanan silahkan klik “Chat Via WhatsApp” di bawah ini.
Untuk cek ketersedian stock produk di penerbitjabal.com jangan sungkan untuk bertanya kepada admin kami. // Artikel Surat Ali Imran 26-27
Penerbit Alquran, Sedekah Yang Seperti Ini Bisa Mengantarkanmu Ke Neraka — Sedekah adalah salah satu amal kebajikan yang sangat dianjurkan dalam agama Islam. Dengan memberikan sebagian harta kita kepada orang yang membutuhkan, kita dapat menunjukkan kepedulian dan kasih sayang terhadap sesama.
Sedekah Yang Seperti Ini Bisa Mengantarkanmu Ke Neraka
Penting untuk diingat bahwa sedekah harus dilakukan dengan niat yang tulus dan ikhlas. Jika tidak, sedekah yang seharusnya membawa kebaikan dapat berpotensi mengantarkan seseorang ke neraka.
Rasulullah Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah:
“Sesungguhnya manusia pertama yang akan dihisab pada hari kiamat kelak adalah seseorang yang mati syahid. Setelah itu Allah SWT akan bertanya kepadanya, ‘Apa yang telah kamu lakukan di dunia hai hamba-Ku?’ Orang itu menjawab, ‘Saya berjuang dan berperang demi Engkau ya Allah, hingga saya mati syahid.’ Allah SWT berkata kepadanya, ‘Kamu telah berdusta. Sebenarnya kamu berperang bukan untuk-Ku, melainkan agar kamu disebut sebagai orang yang gagah berani.’ Lalu Allah memerintahkan para malaikat untuk menghisab orang tersebut di hadapan-Nya dan akhirnya ia dicampakkan ke dalam neraka. Giliran orang yang belajar Al-Qur’an dan mengajarkannya kepada orang lain. Setelah dihadapkan kepada Allah, maka orang itu ditanya, ‘Apa yang telah kamu lakukan di dunia hai hamba-Ku?’ Orang itu menjawab, ‘Saya mencari ilmu dan setelah itu mengajarkannya kepada orang lain. Selain itu, saya juga rajin membaca Al-Qur’an.’ Allah SWT berkata kepadanya, ‘Kamu telah berdusta. Sebenarnya kamu mencari ilmu dan mengajarkannya kepada orang lain agar kamu disebut orang alim. Kamu pun membaca Al-Qur’an agar kamu disebut sebagai orang yang pandai membacanya.’ Allah SWT memerintahkan para malaikat-Nya untuk menghisab orang tersebut di hadapan-Nya dan akhirnya ia dicampakkan ke dalam neraka. Kemudian tibalah giliran orang terakhir, yaitu orang yang dikaruniai Allah berbagai macam harta kekayaan. Seperti dua orang sebelumnya, setelah dihadapkan kepada Allah, maka orang itu ditanya, ‘Apa yang telah kamu lakukan di dunia hai hamba-Ku?’ Orang itu menjawab, ‘Sungguh saya selalu menafkahkan harta benda saya di jalan yang Engkau ridhai, ya Allah!’ Allah SWT berkata, ‘Kamu telah berdusta. Sebenarnya kamu menafkahkan harta bendamu itu agar kamu disebut sebagai orang yang dermawan. Kemudian Allah memerintahkan para malaikat-Nya untuk menghisab orang tersebut di hadapan-Nya dan akhirnya ia dicampakkan pula ke dalam neraka.”
Hadits ini menggambarkan situasi di mana tiga orang yang memiliki keutamaan dalam agama, yaitu ahli Qur’an, pejuang, dan dermawan, tetapi mereka tidak mengarahkan amal-amal mereka dengan niat yang benar. Ahli Qur’an membaca Al-Qur’an hanya untuk mendapatkan pujian dari orang lain sebagai orang yang berilmu. Pejuang berperang hanya untuk memperoleh kehormatan dan pujian sebagai pemberani. Dermawan bersedekah hanya untuk mendapatkan pengakuan dan sanjungan sebagai orang dermawan.
Sedekah Yang Seperti Ini Bisa Mengantarkanmu Ke Neraka
Tindakan sedekah yang dilakukan dengan niat yang salah seperti ini bisa mengantarkan seseorang ke neraka. Meskipun mereka telah mendapatkan pujian dan penghormatan di dunia, keikhlasan dan tujuan sebenarnya dari sedekah tersebut telah hilang. Sedekah yang seharusnya menjadi sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah dan membantu sesama, malah digunakan sebagai alat untuk memuaskan ego dan mendapatkan reputasi di dunia. Adapun hal lainnya yang dapat menyebabkan sedekah yang ditunaikan menjadi pengantar ke neraka, yaitu sedekah yang ditunaikan dari harta yang mengandung dosa.
Dalam Islam, sedekah merupakan amal kebajikan yang sangat dianjurkan, tetapi penting untuk menjaga niat yang ikhlas saat melakukannya. Jika sedekah dilakukan hanya untuk memperoleh pujian atau pengakuan di dunia, maka keutamaan sedekah tersebut akan hilang, dan bahkan bisa mengantarkan seseorang ke neraka. Oleh karena itu, penting bagi setiap muslim untuk melakukan sedekah dengan niat yang tulus, semata-mata karena Allah SWT, tanpa mengharapkan pujian atau pengakuan dari orang lain. Dengan begitu, sedekah akan menjadi amal kebajikan yang bermanfaat dan dapat mendekatkan kita kepada Allah SWT di dunia maupun di akhirat.
Penerbit Jabal Spesialis Menerbitkan Al Quran Sejak Tahun 2004
Artikel ini diterbitkan 18 Juli 2023 Harga bisa berubah sewaktu-waktu. Informasi dan Pemesanan pemesanan silahkan klik “Chat Via WhatsApp” di bawah ini.
Untuk cek ketersedian stock produk di penerbitjabal.com jangan sungkan untuk bertanya kepada admin kami. // Artikel Sedekah Yang Seperti Ini Bisa Mengantarkanmu Ke Neraka
Penerbit Al Quran, Kedudukan Guru Dalam Islam — Dilansir dari beberapa sumber yang mengatakan bahwa dalam pandangan Islam, guru ditempatkan dalam posisi yang sangat penting yakni sebagai penunjuk jalan dalam menuntut ilmu.
Bayangkan bagaimana jadinya apabila kita menempuh pendidikan tanpa seorang guru? Bukan hanya mustahil dilaksanakan, tetapi kemungkinan terburuknya juga bisa hingga menyesatkan.
Mengutip dari sebuah buku tentang Ilmu Pendidikan Perspektif Islam yang ditulis oleh Mohammad Kosim, dalam tradisi ilmu tasawuf yang menyatakan bahwa orang belajar tanpa guru, maka gurunya ialah syaiton. Oleh sebab itu, guru memiliki peran dan kedudukan yang begitu penting, apalagi bila hal tersebut berhubungan dengan pendidikan Aqidah dan Agama.
Guru dalam islam memiliki kedudukan yang lebih dari sekadar pendidik. Didapati dalam sumber yang sama, seorang guru bahkan hingga ulama dikatakan sebagai pewaris para Nabi (waratsat al-anbiya’) yang memiliki peranan penting untuk menyampaikan pesan-pesan dari Allah SWT kepada murid-muridnya.
Hadits Kedudukan Guru Dalam Islam
Hal ini juga diterangkan dalam sebuah Hadits Riwayat:
Artinya: “Sesungguhnya ulama adalah pewaris para Nabi. Dan sesungguhnya, para Nabi tidak mewariskan dinar dan dirham. Yang mereka wariskan hanyalah ilmu. Maka barang siapa yang mengambil ilmu itu, ia telah mendapat bagian yang banyak.” (HR Ibnu Majah)
Dapat dikatakan bahwa guru adalah seorang Spiritual Father yang memberi santapan untuk jasmani dan rohani melalui ilmu dan pendidikan akhlak bagi seorang murid.
Orang-orang yang memiliki ilmu pengetahuan dianggap bahwa kedudukanya begitu dimuliakan dan dihargai. Begitu juga dengan seorang guru, ia memiliki derajat yang tinggi. Tak hanya di dunia, tetapi In Syaa Allah di akhirat kelak juga nantinya sama.
Derajat kedudukan guru dalam perspektif Islam juga diterangkan dalam ayat Al-Qur’an, salah satunya termaktub di dalam surah Al-Mujadalah ayat 11, Allah SWT berfirman:
Artinya: “Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”
Hadits Kedudukan Guru Dalam Islam
Dalam perspektif Islam, seorang guru akan memperoleh pahala yang terus mengalir selagi ilmu yang telah ia berikan senantiasa dimanfaatkan oleh murid-muridnya. Sebab, berbagi ilmu yang bermanfaat juga termasuk ke dalam sedekah jariyah, artinya amalan yang tidak terputus pahalanya meskipun kelak ia telah meninggal dunia.
Dikutip dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW bersabda:
Artinya: “Jika manusia meninggal maka terputuslah amalnya, kecuali tiga perkara: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak sholeh yang mendoakan kedua orang tuanya.” (HR Bukhari dan Muslim)
Tingginya kedudukan seorang guru dalam Islam tidak dapat terlepas dari pandangan bahwa seluruh pengetahuan yang dimiliki bersumber dari Allah SWT, sebagaimana pengakuan malaikan kepada Allah SWT dalam surah Al-Baqarah ayat 32:
Artinya: “Mereka menjawab, “Maha Suci Engkau, tidak ada pengetahuan bagi kami selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami. Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui (lagi) Maha Bijaksana.””
Apabila direnungkan kembali, tugas yang diemban oleh seorang guru sebetulnya hampir sama dengan tugas Rasul utusan Allah SWT. Yakni, memiliki peran dan tanggung jawab dalam menyampaikan ilmu dan mengajarkan suatu kebenaran kepada muridnya. Masya Allah Tabarakallah.
Penerbit Jabal Spesialis Menerbitkan Al Quran Sejak Tahun 2004
Artikel ini diterbitkan 13 Juli 2023 Harga bisa berubah sewaktu-waktu. Informasi dan Pemesanan pemesanan silahkan klik “Chat Via WhatsApp” di bawah ini.
Untuk cek ketersedian stock produk di penerbitjabal.com jangan sungkan untuk bertanya kepada admin kami. // Artikel Kedudukan Guru Dalam Islam
Penerbit Quran, Fakta-Fakta Tentang Jin Ifrit — Tahukah Sahabat Jabal? Jin ifrit merupakan salah satu jenis jin yang dapat menampakkan dirinya menjadi berbagai bentuk dan wujud, loh!
Oleh sebab itulah, jin ifrit ini mudah menempel pada jiwa manusia. Golongan jin ini juga dianggap sebagai pemimpin bagi semua jenis jin.
Hal tersebut disimpulkan oleh Imam al-Alusy dari surah An-Naml ayat 39-40. Adapun bunyi dari ayat tersebut adalah sebagai berikut:
Ifrit dari golongan jin berkata, “Akulah yang akan membawanya kepadamu sebelum engkau berdiri dari tempat dudukmu; dan sungguh, aku kuat melakukannya dan dapat dipercaya.”
Seorang yang mempunyai ilmu dari Kitab berkata, “Aku akan membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip.” Maka ketika dia (Sulaiman) melihat singgasana itu terletak di hadapannya, dia pun berkata, “Ini termasuk karunia Tuhanku untuk mengujiku, apakah aku bersyukur atau mengingkari (nikmat-Nya). Barangsiapa bersyukur, maka sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri, dan barangsiapa ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Mahakaya, Mahamulia.”
Berdasarkan ayat di atas, Imam al-Alusy menyatakan bahwa keberadaan dari jin ifrit sangat tampak dalam forum kerajaan Nabi Sulaiman. Bahkan, ia juga menafsirkan bahwa kemampuan jin ifrit kala itu adalah memindahkan singgasana Ratu Balqis sebelum Nabi Sulaiman beranjak dari tempat duduknya.
Fakta Tentang Jin Ifrit
Ada beberapa fakta mengenai jin ifrit. Mengutip dari buku Rahsia Jin: Tak Terhitung karya Luth Movazil, berikut merupakan fakta-fakta mengenai jin ifrit:
Jin ifrit merupakan golongan jin paling atas (raja dari bangsa jin)
Terdapat dua jenis jin ifrit, yakni ifrit muslim dan ifrit kafir.
Jumlah jin ifrit kafir lebih banyak dibandingkan jin ifrit muslim.
Jin ifrit muslim memiliki kekuatan yang lebih besar dibandingkan jin ifrit kafir.
Jin ifrit memerintah tempat-tempat tertentu di alam jin.
Jin ifrit memiliki sayap, tetapi terdapat beberapa jin ifrit yang tidak memilikinya.
Jin ifrit memiliki singgahsana yang besar dan agung.
Jin ifrit mempunyai kekuatan yang lebih kuat dibandingkan golongan jin lainnya.
Kekuatan satu jin ifrit setara dengan 1000 jin biasa.
Penerbit Jabal Spesialis Menerbitkan Al Quran Sejak Tahun 2004
Artikel ini diterbitkan 10 Juli 2023 Harga bisa berubah sewaktu-waktu. Informasi dan Pemesanan pemesanan silahkan klik “Chat Via WhatsApp” di bawah ini.
Untuk cek ketersedian stock produk di penerbitjabal.com jangan sungkan untuk bertanya kepada admin kami. // Artikel Fakta-Fakta Tentang Jin Ifrit
PENERBIT AL QURAN, Biografi Ibnu Hajar Al Asqalani; Dalam sejarah keilmuan Islam, Ibnu Hajar al-Asqalani (773 H – 852 H) adalah salah satu ulama terkemuka yang meninggalkan warisan berharga dalam bidang hadits.
Biografi Ibnu Hajar Al Asqalani
Nama lengkapnya adalah Syihabuddin Abu al-Fadhl Ahmad bin Ali bin Muhammad bin Muhammad bin Ahmad al-Kinani al-Asqalani. Artikel ini akan menelusuri perjalanan hidup dan kontribusi penting Ibnu Hajar al-Asqalani dalam pengembangan ilmu hadits.
Awal Kehidupan dan Pendidikan
Ibnu Hajar al-Asqalani lahir pada tahun 773 H (1372 M) di Asqalan, Palestina. Ayahnya, Syekh Ali al-Asqalani, adalah seorang ulama terkemuka pada zamannya. Ibnu Hajar tumbuh dalam lingkungan yang kaya akan pengetahuan agama, dan dari usia dini, ia menunjukkan ketertarikan yang besar terhadap ilmu pengetahuan.
Pendidikan awal Ibnu Hajar dimulai di kampung halamannya sendiri, di mana ia belajar dari ayahnya dan ulama lainnya yang memiliki keahlian dalam berbagai disiplin ilmu. Namun, Ibnu Hajar tidak puas dengan pengetahuannya yang terbatas di kampung halaman, sehingga ia merencanakan perjalanan ke Mekah dan Kairo untuk memperluas cakrawala ilmunya.
Ketika berada di Mekah, Ibnu Hajar melanjutkan studinya di bawah bimbingan para ulama terkemuka. Ia menelusuri pengetahuan dalam bidang ilmu hadits, tafsir, dan ilmu-ilmu agama lainnya. Namun, Ibnu Hajar merasa bahwa ia masih perlu mengembangkan diri lebih jauh, sehingga ia kemudian pindah ke Kairo.
Di Kairo, Ibnu Hajar menjadi mahasiswa yang rajin dan tekun. Ia belajar di bawah bimbingan ulama-ulama terkemuka pada masanya, seperti Syekh Shamsuddin al-Qalqashandi dan Syekh Tajuddin al-Subki. Pada saat itu, Kairo merupakan pusat kegiatan keilmuan yang memungkinkan Ibnu Hajar memperluas pengetahuannya dan berguru kepada para ulama terkemuka.
Kontribusi dalam Ilmu Hadits
Ibnu Hajar al-Asqalani dikenal sebagai ulama yang memiliki pemahaman mendalam tentang ilmu hadis. Kontribusinya yang paling terkenal adalah karya monumentalnya yang berjudul “Fathul Bari fi Syarhi Shahihil Bukhari.” Dalam karya tersebut, Ibnu Hajar memberikan penjelasan mendalam dan analisis terhadap kitab hadits terkemuka, Sahih al-Bukhari. “Fathul Bari” menjadi salah satu rujukan utama dalam mempelajari hadits dan menjadi landasan penting bagi pengkajian hadis hingga saat ini.
Selain “Fathul Bari,” Ibnu Hajar juga menulis banyak karya lainnya yang berhubungan dengan ilmu hadis dan disiplin terkait. Beberapa karya pentingnya antara lain “Tahdzibut Tahdzib,” yang merupakan ringkasan dari karya besar “Tahdzibut Tahdzib” karya al-Hafiz Ibn Hajar al-‘Asqalani sendiri. Karya ini menjadi referensi penting dalam menyusun kitab-kitab hadis terkenal, seperti “Mizanul I’tidal” karya al-Hafiz adz-Dzahabi dan “Lisanul Mizan” karya Ibnu Hajar al-‘Asqalani.
Pengaruh dan Warisan
Karya-karya Ibnu Hajar al-Asqalani memiliki pengaruh yang mendalam dalam pengembangan ilmu hadits. Penjelasan yang teliti dan analisis yang mendalam dalam karya-karyanya telah memperkaya pemahaman kita tentang hadits dan metode penelitiannya. Ia juga memberikan kontribusi besar dalam membentuk standar dan metodologi dalam mempelajari dan memahami hadits.
Warisan intelektual Ibnu Hajar al-Asqalani tidak hanya terbatas pada bidang hadits, tetapi juga meluas ke berbagai aspek ilmu pengetahuan Islam. Karya-karyanya telah menjadi acuan penting bagi ulama, peneliti, dan mahasiswa yang tertarik dalam studi hadis dan disiplin terkaitnya. Pengaruhnya dapat dirasakan hingga saat ini, dan ia tetap menjadi sosok yang sangat dihormati dan diapresiasi dalam tradisi intelektual Islam.
Rekomendasi Buku Bulughul Maram Original & Lengkap
Nama Produk: Bulughul Maram Tebal: 402 Halaman Dimensi: 16 cm x 24 cm Sampul: Hard Cover Berat: 590 gram Penyusun : Ibnu Hajar al-Asqalani Penerbit :Penerbit Jabal Harga Produk : Rp 69.000
Buku ini merupakan terjemahan lengkap kitab Bulughul Maram karya Ibnu Hajar Al-Asqalani. Bulughul Maram merupakan kitab klasik yang telah menjadi rujukan dari banyak ulama. Karena kandungan isinya dan manfaat yang bisa diambil, buku ini telah menjadi pegangan kaum muslimin dari generasi ke generasi.
Kandungan buku ini merupakan intisari dari pesan Nabi Muhammmad SAW yang berasal dari tujuh kitab Imam Hadits yaitu Bukhari, Muslim, Abu Daud, Tirmidzi, Nasa’i dan Ibnu Majah mengenai perbaikan akhlak, fiqih, ibadah, jalan menuju kebahagiaan dan kebaikan amal.
Untuk pemesanan dan info lebih lengkap klik “Chat Via WhatsApp”di bawah ini.
Dapatkan Diskon Lebih Besar Dengan Bergabung Menjadi Mitra Penerbit Jabal
Kesempatan Terbatas!!!
Penerbit Jabal mengajak kamu untuk bisa memudahkan banyak orang guna mendapatkan Al-Qur’an dan Buku Islam lebih luas lagi. Kami membuka peluang pada setiap orang untuk menjadi mitra dalam memasarkan produk-produk Al Quran dan Buku Islam terbitan Penerbit Jabal, baik sebagai reseller (stok barang), dropshipper (order setiap ada pesanan sekaligus titip kirim) atau pun agen.
Nomor WhatsApp Admin 1 : 0878 2408 6365 Nomor WhatsApp Admin 2 : 0877 7750 0661
Alamat Penerbit Jabal
Jl. Desa Cipadung No 47, Cibiru, Kota Bandung, Jawa Barat, Indonesia. (Patokan Sebelum MAN 2)
PENERBIT ALQURAN, Cerita Hewan Kucing; Cerita binatang telah menjadi bagian tak terpisahkan dari warisan budaya kita. Dalam cerita-cerita ini, hewan-hewan menghidupkan kisah-kisah menarik yang menghibur dan memberikan pelajaran berharga kepada pembacanya.
Cerita Hewan Kucing: Petualangan Menggemaskan Kucing
Salah satu binatang yang sering menjadi tokoh utama dalam cerita adalah kucing. Dikenal karena keanggunan dan kecerdikannya, seekor kucing sering kali menjadi pusat perhatian dalam petualangan-petualangan yang penuh warna. Mari kita ikuti petualangan yang menyenangkan dan menggemaskan dari seekor kucing dalam cerita berikut ini.
Petualangan Si Kucing Lucu
Dalam sebuah kota kecil yang damai, tinggalah seekor kucing bernama Whiskers. Whiskers adalah kucing yang penuh dengan kecerdikan dan rasa penasaran. Setiap harinya, dia menjelajahi sekitar rumahnya dengan penuh semangat. Namun, suatu hari, Whiskers melihat sesuatu yang menarik perhatiannya dari balik jendela. Ia melihat seekor burung merah yang indah sedang terbang di langit.
Whiskers merasa tertarik dengan kebebasan dan keanggunan burung tersebut. Ia pun memutuskan untuk mengejar burung itu. Tanpa pikir panjang, Whiskers melompat dari jendela dan berlari mengikuti burung merah itu. Namun, semakin dia berlari, semakin jauh burung tersebut terbang.
Whiskers tidak menyerah. Dia terus mengejar burung merah itu melalui jalan-jalan kota yang sibuk. Meskipun ia mengalami beberapa kesulitan di sepanjang jalan, seperti terjebak di atas pohon atau terperosok ke dalam kolam kecil, Whiskers tidak kehilangan semangatnya.
Setelah mengejar burung merah itu dalam perjalanan yang panjang, Whiskers akhirnya sampai di taman yang indah. Di sana, dia menemukan burung merah itu duduk di atas pohon yang tinggi. Meskipun Whiskers merasa lelah, ia masih memiliki kecerdikan yang tidak dapat dipandang sebelah mata. Dengan hati-hati, Whiskers memanjat pohon tersebut dan berhasil mencapai cabang di mana burung merah itu berada.
Saat Whiskers mendekati burung merah, mereka berdua saling melihat satu sama lain. Whiskers merasa bahagia karena telah berhasil mencapai burung yang selama ini dia kejar. Namun, Whiskers menyadari bahwa burung merah itu tidak ingin terluka atau ditangkap. Dalam kebijaksanaannya, Whiskers memutuskan untuk membiarkan burung merah itu terbang bebas.
Dengan penuh keanggunan, burung merah itu terbang meninggalkan Whiskers. Namun, di hati Whiskers, ia merasa bangga atas pencapaiannya. Ia belajar bahwa kebebasan adalah hak setiap makhluk, dan kebijaksanaan berarti menghormati kehendak dan kehidupan mereka.
Whiskers pun kembali ke rumah dengan perasaan bahagia dan penuh dengan pengalaman yang berharga. Ia mengerti bahwa petualangan bukan hanya tentang mencapai tujuan, tetapi juga tentang belajar dan menghargai nilai-nilai yang ada di sekitarnya.
Cerita binatang, termasuk cerita tentang kucing seperti petualangan Whiskers, memberikan pengajaran berharga kepada kita. Dalam petualangan Whiskers, kita belajar tentang rasa keingintahuan, semangat tidak menyerah, dan kebijaksanaan. Cerita binatang tidak hanya menghibur, tetapi juga memperkaya pemahaman kita tentang nilai-nilai kehidupan.
