5 Ayat Al Quran Tentang Syukur – Dalam hiruk pikuk kehidupan, seringkali kita terjebak dalam perlombaan tanpa akhir. Kita fokus pada apa yang belum dimiliki, membandingkan pencapaian kita dengan orang lain, dan merasa cemas akan masa depan. Tanpa sadar, kita lupa pada satu hal yang menjadi kunci ketenangan sejati: syukur.
5 Ayat Al Quran Tentang Syukur yang Akan Mengubah Cara Pandangmu Terhadap Nikmat
Syukur dalam Islam bukanlah sekadar ucapan “Alhamdulillah”. Ia adalah sebuah kesadaran penuh di dalam hati, pengakuan dengan lisan, dan pembuktian melalui perbuatan bahwa setiap tarikan napas dan setiap detak jantung adalah anugerah dari Allah SWT.
Al-Quran, sebagai petunjuk hidup kita, telah meletakkan fondasi yang kokoh tentang pentingnya bersyukur. Mari kita renungi bersama 5 ayat powerful tentang syukur yang insya Allah akan mengubah cara kita memandang nikmat dan kehidupan.
1. Syukur Menambah Nikmat (Q.S. Ibrahim: 7)
وَاِذْ تَاَذَّنَ رَبُّكُمْ لَىِٕنْ شَكَرْتُمْ لَاَزِيْدَنَّكُمْ وَلَىِٕنْ كَفَرْتُمْ اِنَّ عَذَابِيْ لَشَدِيْدٌ
Artinya: “Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, ‘Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat.'”
Kandungan Ayat: Ini adalah formula matematis dari Allah yang tidak akan pernah salah. Ayat ini menegaskan hubungan sebab-akibat yang langsung: Syukur adalah magnet rezeki. Ketika kita berterima kasih atas nikmat yang kecil, Allah berjanji akan menambahkan yang lebih besar. Sebaliknya, kufur nikmat (mengingkari atau meremehkan nikmat) bukan hanya menutup pintu rezeki, tetapi juga mengundang murka-Nya. Ayat ini mengubah syukur dari sekadar anjuran menjadi sebuah strategi cerdas untuk meraih keberkahan hidup. || 5 Ayat Al Quran Tentang Syukur
2. Nikmat Mana Lagi yang Kau Dustakan? (Q.S. Ar-Rahman: 13)
فَبِاَيِّ اٰلَاۤءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبٰنِ
Artinya: “Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?”
Kandungan Ayat: Di dalam Surat Ar-Rahman, ayat ini diulang sebanyak 31 kali. Pengulangan ini bukan tanpa sebab. Ia berfungsi sebagai sebuah “alarm” yang terus-menerus membangunkan kita dari kelalaian. Allah seakan-akan bertanya langsung kepada kita: “Lihatlah matamu yang bisa membaca tulisan ini, udara yang kau hirup gratis, keluarga yang menantimu di rumah—nikmat mana lagi yang masih kau ingkari?” Ayat ini memaksa kita untuk berhenti sejenak dan menyadari bahwa kita tenggelam dalam lautan nikmat yang seringkali kita anggap biasa saja.
3. Ketidakmampuan Manusia Menghitung Nikmat (Q.S. An-Nahl: 18)
وَاِنْ تَعُدُّوْا نِعْمَةَ اللّٰهِ لَا تُحْصُوْهَا ۗاِنَّ اللّٰهَ لَغَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ
Artinya: “Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak akan mampu menghitungnya. Sungguh, Allah benar-benar Maha Pengampun, Maha Penyayang.”
Kandungan Ayat: Ayat ini menghancurkan kesombongan kita. Terkadang, kita merasa nikmat yang kita dapat hanya sedikit. Namun, Allah menegaskan bahwa jika kita mencoba membuat daftar semua nikmat-Nya—mulai dari sel-sel tubuh yang bekerja sempurna hingga peredaran planet yang teratur—kita tidak akan pernah sanggup menyelesaikannya. Kesadaran ini menumbuhkan rasa rendah hati dan kekaguman yang luar biasa pada kemurahan Allah. Kita akan sadar, yang sedikit itu bukan nikmat-Nya, melainkan rasa syukur kita. || 5 Ayat Al Quran Tentang Syukur
4. Perintah untuk Menyatakan Nikmat (Q.S. Ad-Dhuha: 11)
وَاَمَّا بِنِعْمَةِ رَبِّكَ فَحَدِّثْ
Artinya: “Dan terhadap nikmat Tuhanmu, maka hendaklah engkau nyatakan (dengan bersyukur).”
Kandungan Ayat: Syukur bukan untuk disimpan sendiri. Ayat ini mengajarkan kita tentang pentingnya tahadduts bin ni’mah, yaitu menceritakan atau menampakkan nikmat Allah sebagai bentuk rasa syukur, bukan untuk pamer (riya). Caranya bisa dengan berbagi ilmu yang kita miliki, menggunakan harta untuk menolong sesama, atau sekadar menceritakan kebaikan Allah untuk menginspirasi orang lain. Ini adalah cara mengubah nikmat menjadi pahala yang terus mengalir.
5. Menjadi Golongan yang Langka (Q.S. Saba’: 13)
… وَقَلِيْلٌ مِّنْ عِبَادِيَ الشَّكُوْرُ
Artinya: “…Dan sedikit sekali dari hamba-hamba-Ku yang banyak bersyukur.”
Kandungan Ayat: Ini adalah sebuah pengingat yang sekaligus motivasi. Allah menyatakan bahwa hamba yang benar-benar pandai bersyukur adalah golongan minoritas, sebuah kelompok yang istimewa. Pernyataan ini seharusnya membuat kita bertanya pada diri sendiri: “Apakah aku termasuk golongan yang sedikit itu, atau mayoritas yang lalai?” Ayat ini mendorong kita untuk tidak hanya bersyukur sesekali, tetapi berjuang untuk menjadikan syukur sebagai karakter dan identitas diri kita di hadapan Allah.
Kesimpulan
Kelima ayat di atas mengajarkan bahwa syukur bukanlah respons pasif, melainkan sebuah sikap aktif yang mengubah segalanya. Ia mengubah keluhan menjadi senyuman, kekurangan menjadi kelapangan, dan kecemasan menjadi ketenangan.
Mari mulai hari ini. Lihatlah sekeliling, renungkan satu saja nikmat yang sering terlupakan, dan ucapkan “Alhamdulillah” dengan sepenuh hati. Karena dengan bersyukur, kita tidak sedang membuat Allah kaya, kita sedang membuka pintu kebahagiaan untuk diri kita sendiri.
Semoga Allah menjadikan kita semua hamba-Nya yang pandai bersyukur. Aamiin.

Kami melayani pemesanan berapapun jumlahnya, bahkan beli 1 pun bisa. Dapatkan Al-Qur’an berkualitas premium dengan harga terbaik langsung dari Penerbit Alquran.