Buku Cerita Binatang Untuk Anak Terbitan Penerbit Jabal
Buku ini berisi cerita binatang seperti paus, unta, gajah, semut, serigala, merpati, laba-laba, kucing, kuda, kupu-kupu, panda dan lebah.
Cerita dalam buku ini telah dipilih sesuai dengan pola pikir anak. Sehingga, mereka akan lebih mudah mengambil pelajaran dari cerita binatang tersebut.
PENERBIT AL QURAN, Cerita Fabel Hewan; Cerita pendek tentang hewan telah menjadi salah satu bentuk narasi yang paling populer dan efektif dalam mengajarkan nilai-nilai kepada anak-anak. Dalam cerita-cerita ini, hewan-hewan digambarkan memiliki sifat dan perilaku manusia, menciptakan kisah yang menghibur dan memberikan pelajaran berharga. Melalui cerita fabel hewan, anak-anak dapat belajar tentang kebaikan, kerja sama, kesabaran, dan nilai-nilai moral lainnya secara menyenangkan dan mudah dimengerti.
Cerita pendek tentang hewan telah menjadi salah satu cara populer untuk mengajarkan nilai dan pelajaran moral kepada anak-anak. Dalam cerita-cerita ini, hewan-hewan digambarkan memiliki sifat dan perilaku manusia, sehingga menciptakan cerita yang menarik dan menghibur. Selain itu, cerita fabel hewan juga sering digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan penting kepada pembaca melalui cerita yang sederhana dan mudah dimengerti.
Pentingnya Cerita Fabel Hewan
Cerita fabel hewan memiliki banyak manfaat dalam pendidikan anak-anak. Pertama, cerita ini mengajarkan nilai-nilai moral, seperti kejujuran, kerja sama, kesabaran, dan kebaikan. Dengan menggambarkan hewan sebagai tokoh utama, anak-anak dapat dengan mudah mengenali dan menghubungkan pesan moral yang terkandung dalam cerita dengan kehidupan sehari-hari mereka.
Selain itu, cerita fabel hewan juga membantu meningkatkan imajinasi dan kreativitas anak-anak. Dalam cerita ini, hewan-hewan sering kali melakukan kegiatan dan berbicara seperti manusia. Hal ini memicu imajinasi anak-anak dan membantu mereka mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif
Salah satu contoh cerita pendek tentang hewan yang terkenal adalah “The Lion and the Mouse” (Singa dan Tikus). Cerita ini mengajarkan pentingnya kebaikan dan tolong-menolong. Dalam cerita ini, seekor tikus kecil yang baik hati berhasil menyelamatkan seekor singa yang terjebak dalam jaring pemburu dengan menggigit tali jaring tersebut. Pesan moral dari cerita ini adalah bahwa tidak ada perbuatan baik yang terlalu kecil, dan siapa pun dapat membantu orang lain meskipun dalam bentuk yang sederhana.
Contoh lainnya adalah “The Tortoise and the Hare” (Kura-kura dan Kelinci). Cerita ini mengajarkan nilai kesabaran dan kerja keras. Dalam cerita ini, kura-kura yang lambat mampu mengalahkan kelinci yang cepat karena ia tidak putus asa dan terus melangkah tanpa henti. Pesan moral dari cerita ini adalah bahwa kerja keras dan ketekunan dapat mengalahkan kecepatan dan kecerdasan yang tidak diimbangi dengan usaha.
Kesimpulan
Cerita pendek tentang hewan merupakan sarana yang efektif dalam mengajarkan nilai-nilai moral kepada anak-anak. Melalui cerita fabel hewan, anak-anak dapat belajar tentang kebaikan, kerja sama, kesabaran, dan nilai-nilai penting lainnya. Selain itu, cerita ini juga membantu meningkatkan imajinasi dan kreativitas anak-anak.
Dengan menggunakan cerita pendek tentang hewan sebagai sarana pendidikan, kita dapat membantu membentuk karakter anak-anak sejak usia dini. Mereka akan belajar bagaimana bertindak dengan baik terhadap orang lain dan menghadapi tantangan dalam hidup dengan sikap yang positif. Oleh karena itu, cerita fabel hewan tetap menjadi salah satu metode yang paling efektif dalam membentuk moral dan karakter anak-anak.
Buku Cerita Binatang Untuk Anak Terbitan Penerbit Jabal
Buku ini berisi cerita binatang seperti paus, unta, gajah, semut, serigala, merpati, laba-laba, kucing, kuda, kupu-kupu, panda dan lebah.
Cerita dalam buku ini telah dipilih sesuai dengan pola pikir anak. Sehingga, mereka akan lebih mudah mengambil pelajaran dari cerita binatang tersebut.
PENERBIT ALQURAN, Mengenal Jenis Dongeng Dengan Tokoh Hewan dan Fabel; Artikel ini mengandung kata kunci dongeng yang tokohnya berupa hewan disebut, tokoh dalam fabel adalah, dongeng tentang binatang disebut, dongeng tentang hewan disebut.
Mengenal Jenis Dongeng Dengan Tokoh Hewan dan Fabel
Dongeng adalah cerita-cerita yang telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan manusia sejak zaman kuno. Mereka memiliki daya tarik tersendiri karena menghadirkan dunia fantasi yang penuh dengan petualangan dan pesan moral. Salah satu jenis dongeng yang sering ditemui adalah dongeng dengan tokoh-tokoh berupa hewan. Dalam dunia sastra, jenis dongeng ini juga dikenal sebagai fabel.
Fabel adalah jenis dongeng yang menggunakan hewan sebagai tokoh utama ceritanya. Dalam fabel, hewan-hewan ini sering kali diberikan sifat-sifat manusia, sehingga membentuk sebuah kisah yang menarik. Selain hiburan semata, fabel juga memiliki tujuan moral atau pesan yang ingin disampaikan kepada pembacanya.
Dalam dunia dongeng, istilah “dongeng tentang binatang” atau “dongeng tentang hewan” juga sering digunakan untuk menggambarkan jenis dongeng ini. Kata kunci tersebut sangat relevan ketika mencari dongeng-dongeng dengan tokoh-tokoh berupa hewan di mesin pencarian seperti Google.
Contoh Dongeng yang Menggunakan Hewan
Berikut adalah beberapa contoh dongeng yang menggunakan hewan sebagai tokoh utamanya:
1. “Si Kancil dan Buaya”
Dongeng ini menceritakan tentang seekor kancil cerdik yang berhasil mengecoh seekor buaya dengan kecerdikannya. Melalui cerita ini, pembaca dapat belajar tentang pentingnya kecerdikan dan kebijaksanaan dalam menghadapi tantangan.
2. “Serigala dan Anjing Hutan”
Dalam dongeng ini, serigala yang sombong belajar pelajaran berharga dari seorang anjing hutan yang lebih bijaksana. Dongeng ini mengajarkan kita tentang kesederhanaan, kerendahan hati, dan pentingnya menjaga sikap yang baik.
3. “Kura-Kura dan Kelinci”
Dalam dongeng ini, kura-kura yang lambat dan teliti berkompetisi dengan kelinci yang cepat. Meskipun kelinci awalnya sangat percaya diri, kura-kura mampu memenangkan perlombaan tersebut. Dongeng ini mengajarkan kita tentang pentingnya ketekunan, kesabaran, dan kerja keras.
Dengan mengetahui kata kunci seperti “dongeng yang tokohnya berupa hewan disebut”, “tokoh dalam fabel adalah”, “dongeng tentang binatang disebut”, atau “dongeng tentang hewan disebut”, Anda dapat dengan mudah menemukan dan menikmati berbagai macam dongeng dengan tokoh-tokoh berupa hewan. Nikmatilah petualangan di dunia fantasi hewan dan ambil pesan moral yang terkandung di dalamnya.
Buku Cerita Binatang Untuk Anak Terbitan Penerbit Jabal
Buku ini berisi cerita binatang seperti paus, unta, gajah, semut, serigala, merpati, laba-laba, kucing, kuda, kupu-kupu, panda dan lebah.
Cerita dalam buku ini telah dipilih sesuai dengan pola pikir anak. Sehingga, mereka akan lebih mudah mengambil pelajaran dari cerita binatang tersebut.
Penerbit Al Quran — Sebelum musibah melanda, terdapat satu nasihat penting yang harus kita ingat: ‘Bersegeralah Beramal Sholeh Sebelum Datang Musibah.’
Rasulullah SAW pernah bersabda:
“Bersegeralah dalam melakukan amal shaleh sebelum datangnya enam perkara: terbitnya matahari dari barat, munculnya Dajjal, kematian seseorang, kiamat, atau fitnah yang mengguncangkan seperti sepotong malam yang gelap.”
Oleh karena itu, kita tidak boleh menunda-nunda perbuatan baik. Mari kita manfaatkan setiap kesempatan untuk berbuat kebaikan, mendekatkan diri kepada Allah, dan memberikan manfaat kepada sesama.
Bersegeralah Beramal Sholeh Sebelum Datang Musibah
عَنْ أبي هريرة رضي اللَّه عنه أن رسولَ اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم قال: « بادِروا بالأعْمالِ الصَّالِحةِ ، فستكونُ فِتَنٌ كقطَعِ اللَّيلِ الْمُظْلمِ يُصبحُ الرجُلُ مُؤمناً ويُمْسِي كافراً ، ويُمسِي مُؤْمناً ويُصبحُ كافراً ، يبيع دينه بعَرَضٍ من الدُّنْيا» رواه مسلم .
Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu bahwasanya Rasulullah shalallahu alaihi wasalam bersabda: “Bersegeralah beramal shaleh sebelum datang fitnah (musibah dan cobaan) seperti potongan malam yang gelap. Yaitu seseorang pada waktu pagi dalam keadaan beriman dan di sore hari dalam keadaan kafir. Ada pula yang sore hari dalam keadaan beriman dan di pagi hari dalam keadaan kafir. Ia menjual agamanya karena sedikit dari keuntungan dunia” (HR. Muslim, no. 118)
Hadits ini menekankan pentingnya beramal sholeh sebelum terkena musibah. Kita harus mengambil tindakan sekarang, sebelum terlambat. Beramal sholeh adalah segala bentuk amal yang diperintahkan Allah SWT dalam Al Quran dan Sunnah Rasulullah SAW. Beberapa contoh beramal sholeh yang dapat kita lakukan adalah menunaikan shalat lima waktu, membaca Al-Quran, memberikan sedekah, berbuat baik kepada orang lain, dan menghindari perbuatan yang dilarang oleh agama.
Kita tidak pernah tahu kapan musibah akan datang. Musibah bisa berupa penyakit, kehilangan pekerjaan, kehilangan orang yang dicintai, atau bencana alam. Ketika musibah datang, kita akan lebih tenang dan tegar menghadapinya jika kita sudah memiliki amalan sholeh yang cukup.
Sebagai manusia, kita seringkali merasa terlalu sibuk dengan urusan dunia sehingga melupakan kepentingan akhirat. Padahal, dunia hanya sementara dan akhiratlah yang abadi. Oleh karena itu, mari kita segera beramal sholeh sebelum terlambat. Jangan menunggu musibah datang baru berubah. Kita tidak tahu kapan ajal akan tiba, jadi jangan sia-siakan waktu yang ada.
Penerbit Jabal Spesialis Menerbitkan Al Quran Sejak Tahun 2004
Artikel ini diterbitkan 20 Juni 2023 Harga bisa berubah sewaktu-waktu. Informasi dan Pemesanan pemesanan silahkan klik “Chat Via WhatsApp” di bawah ini.
Untuk cek ketersedian stock produk di penerbitjabal.com jangan sungkan untuk bertanya kepada admin kami. // Artikel Beramal Sholeh Sebelum Datang Musibah
Penerbit Al Quran, Bingung Dengan Pilihan? Ini Tata Cara Sholat Istikharah!
Sahabat Jabal, Sholat istikharah adalah sholat sunnah yang mempunyai keutamaan untuk meminta petunjuk kepada Allah agar ditetapkan pilihan yang terbaik.
Apa pun masalah yang sedang dihadapi dan terasa meragukan, hendaknya seorang Muslim menunaikan sholat istikharah untuk melibatkan Allah SWT dalam pemecahan masalah tersebut.
Bingung Dengan Pilihan? Ini Tata Cara Sholat Istikharah!
Perintah sholat sunnah istikharah tercantum dalam bunyi hadits berikut:
“Rasulullah SAW mengajari kami (para sahabat) untuk sholat istikharah ketika menghadapi setiap persoalan, sebagaimana beliau mengajari kami semua surat dari Al Quran. Beliau bersabda, ‘Jika kalian ingin melakukan suatu urusan, maka kerjakanlah sholat sunnah dua rakaat'” (HR Imam al-Bukhari)
Tata Cara Sholat Istikharah
Tata cara mengerjakan sholat istikharah selayaknya sholat sunnah yang lain. Umumnya sholat sunah ini dikerjakan 2 rakaat. Di bawah ini panduannya:
Berwudu
Menghadap kiblat
Membaca niat sholat sunnah istikharah
Takbiratul ihram, yaitu mengangkat kedua belah tangan sambil mengucap Allahu akbar.
Sikap bersedekap atau menumpangkan kedua tangan di atas dada, sambil membaca doa iftitah dan lanjut surah Al Fatihah.
Membaca surah pendek Al Quran dan diutamakan surah Al Kafirun pada rakaat pertama.
Rukuk dan tumakninah
Iktidal dan tumakninah
Sujud dan tumakninah
Duduk di antara dua sujud dan tumakninah
Sujud kedua dengan tumakninah
Kembali berdiri dan lanjut ke rakaat kedua
Pada rakaat kedua, urutan sholat masih sama dengan rakaat pertama. Saat rakaat kedua, diutamakan untuk membaca surat pendek Al Ikhlas.
Rukuk dan tumakninah
Iktidal dan tumakninah
Sujud dan tumakninah
Duduk di antara dua sujud dan tumakninah
Sujud kedua dengan tumakninah
Tahiyat akhir
Salam.
Niat Sholat Istikharah
Dilansir dari laman NU, berikut bacaan niat sholat istikharah, lengkap dengan Arab, latin, dan artinya.
Allahumma inni astakhii-ruka bi ‘ilmika, wa astaq-diruka bi qud-ratika, wa as-aluka min fadh-likal adziim, fa in-naka taq-diru wa laa aq-diru, wa ta’lamu wa laa a’lamu, wa anta ‘allaamul ghuyub.
Allahumma in kunta ta’lamu anna hadzal amra** khairan lii fii diinii wa ma’aasyi wa ‘aqibati amrii faq-dur-hu lii, wa yas-sirhu lii, tsumma baarik lii fiihi.
Wa in kunta ta’lamu anna hadzal amra** syarrun lii fii diinii wa ma’aasyi wa ‘aqibati amrii, fash-rifhu ‘annii was-rifnii ‘anhu, waqdur lial khaira haitsu kaana tsumma ardhi-nii bih.
Artinya: “Ya Allah, aku memohon petunjuk kebaikan kepada-Mu dengan ilmu-Mu. Aku memohon kekuatan dengan kekuatan-Mu.”
“Ya Allah, seandainya Engkau tahu bahwa masalah ini ** baik untukku dalam agamaku, kehidupanku dan jalan hidupku, jadikanlah untukku dan mudahkanlah bagiku dan berkahilah aku di dalam masalah ini.”
“Namun jika Engkau tahu bahwa masalah ini ** buruk untukku, agamaku dan jalan hidupku, jauhkan aku darinya dan jauhkan masalah itu dariku. Tetapkanlah bagiku kebaikan di mana pun kebaikan itu berada, dan ridailah aku dengan kebaikan.”
** Di bagian ini, sebutkan masalah yang sedang dihadapi untuk memohon petunjuk.
Waktu Melaksanakan Sholat Istikharah
Waktu pelaksanaan sholat istikharah bisa dikerjakan kapan saja. Asal tidak pada tiga waktu terlarang ini: saat matahari terbit, matahari berada di tengah, dan matahari terbenam.
Adapun waktu terbaik untuk sholat istikharah adalah di sepertiga malam terakhir atau sekurang-kurangnya setelah mengerjakan shoat Isya hingga sebelum masuk waktu sholat Subuh.
Penerbit Jabal Spesialis Menerbitkan Al Quran Sejak Tahun 2004
Artikel ini diterbitkan 15 Juni 2023 Harga bisa berubah sewaktu-waktu. Informasi dan Pemesanan pemesanan silahkan klik “Chat Via WhatsApp” di bawah ini.
Untuk cek ketersedian stock produk di penerbitjabal.com jangan sungkan untuk bertanya kepada admin kami. // Artikel Bingung Dengan Pilihan? Ini Tata Cara Sholat Istikharah!
Penerbit Al Quran, Menyiapkan Diri Dalam Menghadapi Takdir Terburuk — Takdir terburuk seringkali datang tanpa permisi, membawa perubahan yang tak terduga. Meski demikian, ada cara-cara yang bisa kita lakukan untuk menyiapkan diri dalam menghadapi situasi ini.
Kunci pertama dalam menghadapi takdir terburuk adalah dengan memperkuat iman kita. Kepercayaan yang kuat akan kemampuan diri dan kebaikan Tuhan dapat membantu kita melewati situasi sulit dengan lebih tenang dan sabar.
“Berpeganglah kamu pada sabar dan sholat. Sungguh, Allah beserta orang-orang yang sabar” (QS Al-Baqarah: 153)
Memberikan penegasan akan pentingnya kesabaran dalam menghadapi takdir.
2. Mengasah Keterampilan Mengelola Stres
Menghadapi takdir terburuk bisa menjadi sumber stres yang besar. Oleh karena itu, mengasah keterampilan mengelola stres sangat penting. Ini bisa melibatkan teknik-teknik seperti meditasi, olahraga, dan konseling.
Membentuk Jaringan Dukungan
Membentuk dan mempertahankan jaringan dukungan yang kuat juga penting dalam menghadapi takdir terburuk. Dukungan dari keluarga, teman, dan komunitas dapat memberikan kekuatan dan semangat ketika kita menghadapi masa-masa sulit.
Hadits dan Pembelajaran
Sebuah hadits dari Nabi Muhammad SAW berbunyi:
“Tidaklah seseorang menunjukkan kesabaran dalam menghadapi musibah yang menimpanya, melainkan dengan izin Allah ia akan dapat menanggungnya” (HR Muslim)
Hadits ini mengingatkan kita bahwa dengan izin Allah, kita dapat menanggung apapun yang terjadi dalam hidup ini.
Penerbit Jabal Spesialis Menerbitkan Al Quran Sejak Tahun 2004
Artikel ini diterbitkan 12 Juni 2023 Harga bisa berubah sewaktu-waktu. Informasi dan Pemesanan pemesanan silahkan klik “Chat Via WhatsApp” di bawah ini.
Untuk cek ketersedian stock produk di penerbitjabal.com jangan sungkan untuk bertanya kepada admin kami.
Penerbit Alquran, menggali makna takdir dalam Islam — Dalam setiap langkah dan peristiwa di dunia ini, tersembunyi kehendak dan ketentuan Allah yang mengatur segala sesuatu dengan kebijaksanaan-Nya. Takdir mencerminkan keyakinan akan rencana Ilahi yang tidak dapat dielakkan, mempengaruhi sikap, tindakan, dan pandangan hidup seorang Muslim.
Dalam artikel ini, kita akan menggali lebih dalam makna takdir dalam Islam dan mengungkap bagaimana konsep ini memengaruhi hubungan manusia dengan penciptanya, serta peran penting tawakal dan usaha manusia dalam menjalani takdir tersebut. Melalui pemahaman yang mendalam, kita akan menemukan kedamaian dan ketenangan dalam menerima kehidupan yang telah ditentukan oleh Allah SWT.
Dalam agama Islam, takdir adalah keyakinan fundamental yang merujuk pada konsep kehendak dan ketentuan Allah terhadap segala hal di alam semesta. Makna takdir mencakup pemahaman bahwa segala sesuatu yang terjadi dalam hidup ini telah ditentukan dan direncanakan oleh Allah SWT. Konsep ini sangat penting dalam kehidupan seorang Muslim karena mempengaruhi keyakinan, sikap, dan tindakan mereka. Dalam artikel ini, kita akan menggali lebih dalam makna takdir dalam Islam dan memperjelas perspektifnya.
Dasar Al-Qur’an tentang Takdir
Al-Qur’an sebagai sumber utama ajaran Islam memberikan dasar yang kokoh mengenai konsep takdir. Dalam Surah Al-Hadid ayat 22, Allah berfirman, “Tidak ada bencana yang menimpa di bumi dan pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam Kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.”
Ayat ini menegaskan bahwa semua peristiwa baik yang terjadi di bumi maupun dalam kehidupan individu telah ditulis dan direncanakan oleh Allah sebelumnya. Dalam takdir ini, terdapat kebijaksanaan dan hikmah Allah yang mungkin tidak sepenuhnya dapat kita pahami sebagai manusia.
Hadits tentang Takdir
Hadits, sebagai sumber kedua dalam Islam setelah Al-Qur’an, juga memberikan wawasan yang berharga tentang konsep takdir. Berikut adalah beberapa hadits yang relevan:
Dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda: “Tidaklah seorang Muslim menderita penyakit, atau kesedihan, atau kelelahan, atau kedukaan, atau kesusahan, atau kerugian, bahkan ditusuk duri, melainkan Allah menghapus dosa-dosanya karenanya.” (HR. Bukhari)
Hadits ini menunjukkan bahwa penderitaan dan cobaan yang dialami oleh seorang Muslim adalah bagian dari takdir yang telah ditentukan oleh Allah. Dalam cobaan tersebut, terdapat pengampunan dan penghapusan dosa bagi mereka yang bersabar dan menerima takdir dengan ikhlas.
Dari Abdullah bin Amr, Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya segala sesuatu itu ditentukan sebelum penciptaannya, kemudian urusan-urusan itu diapit oleh empat puluh masa.” (HR. Muslim)
Hadits ini menekankan bahwa segala sesuatu di alam semesta telah ditentukan oleh Allah sebelumnya. Namun, cara terjadinya dan jalannya urusan-urusan tersebut diberikan kebebasan dalam empat puluh masa yang ditentukan oleh Allah.
Tawakal dan Usaha Manusia
Pemahaman takdir dalam Islam tidak berarti bahwa manusia tidak bertanggung jawab untuk berusaha dan melakukan tindakan. Sebaliknya, Islam mengajarkan konsep tawakal, yaitu menjalankan usaha maksimal dengan keyakinan bahwa hasil akhir tergantung pada kehendak Allah.
Dalam Surah Al-Isra ayat 80, Allah berfirman, “Dan katakanlah: ‘Ya Tuhanku, masukkanlah aku dengan memasukkan yang benar dan keluarkanlah aku dengan mengeluarkan yang benar pula. Berikanlah kepadaku dari sisi Engkau sebuah kekuasaan yang menolongku.'”
Dalam ayat ini, kita diperintahkan untuk berdoa kepada Allah untuk memberikan kekuatan dan membimbing kita dalam melakukan tindakan yang benar. Sebagai Muslim, kita harus menjalankan tugas dan kewajiban kita dengan tawakal kepada Allah, menyerahkan hasil akhir kepada-Nya.
Penerbit Jabal Spesialis Menerbitkan Al Quran Sejak Tahun 2004
Artikel ini diterbitkan 9 Juni 2023 Harga bisa berubah sewaktu-waktu. Informasi dan Pemesanan pemesanan silahkan klik “Chat Via WhatsApp” di bawah ini.
Untuk cek ketersedian stock produk di penerbitjabal.com jangan sungkan untuk bertanya kepada admin kami.
Penerbit Alquran, Kisah Orang Yang Berhasil Menyikapi Takdir Terburuk — Dalam menghadapi takdir terburuk, ada beberapa orang yang mampu menunjukkan sikap luar biasa. Melalui kisah nyata mereka, kita dapat belajar bagaimana menyikapi takdir terburuk dengan sikap positif dan penuh harapan.
Kisah Orang Yang Berhasil Menyikapi Takdir Terburuk: Aisyah bint Abu Bakar
Seorang wanita yang patut kita ambil pelajaran adalah Aisyah bint Abu Bakar, istri dari Nabi Muhammad SAW.
Menghadapi Fitnah
Aisyah adalah sosok yang harus menghadapi takdir terburuk dalam bentuk fitnah yang sangat menghancurkan. Fitnah tersebut terjadi saat ia dituduh berzina, sebuah tuduhan yang sangat merusak reputasi dan martabatnya. Namun, Aisyah berhasil menghadapi fitnah tersebut dengan sabar dan berpegang teguh pada kebenaran.
Hadits dan Pembelajaran
Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, Nabi Muhammad SAW mengajarkan bahwa “Sabar itu pada pukulan yang pertama”. Aisyah mengaplikasikan sabar tersebut saat menghadapi fitnah. Ia menunjukkan bahwa menjaga sikap tenang dan sabar di tengah fitnah adalah salah satu kunci dalam menghadapi takdir terburuk.
Kesimpulan
Kisah Aisyah adalah contoh nyata dari seorang yang berhasil menyikapi takdir terburuk. Kunci dari kesuksesannya adalah kesabaran dan keimanannya yang kuat. Melalui kisah ini, kita diajarkan bahwa takdir terburuk bukanlah akhir dari segalanya, tetapi bisa menjadi awal dari sebuah kebangkitan dan pertumbuhan spiritual. Dengan sabar dan iman, kita bisa merespons setiap tantangan dengan kekuatan dan martabat, seburuk apapun takdir yang dihadapi.
Penerbit Jabal Spesialis Menerbitkan Al Quran Sejak Tahun 2004
Artikel ini diterbitkan 8 Juni 2023 Harga bisa berubah sewaktu-waktu. Informasi dan Pemesanan pemesanan silahkan klik “Chat Via WhatsApp” di bawah ini.
Untuk cek ketersedian stock produk di penerbitjabal.com jangan sungkan untuk bertanya kepada admin kami.
Penerbit Buku Islam, Respons Manusia Terhadap Takdir Terburuk — Takdir terburuk seringkali mengundang rasa ketakutan dan kekhawatiran dalam hati manusia. Dalam menghadapinya, setiap individu memiliki respons dan reaksi yang berbeda. Ada yang merasa terpuruk, ada juga yang berusaha menemukan hikmah dan pelajaran di baliknya.
Dalam menghadapi takdir terburuk, respons pertama yang sering muncul adalah penolakan dan penyangkalan. Hal ini diakibatkan oleh rasa takut dan kekhawatiran yang mendalam terhadap perubahan yang mungkin terjadi. Manusia pada dasarnya merupakan makhluk yang menyukai kenyamanan dan kestabilan. Oleh karena itu, saat dihadapkan pada perubahan besar atau ketidakpastian, reaksi alami kita adalah menolak dan mengabaikannya.
Stres dan Depresi
Takdir terburuk juga bisa memicu stres dan depresi. Dalam menghadapi situasi yang sulit, tekanan emosional dan mental dapat meningkat, terutama jika individu tersebut merasa tidak memiliki kontrol atas situasinya. Depresi bisa muncul sebagai hasil dari perasaan tidak berdaya dan putus asa.
Hadits dan Pengajaran Spiritual
Islam, sebagaimana agama-agama lainnya, mengajarkan umatnya untuk menerima takdir dan percaya pada hikmah dan kebijaksanaan Tuhan. Dalam sebuah Hadits Qudsi, Rasulullah SAW meriwayatkan bahwa Allah berfirman:
“Aku bersama hamba-Ku selama ia mengingat-Ku dan bibirnya bergerak membaca dzikir kepada-Ku.” (HR Bukhari)
Hadits ini mengajarkan kita bahwa dalam menghadapi takdir terburuk sekalipun, kita tidak sendiri. Allah selalu ada bersama kita, memberi kekuatan dan dukungan.
Kesimpulan
Merespon takdir terburuk membutuhkan keberanian dan kesabaran. Penolakan dan stres adalah reaksi alami, namun dengan dukungan spiritual dan pemahaman yang benar, kita bisa belajar menerima dan beradaptasi dengan takdir ini. Sebagai umat Muslim, kita diajarkan untuk selalu mengingat Allah, percaya pada hikmah-Nya, dan menerima takdir sebagai bagian dari perjalanan hidup kita. // Artikel Respons Manusia Terhadap Takdir Terburuk
Penerbit Jabal Spesialis Menerbitkan Al Quran Sejak Tahun 2004
Artikel ini diterbitkan 7 Juni 2023 Harga bisa berubah sewaktu-waktu. Informasi dan Pemesanan pemesanan silahkan klik “Chat Via WhatsApp” di bawah ini.
Untuk cek ketersedian stock produk di penerbitjabal.com jangan sungkan untuk bertanya kepada admin kami.
Penerbit Quran, Anjuran Agar Tidak Mencintai Sesuatu Secara Berlebihan — Dilansir dari laman media situs berita online. Nabi Muhammad SAW mengatakan:
“Cintailah apa atau siapa saja, tapi sadarilah bahwa kamu akan berpisah dengan semuanya itu, sadarilah bahwa kamu akan berpisah dengan semuanya itu, hiduplah sesukamu, tapi yakinlah bahwa kamu pasti mati mati. Dan berbuatlah sesukamu, tapi ingatlah bahwa kamu akan dapat balasan atas perbuatanmu itu.” (HR. Al-Thabrani)
Dalam hadits tersebut dapat kita simpulkan bahwa Nabi Muhammad SAW menganjurkan kita untuk tidak mencintai sesuatu secara berlebihan. Sebab, pada akhirnya kita akan berpisah dengan segala sesuatu yang kita miliki di dunia, yang kekal hanyalah akhirat, dan kehidupan yang abadi hanyalah kehidupan setelah kematian.
Anjuran Agar Tidak Mencintai Sesuatu Secara Berlebihan
Maka dari itu, jangan sampai kita mencintai segala sesuatu yang kita punya di dunia secara berlebihan, karena hal tersebut akan menjadi Mudharat bagi kita. Bisa saja kita dibuat hilang akal, dibuat linglung atau tidak konsentrasi mengerjakan hal-hal lainnya akibat kita terlalu mencintai suatu hal yang membuat kita tidak fokus untuk melakukan hal lainnya.
Selain hal itu, hadits di atas juga bisa dimaknai sebagai anjuran agar kita tidka mencintai sesuatu secara berlebian hingga akhirnya kita tidak sadar sudah menduakan Allah SWT. Sudah seharusnya hanya Allah SWT yang kita utamakan, karena hidup dan mati kita hanya untuk Allah semata, dan kelak kita akan kembali hanya kepada-Nya.
Di era zaman yang sudah serba terbuka dan serba canggih ini, memang dapat memberikan kita kebebasan dalam melakukan dan meraih apa saja. Namun, dalam hadits tersebut Rasulullah SAW juga mengingatkan bahwa memang betul kita diberikan kebebasan untuk melakukan apa saja dan berbuat sesuka hati kita. Akan tetapi, kematian adalah sebuah kepastian. Segala sesuatu pasti akan ada balasannya, segala sesuatu pasti harus kita pertanggung jawabkan ketika di akhirat kelak.
Oleh sebab itu, di dalam Al Quran Surah Al Fatihah ada makna kalimat “Yaumiddin” yaitu hari pembalasan, dibalas baik maupun dibalas buruk.
Karena itu, selagi kita masih hidup di dunia sudah sepatutnya kita memperbanyak perbuatan baik, karena segala sesuatu pasti ada pembalasannya.
Penerbit Jabal Spesialis Menerbitkan Al Quran Sejak Tahun 2004
Artikel ini diterbitkan 30 Mei 2023 Harga bisa berubah sewaktu-waktu. Informasi dan Pemesanan pemesanan silahkan klik “Chat Via WhatsApp” di bawah ini.
Untuk cek ketersedian stock produk di penerbitjabal.com jangan sungkan untuk bertanya kepada admin kami.
Al Quran Custom for Kids – Segera pilih Al Quran custom yang cocok untuk buah hati Anda! Penerbit Jabal mempersembahkan Al Quran custom untuk anak-anak. Dengan Al Quran yang menarik dan personal, diharapkan anak-anak akan lebih mudah menghafal, memahami, dan mencintai kitab suci ini.
Al Qura Custom Untuk Anak
Mengajarkan anak mengaji sejak dini adalah langkah awal yang baik untuk menanamkan nilai-nilai Islam. Namun, tidak bisa dipungkiri bahwa memperkenalkan Al Quran kepada anak membutuhkan cara kreatif agar mereka merasa tertarik dan bersemangat.
Salah satu solusinya adalah menghadirkan kustom Quran untuk anak, sebuah pilihan Al Quran dengan desain dan fitur menarik yang bisa membuat anak lebih antusias dalam belajar mengaji. Dengan desain kustom yang disesuaikan dengan minat mereka, anak-anak akan merasa lebih termotivasi dan tertarik untuk membaca dan belajar Quran.
Al Quran kustom untuk anak-anak tersedia dalam pilihan terjemahan dan non-terjemahan. Jika Anda ingin anak Anda memahami makna ayat-ayat Quran dengan lebih mudah, Anda dapat memilih Quran dengan terjemahan. Namun, jika fokus utama adalah membantu anak Anda menghafal Quran dalam bahasa aslinya, Quran non-terjemahan juga tersedia.
Keunggulan Al Quran Custom untuk Anak
Berbagai fitur menarik yang membuatnya istimewa, serta alasan mengapa memilih Al Quran kustom untuk anak adalah keputusan yang tepat. Yuk, simak lebih lanjut!
Personalize Nama Si Kecil. Hal ini tidak hanya membuat Al Quran terasa lebih spesial, tetapi juga membantu agar Al Quran tidak mudah tertukar dengan milik teman atau saudara.
Desain Cover Menarik. Desain cover Al Quran custom anak juga sangat bervariasi, dengan pilihan yang ceria dan sesuai dengan selera anak-anak. Cover dengan gambar karakter kartun lucu, warna-warna cerah, atau ilustrasi yang disukai anak dapat membuat mereka semakin semangat untuk membuka Al Quran dan membaca ayat-ayat-Nya.
Pilihan Quran Hafalan, Terjemah, dan Non-Terjemah. Al Quran custom untuk anak hadir dengan berbagai pilihan yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan anak. Ada pilihan untuk menggunakan Al Quran hafalan, yang memudahkan anak untuk menghafal ayat-ayat dengan lebih mudah. Selain itu, ada juga pilihan Al Quran terjemah, sehingga anak-anak dapat memahami arti setiap ayat yang dibaca. Bagi anak-anak yang sudah menguasai hafalan, Al Quran non-terjemah pun tersedia, sehingga mereka dapat fokus pada bacaan dan hafalan tanpa gangguan terjemah.
Ukuran Praktis (A5 dan A6). Salah satu alasan mengapa Al Quran custom untuk anak sangat praktis adalah pilihan ukurannya yang pas untuk dibawa ke mana-mana. Dengan ukuran yang ringan dan mudah dibawa, anak-anak tidak akan malas untuk membawanya.
Kualitas Kertas Premium (QPP). Kualitas kertas yang digunakan dalam Al Quran custom ini juga sangat penting untuk kenyamanan membaca. Al Quran custom untuk anak menggunakan kertas QPP (Quality Printing Paper), yang memiliki kualitas premium, tebal, dan halus. Kertas ini membuat halaman Al Quran lebih tahan lama, tidak mudah robek, dan nyaman untuk dibaca.
Untuk mendapatkan Al Quran custom ini sangat mudah! Kamu bisa memesan Al Quran custom melalui chat admin Penerbit Jabal via WhatsApp. Cukup pilih desain yang disukai anak, tentukan nama anak yang ingin dicetak, dan pilih apakah ingin Al Quran dengan terjemah atau hafalan. Jangan lupa, pilih juga ukuran yang paling sesuai dengan kebutuhan anak.
Untuk informasi lebih lanjut mengenai Quran kustom untuk anak-anak dari Penerbit Jabal, Anda dapat menghubungi nomor-nomor berikut:
Penerbit Alquran — Menghafal Al Quran Tanpa Guru; Menghafal Al-Quran adalah cita-cita banyak umat Muslim yang ingin mendekatkan diri dengan Kitab Suci mereka.
Proses ini membutuhkan kesabaran, tekad kuat, dan ketekunan dalam menghadapi tantangan. Seringkali, bantuan seorang guru memainkan peran penting dalam mencapai tujuan tersebut. Namun, mungkinkah seseorang menghafal Quran tanpa bimbingan seorang guru?
Menghafal Al Quran Tanpa Guru: Mungkin Dilakukan Tantangan Lebih Besar
Menghafal Al-Quran tanpa guru adalah suatu kemungkinan, namun tantangan yang dihadapi bisa lebih besar dibandingkan dengan memiliki seorang guru yang membimbing. Ketidakhadiran guru berarti individu tersebut harus mandiri dalam mengatur waktu, materi yang akan dihafal, serta menemukan cara yang efektif untuk mempelajari dan menghafal Al Quran.
Tidak ada dalil yang secara khusus melarang seseorang untuk menghafal Al-Quran tanpa guru. Islam mendorong umatnya untuk mempelajari dan mengamalkan Al-Quran sebaik-baiknya. Sementara bantuan guru dapat mempermudah proses belajar, itu bukanlah satu-satunya cara untuk mencapai tujuan tersebut.
Bagi mereka yang ingin menghafal Quran tanpa guru, ada beberapa tips yang dapat diikuti. Pertama, mulailah dengan memilih surah-surah pendek dan mudah dihafal, seperti surah Al-Fatihah atau An-Nas. Kemudian, carilah tafsir surah tersebut untuk memahami makna yang terkandung dalam ayat-ayatnya.
Selanjutnya, buatlah jadwal yang teratur untuk menghafal ayat-ayat secara bertahap. Terapkan metode hafalan yang sesuai, seperti mengulang-ulang ayat tersebut hingga dihafal dengan baik. Menulis ayat-ayat tersebut di secarik kertas dan menempelkannya di tempat-tempat yang sering dilihat juga dapat membantu mengingatnya.
Namun, hal yang paling penting adalah memiliki niat yang tulus dan konsisten dalam belajar menghafal Al-Quran. Tanpa niat yang kuat, sulit bagi seseorang untuk mencapai tujuannya dalam menghafal Quran, terlebih lagi jika mereka melakukannya tanpa bantuan guru.
Dalam proses menghafal Al-Quran tanpa guru, individu tersebut harus siap menghadapi tantangan dan kelelahan yang mungkin terjadi. Oleh karena itu, motivasi yang kuat dan dukungan dari keluarga dan teman-teman sangat dibutuhkan untuk menjaga semangat dan terus berusaha.
Penerbit Jabal Spesialis Menerbitkan Al Quran Sejak Tahun 2004
Artikel ini diterbitkan 19 Mei 2023 Harga bisa berubah sewaktu-waktu. Informasi dan Pemesanan pemesanan silahkan klik “Chat Via WhatsApp” di bawah ini.
Untuk cek ketersedian stock produk di penerbitjabal.com jangan sungkan untuk bertanya kepada admin kami.
Penerbit Al Quran — Cara Menghafal Al Quran di Usia Tua, Al-Qur’an adalah petunjuk hidup yang diutus oleh Allah SWT untuk seluruh umat manusia. Menghafal Al-Qur’an merupakan salah satu upaya untuk mendekatkan diri kepada-Nya dan meraih keberkahan yang tiada tara.
Bagi mereka yang memasuki usia tua, menghafal Al-Qur’an mungkin terlihat sebagai tantangan yang tidak mungkin dilakukan. Namun, kita diperintahkan untuk tidak pernah menyerah dan terus berusaha. Dalam artikel ini, kita akan mengeksplorasi strategi terbaik untuk menghafal Al-Qur’an di usia tua.
“Sesungguhnya Allah memudahkan untuk kamu mengamalkan apa yang Dia perintahkan kepadamu.” (HR. Muslim)
Hadits ini mengingatkan kita bahwa Allah SWT akan memudahkan setiap langkah yang diambil dalam mengamalkan Al-Qur’an, termasuk dalam menghafalnya. Oleh karena itu, keyakinan yang kuat dan keikhlasan dalam hati menjadi pondasi utama dalam perjalanan menghafal Al-Qur’an di usia tua.
Allah SWT juga berfirman dalam Al-Qur’an Surah Al-Qamar ayat 17:
“Dan sesungguhnya Kami telah mempermudah Al-Qur’an untuk pelajaran. Maka adakah orang yang mengambil pelajaran?”
Ayat ini menggambarkan betapa Allah telah memudahkan Al-Qur’an untuk dipelajari dan dihafal oleh siapa pun yang sungguh-sungguh berusaha. Dalam usia tua, kita harus mengingat janji-Nya yang tak tergoyahkan bahwa Dia akan mempermudah perjalanan kita dalam menghafal Al-Qur’an.
Cara Menghafal Al Quran di Usia Tua
Berikut adalah strategi terbaik yang dapat membantu kita menghafal Al-Qur’an di usia tua:
Niat yang Kuat dan Keikhlasan: Menghafal Al-Qur’an harus dimulai dengan niat yang tulus dan kuat untuk mendapatkan ridha Allah. Niat yang tulus akan memberikan motivasi yang tinggi dalam menghadapi segala tantangan yang mungkin muncul.
Pengaturan Waktu yang Bijak: Pada usia tua, kita harus memahami keterbatasan fisik dan mental. Mengatur waktu dengan bijak antara menghafal, beristirahat, dan melaksanakan kegiatan sehari-hari yang penting akan membantu menjaga keseimbangan dan efektivitas pembelajaran.
Metode Penghafalan yang Efektif: Memilih metode penghafalan yang sesuai dengan kemampuan dan preferensi kita akan membantu memudahkan proses belajar. Metode seperti Juz per Juz, ayat per ayat, atau kelompok surah dapat digunakan sesuai kebutuhan.
Repetisi dan Latihan Berkala: Mengulang dan melatih hafalan secara rutin akan memperkuat memori dan meningkatkan daya ingat. Dengan mengulang hafalan sebelumnya dan secara konsisten melatih hafalan baru, kita akan menjaga kestabilan dan kemajuan dalam menghafal.
Bimbingan dari Guru yang Berpengalaman: Mencari bimbingan dari seorang guru yang berpengalaman dalam pengajaran Al-Qur’an akan memberikan petunjuk dan arahan yang tepat. Guru akan membantu mengoptimalkan proses belajar dan memberikan dorongan yang diperlukan.
Memahami Makna Ayat-ayat: Menghafal Al-Qur’an bukan hanya tentang mengingat bunyi dan susunan ayat, tetapi juga memahami maknanya. Dalam usia tua, kita dapat memperdalam pemahaman kita terhadap Al-Qur’an, sehingga memperkuat ikatan spiritual antara hati dan hafalan kita.
Memohon Pertolongan Allah: Sebagai hamba Allah, kita harus selalu berusaha dan berdoa kepada-Nya. Memohon pertolongan dan kesuksesan dalam menghafal Al-Qur’an adalah kunci utama untuk mencapai tujuan ini. Dengan kekuatan iman dan keyakinan kepada-Nya, kita akan meraih kemudahan dan keberkahan dalam perjalanan menghafal Al-Qur’an di usia tua.
Kesimpulan
Meskipun menghafal Al-Qur’an di usia tua mungkin tampak menantang, dengan strategi yang tepat dan kekuatan iman yang kokoh, segala hal menjadi mungkin. Dengan niat yang tulus, manajemen waktu yang baik, metode penghafalan yang efektif, bimbingan dari guru yang berpengalaman, pemahaman makna Al-Qur’an, dan doa yang tulus, kita dapat meraih kesuksesan dalam menghafal Al-Qur’an di usia tua. Ingatlah bahwa Allah SWT adalah Maha Pemurah dan Dia akan memudahkan perjalanan kita jika kita bertekad dengan sungguh-sungguh.
Penerbit Jabal Spesialis Menerbitkan Al Quran Sejak Tahun 2004
Artikel ini diterbitkan 17 Mei 2023 Harga bisa berubah sewaktu-waktu. Informasi dan Pemesanan pemesanan silahkan klik “Chat Via WhatsApp” di bawah ini.
Untuk cek ketersedian stock produk di penerbitjabal.com jangan sungkan untuk bertanya kepada admin kami.
Penerbit Qur’an — Doa Agar Langit Cerah Dan Hujan Berhenti, Meskipun banyak teknologi canggih yang dapat meramal cuaca, namun sebenarnya cuaca memang tidak bisa diprediksi secara tepat.
Ada kalanya hujan datang secara tiba-tiba bahkan saat musim sedang panas. Seperti yang Sahabat ketahui bahwa hujan maupun panas merupakan anugerah dari Allah SWT.
Nah, sebagai makhluk-Nya, sudah sepantasnya kita berpasrah dan bersyukur atas segala nikmat-Nya. Daripada mengeluh, lebih baik kita memanjatkan doa ya, Sahabat! Berikut ini merupakan doa agar langit cerah dan tidak hujan!
1. Doa agar Langit Cerah dan Tidak Hujan
Allah SWT adalah zat yang memiliki kuasa atas semuanya, termasuk kaitannya dengan hujan. Rasulullah SAW sebagaimana dijelaskan dalam hadis Bukhari pernah berdoa agar langit cerah dan tidak hujan dengan bacaan berikut.
اللهم حوالينا ولا علينا اللهم على الأكام والظراب وبطون الأودية ومنابت الشجر
Allahumma hawalayna wa la ‘alayna, Allahumma alal akami wad thirobi, wa buthunil audiyyati wa manabitis syajari
Artinya: “Ya Allah turunkanlah hujan di sekitar kami, dan jangan turunkan kepada kami untuk merusak kami. Ya Allah turunkanlah hujan di dataran tinggi, beberapa anak bukit, perut lembah dan beberapa tanah yang menumbuhkan pepohonan.”
Doa ini juga bisa dibaca untuk memohon agar hujan dialihkan ke tempat lainnya atau agar hujan segera berhenti.
2. Doa ketika Melihat Awan Mendung
Rasulullah SAW membaca doa berikut ini saat awan hitam mulai muncul di langit. Hal ini diriwayatkan oleh Imam Abu Daud.
Artinya: “Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada Engkau dari keburukan yang terkandung di dalam awan ini.”
3. Doa ketika Hujan Turun
Apabila pada akhirnya hujan turun, maka Rasulullah SAW mengucapkan doa berikut ini.
اللَّهُمَّ، صَيِّبًا نَافِعًا
Allahumma shayyiban naa fi’an
Artinya: Ya Allah, (jadikanlah hujan ini) hujan yang bermanfaat.
4. Doa agar Terhindar dari Musibah saat Hujan
Meskipun hujan telah turun, kita dapat memohon supaya hujan yang turun tidak membahayakan. Berikut merupakan bacaan doa agar hujan yang turun tidak menimbulkan musibah.
Bismillahilladzi la yadhurru ma’asmihi syaiun fillardhi wala fissamai wahuwassami’ul ‘alim
Artinya: “Dengan menyebut nama Allah yang dengan sebab nama-Nya tidak ada sesuatu pun di bumi maupun di langit yang dapat membahayakan (mendatangkan mudharat), dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”
5. Doa saat Mendengar Petir
Setelah doa agar langit cerah dan tidak hujan serta doa tentang hujan lainnya, doa mendengar petir ini juga bisa kita panjatkan. Sebab, sering kali petir yang datang cukup mengejutkan. Berikut merupakan doa mendengar petir dari Rasulullah SAW.
سبحان الذي يسبح الرعد بحمده وملائكته من خيفته.
Subhaana al-ladzii yusabbihu ar-ra’d bihamdihi wa malaaikatu min khiifatihi.
Artinya: “Maha Suci Allah yang petir bertasbih dengan memuji-Nya dan begitu juga para malaikat, karena takut kepada-Nya.”(HR. Malik)
Penerbit Jabal Spesialis Menerbitkan Al Quran Sejak Tahun 2004
Artikel ini diterbitkan 16 Mei 2023 Harga bisa berubah sewaktu-waktu. Informasi dan Pemesanan pemesanan silahkan klik “Chat Via WhatsApp” di bawah ini.
Untuk cek ketersedian stock produk di penerbitjabal.com jangan sungkan untuk bertanya kepada admin kami.
Penebit Al Quran — Berbagai Rezeki Dari Allah SWT Yang Perlu Kita Ketahui; Bukan sebuah rahasia lagi bahwa Allah SWT yang menentukan segala hal di dunia maupun akhirat, termasuk rezeki yang diberikan untuk setiap hamba-Nya. Rezeki tak melulu berupa materi, tetapi rezeki juga bisa berbentuk nikmat.
Rasulullah SAW sangat menganjurkan seluruh umatnya untuk senantiasa memperbanyak doa kepada Allah SWT baik untuk meminta rezeki sekaligus bersyukur atas rezeki yang diberikan-Nya, ataupun dalam konteks lainnya untuk kebaikan dunia dan akhirat.
Dalam meminta rezeki, umat muslim hanya diperbolehkan berharap dan meminta kepada Allah SWT semata. Jika kita meminta atau berharap kepada selain Allah SWT, maka hal tersebut dapat dikategorikan ke dalam perbuatan syirik dan musyrik atau mempersekutukan Allah SWT.
Seperti firman Allah SWT dalam alquran surat Ar-Rum ayat 40 yang artinya:
“Allah-lah yang menciptakan kamu, kemudian memberimu rezeki, kemudian mematikanmu, kemudian menghidupkanmu (kembali). Adakah di antara yang kamu sekutukan dengan Allah itu yang dapat berbuat sesuatu dari yang demikian itu? Maha Sucilah Dia dan Maha Tinggi dari apa yang mereka persekutukan.”
Namun, di dunia yang sangat luas ini rezeki tak selalu berupa materi., Tentunya banyak sekali jenis-jenis rezeki yang perlu kita ketahui, hal tersebut juga bergantung pada bentuk dan cara mendapatkannya. Oleh sebab itu, kita sangat dianjurkan untuk memperbanyak amalan serta ikhtiar dengan cara yang di ridhoi oleh Allah SWT agar mendapatkan rezeki dari Allah SWT.
Berbagai Rezeki Dari Allah SWT Yang Perlu Kita Ketahui
Berikut merupakan jenis-jenis rezeki dari Allah SWT yang perlu kamu ketahui, dilansir dari beberapa sumber.
1. Rezeki karena menikah
Kata siapa menikah mempersulit rezeki? Buktinya banyak sekali orang-orang yang mengalami kemajuan dalam finansial serta hal lainnya setelah ia menikah. Menikah dapat membukakan pintu rezeki baru bagi setiap orang karena setelah ia menikah Allah SWT akan menambahkan rezekinya.
“Dan kawinkanlah orang-orang yang sedirian di antara kamu, dan orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan kurnia-Nya. Dan Allah Maha luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui.”(QS. An-Nur: 32)
2. Rezeki karena anak
Dalam hubungan pernikahan tentunya akan ada anak yang lahir ke dunia setelahnya. Dan anak tersebut akan lahir dengan rezekinya masing-masing. Bahkan hanya kehadirannya saja juga sudah disebutkan sebagai sebuah rezeki yang tak ternilai harganya. Dengan kehadiran seorang anak dalam suatu ikatan pernikahan, maka rezeki kedua orang tuanya pun akan ikut bertambah.
3. Rezeki karena bersedekah
Banyak orang yang berpikir bahwa sedekah harus menunggu kaya atau karena sedekah kita menjadi boros atau banyak pengeluaran. Padahal nyatanya bahwa sedekah adalah salah satu penarik rezeki.
Orang-orang yang gemar sedekah pasti tidak akan merugi. Selain memberikan kebahagiaan batin, sedekah juga dapat menjadi salah satu penyebab kita kaya, loh! Allah SWT akan menggantikan setiap harta yang kita sedekahkan. Baik itu berupa uang atau materi, atau juga melalui kesehatan, kebahagiaan dan kenikmatan lainnya yang bahkan jarang kita sadari.
Katakanlah: “Sesungguhnya Tuhanku melapangkan rezeki bagi siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya dan menyempitkan bagi (siapa yang dikehendaki-Nya)”. Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan maka Allah akan menggantinya dan Dialah Pemberi rezeki yang sebaik-baiknya.”(QS. As-Saba: 39)
4. Rezeki yang sudah dijamin oleh Allah SWT
Sama halnya seperti bayi yang dilahirkan ke dunia dan sudah dijamin rezekinya, kita pun rezekinya sudah dijamin oleh Allah SWT. Dan rezeki tersebut yang akan digunakan untuk bertahan hidup dan melakukan tugasnya masing-masing.
“Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh mahfuzh).”(QS. Hud: 6)
5. Rezeki dari hasil ihtiar
Tak hanya ditunggu, tentunya rezeki juga mesti dicari dan dijemput. Semakin gigih usaha seseorang dalam mencarinya, maka kemungkinan semakin besar pula limpahan rezeki yang akan didapatkannya.
6. Rezeki karena bersyukur
Semakin besar rasa syukur seseorang atas segala hal yang telah didapatkannya, maka semakin besar pula kenikmatan yang akan ia dapat di dalamnya.
“Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan: “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku) maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.”(QS. Ibrahim: 7)
Penerbit Jabal Spesialis Menerbitkan Al Quran Sejak Tahun 2004
Artikel ini diterbitkan 15 Mei 2023 Harga bisa berubah sewaktu-waktu. Informasi dan Pemesanan pemesanan silahkan klik “Chat Via WhatsApp” di bawah ini.
Untuk cek ketersedian stock produk di penerbitjabal.com jangan sungkan untuk bertanya kepada admin kami.
Penerbit Al Quran, Arti Sakinah Mawadah Dan Warahmah — Seluruh umat islam tentunya menginginkan keluarga yang sakinah mawadah warahmah. Karena, itulah tujuan dari pernikahan, yang dimana hal tersebut merupakan nikmat yang Allah SWT berikan kepada para pembina keluarga.
Arti Sakinah Mawadah Dan Warahmah
Kalimat sakinah mawadah warahmah sebenarnya telah tertulis dalam Al Quran. Kalimat tersebut menjadi bagian dari fungsi dan tujuan dari menikah dalam agama Islam.
Wa min Aayaatihiii an khalaqa lakum min anfusikum azwaajal litaskunuuu ilaihaa wa ja’ala bainakum mawad datanw wa rahmah; inna fii zaalika la Aayaatil liqawminy yatafakkaruun.
Artinya: “Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah Dia menciptakan pasangan-pasangan untukmu dari jenismu sendiri, agar kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan Dia menjadikan di antaramu rasa kasih dan sayang. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir.”(Q.S. Ar-Rum: 21)
Sakinah berasal dari bahasa Arab yang dapat diartikan ke dalam bahasa Indonesia dengan ketenangan, ketenteraman, aman, dan juga damai. Sedangkan lawan kata dari ketenteraman dan ketenangan yaitu keresahan, kehancuran, dan keguncangan. Yang diharapkan dari pernikahan seperti pada arti sakinah yaitu ketenteraman, ketenangan, keamanan, dan kedamaian dalam anggota keluarga. Sedangkan keluarga yang tidak memiliki sakinah berarti keluarga yang penuh keresahan, kehancuran, dan keguncangan, itulah yang harus dihindari.
Arti Mawadah
Mawadah juga berasal dari bahasa Arab yang memiliki arti kasih sayang dan cinta yang membara. Kata mawadah ini memiliki arti khusus untuk seseorang yang memiliki perasaan menggebu-gebu dengan pasangannya. Perasaan menggebu ini muncul karena aspek-aspek lain yang dimiliki oleh pasangan antara lain, kecantikan, ketampanan, moral, kedudukan, pola pikir dan hal-hal lain dalam diri pasangan.
Di dalam Islam, mawadah juga merupakan sebuah fitrah yang dimiliki oleh manusia. Dengan adanya mawadah di dalam keluarga akan membuat keluarga menjadi penuh cinta dan kasih sayang. Tidak mungkin di sebuah keluarga tidak memiliki cinta, tentu rasanya akan hambar. Perasaan cinta memberikan rasa saling memiliki dan menjaga antar anggota keluarga.
Keluarga yang memiliki mawadah di dalamnya pasti memiliki hal-hal positif di dalam keluarga itu. Jika tidak memiliki mawadah maka keluarga tidak akan saling memberikan dukungan karena tidak memiliki rasa kasih sayang. Bahkan, perselingkuhan bisa saja terjadi karena tidak adanya rasa kasih sayang antar pasangan.
Keluarga yang memiliki mawadah tidak terbentuk secara instan, namun dikembangkan melalui proses dipupuknya melalui cinta suami, istri dan anak-anak. Setiap keluarga pasti menginginkan keluarga yang mawadah, karena merupakan suatu fitrah pada setiap makhluk.
Arti Warahmah
Rahmah memiliki arti rezeki, ampunan, karunia, dan rahmat. Rahmat terbesar tentu berasal dari Allah Swt. Keluarga yang mendapat rahmat terbesar tentu keluarga yang memiliki cinta, kasih sayang, dan juga kepercayaan. Keluarga yang memiliki warahmah juga bukan dengan proses yang instan, namun proses yang cukup panjang karena membutuhkan pemahaman, saling menutupi kekurangan, dan memberikan pengertian.
Dengan kesabaran hati serta pengorbanan dari suami dan istri tentu akan membuat keluarga memiliki warahmah atau karunia di dalamnya. Dari adanya proses kesabaran tersebut, warahmah akan diberikan oleh Allah Swt. sebagai bentuk cinta tertinggi dalam sebuah keluarga.
Perlu diperhatikan bahwa warahmah tidak akan muncul jika di dalam keluarga memiliki sifat saling durhaka antara suami dan istri. Keluarga harus tenang, damai, dan memiliki kasih sayang agar warahmah dapat terwujud.
Karakteristik Sakinah Mawadah Warahmah
Berikut ini beberapa karakteristik dari keluarga yang memiliki sakinah mawadah warahmah.
Memiliki ketenangan, ketenteraman, dan kedamaian di dalam sebuah keluarga;
Memiliki cinta, kasih sayang, dan rasa memiliki yang selalu terjaga di antara anggota keluarga;
Memiliki cinta yang mengarah kepada Allah Swt. dan juga nilai-nilai pada agama, bukan hanya cinta pada makhluk atau hanya hawa nafsu saja;
Jauh dari kecurigaan, ketidakpercayaan, dan juga perasaan waswas dengan pasangan;
Dapat menjaga pergaulan di dalam agama Islam, tidak ada aturan yang dilanggar dalam pernikahan termasuk perselingkuhan;
Memiliki perannya masing-masing sebagai anggota keluarga dengan keikhlasan dan ketulusan. Peran yang dimiliki baik suami sebagai kepala keluarga, istri sebagai ibu yang menjalankan amanah suami, dan anak sebagai amanah dari Allah Swt. untuk dididik dengan benar;
Dapat menjaga aspek keimanan dan ibadah antar masing-masing anggota keluarga, bukan yang saling menghancurkan atau menjerumuskan satu sama lain;
Mendukung pekerjaan atau profesi dari antar pasangan untuk dapat mewujudkan keluarga yang terbangun sebagai amanah dari Allah Swt.
Dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga termasuk rezeki, kebutuhan seksual, dan juga rasa saling memiliki satu sama lain.
Bacaan Solawat Nabi Beserta Artinya — Sebagai umat muslim, sudah sepatutnya kita rutin untuk membaca solawat kepada Nabi Muhammad SAW. Karena, dengan membaca solawat, kita berarti senantiasa berdoa untuk Rasulullah SAW.
Allah SWT menjanjikan kepada kita yang gemar solawat akan mendapatkan syafaat di akhirat kelak. Hukum tentang selawat nabi sudah tertuang dalam Al Quran, surat Al-Ahzab ayat 56 yang berbunyi sebagai berikut:
“Innallaaha wa malaa`ikatahu yusalluna ‘alan-nabiyy, yaa ayyuhallazina aamanu salluu ‘alaihi wa sallimu tasliimaa.”
Artinya: “Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya berselawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, berselawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.”
Ada beberapa solawat nabi yang bisa kita baca setiap harinya. Berikut macam-macam bacaan selawat nabi Muhammad SAW yang benar beserta arti latin dan Arab!
1. Solawat Ibrahimiyah
Selawat Ibrahimiyah merupakan doa yang dipanjatkan kepada Allah SWT untuk Nabi Muhammad SAW dan Nabi Ibrahim AS. Adapun bacaan dan arti dari selawat Ibrahimiyah yaitu sebagai berikut.
“Allahumma salli ‘alaa muhammad, wa ‘alaa aali muhammad, kamaa sallaita ‘alaa aali ibraahim, wa baarik ‘alaa muhammad, wa ‘alaa aali muhammad, kamaa baarakta ‘alaa aali ibraahim, fil ‘aalamiina innaka hamiidummajiid.”
Artinya: “Ya Allah, limpahkanlah rahmat dan keselamatan untuk Nabi Muhammad. Dan juga limpahkanlah rahmat dan keselamatan kepada keluarga Muhammad, sebagaimana telah Engkau limpahkan rahmat dan keselamatan kepada Ibrahim dan kepada keluarga Ibrahim. Limpahkanlah keberkahan kepada Muhammad dan kepada keluarga Muhammad, sebagaimana Engkau telah melimpahkan keberkahan kepada Ibrahim dan kepada keluarga Ibrahim. Di seluruh alam semesta, sesungguhnya Engkau adalah Maha Terpuji lagi Maha Agung.”
2. Solawat Nariyah
Dinamakan solawat Nariyah karena selawat ini disusun dan dibuat oleh Syekh Nariyah yang hidup di zaman Nabi Muhammad SAW. Adapun bacaan dan arti dari selawat Nariyah yaitu sebagai berikut.
“Allahumma shallii shalaatan kaamiilatan wa sallìm salaaman taaman ‘ala sayyidinaa Muhammadìn Alladzii tanhallu biihil ‘uqadu, wa tanfariju biihiil kurabu. Wa tuqdhaa bìhìl hawaa’ìju Wa tunaalu biihiir raghaa’ìbu wa husnul khawaatimi wa yustasqal ghomaamu bii wajhihil kariimi, wa ‘alaa aalihi, wa shahbihi ‘adada kulli ma’luumin laka.”
Artinya: “Ya Allah, berikanlah selawat yang sempurna dan salam yang sempurna kepada junjunganku Baginda Nabi Muhammad yang dengannya terlepas dari ikatan (kesusahan) dan dibebaskan dari kesulitan. Dan dengannya juga ditunaikan hajat dan diperoleh segala keinginan dan kematian yang baik, serta memberi siraman (kebahagiaan) kepada orang yang sedih dengan wajahnya yang mulia, juga kepada keluarganya, para shahabatnya, dengan seluruh ilmu yang Engkau miliki.”
3. Solawat Munjiyat
Solawat Munjiyat adalah selawat penyelamat yang dianjurkan untuk dibaca saat zikir selepas salat hajat. Adapun bacaan solawat Munjiyat yaitu sebagai berikut.
“Allahumma shalli ‘alaa sayyidinaa Muhammadin sholaatan tunjiinaa bihaa min jamii’il-ahwaali wal-aafaati wa taqdhii lanaa bihaa jamii’al-haajaati wa tuthahirunaa bihaa min jamii’is-sayyi’aati wa tarfa’unaa bihaa ‘indaka a’lad-darajaati wa tuballigunaa bihaa aqshal-gaayaati min jamii’il-khairaati fil-hayaati wa ba’dal-mamaati.”
Artinya: “Ya Allah, limpahkanlah rahmat kepada junjungan kami Nabi Muhammad SAW yang melaluinya Engkau akan menyelamatkan kami dari semua keadaan yang menakutkan dan membahayakan, dengan rahmat itu Engkau akan mendatangkan semua hajat kami dan membersihkan semua keburukan kami, mengangkat kami pada derajat tertinggi , menyampaikan kami pada puncak tujuan, dari semua kebaikan di waktu hidup dan sesudah mati.”
“Allahumma Shalli Alaa Nuuril Anwaari Wasirril Asraari, Watiryaaqil Aghyaari Wamiftaahi Baabil Yasaari, Sayyidinaa Wamaulaana Muhammadinil Muhtaari Wa Aalihil Ath Haari Wa Ash Haabihil Ahyaari Adada Niamillaahi Wa Ifdhaalih.”
Artinya: “Ya Allah, limpahkanlah rahmat kepada cahaya dari segala cahaya, belakang layar dari segenap rahasia, penawar sedih dan kebingungan, pembuka pintu kemudahan, yakni junjungan kami, Nabi Muhammad SAW yang terpilih, keluarganya yang suci, dan para sahabatnya yang mulia sebanyak hitungan nikmat Yang Mahakuasa dan karunia-Nya.”
“Allahumma shalli wa sallim wa barik ‘ala sayyidina Muhammadinil Fatihi lima ughliqa, wal khatimi lima sabaqa, wan nashiril haqqa bil haqqi, wal hadi ila shiratin mustaqim (ada pula yang baca shiratikal mustaqim). Shallallahu ‘alayhi, wa ‘ala alihi, wa ashhabihi haqqa qadrihi wa miqdarihil ‘adzhim.”
Artinya: “Ya Allah, limpahkanlah selawat, salam, dan keberkahan kepada junjungan kami, Nabi Muhammad SAW, pembuka apa yang terkunci, penutup apa yang telah lalu, pembela yang hak dengan yang hak, dan petunjuk kepada jalan yang lurus. Semoga Allah limpahkan sholawat kepadanya, keluarga dan para sahabatnya dengan hak derajat dan kedudukannya yang agung.”
Penerbitjabal.com Mengajak Orang Lain untuk Baik Namun Lupa Akan Diri Sendiri — Mengajak orang lain untuk berbuat baik dan membantu mereka dalam mewujudkannya memang sangat dianjurkan dalam agama Islam. Namun, dalam mengajak orang lain untuk berbuat baik, kita harus tetap menjaga kesopanan dan tata krama yang baik.
Sebagaimana yang tertulis dalam hadits dari Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah:
“Barang siapa mengajak kepada petunjuk, maka baginya seperti pahala orang yang mengikutinya tanpa mengurangi pahala mereka sedikitpun. Dan barang siapa mengajak kepada kesesatan, maka baginya dosa seperti dosa orang yang mengikutinya tanpa mengurangi dosa mereka sedikitpun.” (HR. Muslim)
Dalam hadits ini, Nabi Muhammad SAW memberikan peringatan agar kita berhati-hati dalam mengajak orang lain untuk berbuat baik. Kita harus memastikan bahwa yang kita ajak adalah kebaikan dan bukan kesesatan. Jangan sampai dengan semangat kita untuk berbuat baik, kita justru menjerumuskan orang lain ke dalam kesesatan.
Namun, selain itu, hadits ini juga menunjukkan betapa besar pahala bagi orang yang mengajak kepada kebaikan. Pahalanya setara dengan orang yang mengikutinya tanpa mengurangi pahala mereka sedikitpun. Ini menunjukkan betapa pentingnya peran kita dalam mengajak orang lain untuk berbuat baik.
Mengajak Orang Lain untuk Baik Namun Lupa Akan Diri Sendiri
Namun, perlu diingat bahwa dalam mengajak orang lain untuk berbuat baik, kita juga harus tetap memperhatikan diri sendiri. Kita harus memastikan bahwa kita sendiri sudah melakukan kebaikan tersebut dan menjadi contoh yang baik bagi orang lain.
Dalam Islam, berbuat baik kepada orang lain juga berarti memperbaiki diri sendiri dan melatih akhlak yang baik. Dengan demikian, kita akan menjadi contoh yang baik bagi orang lain dan semangat kita untuk mengajak orang lain berbuat baik akan semakin kuat.
“Mengapa kamu suruh orang lain (mengerjakan) kebaktian, sedang kamu melupakan diri (kewajiban) mu sendiri, padahal kamu membaca Al Kitab (Taurat)? Maka tidaklah kamu berpikir?” (QS. Al Baqarah: 44)
Selamat hari raya Idul Fitri 1 Syawal 1444H. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan kesehatan, kebahagiaan, dan keberkahan kepada kita semua.
Seperti yang kita ketahui, bulan Ramadhan yang penuh keberkahan dan ampunan telah berlalu. Namun, perpisahan ini bukanlah akhir. Sebaliknya, perpisahan ini adalah tanda diterimanya atau tidaknya amalan kita selama bulan suci Ramadhan. Oleh karena itu, kita harus terus istiqomah dalam kebaikan setelah bulan Ramadhan berakhir.
Banyak pelajaran yang bisa kita ambil dari bulan suci Ramadhan. Selain meningkatkan ibadah, kita juga belajar untuk berempati dengan sesama dan saling membantu dalam kebaikan. Kita juga belajar untuk bersabar dan mengendalikan diri, serta memperbaiki hubungan dengan Allah SWT dan sesama manusia.
Menyambut hari raya Idul Fitri, mari kita introspeksi diri dan memohon maaf kepada semua orang yang pernah kita sakiti dan salah perlakukan. Kita juga harus memaafkan orang lain yang pernah menyakiti dan salah perlakukan kita. Dengan memaafkan, kita bisa meraih kebahagiaan dan kedamaian dalam hati.
Selain itu, kita juga harus senantiasa berdoa kepada Allah SWT untuk senantiasa memberikan kita petunjuk dan keberkahan dalam kehidupan kita. Dengan doa yang tulus, Allah SWT akan senantiasa membimbing dan memberikan keberkahan dalam segala aspek kehidupan kita.
Terakhir, mari kita bersama-sama merayakan hari raya Idul Fitri 1 Syawal 1444H dengan penuh kebahagiaan dan rasa syukur.
Untuk itu, terimalah ucapan dari kami. Kami keluarga besar Penerbit Jabal (Spesialis Menerbitkan Al Qur’an) mengucapkan Mohon maaf lahir dan batin. Taqabbalallahu minna wa minkum shiyamana wa shiyamakum. Semoga Allah SWT menerima segala amalan kita dan memberikan keberkahan dalam kehidupan kita. Aamiin.
Penerbit Al Quran, Ide Ngabuburit Seru Menjelang Akhir Ramadhan – Ngabuburit memang ide paling asyik untuk menunggu waktu berbuka puasa ya, Sahabat! Biasanya, untuk menunggu waktu berbuka tersebut kita akan melakukan kegiatan yang menyenangkan. Tak hanya dilakukan bersama kawan, pasangan dan keluarga, ngabuburit juga bisa Sahabat lakukan sendiri, loh!
Apa saja sih yang dapat Sahabat lakukan? Berikut beberapa rekomendasinya!
1. Membaca Buku
Membaca buku merupakan kegiatan membunuh waktu menunggu Maghrib yang berfaedah. Agar tidak membosankan, coba cari tempat yang nyaman sebagai lokasi membaca buku, seperti taman kota atau perpustakaan daerah. Selain tidak merogoh kocek, Sahabat juga akan mendapatkan pengetahuan dan membuat aktivitas ngabuburit-mu berpahala.
Sahabat sedang berpuasa dan sendiri? Tidak ada yang mengajak pergi? Tenang, ambil sepeda di garasi dan naiklah berkeliling sekitar kompleks rumah. Menikmati indahnya waktu sore di atas sepeda selain menyenangkan juga dapat membuat Sahabat menjadi sehat, loh! Yuk, segera ambil sepedamu untuk menunggu waktu Maghrib.
3. Memburu Senja
Nah, ini salah satu kegiatan yang sedang banyak dilakukan orang-orang. Keindahan senja memang tidak ada yang menandingi. Gradasi warna jingga, merah, dan biru menjadi alasan banyak orang yang berburu senja. Selain menunggu waktu berbuka, memburu senja juga dapat membuat feed Instagram-mu menjadi kece, loh! Yuk, siapkan kamera Sahabat untuk berburu senja!
4. Membereskan Rumah
Membereskan rumah merupakan kegiatan yang cukup menyita waktumu. Tapi, manfaatnya luar biasa karena selain rumah akan menjadi bersih, Sahabat juga akan lebih cepat berjumpa dengan Maghrib. Selain itu, orang-orang di rumah pasti akan senang. Sahabat pun jadi disayang, deh. Kapan lagi ngabuburit dengan membuat orang di sekitar kita bahagia?!
5. Nyalon
Apakah Sahabat perempuan single yang sedang ingin menghabiskan waktu menunggu Maghrib dengan bermanfaat? Nah, Sahabat dapat mencoba ini. Mempercantik diri di rumah sebagai pilihan yang tepat untuk ngabuburit karena selain tidak terlalu membutuhkan biaya yang banyak, Sahabat akan menjadi jomblo berkualitas karena bisa menjaga diri sendiri.
Penerbit Jabal Spesialis Menerbitkan Al Quran Sejak Tahun 2004
Artikel ini diterbitkan 19 April 2023 Harga bisa berubah sewaktu-waktu. Informasi dan Pemesanan pemesanan silahkan klik “Chat Via WhatsApp” di bawah ini. // Artikel Ide Ngabuburit Seru Menjelang Akhir Ramadhan
Untuk cek ketersedian stock produk di penerbitjabal.com jangan sungkan untuk bertanya kepada admin kami.
Penerbit Al Quran, Bagaimana Jadinya Jika Ini Ramadhan Terakhir Kita?
Alhamdulillah wa Syukurillah, tak henti-hentinya puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT serta para Nabi dan Rosul dan para sahabat, keluarga, tabiin dan tabiatnya. Karena hingga detik ini kita masih diberi kesempatan untuk bertemu dengan bulan Ramadhan di tahun 2023 yang terasa begitu cepat melesat hingga akhirnya kita hari ini telah memasuki detik-detik terakhir bulan Ramadhan 1444 Hijriyah.
Bagaimana Jadinya Jika Ini Ramadhan Terakhir Kita?
Akan tetapi, bagaimana jadinya apabila Ramadhan tahun ini adalah Ramadhan yang terakhir untuk kita? Tak hanya sedih karena sebentar lagi kita akan berpisah dengan Ramadhan 1444 Hijriyah, tetapi tak jarang juga kita bersedih karena memikirkan bagaimana jadinya kalau ini ternyata Ramadhan yang terakhir kalinya untuk kita? Dalam kata lain, jika tahun depan kita tidak diberikan kesempatan untuk bertemu lagi dengan bulan Ramadhan harus bagaimana?
Sebelumnya mari kita berdoa semoga apa yang kita kerjakan baik di dalam maupun di luar bulan Ramadhan diterima oleh Allah SWT dan diberikan pahala yang setimpal. Dan semoga juga dosa-dosa kita diampuni oleh Allah SWT.
Dikutip dari beberapa sumber mengatakan bahwa di bulan Ramadhan, pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup, setan-setan dibelenggu dan pahala dilipatgandakan.
Ramadhan juga merupakan bulan yang penuh dengan keberkahan. Permulaannya sangat penuh dengan kasih sayang (Rahmah). Pertengahannya sarat dengan ampunan (maghrifah).
Ramadhan juga merupakan sebaik-baiknya bulan, dimana bulan ini kita bisa mendapatkan kebebasan dari api neraka dengan syarat-syarat khusus tentunya. Salah satunya dengan mentaati perintah dan larangan Allah SWT.
Di samping hal tersebut, mengingat betapa takutnya kita sebagai manusia tentang bagaimana jadinya jika ini adalah Ramadhan terakhir kita, alangkah baiknya jika kita semakin giat melaksanakan ketaatan kita dalam beribadah. Mari manfaatkan waktu Ramadhan sebaik-baiknya. Isilah dengan berbagai kegiatan ibadah dan kebaikan yang bermanfaat untuk sesama umat.
Bisa jadi, ini merupakan Ramadhan terakhir bagi kita. Mungkin saja esok, lusa, tahun depan kita akan berpisah dengan Ramadhan selamanya. Karena sehat dan muda tidak dapat menjadi indikator yang dapat menunda kematian. Sakit dan tua juga tidak dapat menjadi hal yang dapat mempercepat datangnya kematian.
Ajal kita, siapapun tidak ada yang mengetahuinya kecuali Allah SWT dan para malaikat-Nya.
Marilah kita utamakan segala hal yang bermanfaat untuk kehidupan kita di akhirat kelak. Lantas, apa saja yang akan bermanfaat untuk kita di akhirat kelak? Maka jawabannya adalah takwa dan amal salih.
Sebab, seseorang tidak akan mencapai derajat takwa yang sesungguhnya dan tidak akan melakukan amal shalih sebagaimana mestinya tanpa dibekali ilmu sebelumnya.
Saatnya bekali diri kita dengan ilmu agama yang kelak akan kita amalkan dikemudian hari. Takwa dan amal shalih adalah buah dari ilmu dan amal.
Penerbit Jabal Spesialis Menerbitkan Al Quran Sejak Tahun 2004
Artikel ini diterbitkan 18 April 2023 Harga bisa berubah sewaktu-waktu. Informasi dan Pemesanan pemesanan silahkan klik “Chat Via WhatsApp” di bawah ini. // Artikel Bagaimana Jadinya Jika Ini Ramadhan Terakhir Kita
Untuk cek ketersedian stock produk di penerbitjabal.com jangan sungkan untuk bertanya kepada admin kami.
Penerbit Alquran, Cara Sujud Sahwi; Saat melaksanakan solat, tak jarang sebagai manusia biasa kita kehilangan fokus sehingga lupa akan jumlah rokaat. Maka dari itu, Rasulullah SAW menganjurkan untuk melakukan sujud sahwi saat dalam keadaan ragu.
Sahwi artinya adalah lupa atau lalai terhadap sesuatu atau meninggalkan sesuatu secara tidak sengaja. Sementara sujud sahwi bertujuan untuk menutup kekurangan yang terjadi akibat lupa dalam salat. Sujud ini letaknya adalah selepas tahiyat akhir sebelum salam dan dikerjakan dua kali sebagaimana sujud biasa.
Adapun hukum sujud sahwi yaitu sunnah muakkad atau sunnah yang sangat dianjurkan. Namun, tidak melaksanakan sujud ini bukan berarti menyebabkan solat seseorang menjadi batal. Sebab, sujud ini masih tergolong dalam ibadah sunnah.
Dalil Sujud Sahwi
“Bila seseorang salat, setelah dua rakaat ia berdiri, kalau berdirinya belum sempurna hendaklah ia duduk (untuk tasyahud), tetapi bila sudah berdiri sempurna, janganlah duduk (untuk tasyahud), kemudian sujud sahwi dua kali (sebelum salam)” (HR. Ahmad, Abu Dawud, dan Ibnu Majah)
Selain itu, terdapat hadits riwayat lainnya yang menjelaskan bahwa Rasulullah SAW sujud dua kali setelah salam usai kelebihan rakaat dalam solat.
“Diriwayatkan dari Ibnu Mas’ud, bahwa Nabi SAW salat lima rakaat, kemudian ditanya, “apakah salatnya ditambah?” Nabi bersabda: “apa yang terjadi?” Para sahabat menjawab: “Engkau telah salat lima rakaat,” kemudian Nabi sujud dua kali setelah salam” (HR. Al Jamaah)
Adapun penyebab disunahkannya sujud sahwi dilakukan adalah karena beberapa sebab berikut.
Ragu-ragu, baik itu mengenai jumlah rakaat maupun kaifiyat yang lainnya (ruku’, tasyahud, dan sujud).
Lupa, kelebihan rakaat, belum mengerjakan kaifiyat salat dan kekurangan rakaat. Dalam hal ini, kekurangannya harus ditambah.
Melakukan perbuatan yang dilarang dalam solat. Dianjurkan untuk melakukan sujud sahwi bila melakukan perbuatan yang dilarang dalam solat, seperi berbicara dan lain sebagainya.
Melakukan rukun bukan pada tempatnya, seperti membaca bacaan solat bukan pada tempatnya.
Meninggalkan sunah ab’adh. Sunnah ab’adh itu di antaranya adalah tahiyat awal, selawat nabi, duduk tahiyat awal, dan selawat nabi dalam tahiyat akhir.
Tata Cara Sujud Sahwi
Tata cara sujud sahwi diawali dengan niat, kemudian melakukan sujud sebanyak dua kali.
Sujud sahwi pertama dilakukan setelah selesai membaca tahiyat akhir dan sebelum salat. Sujud pertama ini dilakukan dengan membaca bacaan sujud sahwi
Kemudian, bangkit kembali dengan posisi duduk di antara dua sujud dengan membaca bacaan doa seperti salat fardu
Setelah itu, lakukan sujud sahwi kedua dengan membaca bacaan seperti yang pertama
Terakhir, akhiri dengan melakukan salam.
Bacaan Sujud Sahwi
Bacaan sujud sahwi yang yang bisa kamu hafalkan adalah seperti berikut.
سُبْحَانَ مَنْ لَا يَنَامُ وَلَا يَسْهُوْا
Subhana man laa yanaamu walaa yashu.
Artinya: “Maha Suci Allah yang tidak tidur dan tidak lupa.”
Namun, ada pula yang meyakini bahwa bacaan sujud sahwi yaitu seperti bacaan sujud dalam solat.
Penerbit Jabal Spesialis Menerbitkan Al Quran Sejak Tahun 2004
Artikel ini diterbitkan 14 April 2023 Harga bisa berubah sewaktu-waktu. Informasi dan Pemesanan pemesanan silahkan klik “Chat Via WhatsApp” di bawah ini. // Artikel Cara Sujud Sahwi
Untuk cek ketersedian stock produk di penerbitjabal.com jangan sungkan untuk bertanya kepada admin kami.
Penerbit Alquran, Hukum Tabarruj Dalam Islam – Tabarruj adalah istilah yang berasal dari bahasa Arab, yang memiliki arti menyingkap atau menampakkan diri sehingga terlihat oleh mata. Tabarruj ini diwujudkan dengan perilaku mempertontonkan sesuatu yang tidak boleh dilihat oleh laki-laki.
Terlebih di ranah publik, baik melalui media sosial, televisi, maupun di tengah pergaulan masyarakat. Meskipun tubuh perempuan memang indah, tetapi keindahan tersebut sepatutnya tidak dipertontonkan kepada publik ya, Sahabat Jabal.
Budaya tabarruj ini sudah ada sejak zaman jahiliyah dan sudah ditentang dan dihapuskan oleh Islam. Sebab, bukan hanya bisa meruntuhkan kehormatan perempuan, budaya ini juga bisa menimbulkan tindakan eksploitatif laki-laki pada perempuan.
Menurut imam Muslim, budaya tabarruj pada masa jahiliyah itu sangat rusak. Para perempuan di masa itu melakukan tawaf mengelilingi Ka’bah dengan telanjang bulat. Ada pula perempuan yang sengaja memperlihatkan kemolekan tubuhnya dengan pakaian yang minim saat tawaf.
Sementara itu, para kaum laki-laki jahiliyah ‘asyik’ menontonnya dengan penuh nafsu syahwat. Maka dari itu, Islam menghapuskan budaya ini untuk menjaga kesucian dan kemuliaan perempuan sekaligus menjauhkan dari fitnah.
Hukum Tabarruj Dalam Islam- Dalil Larangan Tabarruj
Larangan untuk ber-tabarruj terdapat dalam Al Quran surat Al-Ahzab ayat 33 berikut.
Artinya: ” Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu bertabarruj dan (bertingkah laku) seperti orang-orang jahiliah dahulu, dan laksanakanlah salat, tunaikanlah zakat dan taatilah Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, wahai ahlulbait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya.”
Dalam ayat tersebut Allah SWT juga memerintahkan perempuan untuk tetap di rumah. Diperbolehkan meninggalkan rumah apabila terdapat keperluan mendesak.
Tetap di rumah dalam pembahasan ini artinya yaitu sebagai pencegahan untuk tidak memamerkan dan mengkomersialisasikan tubuhnya untuk memuaskan syahwat laki-laki.
Bukan berarti kemudian perempuan tidak boleh meraih pendidikan tinggi dan berkarier, tetapi dalam artian untuk menutup auratnya.
Selain ayat di atas, Al Quran surat An-Nur ayat 31 juga melarang perilaku ber-tabarruj.
Artinya: “Dan katakanlah kepada para perempuan yang beriman, agar mereka menjaga pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah menampakkan perhiasannya (auratnya), kecuali yang (biasa) terlihat..”
Adapun yang termasuk dalam kategori ber-tabarruj yaitu berhias berlebihan, berbicara dan berjalan dengan cara yang mengundang birahi, dan menampakkan yang seharusnya tidak ditampakkan.
Tidak berhias berlebihan, tidak berbicara dan berjalan yag mengundang birahi, dan tidak menampakkan yang tidak seharusnya ditampakkan
Dianjurkan berpakaian dengan tidak berniat mengundang perhatian laki-laki
Dianjurkan untuk tidak memakai pakaian yang transparan
Dianjurkan tidak memakai pakaian yang menyerupai laki-laki.
Dalam perspektif akidah, perempuan yang berhenti ber-tabarruj dengan menutup aurat berarti tidak mengikuti selera kehidupan duniawi yang glamour dan tidak mementingkan hawa nafsunya.
Penerbit Jabal Spesialis Menerbitkan Al Quran Sejak Tahun 2004
Artikel ini diterbitkan 13 April 2023 Harga bisa berubah sewaktu-waktu. Informasi dan Pemesanan pemesanan silahkan klik “Chat Via WhatsApp” di bawah ini. // Artikel Hukum Tabarruj Dalam Islam
Untuk cek ketersedian stock produk di penerbitjabal.com jangan sungkan untuk bertanya kepada admin kami.
Penerbit Al Quran, Keutamaan Menyantuni Anak Yatim Di Bulan Ramadhan – Ketika Bulan Suci Ramadhan, umat muslim berlomba-lomba untuk mencari pahala kebaikan. Apalagi, Allah SWT senantiasa memberikan keberkahan serta rezeki yang berlimpah bagi siapa saja yang mau berbagi kepada yang membutuhkan, salah satunya yaitu anak yatim.
Keutamaan Menyantuni Anak Yatim Di Bulan Ramadhan
Allah SWT menjanjikan orang yang menyantuni anak yatim di dunia akan mendapat kedudukan tertinggi di surga, dekat dengan kedudukan Rasulullah SAW.
Menyantuni Anak Yatim Saat Berbuka Puasa
Dari Sahl bin Sa’ad radhiallahu ‘anhu dia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda;
“Aku dan orang yang menanggung anak yatim (kedudukannya) di surga seperti ini”, kemudian beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam mengisyaratkan jari telunjuk dan jari tengah beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam, serta agak merenggangkan keduanya.” (HR. Bukhari)
Adapun tentang keutamaan menyanyangi mereka, banyak ayat Al Quran dan Hadits Nabi. Allah SWT berfirman:
‘Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama?. Maka itulah orang yang menghardik anak yatim, dan tidak mendorong memberi makan orang miskin”. (Al Ma’un : 1-3)
Rasululullah SAW, dalam sebuah hadits shahihnya, bersabda:
“Barang siapa yang mengikutsertakan seorang anak yatim diantara dua orang tua yang muslim, dalam makan dan minumnya, sehingga mencukupinya maka ia pasti masuk surga.” (HR. Abu Ya’la dan Thobroni, Shohih At Targhib, Al-Albaniy : 2543).
Begitu istimewanya anak-anak yatim itu, sehingga Rasulullah SAW mengatakan:
“Aku dan orang-orang yang mengasuh/menyantuni anak yatim di Surga seperti ini”, Kemudian beliau memberi isyarat dengan jari telunjuk dan jari tengah seraya sedikit merenggangkannya. (HR. Bukhari)
Rasulullah SAW mengatakan:
“Ada seorang laki-laki yang datang kepada nabi Shallallaahu ‘alaihi wa Sallammengeluhkan kekerasan hatinya. Nabipun bertanya : sukakah kamu, jika hatimu menjadi lunak dan kebutuhanmu terpenuhi ? Kasihilah anak yatim, usaplah mukanya, dan berilah makan dari makananmu, niscaya hatimu menjadi lunak dan kebutuhanmu akan terpenuhi.” (HR Thabrani, Targhib)
Penerbit Jabal Spesialis Menerbitkan Al Quran Sejak Tahun 2004
Artikel ini diterbitkan 11 April 2023 Harga bisa berubah sewaktu-waktu. Informasi dan Pemesanan pemesanan silahkan klik “Chat Via WhatsApp” di bawah ini. // Artikel Keutamaan Menyantuni Anak Yatim Di Bulan Ramadhan
Untuk cek ketersedian stock produk di penerbitjabal.com jangan sungkan untuk bertanya kepada admin kami.
Penerbit Alquran, Pengertian, Hukum Dan Syarat Wajib Zakat Fitrah; Bulan Ramadhan sudah memasukin pertengahan, dan itu artinya tinggal beberapa hari lagi kita akan merayakan Idul Fitri 1444 H.
Salah satu kewajiban sebagai seorang muslim sebelum merayakan lebaran yaitu membayar zakat fitrah. Nah, agar kewajiban Sahabat untuk membayar zakat tak terlewat, yuk simak pengertian, hukum dan syarat wajib membayar zakat berikut!
1. Pengertian Zakat Fitrah
Melansir dari laman popbela.com, bahwa Zakat Fitrah adalah salah satu jenis zakat yang harus dikeluarkan oleh setiap muslim yang merdeka dan mampu yang telah memenuhi beberapa syarat tertentu. Zakat fitrah termasuk dalam rukun Islam keempat, oleh karena itu kita diwajibkan untuk membayar zakat fitrah sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan serta sebagai pelengkap puasa Ramadan. Tanpa membayar zakat fitrah, puasa Ramadan kita kurang sempurna.
2. Hukum Zakat Fitrah
Zakat fitrah merupakan salah satu menegakkan syariat Islam. Rasulullah pernah bersabda;
“Islam dibangun di atas 5 tiang pokok, yaitu kesaksian bahwa tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad Rasulullah, mendirikan shalat, menunaikan zakat, berpuasa pada bulan Ramaduan, dan naik haji bagi yang mampu.”
Melihat dari penjelasan di atas, maka hukum dari membayar zakat fitrah yaitu fardhu bagi umat muslim yang telah memenuhi persyaratan tertentu.
3. Syarat Wajib Zakat Fitrah
Melansir Zakat.or.id, ada tiga syarat wajib zakat fitrah. Syarat-syarat tersebut antara lain adalah sebagai berikut.
Beragama Islam dan Merdeka,
Menemui dua waktu yaitu diantara bulan Ramadan dan Syawal walaupun hanya sesaat
Mempunyai harta yang lebih dari pada kebutuhannya sehari-hari untuk dirinya dan orang-orang di bawah tanggungan pada hari raya dan malamnya.
Sementara ada pula syarat tidak wajib zakat fitrah. Syarat tersebut antara lain sebagai berikut.
Orang yang meninggal sebelum terbenam matahari pada akhir Ramadan
Anak yang lahir selepas terbenam matahari pada akhir Ramadan
Orang yang baru memeluk agama Islam sesudah matahari terbenam pada akhir Ramadan
Tanggungan istri yang baru saja dinikahi selepas matahari terbenam pada akhir Ramadhan.
Penerbit Jabal Spesialis Menerbitkan Al Quran Sejak Tahun 2004
Artikel ini diterbitkan 10 April 2023 Harga bisa berubah sewaktu-waktu. Informasi dan Pemesanan pemesanan silahkan klik “Chat Via WhatsApp” di bawah ini. // Artikel Hukum Dan Syarat Wajib Zakat Fitrah
Untuk cek ketersedian stock produk di penerbitjabal.com jangan sungkan untuk bertanya kepada admin kami.
Penerbit Alquran, Lupa Tasyahud Awal saat Shalat dapat menjadi situasi yang membingungkan bagi seorang Muslim yang tengah menjalankan ibadah shalat. Bagaimana seharusnya menghadapi kondisi ketika kita sudah terlanjur berdiri setelah rakaat pertama namun lupa untuk melakukan tasyahud awal? Apakah sebaiknya melanjutkan shalat atau kembali mengulangi tahap yang terlewat ini? Mari simak penjelasannya dalam artikel berikut.
Dalam kitab Bulughul Maram, terdapat hadits dari Al-Mughirah bin Syu’bah radhiyallahu ‘anhu yang menceritakan tentang apa yang harus dilakukan jika seseorang lupa tasyahud awal (tahiyat awal) dalam shalat dan sudah terlanjur berdiri.
Dari Al-Mughirah bin Syu’bah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Apabila seseorang di antara kalian ragu dan ia berdiri dari rakaat kedua, dan ia sudah tegak berdiri, maka hendaklah ia teruskan dan tidak usah kembali dan hendaknya ia sujud dua kali. Apabila ia belum berdiri tegak, maka hendaknya ia duduk kembali dan tidak usah sujud sahwi.” (Diriwayatkan oleh Abu Daud, Ibnu Majah, dan Ad-Daruquthni. Lafaznya menurut Ad-Daruquthni dengan sanad yang dhaif). [HR. Abu Daud, no. 1036; Ibnu Majah, no. 1208; Ad-Daruquthni, 1:378. Syaikh ‘Abdullah Al-Fauzan dalam Minhah Al-‘Allam, 3:230 menyatakan bahwa sanad hadits ini dhaif].
Faedah Hadits
Berikut adalah faedah hadits mengenai tasyahud awal saat shalat:
No.
Faedah Hadits
Penjelasan
1.
Jika orang lupa tasyahud awal dan langsung berdiri
Jika seseorang lupa melakukan tasyahud awal dan langsung berdiri ke rakaat ketiga atau lebih dekat ke berdiri, maka tidak perlu kembali melakukan tasyahud awal. Kekurangan ini dapat ditutup dengan sujud sahwi, dua kali sujud.
2.
Jika orang lupa tasyahud awal dan belum berdiri
Jika seseorang lupa melakukan tasyahud awal, tetapi belum berdiri sempurna atau lebih dekat ke duduk, maka sebaiknya duduk untuk melakukan tasyahud awal, dan tidak perlu melakukan sujud sahwi.
3.
Tasyahud awal bukan rukun shalat
Tasyahud awal bukanlah bagian dari rukun shalat, sehingga jika ditinggalkan dapat ditutup dengan sujud sahwi, tidak disuruh untuk kembali melakukannya. Tasyahud awal termasuk sunnah ab’adh, yaitu sunnah yang merupakan bagian dari shalat yang sebaiknya tidak ditinggalkan.
Jika sunnah ab’adh, termasuk tasyahud awal, ditinggalkan, maka disunnahkan untuk melakukan sujud sahwi untuk menggantikan sunnah yang terlewatkan tersebut.
Dalam artikel ini, kita telah membahas tentang apa yang harus dilakukan jika seseorang lupa tasyahud awal (tahiyat awal) dan sudah terlanjur berdiri dalam shalat, sesuai dengan hadits dalam kitab Bulughul Maram.
Penting bagi kita untuk memahami tuntunan dalam ibadah shalat agar kita dapat melaksanakannya dengan benar. Semoga artikel ini dapat memberikan pemahaman yang mudah dan jelas bagi para pembaca.
Penerbit Jabal Spesialis Menerbitkan Al Quran Sejak Tahun 2004
Artikel ini diterbitkan 7 April 2023 Harga bisa berubah sewaktu-waktu. Informasi dan Pemesanan pemesanan silahkan klik “Chat Via WhatsApp” di bawah ini. // Artikel Lupa Tasyahud Awal Saat Shalat
Untuk cek ketersedian stock produk di penerbitjabal.com jangan sungkan untuk bertanya kepada admin kami.
Penerbit Al Quran, Syarat Sah Dan Wajib Puasa – Puasa merupakan salah satu ibadah yang dijalankan oleh umat Muslim di seluruh dunia selama bulan Ramadan. Bagi umat Muslim, puasa adalah kewajiban yang harus dipenuhi dan dijalani dengan penuh kesungguhan.
Namun, agar puasa dianggap sah dan wajib, terdapat beberapa syarat yang harus dipenuhi. Syarat-syarat tersebut menjadi panduan bagi umat Muslim dalam menjalankan ibadah puasa dengan benar. Dalam artikel ini, kita akan mengulas syarat-syarat sah dan wajib puasa yang perlu diketahui oleh umat Muslim.
Syarat sah puasa merupakan hal-hal yang membuat ibadah puasa yang dijalankan menjadi sah hukumnya. Jika salah satu syarat sah ini tidak ada, maka ibadah puasa yang dijalankan tidak sah.
1. Beragama Islam
Syarat sah puasa yang pertama yaitu beragama Islam. Artinya, ia tidak pindah memeluk agama yang lainnya. Adapun jika pemeluk agama lain menjalankan puasa Ramadhan, maka tidak sah puasanya karena tidak memenuhi syarat sah puasa.
2. Suci dari Haid dan Nifas
Selanjutnya, seseorang yang berpuasa harus dalam keadaan suci. Bagi perempuan, yang dalam masa haid dan nifas, maka tidak diperbolehkan bagi mereka untuk berpuasa. Mereka bisa menunaikannya kembali saat selesai haid dan nifas dan telah bersuci. Adapun perempuan yang mengalami haid bisa mengganti puasa di luar Ramadan dan mereka yang nifas bisa menggantinya dengan fidyah.
3. Berakal Sehat
Berakal sehat juga menjadi salah satu syarat sah puasa. Maka, jika mereka yang mengalami gangguan mental, mabuk, atau gila melaksanakan puasa, tidak akan sah puasanya. Berakal sehat ini ditandai dengan bisa membedakan hal yang baik dan buruk.
4. Masuk Waktu Puasa
Syarat sah puasa yang terakhir adalah masuk waktu puasa. Jika puasa dijalankan di luar waktu puasa, maka tidak sah puasa yang dijalankan. Puasa wajib dilakukan selama bulan Ramadan. Selain itu, puasa juga diharamkan untuk dilakukan pada hari-hari tertentu seperti saat hari raya.
Syarat wajib puasa
Syarat wajib puasa adalah beberapa hal yang harus dipenuhi seseorang sebelum melaksanakan ibadah puasa. Jika seseorang tidak memenuhi syarat wajib ini, maka gugurlah tuntutan kewajiban padanya.
1. Beragama Islam
Syarat pertama seseorang diwajibkan untuk beribadah puasa adalah muslim atau beragama Islam. Sebab, ibadah ini menjadi salah satu rukun Islam sebagaimana yang terdapat dalam hadits riwayat Tirmidzi dan Imam Muslim berikut ini.
“Dari Abi Abdurrahman, yaitu Abdullah Ibn Umar Ibn Khattab r.a, berkata: saya mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: Islam didirikan dengan lima hal, yaitu persaksian tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan-Nya, didirikannya salat, dikeluarkannya zakat, dikerjakannya hajji di Baitullah (Ka’bah), dan dikerjakannya puasa di bulan Ramadan.” (Hadits Shahih, riwayat al-Bukhari: 7 dan Muslim: 19)
2. Baligh
Selanjutnya, orang yang wajib menjalankan puasa yaitu mereka yang sudah baligh. Baligh dalam hal ini adalah telah keluarnya mani dari tubuhnya baik waktu tidur maupun terjaga bagi laki-laki dan keluarnya darah haid bagi perempuan. Bagi anak yang belum memenuhi ciri tersebut, maka tidak diwajibkan baginya untuk berpuasa.
3. Berakal Sehat
Artinya, bagi seseorang yang mengalami gangguan mental maupun mabuk, maka tidak terkena hukum ibadah puasa. Kecuali bagi mereka yang mabuk dengan sengaja, maka diwajibkan baginya untuk mengganti puasa di kemudian hari. Hal ini sesuai dengan hadis sahih riwayat Abu daud berikut.
“Tiga golongan yang tidak terkena hukum syar’i: orang yang tidur sampai ia terbangun, orang yang gila sampai ia sembuh, dan anak-anak sampai ia baligh.” (Hadis Shahih, riwayat Abu Daud: 3822, dan Ahmad: 910. Teks hadits riwayat al-Nasa’i)
4. Mampu
Saat berpuasa, seseorang harus menahan untuk tidak makan dan minum selama belasan jam. Maka dari itu, ibadah ini diwajibkan bagi mereka yang mampu dan kuat untuk menjalankannya. Jika tidak mampu, maka ia bisa menggantinya di luar bulan Ramadan atau membayar fidyah dengan ketentuan yang telah diatur dalam Islam. Hal ini terdapat dalam Al Quran surat Al-Baqarah ayat 184 berikut ini.
“Maka barangsiapa di antara kamu sakit atau dalam perjalanan (lalu tidak berpuasa), maka (wajib mengganti) sebanyak hari (yang dia tidak berpuasa itu) pada hari-hari yang lain. Dan bagi orang yang berat menjalankannya, wajib membayar fidyah, yaitu memberi makan seorang miskin.” (QS. Al-Baqarah: 184).
Penerbit Jabal Spesialis Menerbitkan Al Quran Sejak Tahun 2004
Artikel ini diterbitkan 6 April 2023 Harga bisa berubah sewaktu-waktu. Informasi dan Pemesanan pemesanan silahkan klik “Chat Via WhatsApp” di bawah ini. // Artikel Syarat Sah Dan Wajib Puasa
Untuk cek ketersedian stock produk di penerbitjabal.com jangan sungkan untuk bertanya kepada admin kami.
Penerbitjabal.com, Hukum Tidur Setelah Sahur Dan Shalat Subuh Saat Puasa – Tak jarang diri kita yang merasakan kantuk setelah makan sahur, apalagi setelah shalat subuh rasanya ingin melampiaskan rasa kantuk yang belum tuntas akibat harus bangun sahur.
Tidur setelah subuh di bulan Ramadhan menjadi kenikmatan tersendiri bagi sebagian umat muslim. Karena rasa kantuk ditambah dengan kondisi perut yang sudah kenyang kadang membuat mereka sulit untuk menahan diri untuk merebahkan tubuh di atas kasurnya yang empuk. Terlebih lagi bagi mereka yang tinggal di wilayah yang mempunyai cuaca dingin.
Padahal sebetulnya para ulama sangat tidak menganjurkan tidur setelah waktu subuh. Sebab, seharusnya waktu tersebut kita gunakan sebaiknya misalnya dengan memperbanyak dzikir hingga matahari terbit. Aktivitas ini tentunya harus semakin giat kita lakukan selama bulan Ramadhan, karena kapan lagi kita akan mendapatkan pahala amal ibadah yang Allah SWT balas dengan besaran yang berkali-kali lipat lebih banyak?
Bisa dikatakan apabila kita menggunakan waktu setelah shalat subuh untuk tidur, niscaya hal tersebut termasuk ke dalam perbuatan yang mendatangkan siksa. Sebab, waktu yang seharusnya kita gunakan untuk memperbanyak dzikir malah kita sia-siakan begitu saja dengan hal yang seharusnya tidak kita lakukan di waktu tersebut.
Hukum Tidur Setelah Sahur Dan Shalat Subuh Saat Puasa
Tidur setelah waktu shalat subuh hukumnya makruh. Sebab, pada waktu tersebut terdapat beberapa keutamaan yang bisa kita peroleh seorang muslim jika memanfaatkan momen tersebut dengan hal-hal yang baik.
Akan tetapi, apakah ada hal lain yang menyebabkan tidur setelah waktu shalat subuh menjadi makruh? Tentu saja, berikut ada dua alasan mengapa tidur setelah waktu subuh hukumnya makruh.
1. Dapat mempersempit datangnya rezeki
Rezeki yang dimaksud di sini adalah rezeki yang tak hanya dalam bentuk materi, tetapi juga mencakup semua anugerah Allah SWT. Sebab, jika kita merasa sukar dalam suatu hal misal mencari pekerjaan, kesulitan meningkatkan penghasilan bahkan ada yang hingga merosot, susah memahami suatu ilmu dan lain sebagainya. Bisa jadi itu disebabkan karena sering tidur setelah shalat subuh.
“Dari Sayidah Fatimah putri Nabi Muhammad saw, ia berkata, ‘Rasulullah mendatangiku saat aku sedang tidur di pagi hari. Lalu Rasulullah menggerakkanku dengan kakinya. Kemudian beliau bersabda, ‘Wahai putriku, berdirilah! Lihatlah rezeki Tuhanmu. Janganlah kamu lalai, sebab Allah membagikan rezeki untuk manusia di antara waktu keluarnya fajar (masuk waktu subuh) hingga terbitnya mentari (dari timur).” (HR. Imam Baihaqi)
2. Bisa menyebabkan hidup menjadi kurang berkah
Siapa sih, yang tidak mengharapkan hidupnya bisa mendapatkan banyak keberkahan? Karena keberkahan bisa mejadi salah satu sebab diperlancarnya rezeki, hati tentram, dikaruniai keturunan yang salih dan salihah, rumah tangga yang Sakinah Mawadah Warohmah, hidup bermanfaat bagi sesama serta masih banyak nilai-nilai kebaikan lainnya yang bisa kita peroleh.
Rasulullah SAW pun telah mendoakan para umatnya supaya mereka dianugerahi berkah yang melimpah di pagi hari. Maka dengan itu, jika setelah shalat subuh kita gunakan untuk tidur bagaimana kita bisa meraih keberkahan tersebut? Yang ada kita bisa jadi malah kehilangan kesempatan emas ini.
“Dari Shakhr al-Ghamidi, dari Nabi SAW, beliau mengucapkan, ‘Allāhumma bārik li immatī fī bukūrihā (Ya Allah, berkahilah umatku di pagi hari).’ Jika mengirim ekspedisi atau pasukan perang, beliau akan melakukannya di pagi hari. Shakhr merupakan seorang pedagang dan ia mengirim dagangannya di pagi hari, sehingga hartanya melimpah. Abu Dawud berkata, ‘Ia adalah Shakhr bin Wada’ah.’” (HR Abu Dawud)
Oleh sebab itu, mari jadikan momen di pagi hari bulan Ramadhan ini sebagai waktu untuk mendapatkan limpahan berkah dan pahala dengan menjadikannya waktu untuk melakukan berbagai amalan sunnah. Wallahu a’lam Bishawab.
Penerbit Jabal Spesialis Menerbitkan Al Quran Sejak Tahun 2004
Artikel ini diterbitkan 3 April 2023 Harga bisa berubah sewaktu-waktu. Informasi dan Pemesanan pemesanan silahkan klik “Chat Via WhatsApp” di bawah ini. // Artikel Hukum Tidur Setelah Sahur
Untuk cek ketersedian stock produk di penerbitjabal.com jangan sungkan untuk bertanya kepada admin kami.
Penerbitjabal.com, Perayaan Bukber Dalam Islam – Bukber atau buka bersama menjadi sebuah tradisi yang cukup populer di Indonesia saat bulan suci Ramadan. Kegiatan ini biasanya dilakukan oleh kelompok-kelompok komunitas atau teman-teman untuk saling berbagi makanan dan menjalin silaturahmi. Namun, dalam konteks Islam, apakah perayaan bukber diperbolehkan atau tidak?
Secara umum, kegiatan bukber dapat dianggap sebagai sebuah bentuk ibadah yang memiliki nilai sosial dan moral yang positif. Dalam Al-Quran, Allah SWT memerintahkan umat muslim untuk saling mengasihi dan mempererat tali persaudaraan antara sesama muslim. Bukber dapat menjadi ajang untuk mewujudkan nilai-nilai tersebut, terutama saat bulan Ramadan yang menjadi bulan suci bagi umat muslim.
Namun, seperti halnya kegiatan lain, bukber juga harus dilakukan dengan memperhatikan aturan-aturan agama Islam. Pertama, makanan yang disajikan harus halal dan bersih. Kita harus memastikan bahwa makanan yang kita konsumsi tidak mengandung unsur-unsur yang diharamkan dalam Islam, seperti babi atau alkohol. Selain itu, kita juga harus memperhatikan kebersihan makanan dan tempat yang digunakan untuk menyajikan makanan.
Kedua, bukber tidak boleh mengganggu pelaksanaan ibadah puasa. Kita harus memastikan bahwa kegiatan bukber tidak mengganggu orang yang sedang berpuasa, baik secara fisik maupun secara psikologis. Kita juga harus menghindari perilaku yang dianggap tidak sopan atau tidak pantas saat bulan Ramadan, seperti berbicara yang kotor atau melakukan hal-hal yang menyebabkan gangguan bagi orang lain.
Ketiga, bukber tidak boleh dijadikan sebagai ajang untuk melakukan kemaksiatan atau melakukan tindakan yang bertentangan dengan ajaran Islam. Bukber harus dilakukan dengan penuh kesederhanaan dan ketaqwaan kepada Allah SWT, dan bukan sebagai ajang untuk memuaskan nafsu atau melakukan hal-hal yang tidak baik.
Penerbitjabal.com, Menggali Hikmah Puasa dalam Al Quran – Puasa merupakan salah satu ibadah yang ditekankan dalam agama Islam. Selama bulan Ramadhan, umat Islam di seluruh dunia mematuhi kewajiban puasa sebagai bagian dari upaya untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Dalam Al Quran, terdapat banyak hikmah puasa yang dapat kita pelajari dan aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
1. Meningkatkan Ketaatan dan Kedekatan dengan Allah SWT
Puasa adalah bentuk ketaatan kepada Allah SWT. Dengan menahan diri dari makan, minum, dan segala bentuk nafsu selama bulan Ramadhan, umat Islam diharapkan dapat lebih memperkuat ikatan spiritual dengan Sang Pencipta.
Sebagaimana disebutkan dalam surat Al Baqarah ayat 183:
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu, agar kamu bertakwa.”
2. Meningkatkan Kesadaran Diri dan Rasa Syukur kepada Allah SWT
Puasa juga berfungsi sebagai sarana untuk meningkatkan kesadaran diri dan rasa syukur kepada Allah SWT. Dalam kehidupan sehari-hari, kita seringkali terlena dengan rutinitas yang padat dan berbagai godaan di sekitar kita. Puasa dapat membantu kita untuk memperkuat kesadaran diri dan meningkatkan rasa syukur kepada Allah SWT atas segala karunia-Nya.
Sebagaimana disebutkan dalam surat Al Baqarah ayat 185:
“Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu, dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.”
3. Merenungkan Kebesaran Allah SWT dan Menghindari Perilaku yang Bertentangan dengan Ajaran Islam
Puasa juga menjadi sarana untuk merenungkan kebesaran Allah SWT dan meningkatkan kesadaran spiritual. Dalam kehidupan modern saat ini, seringkali kita terlalu sibuk dengan urusan dunia dan melupakan keberadaan Allah SWT. Puasa dapat membantu kita untuk merenungkan kebesaran-Nya serta mendekatkan diri kepada-Nya. Selain itu, puasa juga meliputi menahan diri dari segala bentuk perilaku yang bertentangan dengan ajaran Islam, seperti berbohong, berbuat curang, dan lain-lain.
Penerbit Jabal Spesialis Menerbitkan Al Quran Sejak Tahun 2004
Artikel ini diterbitkan 30 Maret 2023 Harga bisa berubah sewaktu-waktu. Informasi dan Pemesanan pemesanan silahkan klik “Chat Via WhatsApp” di bawah ini. // Artikel Perayaan Bukber Dalam Islam
Untuk cek ketersedian stock produk di penerbitjabal.com jangan sungkan untuk bertanya kepada admin kami.
Penerbitjabal.com, Menggali Hikmah Puasa dalam Al Quran – Puasa merupakan salah satu ibadah yang ditekankan dalam agama Islam. Selama bulan Ramadhan, umat Islam di seluruh dunia mematuhi kewajiban puasa sebagai bagian dari upaya untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Dalam Al Quran, terdapat banyak hikmah puasa yang dapat kita pelajari dan aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
1. Meningkatkan Ketaatan dan Kedekatan dengan Allah SWT
Puasa adalah bentuk ketaatan kepada Allah SWT. Dengan menahan diri dari makan, minum, dan segala bentuk nafsu selama bulan Ramadhan, umat Islam diharapkan dapat lebih memperkuat ikatan spiritual dengan Sang Pencipta.
Sebagaimana disebutkan dalam surat Al Baqarah ayat 183:
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu, agar kamu bertakwa.”
2. Meningkatkan Kesadaran Diri dan Rasa Syukur kepada Allah SWT
Puasa juga berfungsi sebagai sarana untuk meningkatkan kesadaran diri dan rasa syukur kepada Allah SWT. Dalam kehidupan sehari-hari, kita seringkali terlena dengan rutinitas yang padat dan berbagai godaan di sekitar kita. Puasa dapat membantu kita untuk memperkuat kesadaran diri dan meningkatkan rasa syukur kepada Allah SWT atas segala karunia-Nya.
Sebagaimana disebutkan dalam surat Al Baqarah ayat 185:
“Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu, dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.”
3. Merenungkan Kebesaran Allah SWT dan Menghindari Perilaku yang Bertentangan dengan Ajaran Islam
Puasa juga menjadi sarana untuk merenungkan kebesaran Allah SWT dan meningkatkan kesadaran spiritual. Dalam kehidupan modern saat ini, seringkali kita terlalu sibuk dengan urusan dunia dan melupakan keberadaan Allah SWT. Puasa dapat membantu kita untuk merenungkan kebesaran-Nya serta mendekatkan diri kepada-Nya. Selain itu, puasa juga meliputi menahan diri dari segala bentuk perilaku yang bertentangan dengan ajaran Islam, seperti berbohong, berbuat curang, dan lain-lain.
Penerbit Jabal Spesialis Menerbitkan Al Quran Sejak Tahun 2004
Artikel ini diterbitkan 29 Maret 2023 Harga bisa berubah sewaktu-waktu. Informasi dan Pemesanan pemesanan silahkan klik “Chat Via WhatsApp” di bawah ini. // Artikel Menggali Hikmah Puasa dalam Al Quran
Untuk cek ketersedian stock produk di penerbitjabal.com jangan sungkan untuk bertanya kepada admin kami.
Penerbitjabal.com, Mencium Aroma Makanan, Apakah Bisa Membatalkan Puasa?
Saat kita sedang menjalankan ibadah puasa, aroma makanan sedap tak jarang menjadi salah satu godaan. Mungkin masih ada beberapa orang yang sama sekali tidak tergoda, tetapi sebagian besar pasti ada juga yang sulit menepis betapa nikmatnya aroma tersebut. Mulai dari kalangan anak yang baru belajar puasa hingga orang dewasa.
Mencium Aroma Makanan, Apakah Bisa Membatalkan Puasa?
Hal tersebut membuat kita sering bertanya-tanya, sebenarnya Mencium Aroma Makanan Apakah Bisa Membatalkan Puasa? Dilansir dari beberapa sumber, simak penjelasannya!
Puasa bisa dianggap batal apabila kita memasukkan suatu benda ke dalam mulut sampai ke kerongkongan
Telah diterangkan tentang hal-hal yang dapat menyebabkan batalnya puasa dalam Al Quran potongan surat Al Baqarah ayat 187 yang artinya,
Artinya: “Dihalalkan bagimu pada malam hari puasa bercampur dengan istrimu. Mereka adalah pakaian bagimu dan kamu adalah pakaian bagi mereka. Allah mengetahui bahwa kamu tidak dapat menahan dirimu sendiri, tetapi Dia menerima tobatmu dan memaafkan kamu. Maka sekarang campurilah mereka dan carilah apa yang telah ditetapkan Allah bagimu. Makan dan minumlah hingga jelas bagimu (perbedaan) antara benang putih dan benang hitam, yaitu fajar. Kemudian sempurnakanlah puasa sampai (datang) malam. Tetapi jangan kamu campuri mereka ketika kamu beriktikaf dalam masjid. Itulah ketentuan Allah, maka janganlah kamu mendekatinya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada manusia agar mereka bertakwa.”
Dalam potongan ayat tersebut telah dijelaskan bahwa orang yang berpuasa harus berhenti makan dan minum sejak fajar sampai matahari terbenam (Maghrib). Artinya, yang dilarang saat kita sedang berpuasa adalah makan dan minum atau memasukkan benda ke dalam mulut sampai ke kerongkongan.
Mencium aroma makanan ternyata tidak membatalkan puasa selama tidak ada zat atau apapun yang ikut masuk ke dalam mulut
Saat kita menghirup aroma makanan, tentunya tidak akan ada zat yang ikut masuk ke dalam mulut sampai kerongkongan. Maka hal tersebut tidak membatalkan puasa.
Namun, beda lagi dengan apabila kita menghirup aroma atau uap masakan terlalu dalam sampai rasa masakan tersebut bisa tercecap di lidah bersama air liur. Hal ini bisa dibilang dapat menyebabkan batalnya puasa kita karena diaanggap ada zat yang ikut masuk ke mulut sampai kerongkongan.
Ada beberapa pekerjaan yang membuat kita harus mencium aroma makanan
Di dunia ini pasti ada beberapa bahkan jutaan orang yang setiap waktunya mengharuskan ia mencium aroma makanan, misalnya untuk mereka yang bekerja di sebuah restoran atau bidang produksi makanan dan minuman. Mungkin kita juga termasuk ke dalam golongan tersebut.
Tak hanya para pekerja di bidang itu saja, seorang ibu rumah tangga pun pasti ada waktu yang mengharuskan mereka mencium aroma masakan, contohnya ketika sedang menyiapkan masakan atau kudapan untuk berbuka puasa.
Namun, tahukah Sahabat? Hal tersebut sebetulnya sah-sah saja selama tidak dilakukan secara berlebihan. Seperti yang sudah dijelaskan di poin-poin sebelumnya. Lakukan seperlunya dan jangan lupa tetap menjaga diri dari hal-hal lain yang dapat membatalkan puasa kita, kapan pun di mana pun.
Nah, itulah beberapa penjelasan terkait mencium aroma makanan ketika sedang berpuasa yang perlu Sahabat ketahui.
Penerbit Jabal Spesialis Menerbitkan Al Quran Sejak Tahun 2004
Artikel ini diterbitkan 28 Maret 2023 Harga bisa berubah sewaktu-waktu. Informasi dan Pemesanan pemesanan silahkan klik “Chat Via WhatsApp” di bawah ini. // Artikel Mencium Aroma Makanan Apakah Bisa Membatalkan Puasa
Untuk cek ketersedian stock produk di penerbitjabal.com jangan sungkan untuk bertanya kepada admin kami.
Ramadhan Berbagi Berkah Bersama Penerbit Jabal, Alhamdulillah wa Syukurillah, puji dan syukur tak henti-hentinya kita panjatkan ke hadirat Allah SWT karena hingga saat ini kita masih diberi kesempatan untuk dapat bertemu langsung dengan bulan istimewa dan bulan yang dimuliakan yakni bulan Ramadhan 1444H.
Untuk menghadirkan kesegaran setelah Masyarakat Muslim di wilayah Jalan Desa Cipadung, Bandung menahan dahaga selama 12 jam lamanya berpuasa, Insya Allah kegiatan “Berbagi Takjil” pun akan dilaksanakan Penerbit Jabal.
Menghidangkan takjil sebelum memasuki waktu berbuka puasa penting untuk dilakukan. Selain karena kita dianjurkan untuk menyegerakan berbuka, tubuh kita juga membutuhkan nutrisi setelah berpuasa menahan lapar dan haus selama kurang lebih dari 12 jam. Terlebih ketika berbuka, sangat tidak disarankan untuk langsung makan secara berlebihan karena dapat berakibat buruk bagi kesehatan. Maka dari itu, banyak ahli gizi dan kesehatan yang menyarankan agar membatalkan puasa dengan takjil.
Meskipun tidak banyak, tapi diharapkan takjil yang dibagikan bisa bermanfaat. Kegiatan sosial ini merupakan wujud syukur keluarga besar Penerbit Jabal. Selain itu, melalui kegiatan berbagi takjil ini diharapkan dapat menumbuhkan rasa berbagi dan bersyukur terhadap sesama.
Dengan kerja sama yang baik antara karyawan, kegiatan berbagi takjil ini bisa berjalan lancar. Harapannya, kegiatan sosial semacam ini bisa menjadi agenda rutin tiap Ramadhan, sehingga dapat memberikan manfaat bagi orang lain.
Tertarik untuk memesanan Al Quran atau buku-buku islam di Penerbit Jabal? Silahkan buka website kami www.penerbitjabal.com. Selanjutnya, sampaikan kebutuhan pesanan Anda kepada admin kami.
Penerbitjabal.com, Mengapa Menghafal Al-Quran Tidak Mudah Bagi Kita? – Al Quran adalah kitab suci yang penuh dengan hikmah dan petunjuk bagi umat manusia. Bagi umat Islam, menghafal Al-Quran adalah suatu prestasi yang sangat dihargai dan dianggap sebagai bentuk ibadah yang sangat mulia. Namun, mengapa menghafal Al-Quran begitu sulit bagi kebanyakan orang? Mari kita bahas lebih dalam tentang artikel ini.
Salah satu alasan mengapa menghafal Al-Quran sulit bagi kebanyakan orang adalah karena otak manusia terbatas. Otak manusia memiliki kapasitas terbatas dalam menyimpan informasi jangka panjang. Oleh karena itu, menghafal Al-Quran yang terdiri dari 114 surat, 6.236 ayat, dan sekitar 77.000 kata sangatlah menantang. Dibutuhkan kemampuan kognitif yang sangat baik untuk dapat menghafal Al-Quran secara utuh.
Selain itu, sulitnya menghafal Al-Quran juga disebabkan oleh cara kita belajar. Kebanyakan orang belajar dengan mengulangi sesuatu berkali-kali hingga mengingatnya dengan baik. Namun, pendekatan seperti itu tidak selalu efektif untuk menghafal Al-Quran. Kita harus memahami makna dari ayat-ayat Al-Quran, mempelajari konteksnya, dan mengaitkan ayat-ayat yang satu dengan yang lainnya. Hal ini membutuhkan waktu dan upaya yang lebih banyak.
Tantangan lain dalam menghafal Al-Quran adalah faktor psikologis. Kita harus memiliki motivasi yang kuat, kesabaran yang tinggi, dan tekad yang bulat untuk dapat menghafal Al-Quran. Menghafal Al-Quran juga membutuhkan konsentrasi yang tinggi, sehingga dibutuhkan lingkungan belajar yang tenang dan minim gangguan.
Meskipun menghafal Al-Quran bukanlah suatu hal yang mudah, namun hal itu bukanlah suatu hal yang tidak mungkin. Dengan tekad, kesabaran, dan kemauan yang kuat, kita dapat menghafal Al-Quran secara bertahap. Kita juga dapat memanfaatkan teknologi dan bantuan dari para ulama atau guru yang ahli dalam bidang ini.
Menghafal Al-Quran memang bukan suatu hal yang mudah, namun ini adalah suatu ibadah yang sangat mulia. Oleh karena itu, jangan pernah menyerah dalam mencoba menghafal Al-Quran. Teruslah belajar dan berusaha hingga kita dapat menghafal Al-Quran dengan baik. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan kemudahan dan keberkahan dalam perjalanan kita untuk menghafal Al-Quran. Aamiin.
Penerbit Jabal Spesialis Menerbitkan Al Quran Sejak Tahun 2004
Artikel ini diterbitkan 24 Maret 2023 Harga bisa berubah sewaktu-waktu. Informasi dan Pemesanan pemesanan silahkan klik “Chat Via WhatsApp” di bawah ini. // Artikel Mengapa Menghafal Al-Quran Tidak Mudah Bagi Kita
Untuk cek ketersedian stock produk di penerbitjabal.com jangan sungkan untuk bertanya kepada admin kami.
Penerbitjabal.com, Tips Menghafal Al Quran Selama Bulan Ramadhan – Sahabat Jabal, Tinggal menghitung hari, kita akan memasuki bulan suci Ramadhan! Dan salah satu kegiatan mulia yang biasanya dilakukan saat Ramadhan yaitu memperbanyak membaca dan menghafal Al Quran.
Namun, menghafal Al Quran saat berpuasa bagi sebagian orang, akan terasa menyulitkan. Pasalnya saat berpuasa, rasa dahaga serta lapar yang menyelimuti seringkali membuat kita sulit untuk fokus ketika menghafalkan Al Quran.
Tips Menghafal Al Quran Selama Bulan Ramadhan
Meskipun begitu, jika Sahabat ingin menghafal Al Quran saat berpuasa di bulan ramadhan, ada beberapa tips yang dapat Sahabat lakukan. Adapun 3 tips menghafal Al Quran di Bulan ramadhan yaitu sebagai berikut.
1. Menghafal di Tempat yang Sunyi
Salah satu yang pada umumnya dapat menghambat seseorang dalam menghafalkan Al Quran yaitu kebisingan dan keramaian. Terutama di saat berpuasa, menghafal Al Quran di tempat yang ramai akan semakin menyulitkan dalam menghafalkan ayat demi ayat Al Quran.
Oleh karena itu, carilah tempat yang sunyi dan jauh dari keramaian untuk menghafal Al Quran. Selain mempercepat dalam menghafalkan ayat demi ayat, memilih tempat yang jauh dari keramaian juga dapat meningkatkan ke khusyuan dalam membaca dan menghafal Al Quran.
2. Menghafal saat Kondisi Pikiran Tenang
Tips yang kedua yaitu menghafalkan Al Quran saat kondisi pikiran tenang. Hal tersebut disebabkan kondisi pikiran yang berantakan akan mempersulit dalam menghafalkan ayat demi ayat Al Quran. Sehingga, jika ingin memulai dalam menghafalkan ayat-ayat Al Quran, pastikan terlebih dahulu kondisi pikiran menjadi tenang.
Jika sedang banyak pikiran, sebaiknya hilangkan dulu pikiran tersebut sebelum memulai dalam menghafalkan Al Quran. Dengan begitu, menghafal pun akan lebih nyaman sehingga Sahabat dapat dengan mudah memhafuzkan ayat-ayat Al Quran.
3. Menghafal setelah bangun tidur
Tips ketiga menghafal Al Quran saat berpuasa yaitu dengan memulai kegiatan tersebut saat setelah bangun tidur. Pasalnya, saat baru bangun tidur, kondisi pikiran akan lebih segar untuk menghafal Al Quran. Dengan begitu, Sahabat akan dengan mudah menghafalkan ayat demi ayat Al Quran karena pikiran Sahabat saat itu dalam kondisi yang lebih segar.
Penerbit Jabal Spesialis Menerbitkan Al Quran Sejak Tahun 2004
Artikel ini diterbitkan 23 Maret 2023 Harga bisa berubah sewaktu-waktu. Informasi dan Pemesanan pemesanan silahkan klik “Chat Via WhatsApp” di bawah ini. // ArtikelTips Menghafal Al Quran Selama Bulan Ramadhan
Untuk cek ketersedian stock produk di penerbitjabal.com jangan sungkan untuk bertanya kepada admin kami.
Penerbitjabal.com, 4 Hal Yang Dapat Dilakukan Untuk Ketakwaan Di Bulan Ramadhan – Tahukah sahabat Jabal, ada beberapa hal penting yang harus dilakukan selama bulan Ramadhan untuk mencapai ketakwaan kepada Allah SWT?
Bukan hanya sebuah kewajiban, hal ini pun menjadi pengingat kepada setiap hamba dan telah dicantumkan dalam Al Quran serta Sunnah Rasulullah SAW.
4 Hal Yang Dapat Dilakukan Untuk Ketakwaan Di Bulan Ramadhan
Dilansir dari All About Islam, Inilah 4 hal yang dapat dilaksanakan sahabat jabal untuk meningkatkan ketakwaan di bulan suci Ramadhan:
1. Menyempurnakan Niat
Mengapa menyempurnakan niat menjadi poin pertama yang harus sahabat jabal lakukan? Ingat! Ramadhan adalah bulan mulia bagi umat Islam, ketika kita bersikap tulus dalam niat, InsyaAllah Allah SWT pun akan menerima puasa kita selama bulan suci Ramadhan. Hal tersebut pun telah disampaikan oleh Rasulullah SAW dalam hadits riwayat Bukhari yang berbunyi:
“Barang siapa yang berpuasa di bulan Ramadhan atas dasar iman dan mengharap pahala dari Allah SWT, maka dosa yang telah lalu akan diampuni.”
2. Menjauhi Hal yang Haram dan Makruh
Ketika kita sadar bahwa ada beberapa hal yang hukumnya menjadi makruh bahkan menjadi haram ketika kita melakukannya, mulai saat ini yuk hindari membuang-buang waktu untuk hal-hal yang tidak berguna!
3. Membaca Al Quran
Di bulan Ramadhan nanti, lebih baik habiskan lebih banyak waktu dengan Al Quran. Selain meningkatkan ketaqwaan kepada Allah SWT, Al Quran pun diturunkan di bulan suci Ramadhan. Yuk coba untuk menyelesaikan seluruh Al Quran setidaknya satu kali selama bulan Ramadhan!
4. Zakat, Sedekah, dan Infaq
Memberi lebih banyak untuk membantu saudara kita yang Dhuafa sangat di anjurkan di bulan Ramadhan. Untuk meningkatkan ketaqwaan di bulan suci Ramadhan, yuk jadi salah satu hamba Allah SWT yang murah hati dan dermawan di bulan suci!
“Sungguh telah datang kepada kalian bulan Ramadhan, bulan yang penuh berkah. Allah SWT mewajibkan kepada kamu sekalian untuk berpuasa. Pada bulan itu pintu-pintu surga dibuka dan pintu neraka Jahanam dikunci, dan setan-setan dibelenggu. Pada bulan itu ada suatu malam yang lebih baik dari seribu bulan…” (Muttafaq ‘Alaih)
Penerbit Jabal Spesialis Menerbitkan Al Quran Sejak Tahun 2004
Artikel ini diterbitkan 22 Maret 2023 Harga bisa berubah sewaktu-waktu. Informasi dan Pemesanan pemesanan silahkan klik “Chat Via WhatsApp” di bawah ini. // ArtikelKetakwaan Di Bulan Ramadhan
Untuk cek ketersedian stock produk di penerbitjabal.com jangan sungkan untuk bertanya kepada admin kami.
Maksimalkan Kebaikan di Bulan Ramadhan dengan Berwakaf Al Quran. Bukan hanya sekadar memiliki Al Quran yang indah dan eksklusif, tetapi juga membantu membangun masjid untuk umat muslim yang membutuhkan. Penerbit Jabal memberikan kesempatan spesial di bulan Ramadhan ini untuk memperoleh 4 Al Quran terjemahan ukuran A5 dengan harga terjangkau. Selain itu, dengan setiap pembelian Al Quran ini, Anda akan berpartisipasi dalam pembangunan Masjid Pondok Pesantren Yatim Tahfidz Al-Hilal.
Saat ini, membangun masjid menjadi semakin penting. Banyak daerah yang masih membutuhkan masjid sebagai pusat ibadah dan tempat belajar agama. Oleh karena itu, kegiatan berwakaf Al Quran menjadi semakin penting untuk membantu membangun masjid. Dengan membeli Al Quran terjemahan ukuran A5 dari Penerbit Jabal, Anda akan memperoleh dua manfaat sekaligus, yaitu mendapatkan pahala berwakaf Al Quran dan membantu membangun masjid.
Tidak hanya itu, Al Quran terjemahan yang disediakan Penerbit Jabal juga memiliki kualitas yang sangat baik. Setiap Al Quran menggunakan kertas khusus seperti Al Quran di Timur Tengah, memberikan pengalaman membaca Al Quran yang lebih mendalam dan terasa istimewa. Dengan ukuran yang pas di tangan, Al Quran ini sangat nyaman untuk dibawa dan dibaca di mana saja.
Saat ini, kita memasuki bulan Ramadhan yang penuh berkah. Saatnya untuk meningkatkan kebaikan dan keberkahan dengan beramal shaleh. Dalam semangat Ramadhan, Penerbit Jabal memberikan kesempatan istimewa bagi Anda untuk memperoleh pahala berwakaf Al Quran sekaligus membantu membangun masjid. Pesan sekarang dan jadilah bagian dari kebaikan yang membawa manfaat kekal di dunia dan akhirat.
Jangan lewatkan kesempatan emas ini untuk meraih keberkahan di bulan Ramadhan dan mendapatkan pahala berlipat ganda. Dengan tindakan sederhana ini, Anda dapat memperoleh banyak keberkahan dan kebaikan yang tidak terhingga. Segera pesan Al Quran terjemahan ukuran A5 eksklusif ini sekarang juga dan jadilah bagian dari kebaikan yang membawa manfaat kekal di dunia dan akhirat. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan keberkahan dan rahmat-Nya kepada kita semua.
Semua Hasil Penjualan 100% Disalurkan Untuk Pembangunan Masjid Pondok Pesantren Yatim Tahfidz Al-Hilal
*Ongkos kirim ditanggung pembeli
No. Rekening: Mandiri 1320017187445 an. Yayasan Al Hilal
Harga istimewa ini hanya berlaku sampai 5 April 2023. Jadi, segera hubungi kami melalui nomor WhatsApp di bawah ini untuk melakukan pemesanan dan mendapatkan informasi lebih lengkap.
Penerbitjabal.com, Bolehkah Memberikan Zakat Kepada Non Muslim? – Zakat merupakan salah satu rukun Islam yang wajib dilaksanakan oleh setiap Muslim yang mampu. Peranannya tidak hanya berkaitan dengan ubudiyyah murni, namun juga berfungsi untuk membangun kesejahteraan sesama, karena itu zakat disebut dengan ibadah ghairu mahdlah.
Zakat secara garis besar ada dua, zakat mal dan zakat fitrah atau bisa juga disebut zakat badan. Namun, bolehkah zakat fitrah diberikan kepada non-Muslim? Dalam hal ini, para ulama mazhab berbeda pendapat. Berikut penjelasannya!
Imam Syafi’i
Dalam mazhab Syafi’i, zakat fitrah tidak diperbolehkan diberikan kepada non-Muslim, baik kaya atau miskin, dzimmi (yang berdamai) atau harbi (yang memerangi). Larangan tersebut juga berlaku untuk zakat mal. Larangan tersebut berlandaskan dalil hadits Nabi saat mengutus sahabat Mu’adz bin Jabal:
صدقة تؤخذ من أغنيائهم فترد على فقرائهم
“Sedekah yang diambil dari orang kaya mereka (Muslimin), kemudian diberikan kepada orang faqir mereka (Muslimin). (HR al-Bukhari dan Muslim)
Namun, boleh memberikan bagian dari harta zakat kepada non-Muslim yang menjabat sebagai petugas penimbang, humasi atau penjaga harta zakat. Kebolehan tersebut bukan pemberian atas nama zakat, namun atas nama upah dari pekerjaan mereka (dari bagian amil zakat).
Dalam kitab al-iqna’ dijelaskan:
و ) الخامس (لا تصح للكافر) لخبر الصحيحين صدقة تؤخذ من أغنيائهم فترد على فقرائهم ، نعم الكيال والحمال والحافظ ونحوهم يجوز كونهم كفارا مستأجرين من سهم العامل لأن ذلك أجرة لا زكاة . وإنما جاز في الحمال والكيال ومن ذكر معهما أن يكون كافرا أو هاشميا أو مطلبيا لأن ما يأخذه العامل أجرة لا زكاة ؛ لأن الاستئجار أخرجه عن كونه زكاة حقيقة كما ذكره الشارح
“Yang kelima, tidak sah zakat kepada non-Muslim karena hadits al-Bukhari dan Muslim ‘Sedekah yang diambil dari orang kaya mereka (Muslimin)’, kemudian diberikan kepada orang faqir mereka (Muslimin). Namun, penakar, pembawa, penjaga dan sesamanya boleh dari seorang non-Muslim yang disewa dari bagian amil, sebab hal tersebut adalah upah, bukan zakat.” (Syekh al-Khathib al-Syarbini, al-Iqna’ Hamisy Hasyiyah al-Bujairami, juz 6, halaman 394)
Imam Abu Hanifah
Menurut pandangan Imam Abu Hanifah dan muridnya Muhammad, dibolehkan memberikan zakat fitrah kepada non-Muslim dzimmi yang fakir. Landasan mereka adalah ayat:
“Jika kamu menampakkan sedekah(mu), maka itu adalah baik sekali. Dan jika kamu menyembunyikannya dan kamu berikan kepada orang-orang fakir, maka menyembunyikan itu lebih baik bagimu. Dan Allah akan menghapuskan dari kamu sebagian kesalahan-kesalahanmu.” (QS al-Baqarah: 271)
Ayat tersebut tidak membedakan fakir yang Muslim dan non-Muslim, kecuali dalam masalah zakat mal, karena ada larangan khusus dalam haditsnya sahabat Mu’adz, yang kedudukannya men-takhsish ayat ini. Alasan lainnya, memberikan zakat kepada kafir dzimmi yang fakir adalah termasuk mendatangkan kebaikan kepada mereka.
Imam Hambali
Dalam pandangan mazhab Hanbali ditegaskan, boleh memberi zakat (termasuk zakat fitrah) kepada non-Muslim yang menjadi panutan di kelompoknya ketika terdapat salah satu dari dua alasan. Pertama, diharapkan keislamannya. Kedua, ketika dikhawatirkan aksinya dapat menyerang orang Islam. Pemberian zakat kepada non-Muslim dengan ketentuan di atas diambilkan dari bagian muallaf qulubuhum. Syekh Ibnu Quddamah mengatakan:
“Muallaf qulubuhum ada dua, Muslim dan non-Muslim, mereka semua adalah tuan yang menjadi panutan di kelompoknya seperti yang telah kami sampaikan. Non-Muslim ada dua. Pertama, orang yang diharapkan keislamannya, maka diberikan zakat agar niatnya memeluk islam kuat dan dapat mencondongkan hatinya untuk memeluk islam, sesungguhnya Nabi saat pembebasan kota Mekah memberikan jaminan keamanan kepada Shofwan bin Umayyah, dan Shofwan menguji Nabi selama empat bulan untuk melihat sikap beliau dan keluar bersama Nabi di perang Hunain. Saat Nabi memberinya beberapa pemberian, Shofwan mengatakan, apa ini?. Lalu Nabi berisyarah menuju bukit yang terdapat unta di dalamnya, Nabi mengatakan, ini untukmu. Shofwan menjawab, ini adalah pemberian orang yang tidak takut faqir. Kedua, non-Muslim yang dikhawatirkan keburukannya, maka diharapkan pemberian zakat kepadanya dapat mencegah keburukannya dan para pengikutnya. Ibnu Abbas meriwayatkan bahwa suatu kelompok datang kepada Nabi, bila Nabi memberi mereka, maka mereka memuji islam dan berkata, ini adalah agama yang baik. Bila Nabi tidak memberi, mereka mencela.” (Ibnu Quddamah al-Maqdisi, al-Syarh al-Kabir, juz 2, hal 697)
Syekh Wahbah al-Zuhaili
Syekh Wahbah al-Zuhaili mengatakan:
وأما ما سوى الزكاة من صدقة الفطر والكفارات والنذور، فلا شك في أن صرفها إلى فقراء المسلمين أفضل؛ لأن الصرف إليهم يقع إعانة لهم على الطاعة
“Adapun selain zakat dari sedekah fitri, kafarat dan nadzar, tidak diragukan lagi mengalokasikannya kepada orang Islam yang fakir lebih utama, sebab memberikan kepada mereka dapat membantu mereka melakukan ketaatan.” (Wahbah al-Zuhaili, al-Fiqh al-Islami wa Adillatuhu, juz 3, halaman 310)
Penerbit Jabal Spesialis Menerbitkan Al Quran Sejak Tahun 2004
Artikel ini diterbitkan 20 Maret 2023 Harga bisa berubah sewaktu-waktu. Informasi dan Pemesanan pemesanan silahkan klik “Chat Via WhatsApp” di bawah ini. // ArtikelBolehkah Memberikan Zakat Kepada Non Muslim
Untuk cek ketersedian stock produk di penerbitjabal.com jangan sungkan untuk bertanya kepada admin kami.
Penerbitjabal.com, Membangun Hati Kuat Dengan Al-Quran; Hati yang kuat adalah syarat mutlak bagi kehidupan yang bahagia dan sukses. Namun, hati manusia seringkali tercemar oleh berbagai dosa dan kesalahan yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari.
Oleh karena itu, sebagai seorang muslim, kita perlu mengambil langkah-langkah untuk membersihkan diri dari dosa dan membangun hati yang kuat dan sehat. Salah satu cara yang paling efektif adalah dengan membaca dan mempelajari Al-Quran.
Mencari Kebersihan Hati dalam Al-Quran
Al-Quran merupakan sumber ajaran dan petunjuk bagi umat muslim dalam menjalani kehidupan di dunia ini. Al-Quran berisi banyak ayat dan nasihat yang berkaitan dengan membersihkan hati dari berbagai dosa dan kesalahan.
Dalam Al-Quran, Allah SWT berbicara tentang kebersihan hati sebagai suatu hal yang sangat penting. Allah SWT berfirman:
“Sesungguhnya Allah hanya menerima (amal) dari orang-orang yang bertakwa.” (QS. Al-Maidah: 27)
Oleh karena itu, jika kita ingin amalan dan doa kita diterima oleh Allah SWT, maka kita perlu memiliki hati yang bersih dan tulus.
Memperkuat Hati dengan Ketaatan kepada Allah SWT
Salah satu cara untuk membersihkan hati dan membangun kekuatan hati adalah dengan mengikuti perintah Allah SWT dan meninggalkan segala macam dosa dan kesalahan. Allah SWT berfirman:
“Dan janganlah engkau berjalan di muka bumi ini dengan sombong. Sesungguhnya engkau sekali-kali tidak dapat menembus bumi dan sekali-kali engkau tidak akan setinggi gunung.” (QS. Al-Isra: 37)
Dalam ayat ini, Allah SWT mengingatkan kita untuk tidak sombong dan tidak berbuat dosa karena dosa dan kesombongan dapat melemahkan hati dan mengurangi kekuatan spiritual kita.
Meraih Ketentraman Hati melalui Bacaan Al-Quran
Selain memperkuat hati melalui ketaatan kepada Allah SWT, membaca Al-Quran juga dapat membantu membersihkan hati dari berbagai dosa dan kesalahan. Allah SWT berfirman:
“Sesungguhnya dalam zikir Allah hati menjadi tentram.” (QS. Ar-Ra’d: 28)
Dalam ayat ini, Allah SWT menekankan pentingnya zikir dan membaca Al-Quran sebagai cara untuk mencapai ketentraman hati.
Dalam kesimpulan, sebagai umat muslim, kita harus berusaha untuk membersihkan hati dari dosa dan kesalahan agar kita dapat membangun hati yang kuat dan sehat. Membaca Al-Quran dan mengikuti perintah Allah SWT adalah cara yang sangat efektif untuk mencapai tujuan ini. Dengan bantuan Allah SWT, kita dapat meraih kebersihan hati, ketentraman hati, dan kemuliaan di dunia dan akhirat.
Penerbit Jabal Spesialis Menerbitkan Al Quran Sejak Tahun 2004
Artikel ini diterbitkan 16 Maret 2023 Harga bisa berubah sewaktu-waktu. Informasi dan Pemesanan pemesanan silahkan klik “Chat Via WhatsApp” di bawah ini. // ArtikelMembangun Hati Kuat Dengan Al-Quran
Untuk cek ketersedian stock produk di penerbitjabal.com jangan sungkan untuk bertanya kepada admin kami.
Penerbitjabal.com, Mencapai Ketenangan Hati Dengan Membaca Al Quran Di Bulan Ramadhan – Mencari ketenangan hati di tengah kesibukan dan hiruk-pikuk kehidupan yang semakin kompleks bisa menjadi tantangan tersendiri.
Namun, di bulan suci Ramadhan, Allah SWT memberikan kesempatan bagi umat muslim untuk mencapai ketenangan hati dengan cara yang sangat mudah, yaitu dengan membaca Al-Quran. Membaca Al-Quran di bulan Ramadhan memiliki keutamaan yang sangat besar, terlebih lagi jika dilakukan dengan khidmat dan penuh penghayatan.
Selain mendapatkan pahala yang berlimpah, membaca Al Quran juga bisa memberikan ketenangan hati dan menenangkan jiwa. Dalam artikel ini, akan dibahas lebih lanjut mengenai bagaimana membaca Al Quran di bulan Ramadhan bisa membantu seseorang mencapai ketenangan hati.
Manfaat Membaca Al-Quran di Bulan Ramadhan
Membaca Al-Quran di bulan Ramadhan memiliki banyak manfaat bagi kehidupan seseorang. Salah satu manfaat yang paling terlihat adalah membantu seseorang mencapai ketenangan hati. Membaca Al-Quran di bulan Ramadhan dapat membantu seseorang untuk mengurangi kecemasan dan stres dalam hidupnya. Hal ini disebabkan oleh alur membaca Al-Quran yang tenang dan lambat, sehingga dapat menenangkan pikiran dan menghilangkan kegelisahan yang mungkin dirasakan oleh seseorang.
Keterkaitan Membaca Al-Quran dan Ketenangan Hati
Berdasarkan pengalaman sebagian besar orang, membaca Al-Quran dapat memberikan ketenangan hati dan menenangkan jiwa. Membaca Al-Quran tidak hanya membantu seseorang untuk mengurangi kecemasan dan stres, tetapi juga dapat membantu seseorang untuk memperbaiki suasana hati dan menenangkan jiwa. Membaca Al-Quran secara teratur dapat membantu seseorang untuk mengatasi kesulitan dan masalah dalam hidupnya, sehingga dapat mencapai kebahagiaan dan ketenangan hati.
Al-Quran tidak hanya berisi ayat-ayat yang memberikan petunjuk dan pedoman hidup, tetapi juga terdapat ayat-ayat yang memberikan inspirasi, motivasi, dan harapan. Bacaan Al-Quran yang terdengar merdu dan menyentuh hati dapat memberikan kekuatan dan semangat bagi seseorang, terutama ketika dalam keadaan emosional yang sulit. Selain itu, bacaan Al-Quran juga dapat membantu seseorang untuk mengingatkan dirinya tentang tujuan hidupnya, sehingga dapat memberikan motivasi yang lebih besar untuk mencapai tujuannya.
Pengaruh Membaca Al-Quran Terhadap Psikologi Manusia
Sebagai kitab suci, Al-Quran memiliki banyak pengaruh positif terhadap psikologi manusia. Banyak penelitian telah membuktikan bahwa membaca Al-Quran dapat membantu seseorang untuk memperbaiki kesehatan mental dan emosionalnya. Membaca Al-Quran secara teratur dapat membantu seseorang untuk meningkatkan kepercayaan diri, mengurangi kecemasan, dan meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan.
Penerbit Jabal Spesialis Menerbitkan Al Quran Sejak Tahun 2004
Artikel ini diterbitkan 15 Maret 2023 Harga bisa berubah sewaktu-waktu. Informasi dan Pemesanan pemesanan silahkan klik “Chat Via WhatsApp” di bawah ini. // ArtikelMencapai Ketenangan Hati Dengan Membaca Al Quran
Untuk cek ketersedian stock produk di penerbitjabal.com jangan sungkan untuk bertanya kepada admin kami.
Penerbitjabal.com, Dapat Menentramkan Hati, Ini Dia Manfaat Membaca Al Quran!
Kitab suci Al Quran yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW ini berisikan tentang perintah Allah SWT, pedoman hidup, sejarah hingga kisah yang wajib diketahui oleh umat Islam. Al Quran turun secara berangsur-angsur selama 22 tahun 2 bulan 27 hari, atau hampir setara dengan 23 tahun. Tahukah Sahabat Jabal?
Dapat Menentramkan Hati, Ini Dia Manfaat Membaca Al Quran!
Kitab Suci Al Quran memiliki manfaat bagi orang-orang yang senantiasa membacanya, loh! Berikut beberapa diantaranya, yaitu:
1. Menentramkan Hati
Sebagaimana firman Allah SWT dalam Alquran surat Ar- Ra’d ayat 28 yang artinya:
“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tentram.”
2. Allah SWT Akan Melimpahkan Rahmat dan Pahala
Dalam Al Quran surat Al Isra ayat 28 pun memberikan penjelasannya:
“Dan Kami turunkan dari Al Quran (sesuatu) yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang yang beriman, sedangkan bagi orang yang zalim (Al Quran itu) hanya akan menambah kerugian.”
Selain itu, Nabi Muhammad SAW juga bersabda:
“Siapa yang membaca satu huruf dari Al Quran maka baginya satu kebaikan dengan bacaan tersebut, satu kebaikan dilipatkan menjadi 10 kebaikan semisalnya dan aku tidak mengatakan الم satu huruf akan tetapi Alif satu huruf, Laam satu huruf dan Miim satu huruf.” (HR. Tirmidzi)
Dalam hadits lain juga dijelaskan bahwasanya orang yang membaca Al Quran akan mendapatkan pahala sepanjang malam.
“Siapa yang membaca 100 ayat pada suatu malam dituliskan baginya pahala shalat sepanjang malam.” (HR. Ahmad)
3. Kelak akan Mendapatkan Syafa’at di Akhirat
Rasulullah SAW bersabda:
“Bacalah Al Quran karena sesungguhnya dia akan datang pada hari kiamat sebagai pemberi syafa’at kepada orang yang membacanya.” (HR. Muslim)
4. Orang yang rajin membaca Al Quran diibaratkan seperti buah dengan rasa dan bau yang enak
Sebagaimana Nabi Muhammad SAW bersabda:
“Perumpamaan orang mu’min yang suka membaca Al Quran ialah separti buah jeruk utrujah, baunya enak dan rasanya pun enak dan perumpamaan orang mu’min yang tidak suka membaca Al Quran ialah separti buah kurma, tidak ada baunya, tetapi rasanya manis. Adapun perumpamaan orang munafik yang suka membaca Al Quran ialah separti minyak harum, baunya enak sedang rasanya pahit dan perumpamaan orang munafik yang tidak suka membaca Al Quran ialah separti rumput hanzhalah, tidak ada baunya dan rasanyapun pahit.” (HR. Bukhari dan Muslim)
5. Allah SWT Akan Menjaga Mereka
Rasulullah SAW pun bersabda:
“Bacalah Al Quran karena Allah tidak akan menyiksa hati orang yang menjaga Al Quran. Al Quran itu benteng Allah; siapa yang masuk ke dalamnya akan aman. Dan berilah kabar gembira kepada siapa saja yang mencintai Al Quran.” “(HR. Ad-Darimi)
6. Allah akan Mengkaruniakan kepada Orangtua Kita Mahkota yang Berkilauan
Sebagaimana Rasulullah SAW bersabda yang artinya
“Siapa yang membaca Al Quran serta berusaha mengamalkannya, maka kelak di hari Kiamat kedua orangtuanya akan diberi mahkota yang bersinar lebih baik daripada sinar matahari di dunia. Bagaimana menurutmu orang yang mampu melaksanakan hal ini?” (H.R Abu Dawud)
7. Mampu Menjadi Penuntun ke Jalan Kebenaran, Kebaikan dan Keselamatan
Berpegang teguh pada Al Quran akan membuat diri kita selamat dan dijaga oleh Allah SWT. Sebagaimana diterangkan dalam Alquran surat Al Isra ayat 9:
“Sesungguhnya Al Quran ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus dan memberi khabar gembira kepada orang-orang mu’min yang mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar.”
Penerbit Jabal Spesialis Menerbitkan Al Quran Sejak Tahun 2004
Artikel ini diterbitkan 14 Maret 2023 Harga bisa berubah sewaktu-waktu. Informasi dan Pemesanan pemesanan silahkan klik “Chat Via WhatsApp” di bawah ini. // ArtikelDapat Menentramkan Hati, Ini Dia Manfaat Membaca Al Quran!
Untuk cek ketersedian stock produk di penerbitjabal.com jangan sungkan untuk bertanya kepada admin kami.
PENERBITJABAL.COM, Rekomendasi Baca di Bulan Ramadhan – Bulan Ramadhan selalu menjadi waktu yang penuh keberkahan dan penuh kegiatan positif. Salah satu kegiatan positif yang bisa dilakukan adalah membaca buku, khususnya buku dengan tema Islami. Buku Dongeng Dunia Islam Penerbit Jabal adalah salah satu buku yang patut menjadi rekomendasi bagi pembaca yang ingin menambah pengetahuan agama dan khasanah literasi Islami.
Buku Dongeng Dunia Islam Penerbit Jabal adalah sebuah karya yang sangat bermanfaat, terutama bagi anak-anak yang sedang belajar tentang agama Islam. Buku ini berisi kumpulan cerita-cerita Islami yang inspiratif, yang mengisahkan para nabi, tokoh-tokoh Islami, dan para sahabat yang patut dijadikan teladan. Di dalam buku ini, para pembaca dapat menemukan kisah-kisah yang penuh makna, kisah-kisah yang sarat akan hikmah dan nilai-nilai kebaikan, serta dapat memperkuat keimanan dan kecintaan pada agama Islam.
Selain itu, buku anak ini juga disajikan dengan gambar-gambar yang indah dan menarik, sehingga pembaca dapat merasakan petualangan yang tak terlupakan dalam dunia dongeng Islami. Gaya bahasa yang sederhana dan mudah dipahami juga menjadi keunggulan tersendiri dari buku ini, sehingga cocok untuk semua kalangan umur, dari anak-anak hingga dewasa.
Membaca buku Dongeng Dunia Islam Penerbit Jabal selama bulan Ramadhan sangat dianjurkan karena dapat memberikan banyak manfaat. Selama bulan Ramadhan, umat Islam berusaha meningkatkan ibadah dan kegiatan positif lainnya, dan membaca buku Islami dapat menjadi salah satu kegiatan yang bermanfaat. Buku ini dapat membuka wawasan tentang Islam, memperkuat iman, serta memberikan ketenangan dan kedamaian hati.
Buku Dongeng Dunia Islam Penerbit Jabal juga cocok dijadikan sebagai hadiah bagi orang-orang tercinta, terutama bagi anak-anak yang sedang belajar tentang agama Islam. Buku ini akan menjadi hadiah yang bermanfaat dan berkesan, karena selain memberikan hiburan, buku ini juga memberikan ilmu dan nilai-nilai positif.
Dalam kesimpulannya, buku Dongeng Dunia Islam Penerbit Jabal adalah salah satu buku Islami yang wajib dibaca oleh semua kalangan, terutama di bulan Ramadhan. Buku anak ini memberikan manfaat yang sangat besar bagi pembaca, terutama bagi anak-anak yang sedang belajar tentang agama Islam. Oleh karena itu, tidak ada salahnya untuk mendapatkan buku ini dan membuka pintu masuk ke dunia dongeng Islami yang penuh warna dan imajinasi.
Penerbit Jabal Spesialis Menerbitkan Al Quran Sejak Tahun 2004
Artikel ini diterbitkan 10 Maret 2023 Harga bisa berubah sewaktu-waktu. Informasi dan Pemesanan pemesanan silahkan klik “Chat Via WhatsApp” di bawah ini. // ArtikelRekomendasi Baca di Bulan Ramadhan
Untuk cek ketersedian stock produk di penerbitjabal.com jangan sungkan untuk bertanya kepada admin kami.
Penerbitjabal.com, Kapan Puasa Ayyamul Bidh Dapat Dilaksanakan? – Sahabat jabal, tak terasa kita telah memasuki bulan Maret yang di mana sebagai waktu yang dimana, para umat muslim dapat menunaikan puasa Ayyamul Bidh. Bagi umat Islam yang ingin melaksanakan puasa Ayyamul Bidh pada bulan Maret ini bisa melafalkan niatnya berikut ini, ya.
Dikutip dari laman NU Online, nu.or.id, Ayyamul Bidh berarti hari-hari cerah, yaitu hari yang malamnya disinari bulan purnama. Hari-hari tersebut jatuh pada tanggal 13, 14, dan 15 di setiap bulan Hijriyah. Pada bulan Maret 2023 ini, umat Islam memasuki bulan Syaban dan Ramadhan. Lantas, kapan puasa Ayyamul Bidh Maret?
Berdasarkan Kalender Hijriah Indonesia Tahun 2023 M oleh Direktorat Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah Kementerian Agama (Kemenag) RI, tanggal 1 Syaban 1444 H atau 2023 bertepatan dengan hari Rabu, 22 Februari 2023. Artinya, umat Islam dapat mengerjakan puasa Ayyamul Bidh mulai 6-8 Maret 2023.
Niat Puasa Ayyamul Bidh
Adapun niat melaksanakan puasa Ayyamul Bidh adalah sebagai berikut.
Artinya: “Saya niat puasa Ayyamul Bidl (hari-hari yang malamnya cerah), karena Allah ta’ala.”
Niat puasa Ayyamul Bidh ini disunnahkan untuk dilafalkan dengan lisan, tidak sekadar dibaca dalam hati. Niat ini juga mulai boleh dilaksanakan sejak malam hari sampai sebelum masuk waktu zawal, posisi matahari condong ke barat. Bagi umat Islam yang lupa melafalkan niat puasa Ayyamul Bidh pada malam hari, diperbolehkan membaca niat tersebut pada pagi hari dengan catatan belum makan ataupun minum apa-apa sejak terbit fajar hingga waktu niat dilakukan.
Doa Buka Puasa Ayyamul Bidh
Bacaan doa buka puasa Ayyamul Bidh atau puasa sunnah sama halnya dengan bacaan puasa di bulan Ramadhan.
Artinya: “Ya Allah karena-Mu aku berpuasa, dengan-Mu aku beriman, kepada-Mu aku berserah dan dengan rezeki-Mu aku berbuka (puasa), dengan rahmat-Mu, Ya Allah Tuhan Maha Pengasih”.
Penerbit Jabal Spesialis Menerbitkan Al Quran Sejak Tahun 2004
Artikel ini diterbitkan 8 Maret 2023 Harga bisa berubah sewaktu-waktu. Informasi dan Pemesanan pemesanan silahkan klik “Chat Via WhatsApp” di bawah ini. // ArtikelKapan Puasa Ayyamul Bidh Dapat Dilaksanakan
Untuk cek ketersedian stock produk di penerbitjabal.com jangan sungkan untuk bertanya kepada admin kami.
PENERBIT JABAL, Niat Dan Tata Cara Shalat Nisfu Syaban – Mendekati bulan Ramadhan, artinya waktunya umat islam jelang Nisfu Sya’ban yang akan jatuh di pekan kedua bulan Maret. Selain itu, umat muslim juga dianjurkan untuk melaksanakan berbagai amalan sunnah yang tak main-main pahalanya.
Shalat Nisfu Sya’ban sendiri adalah shalat sunnah sebanyak dua rakaat yang dikerjakan selepas shalat Maghrib. Shalat ini dilaksanakan pada pertengahan bulan Sya’ban.
Hingga saat ini, memang belum ditemukan hadits shahih yang berkaitan langsung dengan salat Nishfu Sya’ban. Namun, tidak ada salahnya jika kita melakukan amalan-amalan seperti salat sunnah dan membaca Al Quran yang tentunya juga akan mendatangkan pahala dan semakin mendekatkan kita kepada Allah SWT menjelang bulan suci Ramadhan.
Artinya: “Saya shalat sunnat Nisfu Sya’ban dua rakaat karena Allah Ta’ala”
Tata cara melaksanakan shalat sunnah Nishfu Sya’ban
Membaca niat shalat sunnah Nishfu Sya’ban
Membaca surat Al Kafirun setelah baca surat wajib (Al Fatihah) di rakaat pertama.
Membaca surat Al-Ikhlas setelah surat wajib Al-Fatihah di rakaat kedua.
Ditutup dengan salam.
Setelah shalat selesai, bacalah surat Yaasin. Bacalah surat ini dengan niat semata-mata untuk beribadah dan meminta umur panjang.
Setelah selesai, bacalah surat Yaasin kembali. Di kali kedua ini, niatkanlah untuk meminta rezeki yang halal semata-mata untuk bekal beribadah kepada Allah SWT.
Kemudian, bacalah surat Yaasin yang ke tiga dengan niatan untuk memohon keteguhan iman dari Allah SWT.
Setelah selesai membaca Yaasin sampai 3 kali, maka shalat ini kemudian ditutup dengan membaca doa malam Nisfu Sya’ban di bawah ini:
“Allaahumma yaa dzal manni walaa yumannu alaika ya dzal jalaali wal ikraam, Yaa dzath thauli wal in aam laa ilaaha illaa anta, dhahrul laajiin, Wa jaarul Mustajiiriin, Wa amaanul khaa ifiin. Allahumma in kunta katabta nii indaka fii ummil kitaabi syaqiyyan aw mahruuman aw mathruudan aw muqtarran alayya fir rizqi famhu. Allaahumma bi fadllika syaqaawatii wa hirmaanii wa thardii waq titaari rizqii wa ats-bitnii indaka fii ummil kitaabi sa ‘iidan marzuuqan muwaf faqal lil khairaat. Fa innaka qulta wa qaulta wa qaulukal haqqu fii kitaabikal munazzali ‘alaa nabiyyikal mursali, yamhul laahumaa yasyaa u wa yutsbitu wa indahuu ummul kitaabi. Ilaahii bittajallil Aadhami fii lailatin nishfi min syahri syabaanil mukarramil latii yufraqu fiihaa kullu amrin hakiim wa yubram ishrif annii minal balaa i maa alamu wa maa laa alam wa anta allaamul ghuyuubi birahmatika yaa arhamar raahimiin. Wa sallallaahu ‘alaa sayyidinaa Muhammadiw wa ‘alaa aalihii wa sahbihi wa sallama.”
Artinya:
“Ya Allah Tuhanku, wahai Yang memiliki anugerah dan tiada yang memberi anugerah kepada-Mu, wahai Yang mempunyai keagungan dan kemuliaan, wahai yang mempunyai kekuasaan dan yang memberi nikmat, tiada Tuhan yang berhak di sembah kecuali Engkau, tempat bernaung bagi orang-orang yang mengungsi, tempat berlindung bagi orang-orang yang memohon perlindungan dan tempat yang aman bagi orang-orang yang ketakutan. Ya Allah Tuhanku, jika Engkau telah menetapkan diriku di dalam Ummul Kitab (Lauh Mahfuz) yang berada di sisi-Mu sebagai orang yang celaka, terhalang, terusir atau disempitkan rezekinya sudilah kiranya Engkau menghapuskan. Ya Allah Tuhanku, berkat karunia-Mu apa yang ada dalam Ummul Kitab yaitu perihal diriku sebagai orang yang celaka, terhalang, terusir dan sempit rezeki. Dan sudilah kiranya Engkau menetapkan di dalam Ummul Kitab yang ada di sisi-Mu agar aku menjadi orang yang berbahagia, mendapat rezeki yang banyak lagi beroleh kesuksesan dalam segala kebaikan. karena sesungguhnya Engkau telah berfirman di dalam kitab-Mu dan firman-Mu adalah benar yang diturunkan melalui lisan Nabi yang Engkau utus, Allah menghapuskan apa yang Dia kehendaki dan menetapkan, dan di sisi-Nya ada Ummul Kitab. Ya Tuhanku, Berkat penampilan yang maha besar (dari rahmat-Mu) pada malam pertengahan bulan sya’ban yang mulia ini diperincikanlah segala urusan yang ditetapkan dengan penuh kebijaksanaan. Sudilah kiranya Engkau menghindarkan diriku dari segala bencana yang aku ketahui dan yang tidak ku ketahui serta yang lebih Kau ketahui (dari diriku), dan Engkau Maha Mengetahui segala yang gaib, berkat rahmat-Mu wahai yang maha penyayang diantara para penyayang. Dan semoga Allah melimpahkan rahmat kepada junjungan kita Nabi Muhammad beserta keluarga dan para sahabatnya, semoga Dia melimpahkan salam sejahtera (kepada mereka).”
Penerbit Jabal Spesialis Menerbitkan Al Quran Sejak Tahun 2004
Cari petunjuk hidup yang sempurna? Temukan jawabannya dalam Al Quran dari Penerbit Jabal. Di Penerbit Jabal, kami menyediakan Al-Qur’an dengan terjemahan yang mudah dipahami. Dapatkan Al Quran dari Penerbit Jabal sekarang dan rasakan manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari. Jadilah umat Muslim yang selalu berada dalam petunjuk Allah SWT.
Selain itu, bagi Anda yang ingin bermitra ataupun ingin membeli produk terbitan Penerbit Jabal dengan harga murah, silahkan datang ke Jalan Desa Cipadung No 47 Cibiru Kota Bandung, Jawa Barat, Indonesia.
Artikel ini diterbitkan 7 Maret 2023 Harga bisa berubah sewaktu-waktu. Informasi dan Pemesanan pemesanan silahkan klik “Chat Via WhatsApp” di bawah ini. // ArtikelNiat Dan Tata Cara Shalat Nisfu Syaban
Untuk cek ketersedian stock produk di penerbitjabal.com jangan sungkan untuk bertanya kepada admin kami.